Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Instrumen Kemampuan Pemecahan Masalah

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 401

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

(PBL) DISERTAI CONCEPT MAPPING TECHNIQUE TERHADAP


KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PESERTA DIDIK
KELAS X MIA DI SMA N 10 BANDAR LAMPUNG

Skripsi
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
dalam Ilmu Biologi

Oleh

Erniwati
NPM. 1311060210
Jurusan : Pendidikan Biologi

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN
LAMPUNG
1439 H / 2018 M
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
(PBL) DISERTAI TECHNIK CONCEPT MAPPING TERHADAP
KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PESERTA DIDIK
KELAS X MIA DI SMA N 10 BANDAR LAMPUNG

Skripsi
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
dalam Ilmu Biologi

Oleh

Erniwati
NPM. 1311060210
Jurusan : Pendidikan Biologi

Pembimbing I : Dr. Guntur Cahaya Kesuma, M.A


Pembimbing II : Laila Puspita, M.Pd

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN
LAMPUNG
1439 H/2017M

i
ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING


(PBL) DISERTAI CONCEPT MAPPING TECHNIQUE TERHADAP
KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PESERTA DIDIK
KELAS X MIA DI SMA N 10 BANDAR LAMPUNG

Oleh
Erniwati

Berdasarkan hasil observasi di SMA N 10 Bandar Lampung diketahui bahwa


penerapan model pembelajaran Problem Based Learning masih kurang maksimal,
maka berdampak pada rendahnya kemampuan pemecahan masalah peserta didik.
Salah satu alternatif model pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah adalah model Problem Based Learning (PBL)
disertai Concept Mapping Technique.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh dan
untuk melihat besarnya pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) disertai Concept Mapping Technique terhadap kemampuan pemecahan
masalah peserta didik kelas X MIA di SMA N 10 Bandar Lampung pada materi
Protista. Penelitian ini merupakan jenis penelitian Quasy Experimental Design,
dengan desain penelitian berupa Design Randomized Post Test Only Control Group.
Teknik analisis data penelitian ini dengan menggunakan uji T dan uji Regresi Linier
Sederhana.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa hasil Uji T-Independent untuk
perbedaan rata-rata nilai kemampuan pemecahan masalah kelas eksperimen dan kelas
kontrol diperoleh nilai sig 0,00 sehingga sig. 2(tailed) ≤ 0,05. Sesuai kriteria Uji T-
Independent berarti H0 ditolak dan H1 diterima. Untuk Uji Regresi Linear Sederhana
diperoleh R Square 0,99 artinya Model pembelajaran PBL disertai Concept Mapping
Technique berpengaruh sebesar 0,99 sedangkan sisanya sebesar 0,01 dipengaruhi oleh
faktor lain di luar variabel penelitian terhadap kemampuan pemecahan masalah
peserta didik kelas X MIA di SMA N 10 Bandar Lampung.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) disertai Concept Mapping Technique terhadap
kemampuan pemecahan masalah peserta didik kelas X MIA di SMA N 10 Bandar
Lampung dan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) disertai Concept
Mapping Technique berpengaruh sebesar 0,99 terhadap kemampuan pemecahan
masalah peserta didik kelas X MIA di SMA N 10 Bandar Lampung.

Kata Kunci: Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) disertai Concept
Mapping Technique, Kemampuan Pemecahan Masalah.

ii
MOTTO

         

Artinya: “Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.


Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”.

(QS Al-Insyirah : 5-6)1

1
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: Diponegoro, 2010), h.
596.

v
PERSEMBAHAN

Teriring doa dan rasa syukur kehadirat Allah SWT, penulis persembahkan
skripsi ini sebagai tanda bukti dan cinta kasihku yang tulus kepada:

1. Kedua orang tuaku, ayahanda (Muridan dan Basuki) dan Ibunda (Supriyatin dan
Nurhasanah) tercinta, yang telah membesarkanku, mendidikku, dan selalu
mendoakan untuk keberhasilanku sehingga dapat menyelesaikan penulisan
skripsi ini.
2. Saudara kandungku Dwi Lestari, Tri Anggoro Asih, dan M.Alif Istikhar, yang
selalu memberikan motivasi dan mendoakan demi keberhasilanku sehingga dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini.
3. Al-mamaterku yang aku banggakan UIN Raden Intan Lampung.

vi
RIWAYAT HIDUP

Erniwati, dilahirkan pada hari sabtu tanggal 18 Mei 1995, di Mesuji Provinsi

Lampung. Saya merupakan salah satu anak broken home. Sejak orang tua bercerai

diasuh oleh Kakek dan Nenek. Sekarang kedua orang tua kandung saya Bapak

Muridan dan Ibu Supriyatin sudah memiliki keluarga masing masing. Bapak Muridan

menikah dengan Ibu Nur Hasanah dan Ibu Supriyatin menikah dengan Bapak Basuki.

Saya merupakan Puteri kedua dari 4 bersaudara (Kakak tercinta Dwi Lestari, saya

Erniwati serta kedua adik saya Tri Anggoro Asih dan M. Alif Istikhar). Setelah kakek

dan nenek meninggal saya di asuh oleh Bapak Muridan dan Ibu Nurhasanah.

Penulis memulai Pendidikan dasar di Sekolah Dasar (SD) Negeri 6

Poncokresno desa Poncokresno kecamatan Negerikaton kabupaten pesawaran

provinsi lampung dan selesai pada tahun 2007. Madrasah Tsanawiyah (MTS) AL-

Hidayah Tunggul Pawenang kecamatan Adiluwih kabupaten Pringsewu provinsi

Lampung dan selesai pada tahun 2010. Melanjutkan Sekolah Menengah Atas (SMA)

di SMA Negeri 1 Negerikaton kecamatan Negerikaton kabupaten Pesawaran provinsi

Lampung dan selesai pada tahun 2013.

Kemudian, penulis melanjutkan pendidikan tingkat perguruan tinggi di UIN

Raden Intan Lampung pada tahun 2013 Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas

Tarbiyah dan Keguruan. Selama menempuh pendidikan penulis tinggal dan

mendapatkan pendidikan agama di Ma’had Al-Jamiah UIN Raden Intan Lampung

selama 1 tahun dan mengikuti organisasi dalam kampus BAPINDA (Badan

vii
Pembinaan Dakwah). Pada tanggal 14 Juli sampai dengan 20 September 2016 penulis

melaksanakan KKN (Kuliah Kerja Nyata) di Desa Liman Benawi 1 Dusun 1,2, dan 3

kabupaten Lampung Tengah. Kemudian pada tanggal 04 Oktober sampai dengan 02

Desember 2016 melaksanakan PPL (Praktik Pengalaman Lapangan) di SMP Al-

Kautsar Bandar Lampung.

Bandar Lampung, 27 November 2017

Yang Membuat,

Erniwati
NPM.1311060210

viii
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya kepada kita dan Salawat salam senantiasa kita curahkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Berkat kesempatan, dan petunjuk serta
kekuatan dari Allah jualah sehingga penulis dapat melaksanakan penelitian dan
menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) Disertai Concept Mapping Technique Terhadap
Kemampuan Pemecahan Masalah Peserta Didik Kelas X MIA Di SMA N 10 Bandar
Lampung”. Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan dan arahan
dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. H. Chairul Anwar, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN
Raden Intan Lampung beserta jajarannya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini.
2. Dr. Bambang Sri Anggoro, M.Pd selaku Ketua Jurusan Program Studi
Pendidikan Biologi sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
3. Dwijowati Asih Saputri, M.Si selaku sekertaris Jurusan Program Studi
Pendidikan Biologi sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
4. Dr. Guntur Cahaya Kesuma, M.A selaku pembimbing 1 dan Ibu Laila Puspita,
M.Pd selaku pembimbing II yang telah begitu sabar membimbing, memberikan
pengarahan dan banyak membantu peneliti dalam penyelesaian penulisan skripsi
ini.
5. Validator instrumen penelitian (Nukhbatul Bidayati Haka, M.Pd dan Marlina
Kamelia, M.Sc) yang telah meluangkan waktu, pikiran, dan perhatian dalam
validasi penulisan instrumen skripsi ini.
6. Seluruh dosen jurusan Pendidikan Biologi, yang telah memberikan ilmu kepada
Penulis selama menjadi mahasiswa Pendidikan Biologi UIN Raden Intan
Lampung.

ix
7. Seluruh Dosen di lingkungan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, yang telah
memberikan ilmu pengetahuan dan wawasan yang luas kepada Penulis selama
menjadi mahasiswa UIN Raden Intan Lampung.
8. Drs. Suwarlan, M.M.Pd selaku kepala sekolah SMA N 10 Bandar Lampung yang
memberikan izin untuk mengadakan penelitian di sekolah yang beliau pimpin.
9. Elitha Aprilucilla, S.Pd selaku guru mata pelajaran biologi di SMA N 10 Bandar
Lampung yang telah memberikan bantuan dan menyediakan sarana prasarana
sehingga dapat melaksanakan penelitian dengan lancar.
10. Toro dan Aru selaku rekan kerja yang telah memberikan dukungan dan
bantuannya baik moril maupun materil sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini.
11. Nila, Anggun, Siti, Erna, Lina, Lisma, Radin dan Puput, selaku teman-teman
rubin yang telah memberikan dukungan, motivasi, dan semangat selama ini
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
12. Sahabat-sahabat seperjuangan Angkatan Biologi 2013, kelas Bio F, dan
khususnya kepada Nur Huda, Eka, Dewi, Erma, Dwi, dan Nita yang tiada henti
memberikan dukungan, motivasi, dan semangat sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini.
13. Seluruh pihak yang telah membantu peneliti baik langsung maupun tidak
langsung dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga bantuan dan amal baik yang
telah mereka berikan kepada penulis akan memperoleh pahala yang berlimpah
dari Tuhan Yang Maha Esa. Semoga karya ini bermanfaat bagi penulis
khususnya dan para pembaca umumnya. Aamiin.

Bandar Lampung, 27 November 2017


Penulis

Erniwati
NPM.1311060210

x
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................................. i
ABSTRAK .................................................................................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................... iv
MOTTO ...................................................................................................................... v
PERSEMBAHAN....................................................................................................... vi
RIWAYAT HIDUP .................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................................ ix
DAFTAR ISI ............................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. xvi
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 11
C. Batasan Masalah ................................................................................... 11
D. Rumusan Masalah ................................................................................ 12
E. Tujuan Penelitian .................................................................................. 12
F. Manfaat Penelitian ................................................................................ 12
BAB II KAJIAN TEORI ........................................................................................ 14
A. Model Pembelajaran Problem Based Learning .................................... 14
1. Pengertian Model Pembelajaran PBL ............................................ 14
2. Karakteristik Model Pembelajaran PBL ......................................... 17
3. Tujuan Model Pembelajaran PBL .................................................. 19
4. Langkah-Langkah Model Pembelajaran PBL ................................ 20
5. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran PBL .................. 23

xi
B. Concept Mapping Technique ................................................................ 26
1. Pengertian Concept Mapping Technique........................................ 26
2. Ciri-Ciri Concept Mapping Technique ........................................... 27
3. Gagasan-Gagasan Yang Mendasari Pembentukan Concept
Mapping Technique ........................................................................ 28
4. Cara Membuat Concept Mapping .................................................. 29
5. Tujuan Concept Mapping Technique ............................................. 31
6. Macam-macam Concept Mapping ................................................. 33
7. Kelebihan dan Kekurangan Concept Mapping Technique ............. 35
C. Kemampuan pemecahan masalah......................................................... 36
1. Pengertian Kemampuan pemecahan masalah ................................ 36
2. Indikator Kemampuan pemecahan masalah ................................... 40
3. Tahapan Kemampuan pemecahan masalah .................................... 40
D. Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning disertai
Concept Mapping Technique ................................................................ 44
E. Materi yang Akan Diteliti ..................................................................... 46
F. Penelitian Yang Relevan ...................................................................... 51
G. Kerangka Pemikiran ............................................................................. 53
H. Hipotesis ............................................................................................... 54
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................... 56
A. Metode Penelitian ................................................................................. 56
B. Waktu dan Tempat Penelitian .............................................................. 57
C. Variabel Penelitian ............................................................................... 58
1. Variabel Bebas................................................................................ 58
2. Variabel Terikat .............................................................................. 58
D. Populasi, Teknik Sampel, dan Sampel ................................................. 58
1. Populasi .......................................................................................... 58
2. Teknik Sampling ............................................................................ 59
3. Sampel ............................................................................................ 60

xii
E. Prosedur Penelitian ............................................................................... 60
F. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 61
G. Instrumen Pengumpulan Data .............................................................. 61
H. Uji Coba Instrumen .............................................................................. 64
1. Uji Validitas Tes ............................................................................. 65
2. Uji Reabilitas Tes ........................................................................... 67
3. Uji Daya Pembeda Tes ................................................................... 69
4. Uji Tingkat Kesukaran Tes ............................................................. 71
5. Kesimpulan Hasil Uji Coba Instrumen........................................... 73
I. Teknik Analisis Data ............................................................................ 74
1. Uji Prasyarat Analisis ..................................................................... 74
a. Uji Normalitas Tes ................................................................... 74
b. Uji Homogenitas Tes ................................................................ 76
2. Uji Hipotesis ................................................................................... 77
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN......................................... 79
A. Hasil Penelitian ..................................................................................... 79
1. Hasil Kemampuan Pemecahan Masalah Per Indikator .................... 79
a. Kemampuan Pemecahan Masalah Kelas Kontrol...................... 80
b. Kemampuan Pemecahan Masalah Kelas Eksperimen ............... 82
2. Hasil Postes Kemampuan Pemecahan Masalah .............................. 86
3. Hasil Uji T Kemampuan Pemecahan Masalah ................................ 87
B. Pembahasan .......................................................................................... 97
1. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran .............................................. 98
2. Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah ............................. 100
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 107
A. Kesimpulan ........................................................................................... 107
B. Saran ..................................................................................................... 108
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Persentase Kemampuan Pemecahan Masalah ...................................................... 9

2.1 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Problem Based Learning ...................... 21

2.2 Tahapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) disertai Concept

Mapping Technique .............................................................................................. 45

3.1 Desain Penelitian Quasi Eksperimen .................................................................... 57

3.2 Distribusi Peserta Didik Kelas X MIA SMA N 10 Bandar Lampung .................. 59

3.3 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Peserta Didik.......... 62

3.4 Klasifikasi Koefisien Validitas Tes....................................................................... 66

3.5 Hasil Uji Validitas Tes .......................................................................................... 67

3.6 Klasifikasi Koefisien Realibilitas Tes ................................................................... 68

3.7 Klasifikasi Daya Pembeda .................................................................................... 70

3.8 Hasil Analisis Daya Pembeda Tes ........................................................................ 70

3.9 Klasifikasi Tingkat Kesukaran .............................................................................. 72

3.10 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran ......................................................................... 72

3.11 Kesimpulan Hasil Uji Coba Instrumen ................................................................. 73

4.1 Persentase Peningkatan Nilai Kemampuan Pemecahan Masalah Perindikator


Pada Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen .......................................................... 84

4.2 Deskripsi Data Nilai kemampuan pemecahan masalah ........................................ 86

4.3 Hasil Uji Normalitas Nilai Kemampuan Pemecahan Masalah Kelas Kontrol

xiv
4.4 Hasil Uji Normalitas Nilai Kemampuan Pemecahan Masalah Kelas Kontrol

Manual .................................................................................................................. 88

4.5 Hasil Uji Normalitas Nilai Kemampuan Pemecahan Masalah Kelas Kontrol

SPSS ..................................................................................................................... 88

4.6 Hasil Uji T Nilai Kemampuan Pemecahan Masalah Kelas Kontrol SPSS........... 89

4.7 Hasil Uji Normalitas Nilai Kemampuan Pemecahan Masalah Kelas

Eksperimen Manual .............................................................................................. 90

4.8 Hasil Uji Normalitas Nilai Kemampuan Pemecahan Masalah Kelas

Eksperimen SPSS ................................................................................................. 90

4.9 Hasil Uji T Nilai Kemampuan Pemecahan Masalah Kelas Eksperimen SPSS .... 91

4.10 Hasil Uji Normalitas Berdasarkan Kelas Manual ................................................. 92

4.11 Hasil Uji Normalitas Berdasarkan Kelas SPSS .................................................... 92

4.12 Hasil Uji Hipotesis Nilai Kemampuan Pemecahan Masalah Kelas Eksperimen

dan Kontrol Manual .............................................................................................. 94

4.13 Hasil Uji Hipotesis Nilai Kemampuan Pemecahan Masalah Kelas Eksperimen

dan Kontrol SPSS ................................................................................................. 95

4.14 Hasil Uji Regresi Linier Sederhana Kelas Eksperimen ........................................ 96

xv
DAFTAR GAMBAR

2.1 Langkah-Langkah Model PBL ............................................................................. 23

4.1 Diagram Persentase Nilai Kemampuan Pemecahan Masalah Peserta Didik

Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen pada Materi Protista ................................. 85

4.2 Diagram Akumulasi Nilai Postes ......................................................................... 87

4.3 Pengaruh Model PBL disertai Concept Mapping Technique terhadap

Kemampuan Pemecahan Masalah Peserta Didik ................................................. 97

xvi
DAFTAR LAMPIRAN

1. Silabus Kelas kontrol ............................................................................................ 118

2. RPP Kelas Kontrol................................................................................................ 120

3. Nama Responden Kelas Kontrol .......................................................................... 128

4. Daftar Nama Kelompok Diskusi Kelas Kontrol ................................................... 133

5. Silabus Kelas Eksperimen .................................................................................... 134

6. RPP Kelas Eksperimen ......................................................................................... 137

7. Nama Responden Kelas Eksperimen .................................................................... 147

8. Pembagian Kelompok Kelas Eksperimen ............................................................ 148

9. Lembar Kerja Kelompok Pertemuan 1 ................................................................. 149

10. Lembar Kerja Kelompok Pertemuan 2 ................................................................. 156

11. Lembar Kerja Kelompok Pertemuan 3 ................................................................. 163

12. Lembar Kerja Kelompok Pertemuan 4 ................................................................. 169

13. Nama Responden Uji Coba Soal .......................................................................... 175

14. Kisi-Kisi Kemampuan Pemecahan Masalah ........................................................ 176

15. Soal Uji Coba Kemampuan Pemecahan Masalah ................................................ 186

16. Hasil Uji Coba Soal Kemampuan Pemecahan Masalah ....................................... 188

17. Hasil Perhitungan Uji Validitas Ms Excel ............................................................ 190

18. Tabel r Product Moment ....................................................................................... 192

19. Hasil Perhitungan Uji Realibilitas Ms Excel ........................................................ 193

20. Hasil Perhitungan Daya Beda Ms Excel............................................................... 197

xvii
21. Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Ms Excel .................................................. 199

22. Kisi-Kisi Soal Kemampuan Pemecahan Masalah ................................................ 201

23. Soal Kemampuan Pemecahan Masalah ................................................................ 210

24. Persentase Skor Nilai Kemampuan Pemecahan Masalah Perindikator pada

Kelas Kontrol ........................................................................................................ 211

25. Hasil Analisis Skor Kemampuan Pemecahan masalah Perindikator pada

Kelas Eksperimen ................................................................................................. 214

26. Deskripsi Data Nilai Kemampuan Pemecahan Masalah Kelas Kontrol dan

Eksperimen ........................................................................................................... 217

27. Hasil Perhitungan Uji Normalitas Nilai Kemampuan Pemecahan Masalah

Kelas Kontrol Ms. Excel ...................................................................................... 219

28. Hasil Perhitungan Uji Normalitas Nilai Kemampuan Pemecahan Masalah

Kelas Kontrol SPSS .............................................................................................. 222

29. Hasil Perhitungan Uji T Nilai Kemampuan Pemecahan Masalah Kelas

Kontrol .................................................................................................................. 223

30. Hasil Perhitungan Uji Normalitas Nilai Kemampuan Pemecahan Masalah

Kelas Eksperimen Ms. Excel ................................................................................ 224

31. Hasil Perhitungan Uji Normalitas Nilai Kemampuan Pemecahan Masalah

Kelas Eksperimen SPSS ....................................................................................... 227

32. Hasil Perhitungan Uji T Nilai Kemampuan Pemecahan Masalah Kelas

Eksperimen ........................................................................................................... 228

xviii
33. Hasil Uji Normalitas Nilai Kemampuan Pemecahan Masalah Berdasarkan

Kelas SPSS ........................................................................................................... 229

34. Nilai-Nilai L tabel ................................................................................................. 230

35. Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Nilai Kemampuan Pemecahan Masalah

Ms. Excel .............................................................................................................. 231

36. Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Nilai Kemampuan Pemecahan Masalah

SPSS ..................................................................................................................... 233

37. Nilai-Nilai F tabel ................................................................................................. 234

38. Hasil Perhitungan Uji Independent T-test Nilai Kemampuan Pemecahan

Masalah Ms. Excel .............................................................................................. 235

39. Hasil Perhitungan Uji Independent T-test Nilai Kemampuan Pemecahan

Masalah SPSS ...................................................................................................... 237

40. Tabel Nilai Persentase Distribusi t ....................................................................... 238

41. Hasil Perhitungan Uji Regresi Sederhana Kelas Eksperimen .............................. 239

42. Surat-Surat Penelitian ........................................................................................... 240

xix
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tujuan dari Pendidikan adalah mengembangkan potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak terpuji,

berilmu, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta

bertanggung jawab. Kemudian Pendidikan Nasional yang terdapat dalam Undang-

undang Nomor 20 Tahun 2003, memiliki fungsi yaitu mengembangkan kemampuan

dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam mencerdaskan

kehidupan bangsa.1

Adapun dasar pemikiran harapan dan tujuan setiap bentuk pendidikan sejalan

dengan tujuan Al-Qur'an, yakni mengadakan perubahan-perubahan positif. Dasar

pemikiran tersebut terkandung dalam surat Ibrahim ayat 1 yang berbunyi:

               

 

Artinya: “Alif, laam raa. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu

(Muhammmad) agar engkau mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada cahaya

1
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan Kontekstual, (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2014), h. 1.
2

terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha

Perkasa, Maha Terpuji.” (QS. Ibrahim: 1)2

Berdasarkan Ayat di atas, menunjukkan pendidikan sebagai suatu proses

penyampaian atau transformasi yang harus disampaikan. Transformasi pendidikan

memiliki faktor-faktor di dalamnya, yaitu faktor tujuan pendidikan, pendidik, peserta

didik, bahan/materi pendidikan, model, teknik, dan faktor lingkungan pendidikan

sehingga terjadi komunikasi pendidikan yang diharapkan akan terjadi perubahan ke

arah yang positif.

Kemudian, untuk meningkatkan mutu pendidikan, salah satu usaha yang dapat

dilakukan adalah dengan cara memahami bagaimana cara peserta didik belajar. Hal

ini diperkuat dengan pendapat Gagne dalam Dahar yang mendefinisikan bahwa

belajar adalah suatu proses perubahan perilaku suatu organisasi sebagai akibat

pengalaman.3 Selain belajar kita mengenal istilah pembelajaran.

Secara umum, pembelajaran merupakan suatu usaha untuk membelajarkan

seseorang atau kelompok orang melalui berbagai upaya dan berbagai strategi,

metode, dan pendekatan ke arah pencapaian tujuan yang sudah direncanakan.4

Sejalan dengan hal ini, maka pembelajaran dalam pendidikan merupakan proses

kegiatan belajar mengajar yang melibatkan interaksi antara peserta didik dengan guru

dan sumber belajar dalam pencapaian tujuan dan indikator.

Pembelajaran bertujuan untuk menghasilkan peserta didik yang memiliki

2
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya. (Bandung: Diponegoro, 2010), h. 255.
3
Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar & Pembelajaran, (Jakarta: Erlangga, 2011), h. 2.
4
Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014), h. 109.
3

pengetahuan dan keterampilan dalam memecahkan masalah yang dihadapi kelak di

masyarakat.5

Proses kegiatan pembelajaran dan keberhasilan pembelajaran sangat

dipengaruhi oleh kemampuan dan ketetapan pendidik dalam memilih dan

menggunakan model pembelajaran. Pada saat kegiatan pembelajaran guru seharusnya

menggunakan model pembelajaran yang sesuai agar pelajaran yang disampaikan

diterima dengan baik oleh peserta didik.

Guru sebagai pendidik, dalam proses pembelajaran perlu mengusahakan agar

pelajaran yang diajarkan kepada peserta didik dapat mengembangkan kemampuan

pemecahan masalah sehingga nantinya dapat hasil yang maksimal. Kemudian, Guru

sebagai pendidik dituntut untuk dapat melakukan inovasi dalam mengkombinasikan

model pembelajaran yang sesuai untuk menyampaikan materi pokok bahasan

sehingga tujuan yang diharapkan dalam pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

Model pembelajaran menurut Dewey dalam Majid adalah rencana atau pola

yang dapat digunakan untuk merancang tatap muka di kelas atau pembelajaran

tambahan di luar kelas dan untuk menajamkan materi pengajaran.6

Sejalan dengan pendapat di atas, maka dapat dipahami bahwa model

pembelajaran diartikan sebagai rencana atau pola yang digunakan oleh guru sebagai

pedoman dalam proses pembelajaran di dalam kelas atau di luar kelas guna

5
Rosmawati, Sri Elniati, Dewi Murni, Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Lembar
Kegiatan Siswa Berbasis Problem Solving, Vol. 1 No. 1 (2012) : Jurnal Pendidikan Matematika, Part
3 : h. 80.
6
Abdul Majid, Op.Cit, h. 109.
4

menguatkan pelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik.

Ada beberapa model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan dalam

kegiatan pembelajaran, yaitu sebagai berikut:

1. Model pembelajaran Student Team Achievement Divisions (STAD);


2. Model pembelajaran Know-Want-Learn (KWL);
3. Model pembelajaran Group Investigation (GI);
4. Model pembelajaran Jigsaw;
5. Model pembelajaran Direct Instruction (DI);
6. Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL);
7. Model pembelajaran Preview, Question, Reading, Reflect, Recite, Review (PQR4);
8. Model pembelajaran Directed Reading Thinking Activity (DRTA); dan
9. Model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC).7

Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahwa model pembelajaran inovatif

terdiri dari: Model Kooperatif tipe STAD, Model KWL, Model GI, Model Jigsaw,

Model DI, Model PBL, Model PQ4R, Model DRTA, dan Model CIRC. Berdasarkan

beberapa model pembelajaran tersebut, yang menjadi fokus peneliti adalah Model

Pembelajaran PBL.

Menurut pendapat Ibrahim dan Nur dalam Rusman, bahwa model

pembelajaran PBL merupakan model pembelajaran yang digunakan untuk

merangsang berpikir tingkat tinggi peserta didik dengan berorientasi pada masalah

dunia nyata, termasuk di dalamnya belajar bagaimana belajar. 8

Sejalan dengan pendapat di atas, maka model pembelajaran PBL adalah suatu

model pembelajaran yang berorientasi pada masalah dunia nyata bagi peserta didik

7
Hamzah B. Uno dan Muhamad Nurdin, Belajar dengan Pendekatan Pailkem, (Jakarta : Bumi
Aksara, 2015), h.106-116.
8
Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2013), h. 241.
5

untuk belajar tentang keterampilan memecahkan masalah.

Menurut Warsono dan Hariyanto, Model PBL memiliki kelebihan anatra lain:

1. Siswa akan terbiasa menghadapi masalah (problem posing) dan tertantang untuk
menyelesaikan masalah tidak hanya terkait dengan pembelajaran di kelas tetapi
juga menghadapi masalah yang ada dalam kehidupan sehari-hari (real world);
2. Memupuk solidaritas sosial dengan terbiasa berdiskusi dengan teman-teman;
3. Makin mengakrabkan guru dengan siswa; dan
4. Membiasakan siswa melakukan eksperimen.9

Kemudian, untuk menyelesaikan masalah peserta didik melakukan diskusi

secara berkelompok sehingga selain bertujuan meningkatkan sikap interaksi sosial

pada diri peserta didik diharapkan juga dapat memudahkan dalam mengidentifikasi,

menemukan dan menyelesaikan masalah sehingga nantinya dapat meningkatkan

kemampuan pemecahan masalah peserta didik. Pada proses kegiatan pembelajaran

Kemampuan pemecahan masalah sangat penting dimiliki peserta didik untuk melatih

siswa memecahkan suatu permasalahan.

Menurut Sugiyono, masalah berarti suatu ketidaksesuaian antara yang

seharusnya dengan apa yang benar-benar terjadi, misalnya antara teori dengan

praktek, antara aturan dengan pelaksanaan, serta antara rencana dan pelaksana.10

Sejalan dengan pendapat tersebut maka masalah dapat dipahami sebagai keadaan

yang tidak sesuai antara kenyataan dengan harapan yang diinginkan.

Masalah memerlukan pemecahan masalah yang sesuai agar nantinya masalah

dapat terselesaikan. Pemecahan masalah dapat diartikan sebagai suatu proses mental

9
Warsono dan Hariyanto, Pembelajaran Aktif, (Bandung: Rosdakarya Offset, 2012), h. 152.
10
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D,
(Bandung: Alfabeta, 2010), h. 52.
6

dan intelektual dalam mengidentifikasi, menemukan suatu masalah dan

memecahkannya berdasarkan data dan informasi yang akurat, sehingga dapat diambil

kesimpulan yang tepat. Proses pemecahan masalah memberikan kesempatan peserta

didik berperan aktif dalam mempelajari, mencari dan menemukan sendiri informasi

atau data untuk kemudian diolah menjadi konsep, prinsip, teori, atau kesimpulan. 11

Berdasarkan pernyataan tersebut, maka dapat dipahami pemecahan masalah

adalah sebuah proses menemukan masalah dan memecahkannya berdasarkan analisis

data dan informasi yang akurat agar dapat memberikan kesimpulan yang tepat.

Sejalan dengan hal tersebut maka pemecahan masalah menuntut kemampuan

memproses informasi untuk membuat keputusan tertentu.

Kemampuan pemecahan masalah diartikan sebagai suatu kemampuan dalam

proses untuk menghilangkan ketidaksamaan yang terjadi antara hasil yang didapat

dengan hasil yang diinginkan. Menurut Nasution kemampuan pemecahan masalah

adalah peserta didik mampu menemukan kombinasi mengenai aturan yang telah

dipelajari sebelumnya dan untuk memecahkan masalah yang baru. 12

Berdasarkan pendapat di atas, maka dipahami bahwa kemampuan pemecahan

masalah adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk menyelesaikan masalah

yang melibatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi termasuk mengamati,

melaporkan, mendeskripsikan, menganalisis, mengklarifikasi, menafsirkan,

mengkritik, meramalkan, menarik kesimpulan dan membuat generalisasi dari

11
Oemar Hamalik, Kurikulum Dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), h. 152.
12
Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, (Bandung : Bumi
Aksara, 2005), h. 139-140.
7

informasi yang telah dikumpulkan dan diolah. Adapun Indikator kemampuan

pemecahan masalah meliputi:

1. Kemampuan mengidentifikasi masalah;


2. Merumuskan (menganalisis) masalah;
3. Menemukan alternatif-alternatif solusi;
4. Memilih alternatif solusi (terbaik);
5. Kelancarannya memecahkan masalah; dan
6. Kualitas hasil pemecahan masalah.13

Berdasarkan uraian di atas, dipahami bahwa ada 6 indikator kemampuan

pemecahan masalah yaitu peserta didik mampu mengidentifikasi masalah,

merumuskan (menganalisis) masalah, menemukan alternatif-alternatif solusi, memilih

alternatif solusi (terbaik), memecahkan masalah dengan lancar, dan memberikan

kualitas hasil pemecahan masalah yang baik.

Kemampuan pemecahan masalah harus ditunjang oleh kemampuan penalaran,

yakni kemampuan melihat hubungan sebab-akibat. Kemampuan penalaran

memerlukan upaya peningkatan kemampuan dalam mengamati, bertanya,

berkomunikasi, dan berinteraksi dengan lingkungan. Oleh karena itu, dalam proses

pembelajaran, disamping perlunya penalaran yang baik, juga penting menguasai

tahapan memecahkan masalah secara tepat.

Adapun tahapan tersebut menurut Polya ada empat tahap utama dalam

pemecahan masalah yaitu sebagai berikut:

13
Tri Utami Widayati, Baskoro Adi Prayitno, Joko Ariyanto, Perbedaan Kemampuan
Memecahkan Masalah Dan Retensi Menggunakan Model PBL (Problem Based Learning) dan
Ceramah Bervariasi Pada Materi Keanekaragaman Hayati Indonesia Siswa Kelas X Mia SMA Negeri
2 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015, (Jurnal Bio-Pedagogi, ISSN: 2252-6897, Volume 4,Nomor 1
April 2015 Halaman 53.
8

1. Memahami masalah;

2. Merencanakan penyelesaian masalah;

3. Melaksanakan rencana penyelesaian;

4. Memeriksa kembali hasil yang diperoleh.14

Berdasarkan pendapat di atas, maka dipahami bahwa tahapan kemampuan

pemecahan masalah ada 4 yaitu dimulai dari peserta didik memahami masalah,

merencanakan penyelesaian masalah, melaksanakan rencana penyelesaian, dan

memeriksa kembali hasil yang diperoleh.

Berdasarkan hasil observasi di SMA N 10 Bandar Lampung khususnya kelas


X MIA diketahui bahwa guru biologi sudah menggunakan beberapa model
pembelajaran diantaranya seperti model Inkuiri, model Discovery Learning, model
Project Based Learning dan model Problem Based Learning, namun pada
kenyataanya guru biologi masih mengalami kesulitan khususnya dalam menerapkan
model PBL di kelas sehingga proses pembelajaran masih belum maksimal.15

Hal tersebut diperkuat dengan hasil wawancara dengan ibu Elitha, S.Pd selaku
guru biologi kelas X MIA SMA N 10 Bandar Lampung, dapat diketahui bahwa
penerapan model seperti model Inkuiri, model Discovery Learning, model Project
Based Learning dan model Problem Based Learning masih kurang maksimal,
khususnya dalam menerapkan model PBL misalnya guru dalam pembelajaran biologi
masih kesulitan dalam memberikan masalah pada awal pembelajaran, membimbing
dalam melakukan penyelidikan, serta melakukan evaluasi terhadap penyelidikan dan
penyajian hasil karya. Selain itu, guru biologi masih belum mampu mengantarkan
kepada pemecahan masalah dari masalah yang diberikan dalam LKK.16

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, dapat dipahami bahwa SMA N

10 Bandar Lampung khususnya kelas X MIA sudah menggunakan model PBL,

namun dalam penerapannya di kelas masih belum maksimal. Sejalan dengan hal

14
Ibid, h. 60.
15
Hasil Observasi, SMA N 10 Bandar Lampung, Tanggal 3 Maret 2017.
16
Hasil Wawancara, SMA N 10 Bandar Lampung, Tanggal 3 Maret 2017.
9

tersebut maka berdampak pada kemampuan pemecahan masalah peserta didik yang

disajikan pada tabel sebagai berikut:

Tabel 1
Persentase Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
Kelas X MIA 1 dan 2 SMA N 10 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2016/2017

CAPAIAN INDIKATOR
KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH Jumlah
NO Kelas
Siswa
Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah
1 X MIA 1 1 3 23 3 30
2 X MIA 2 1 1 25 3 30
Jumlah 2 4 48 6 60
Rata-rata (%) 3% 7% 80% 10% 100%17

Indikator :
1. Kemampuan mengidentifikasi masalah.
2. Merumuskan (menganalisis) masalah.
3. Menemukan alternatif-alternatif solusi.
4. Memilih alternatif solusi (terbaik).
5. Kelancarannya memecahkan masalah.
6. Kualitas hasil pemecahan masalah.
Kriteria Penilaian:
1. Tinggi : (5-6 Indikator)
2. Sedang : (3-4 Indikator)
3. Rendah : (2 Indikator)
4. Sangat Rendah : (1 Indikator)

Berdasarkan tabel di atas, maka dipahami bahwa kemampuan pemecahan

masalah peserta didik kelas X MIA SMA N 10 Bandar Lampung masih dalam

kategori rendah. Hal ini dibuktikan dengan kriteria penilaian kemampuan pemecahan

masalah bahwa rata-rata persentase tes kemampuan pemecahan masalah dari 60

peserta didik, yang mendapat skor dengan kategori tinggi yaitu mampu

menyelesaikan 5-6 indikator hanya sebesar 3%, masuk kategori sedang yakni mampu

17
Data Tes Prasurvei, Kelas X MIA SMA N 10 Bandar Lampung, Tanggal 16 Maret 2017.
10

3-4 indikator sebesar 7%, masuk kategori sangat rendah yakni hanya mampu 1

indikator sebesar 10% sedangkan 80% dari keseluruhan peserta didik masuk kategori

rendah yakni hanya mampu menyelesaikan 2 indikator saja.

Kemudian, agar kemampuan pemecahan masalah meningkat maka guru

sebagai pendidik dituntut dapat mendesain model pembelajaran yang dapat

memberikan semangat peserta didik untuk aktif dan berpartisipasi dalam pengalaman

belajarnya, sehingga dapat meningkatkan kemampuan dalam memecahkan suatu

permasalahan. Dengan demikian, maka model pembelajaran yang diharapkan dapat

meningkatkan kemampuan pemecahan masalah peserta didik adalah model Problem

Based Learning (PBL) disertai Concept Mapping Technique.

Model PBL disertai Concept Mapping Technique adalah penggabungan antara

model dan teknik pembelajaran yakni pembelajaran yang didasarkan pada masalah

dan dalam memecahkan masalah tersebut dengan membuat kesimpulan dalam bentuk

concept map yang bertujuan agar belajar lebih bermakna dan meningkatkan

pemahaman pada materi yang telah didiskusikan secara mandiri.

Materi biologi yang akan diterapkan dengan model ini adalah materi Protista.

Materi Protista dipilih untuk diteliti karena materi ini dinilai dekat atau identik

dengan masalah-masalah nyata yang ada di lingkungan sekitar misalnya, dampak

yang terjadi akibat eutrofikasi protista mirip tumbuhan dan kasus-kasus penyakit

yang disebabkan oleh Protista.

Berdasarkan asumsi dan alasan-alasan di atas, maka peneliti melakukan

penelitian tentang “Pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)


11

disertai Concept Mapping Technique terhadap kemampuan pemecahan masalah

peserta didik kelas X MIA di SMA N 10 Bandar Lampung pada materi Protista”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disajikan sebelumnya, maka

dapat diidentifikasi beberapa masalah antara lain:

1. Model pembelajaran Problem based learning (PBL) sudah digunakan SMA N

10 Bandar Lampung khususnya kelas X MIA, namun dalam penerapannya di

kelas masih belum maksimal.

2. Guru belum menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

disertai Concept Mapping Technique terhadap kemampuan pemecahan masalah

peserta didik kelas X MIA di SMA N 10 Bandar Lampung.

3. Tingkat kemampuan pemecahan masalah peserta didik kelas X MIA di SMA N

10 Bandar Lampung masih tergolong rendah.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut agar pembahasan dapat fokus dan

mencapai hasil yang diharapkan, maka penelitian membatasi masalah yang akan

diteliti yaitu:

1. Subjek dari penelitian adalah peserta didik kelas X MIA di SMA N 10 Bandar

Lampung.

2. Besarnya pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

disertai Concept Mapping Technique terhadap kemampuan pemecahan masalah

peserta didik kelas X MIA di SMA N 10 Bandar Lampung pada materi Protista.
12

3. Kemampuan Pemecahan Masalah dibatasi pada nilai tes Essay pada materi

Protista.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini

dirumuskan yaitu:

1. Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

disertai Concept Mapping Technique terhadap kemampuan pemecahan masalah

peserta didik kelas X MIA di SMA N 10 Bandar Lampung pada materi

Protista?

2. Seberapa besar pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

disertai Concept Mapping Technique terhadap kemampuan pemecahan masalah

peserta didik kelas X MIA di SMA N 10 Bandar Lampung pada materi

Protista?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk:

1. Mengetahui apakah terdapat pengaruh pengaruh model pembelajaran Problem

Based Learning (PBL) disertai Concept Mapping Technique terhadap

kemampuan pemecahan masalah peserta didik kelas X MIA di SMA N 10

Bandar Lampung pada materi Protista.

2. Melihat seberapa besar pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning

(PBL) disertai Concept Mapping Technique terhadap kemampuan pemecahan

masalah peserta didik kelas X MIA di SMA N 10 Bandar Lampung pada materi
13

Protista.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain sebagai berikut :

1. Bagi Guru

a. Menambah pengetahuan tentang model pembelajaran inovatif dalam

mencapai tujuan pembelajaran.

b. Memberikan solusi terhadap kendala pelaksanaan pembelajaran khususnya

yang terkait dengan kemampuan pemecahan masalah.

2. Bagi Siswa

a. Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah peserta didik dalam

pembelajaran biologi.

b. Mengajarkan peserta didik untuk bekerja sama dalam kelompok-kelompok

untuk dapat menemukan solusi untuk memecahkan masalah yang dihadapi

secara bersama.

3. Bagi Peneliti

a. Memberikan pengalaman peneliti sebagai calon pendidik dalam

meningkatkan kemampuan pemecahan masalah peserta didik untuk

perbaikan pembelajaran di masa yang akan datang.

b. Memberikan pemahaman pada penggunaan model pembelajaran Problem

Based Learning (PBL) disertai Concept Mapping Technique sebagai

alternatif pembelajaran sehingga memudahkan peneliti menyampaikan

materi terutama pada materi Protista.


14

BAB II
KAJIAN TEORI

A. Model Pembelajaran Problem Based Learning

1. Pengertian Model Pembelajaran PBL

Model PBL merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat mendorong

peserta didik untuk meningkatkan ketrampilan yang dibutuhkan pada era globalisasi

saat ini. Selain itu, Model PBL juga dapat membantu peserta didik untuk

mengembangkan keterampilan berpikir dan mengatasi masalah, mempelajari peran-

peran orang dewasa, dan menjadi pembelajar mandiri.1

Menurut Tan, Model PBL merupakan penggunaan berbagai macam

kecerdasan yang diperlukan untuk melakukan konfrontasi terhadap tantangan dunia

nyata, kemampuan untuk menghadapi segala sesuatu yang baru dan kompleksitas

yang ada.2 Selain itu, Tan juga mengemukakan bahwa model PBL merupakan inovasi

dalam pembelajaran karena dalam model PBL kemampuan berpikir siswa betul-betul

dioptimalisasikan melalui proses kerja kelompok atau tim yang sistematis, sehingga

siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji, dan mengembangkan kemampuan

berpikirnya secara berkesinambungan.3

1
Ridwan Abdullah Sani, 2014, Inovasi Pembelajaran, (Jakarta : Bumi Aksara), h. 138.
2
Rusman, Model-model Pembelajaran, (Bandung : Mulia Mandiri Press, 2010), h. 229.
3
Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2013), h. 229.
15

Selanjutnya, Moffit mengemukakan bahwa model PBL merupakan suatu

model pembelajaran yang menggunakan dunia nyata sebagai konteks bagi peserta

didik untuk belajar berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah serta untuk

memperoleh pengetahuan dan konsep esensi dari materi pelajaran.4 Pendapat tersebut

diperjelas oleh Ibrahim dan Nur, bahwa model PBL merupakan suatu model

pembelajaran yang digunakan untuk merangsang berpikir tingkat tinggi siswa dalam

situasi yang berorientasi pada masalah dunia nyata, termasuk di dalamnya belajar

bagaimana belajar.5

Menurut Arends model PBL merupakan model pembelajaran yang memiliki

asensi berupa menyuguhkan berbagai situasi bermasalah yang autentik dan bermakna

kepada peserta didik. Sebagai tambahan, dalam model PBL peran pendidik adalah

menyodorkan berbagai masalah autentik sehingga jelas bahwa dituntut keaktifan

siswa untuk dapat menyelesaikan masalah tersebut. Setelah masalah diperoleh maka

selanjutnya melakukan perumusan masalah, dari masalah-masalah tersebut kemudian

dipecahkan secara bersama-sama dengan cara didiskusikan.6

Sejalan dengan hal tersebut dalam Al-Qur’an, Allah SWT memerintahkan

dalam mengatasi masalah yakni melalui musyawarah atau diskusi. Sebagaimana

firman Allah SWT dalam surah surat Ali-Imran: 159 yang berbunyi:

4
Betik Wulandari, Pengaruh Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Ditinjau dari
Motivasi Belajar PLC di SMK, (Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 3, Nomor 2, Juni 2013), h. 220.
5
Rusman, 2013, Op. Cit, h. 241.
6
Betik Wulandari, Op. Cit, h. 180.
16

                 

                

Artinya: “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut
terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka
menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah
ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu.
kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada
Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya”.
(QS Ali-Imran: 159)7

Berdasarkan ayat di atas, Allah SWT mengajarkan kepada kita agar

membiasakan diri dalam menyelesaikan berbagai masalah melalui musyawarah atau

diskusi, Oleh karena itu, jika kita menghadapi masalah alangkah baiknya dalam

mencari solusi penyelesaian masalah dipecahkan melalui diskusi.

Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dikemukakan di atas, maka dapat

dipahami bahwa model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) adalah suatu

model pembelajaran yang berorientasi pada masalah dunia nyata sebagai konteks bagi

peserta didik untuk belajar tentang keterampilan memecahkan masalah. Kemudian,

untuk menyelesaikan masalah peserta didik melakukan diskusi secara berkelompok

sehingga selain bertujuan untuk memudahkan dalam menemukan masalah dan

menyelesaikan masalah diharapkan juga dapat meningkatkan sikap interaksi sosial

pada diri peserta didik.

7
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: Diponegoro, 2010), h.
71.
17

Selanjutnya, dalam model ini fokus pembelajaran ada pada masalah yang

dipilih, sehingga siswa tidak saja mempelajari konsep-konsep yang berhubungan

dengan masalah tetapi juga metode ilmiah untuk memecahkan masalah tersebut

sehingga dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang apa yang mereka pelajari

dan dapat diterapkan dalam kondisi nyata pada kehidupan sehari-hari.

2. Karakterisik Model Pembelajaran PBL

Sebagai suatu model Pembelajaran, maka model PBL memiliki karakteristik

atau ciri utama yang membedakan dengan model pembelajaran yang lain, yakni

sebagai berikut:

a. Mengorientasikan siswa pada masalah autentik;

b. Berfokus pada keterkaitan antara disiplin lainnya;

c. Penyelidikan autentik;

d. Menghasilkan produk dan melakukannya.8

Menurut Oon Seng Tan dalam Trianto, Karakteristik model PBL adalah:

a. Pengajuan pertanyaan atau masalah (memahami masalah);

b. Berfokus pada keterkaitan antardisiplin;

c. Penyelidikan autentik;

d. Menghasilkan produk atau karya yang kemudian dipamerkan;

e. Kerja sama.

8
Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohamad, Belajar dengan Pendekatan PAILKEM, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2015), h. 112.
18

Menurut Arends dalam Trianto, model PBL memiliki karakteristik antara lain:

a. Mengajukan pertanyaan atau masalah;

b. Berfokus pada keterkaitan antardisiplin;

c. Penyelidikan autentik;

d. Menghasilkan produk dan memamerkannya;

e. Kolaborasi.9

Kemudian, pendapat lain mengemukakan bahwa karakteristik model PBL:

a. Permasalahan menjadi Starting point dalam belajar;


b. Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang ada di dunia nyata yang
tidak terstruktur;
c. Permasalahan membutuhkan perspektif ganda (Multiple perspektive);
d. Permasalahan, menantang pengetahuan yang dimiliki oleh siswa, sikap, dan
kompetensi yang kemudian membutuhkan identifikasi kebutuhan belajar dan
bidang baru dalam belajar;
e. Belajar pengarahan diri menjadi hal yang utama;
f. Pemanfaatan sumber pengetahuan yang beragam, penggunaannya, dan evaluasi
sumber informasi merupakan proses yang esensial dalam model PBL;
g. Belajar adalah kolaboratif, komunikasi, dan kooperatif;
h. Pengembangan keterampilan inquiry dan pemecahan masalah sama pentingnya
dengan penguasaan isi pengetahuan untuk mencari solusi dari sebuah
permasalahan;
i. keterbukaan proses dalam model PBL meliputi sintesis dan integrasi dari sebuah
proses belajar; dan
j. Model PBL melibatkan evaluasi dan review pengalaman siswa dan proses
belajar.10

Selanjutnya, pendapat lain juga mengemukakan bahwa model PBL memiliki

karakteristik sebagai berikut.

a. Masalah menjadi titik awal pembelajaran.


b. Masalah yang digunakan dalam masalah yang bersifat kontekstual dan otentik.
9
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana, 2010), h.94-
95.
10
Rusman, 2013, Op.Cit, h. 232.
19

c. Masalah mendorong lahirnya kemampuan siswa berpendapat secara


multiperspektif.
d. Masalah yang digunakan dapat mengembangkan pengetahuan, sikap, dan
keterampilan serta kompetensi siswa.
e. Model PBL berorientasi pada pengembangan belajar mandiri.
f. Model PBL memanfaatkan berbagai sumber belajar.
g. Model PBL dilakukan melalui pembelajaran yang menekankan aktivitas
kolaboratif, komunikatif, dan kooperatif.
h. Model PBL menekankan pentingnya pemerolehan keterampilan meneliti,
memecahkan masalah, dan penguasaan pengetahuan.
i. Model PBL mendorong siswa berpikir tingkat tinggi, analisis, sintesis, dan
evaluatif.
j. Model PBL diakhiri dengan evaluasi, kajian pengalaman belajar, dan kajian proses
pembelajaran.11

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat dipahami bahwa karakteristik

model PBL adalah mengorientasikan siswa pada masalah autentik, berfokus pada

keterkaitan antara disiplin lainnya, mendorong siswa berpikir tingkat tinggi,

mengembangkan kemampuan pemecahan masalah, menghasilkan produk dan

mempresentasikannya, kerjasama, kolaboratif, komunikasi, dan kooperatif, dan

evaluasi diakhir pembelajaran.

3. Tujuan Model Pembelajaran PBL

Berdasarkan karakteristik tersebut, pembelajaran berdasarkan masalah

memiliki tujuan sebagai berikut:

a. Membantu peserta didik mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan

pemecahan masalah.

b. Belajar peran orang dewasa yang melalui pelibatan mereka dalam pengalaman

nyata.

11
Yunus Abidin, Desain Model Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013, (Bandung:
Refika Aditama, h.161.
20

c. Menjadi pembelajar yang mandiri.12

Ibrahim dan Nur dalam Rusman mengemukakan tujuan model PBL, yaitu:

a. Membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir dan memecahkan

masalah.

b. Belajar berbagai peran orang dewasa melalui pelibatan mereka dalam pengalaman

nyata.

c. Menjadi para siswa yang otonom.13

Menurut Trianto, tujuan model PBL yaitu membantu siswa mengembangkan

keterampilan berpikir dan keterampilan mengatasi masalah, belajar peranan orang

dewasa yang autentik dan menjadi pembelajar yang mandiri.14

Sejalan dengan pendapat tersebut, pemecahan masalah merupakan salah satu

pengajaran berbasis masalah dimana guru membantu siswa untuk belajar

memecahkan masalah melalui pengalaman-pengalaman pembelajaran hands-on,

sehingga pernyataan tersebut sesuai dengan tujuan dari penelitian ini yaitu untuk

mengetahui seberapa besar pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning

(PBL) disertai technik concept mapping terhadap kemampuan pemecahan masalah

peserta didik.

4. Langkah-Langkah Model Pembelajaran PBL

Adapun langkah-langkah model pembelajaran PBL disajikan pada tabel

sebagai berikut:

12
Rusman, 2013, Op. Cit, h. 242.
13
Ibid.
14
Trianto, Op.Cit, h. 94-95.
21

Tabel 2
Langkah-Langkah Model Pembelajaran Problem Based Learning

Fase Langkah-langkah Tingkah Laku Pendidik


1 Orientasi peserta didik Menjelaskan tujuan pembelajaran,
pada masalah menjelaskan logistik yang
diperlukan, dan memotivasi peserta
didik terlibat pada aktivitas
pemecahan masalah.
2 Mengorganisasikan Membantu peserta didik
peserta didik untuk mendefinisikan dan
belajar mengorganisasikan tugas belajar
yang berhubungan dengan masalah
tersebut.
3 Membimbing Mendorong peserta didik untuk
pengalaman mengumpulkan informasi yang
individual/kelompok sesuai, melaksanakan eksperimen
untuk mendapatkan penjelasan dan
pemecahan masalah.
4 Mengembangkan dan Membantu peserta didik dalam
menyajikan hasil karya merencanakan dan menyiapkan karya
yang sesuai seperti laporan, dan
membantu mereka untuk berbagi
tugas dengan temannya.
5 Menganalisis dan Membantu peserta didik untuk
mengevaluasi proses melakukan refleksi atau evaluasi
pemecahan masalah terhadap penyelidikan mereka dan
proses yang mereka gunakan.15

Menurut Ibrahim dalam Uno dan Nurdin, langkah-langkah model

pembelajaran PBL adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan;
b. Penetapan tujuan;
c. Merancang situasi masalah;
d. Organisasi sumber daya dan rencana logistik;
e. Pelaksanaan;
f. Organisasi siswa pada masalah;
g. Mengorganisasikan siswa untuk belajar;
15
Rusman, 2013, Loc. Cit, h. 242.
22

h. Membantu penyelidikan mandiri dan kelompok;


i. Mengembangkan hasil karya;
j. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah;
k. Evaluasi.16

Kemudian, Menurut Fogarty dalam Made Wena langkah-langkah Model PBL

adalah sebagai berikut:

a. Menemukan Masalah;
b. Mendefinisikan Masalah;
c. Mengumpulkan Fakta;
d. Menyusun hipotesis;
e. Melakukan penyelidikan;
f. Menyempurnakan permasalahan yang telah didefinisikan;
g. Menyimpulkan alternatif pemecahan secara kolaboratif; dan
h. Melakukan pengujian hasil (solusi) pemecahan masalah.17

Selanjutnya, langkah-langkah model PBL berikut ini merupakan langkah-

langkah hasil pengembangan yang dilakukan atas langkah-langkah terdahulu.

Langkah-langkah model PBL hasil pengembangan tesebut disajikan dalam gambar

sebagai berikut:

16
Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohamad, Op.Cit. h.112-113.
17
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Malang: Bumi Aksara, 2008), h.
92.
23

Pra pembelajaran Fase 1: Fase 2: Membangun


menemukan struktur kerja
masalah

Fase 3: Fase 4: Fase 5: merumuskan


Menetapkan mengumpulkan dan Solusi
Masalah berbagi informasi

Fase 6: Fase 7: Menyajikan Pasca Pembelajaran


Menentukan Solusi Solusi
Terbaik

Gambar 1
Langkah-Langkah Model PBL18

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka peneliti menggunakan langkah-

langkah model PBL yang dikembangkan Ibrahim dan Nur dalam Rusman yang terdiri

dari orientasi peserta didik pada masalah, mengorganisasikan peserta didik untuk

belajar, membimbing pengalaman individual/kelompok, mengembangkan dan

menyajikan hasil karya, serta menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan

masalah.

5. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran PBL

Menurut Warsono dan Hariyanto, Model PBL memiliki kelebihan anatra lain:

a. Siswa akan terbiasa menghadapi masalah (problem posing) dan tertantang untuk
menyelesaikan masalah tidak hanya terkait dengan pembelajaran di kelas tetapi
juga menghadapi masalah yang ada dalam kehidupan sehari-hari (real world);
b. Memupuk solidaritas sosial dengan terbiasa berdiskusi dengan teman-teman;

18
Yunus Abidin, Op.Cit, h. 163.
24

c. Makin mengakrabkan guru dengan siswa; dan


d. Membiasakan siswa melakukan eksperimen.19

Menurut Sanjaya kelebihan Model PBL antara lain sebagai berikut:

a. PBL merupakan model yang bagus untuk lebih memahami pelajaran;


b. PBL menantang kemampuan peserta didik serta memberikan kepuasan untuk
menemukan pengetahuan baru bagi peserta didik;
c. Meningkatkan aktivitas pembelajaran peserta didik;
d. Membantu peserta didik bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk
memahami masalah dalam kehidupan nyata;
e. Membantu peserta didik mengembangkan pengetahuan barunya dan
bertanggungjawab dalam pembelajaran yang dilakukannya;
f. Memperlihatkan kepada peserta didik setiap mata pelajaran pada dasarnya
merupakan cara berfikir dan sesuatu yang harus dimengerti oleh peserta didik;
g. Mengembangkan kemampuan peserta didik agar dapat menyesuaikan dengan
pengetahuan yang baru; dan
h. Memberikan kepada peserta didik untuk mengaplikasikan pengetahuan yang
dimilikinya dalam dunia nyata.20

Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa kelebihan model PBL

adalah peserta didik lebih memahami pelajaran, PBL menantang kemampuan peserta

didik serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi peserta

didik, meningkatkan aktivitas pembelajaran peserta didik, membantu peserta didik

bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam

kehidupan nyata, membantu peserta didik mengembangkan pengetahuan barunya dan

bertanggungjawab dalam pembelajaran yang dilakukannya, memperlihatkan kepada

peserta didik setiap mata pelajaran pada dasarnya merupakan cara berfikir dan

sesuatu yang harus dimengerti oleh peserta didik, mengembangkan kemampuan

peserta didik agar dapat menyesuaikan dengan pengetahuan yang baru, dan

19
Warsono dan Hariyanto, Pembelajaran Aktif, (Bandung: Rosdakarya Offset, 2012), h. 152.
20
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Kencana Prenada Media, 2008), h. 220.
25

memberikan kepada peserta didik untuk mengaplikasikan pengetahuan yang

dimilikinya dalam dunia nyata.

Menurut Haryanto dan Warsono, selain memiliki kelebihan model PBL juga

memiliki kelemahan antara lain sebagai berikut:

a. Tidak banyak guru yang mampu mengantarkan siswa kepada pemecahan masalah.

b. Seringkali memerlukan biaya yang mahal dan waktu yang lama.

c. Aktivitas siswa di luar sekolah sulit dipantau.21

Sanjaya mengemukakan bahwa Kelemahan model PBL antara lain sebagai

berikut:

a. Manakala peserta didik tidak memiliki minat atau tidak memiliki kepercayaan
bahwa masalah yang dipelajari tidak sulit untuk dipecahkan, maka mereka enggan
untuk mencoba;
b. Keberhasilan model PBL memerlukan waktu yang lama untuk persiapan;
c. Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang
sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin
pelajari.22

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dipahami bahwa kelemahan model

PBL adalah dalam menerapkan pembelajaran berbasis masalah harus mengangkat

isu-isu umum yang sudah tidak asing lagi bagi siswa; banyak guru yang masih sulit

menentukan masalah yang dapat mengembangkan kemampuan pemecahan masalah;

selain itu, dalam proses pembelajaran di kelas memerlukan dana yang besar dan

waktu yang lama sehingga materi yang disampaikan kurang maksimal dan tanpa

21
Haryanto & Warsono, Loc.Cit, h. 152.
22
Sanjaya, Op.Cit, h. 221.
26

pemahaman pentingnya menyelesaikan permasalahan tersebut, model pembelajaran

ini tidak akan berjalan dengan baik di kelas.

B. Concept Mapping Technique

Penggunaan pengorganisasi awal (advance organizer) merupakan suatu alat

pengajaran yang direkomendasikan oleh Ausubel, untuk mengaitkan bahan-bahan

pelajaran baru dengan pengetahuan awal. Pengetahuan awal menurut Ausubel, adalah

menggarisbawahi ide-ide utama dalam suatu situasi pembelajaran yang baru dalam

mengaitkan ide-ide baru tersebut dengan pengetahuan yang telah ada pada pelajar.

Menurut Martin dalam Trianto, Peta konsep merupakan inovasi baru yang

penting untuk membantu anak didik menghasilkan pembelajaran bermakna dalam

kelas. Dalam hal ini, Peta konsep menyediakan bantuan visual konkret untuk

membantu mengorganisasikan informasi sebelum informasi tersebut dipelajari. 23

1. Pengertian Concept Mapping Technique

Adapun yang dimaksud Concept Mapping Technique adalah ilustrasi grafis

konkret yang mengindikasikan bagaimana sebuah konsep tunggal di hubungkan ke

konsep-konsep lain pada kategori yang sama.24 Selain itu, Concept Mapping

Technique adalah salah satu cara yang dapat digunakan oleh guru untuk membantu

siswa mengorganisasi materi pelajaran dengan menyusun ke dalam bentuk konsep-

konsep yang saling berhubungan. Kemudian, dengan menggunakan Concept

23
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan
Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Kencana: Jakarta, 2009), h.
157.
24
Ibid, h. 158.
27

Mapping Technique akan membantu siswa menguatkan pengetahuan dan pemahaman

terhadap materi yang telah dipelajari. Melalui Concept Mapping Technique para

siswa terbiasa mengidentifikasi masalah dan merencanakan penyelesaian masalah

tersebut. Selanjutnya, Concept Mapping Technique dikembangkan untuk menggali

kedalam struktur kognitif peserta didik dan untuk mengetahui baik bagi peserta didik

maupun guru melihat apa yang telah diketahui oleh peserta didik.25

Berdasarkan uraian di atas maka dapat dipahami bahwa Concept Mapping

Technique merupakan suatu cara yang digunakan dengan memperlihatkan ilustrasi

grafis konkrit untuk mengidentifikasi bagaimana sebuah konsep tunggal dihubungkan

dengan konsep-konsep lainnya pada kategori yang sama dengan tujuan agar belajar

lebih bermakna dan meningkatkan pemahaman peserta didik pada materi yang telah

dipelajari, sehingga para peserta didik terbiasa mengidentifikasi dan merencanakan

penyelesaian masalah tersebut. Hal ini akan membantu peserta didik dalam

meningkatkan kemampuan pemecahan masalah pada peserta didik.

2. Ciri-Ciri Concept Mapping Technique

Menurut Erman dalam Trianto, ciri-ciri dari Concept Mapping Technique

dapat didefinisikan antara lain sebagai berikut.

a. Suatu cara yang melihatkan konsep-konsep dan proposisi-proposisi suatu bidang


studi.
b. Merupakan gambar dua dimensi dari suatu bidang studi.
c. Tidak semua konsep mempunyai bobot yang sama, ini menunjukan konsep yang
lebih inklusif daripada konsep-konsep yang lain.

25
Ratna Wilis Dahar, Teori-teori Belajar & Pembelajaran, (Bandung: Penerbit Erlangga,
2011),h. 106.
28

d. Bila dua atau lebih konsep di gambarkan di bawah sutu konsep yang lebih inklusif,
terbentuklah suatu hierarkis pada peta konsep tersebut.26

Agar pemahaman terhadap peta konsep lebih jelas, maka Dahar yang dikutip

oleh Erman dalam Trianto, mengindikasikan ciri-ciri peta konsep sebagai berikut:

a. Peta konsep atau pemetaan konsep adalah suatu cara untuk memperlihatkan
konsep-konsep dan proposisi-proposisi suatu bidang studi, apakah itu bidang studi
fisika, kimia, biologi, matematika. Dengan menggunakan peta konsep, siswa dapat
melihat bidang studi itu lebih jelas dan mempelajari bidang studi itu lebih
bermakna.
b. Suatu peta konsep merupakan gambar dua dimensi dari suatu bidang studi, atau
suatu bagian dari bidang studi. Ciri inilah yang dapat memperlihatkan hubungan-
hubungan proporsional antara konsep-konsep.
c. Tidak semua konsep mempunyai bobot yang sama. Ini berarti ada konsep yang
lebih inklusif daripada konsep-konsep yang lain.
d. Bila dua atau lebih konsep digambarkan dibawah suatu konsep yang lebih inklusif,
tebentuklah suatu hierarki pada peta konsep tersebut.27

Berdasarkan beberapa ciri di atas, maka dapat dipahami bahwa sebaiknya peta

konsep disusun secara hierarki, artinya konsep yang lebih inklusif di letakkan pada

puncak peta, makin ke bawah konsep-konsep diurutkan menjadi konsep yang kurang

inklusif. Dalam IPA khususnya biologi, peta konsep membuat informasi abstrak

menjadi konkret dan sangat bermanfaat meningkatkan ingatan suatu konsep

pembelajaran dan menunjukkan pada siswa bahwa pemikiran itu mempunyai bentuk.

3. Gagasan-gagasan yang Mendasari Pembentukan Peta Konsep

Terdapat tiga gagasan dalam teori belajar kognitif Ausabel yang mendasari

pembentukan peta konsep. Pertama, struktur kognitif itu tersusun secara hierarkis

dengan konsep dan proposisi yang kurang inklusif dan lebih khusus. Kedua, konsep-

26
Trianto, Op.Cit, h. 159.
27
Ibid, h. 158-159.
29

konsep dalam struktur kognitif mengalami diferensiasi progresif, yaitu belajar

bermakna merupakan suatu proses kontinu di mana konsep-konsep baru meningkat

artinya bila diperoleh hubungan-hubungan baru (hubungan proposional). Jadi,

konsep-konsep itu tidak pernah “tuntas dipelajari”, tetapi selalu dipelajari,

dimodifikasi, dan dibuat lebih eksplisit dan lebih inklusif karena konsep-konsep itu

secara progresif mengalami deferensiasi. Ketiga, penyesuain integratif merupakan

salah satu prinsip belajar yang mengemukakan bahwa belajar bermakna meningkat

bila pelajar mengenal hubungan-hubungan yang baru antara satu set konsep atau

proposisi yang berhubungan.28

Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa gagasan yang mendasari

peta konsep ada 3 yaitu Pertama, struktur kognitif itu tersusun secara hierarkis

dengan konsep dan proposisi yang kurang inklusif dan lebih khusus. Kedua, konsep-

konsep dalam struktur kognitif mengalami diferensiasi progresif, Ketiga, penyesuaian

integratif merupakan salah satu prinsip belajar yang mengemukakan bahwa belajar

bermakna meningkat bila pelajar mengenal hubungan-hubungan yang baru antara

satu set konsep atau proposisi yang berhubungan.29

4. Cara Membuat Concept Mapping

Concept Mapping Technique memegang peranan penting dalam belajar

bermakna. Oleh karena itu, setiap siswa hendaknya pandai menyusun peta konsep

untuk meyakinkan bahwa pada siswa itu telah berlangsung pembelajaran. Kemudian,

28
Ratna Wilis Dahar,Op. Cit, h. 106.
29
Ibid.
30

untuk menyusun peta konsep dibutuhkan konsep-konsep atau kejadian dan kata

penghubung. Apabila dua konsep dihubungkan oleh satu atau lebih kata penghubung,

maka terjadi suatu proposisi. Kemudian, dalam bentuk yang paling sederhana suatu

peta konsep adalah dua konsep yang dihubungkan oleh satu kata penghubung

membentuk suatu proposisi.30

Untuk dapat membuat peta konsep, siswa dilatih untuk mengidentifikasi ide-

ide kunci yang berhubungan dengan suatu topik dan menyusun ide-ide tersebut dalam

suatu pola logis. Kadang-kadang peta konsep merupakan diagram hierarki, tetapi

kadang-kadang peta konsep itu juga fokus pada hubungan sebab-akibat. Menurut

Arends, langkah-langkah dalam membuat peta konsep sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi ide pokok atau prinsip yang melingkupi sejumlah konsep.

b. Mengidentifikasi ide-ide atau konsep sekunder yang menunjang ide utama.

c. Tempatkan ide-ide utama di tengah atau di puncak peta tersebut.

d. Kelompokkan ide-ide sekunder di sekeliling ide utama yang secara visual

menunjukkan hubungan ide-ide tersebut dengan ide utama.31

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat dipahami bahwa langkah-langkah

dalam membuat peta konsep dimulai dari memilih suatu bahan bacaan, menentukan

konsep-konsep yang relevan, mengurutkan konsep-konsep dari yang inklusif ke yang

kurang inklusif, menyusun konsep-konsep tersebut dalam suatu bagan, konsep yang

30
Muratni Ismail, Lukman A.R.Laliyo, La Alio, Meningkatkan Hasil Belajar Ikatan Kimia
dengan Menerapkan Strategi Pembelajaran Peta Konsep Pada Siswa Kelas X di SMA Negeri I Telaga,
JURNAL ENTROPI, Volume VIII, Nomor 1, Februari 2013, h. 521.
31
Ibid.
31

inklusif diletakkan di bagian atas atau puncak peta lalu dihubungkan dengan kata

penghubung misalnya “terdiri atas”, “menggunakan” dan lain-lain.

5. Tujuan Concept Mapping Technique

Berdasarkan pandangan dalam pendidikan, peta konsep dapat diterapkan

untuk berbagai tujuan, antara lain:

a. Menyelidiki apa yang diketahui siswa.

Dengan menggunakan peta konsep, guru dapat melaksanakan apa yang telah

dikemukakan sehingga para siswa diharapkan akan terjadi belajar bermakna. Salah

satu pendekatan yang dapat digunakan guru untuk maksud ini adalah dengan memilih

satu konsep utama (key concept) pokok bahasan baru yang akan dibahas. Para siswa

diminta untuk menyusun peta konsep yang memperlihatkan semua konsep yang dapat

mereka kaitkan pada konsep utama itu, serta hubungan-hubungan antara konsep-

konsep yang mereka gambar itu. Kemudian, dengan melihat hasil peta konsep yang

telah disusun para siswa mengenai pokok bahasan yang akan diajarkan itu dan inilah

yang dijadikan titik tolak pengembangan selanjutnya.

b. Mempelajari cara belajar.

Di tingkat SMA, guru dapat memberikan tugas membaca sebuah judul dalam

buku teks, kemudian mengungkapkan inti dari judul tersebut dengan membuat peta

konsep. Kemudian, dengan melatih mereka membuat peta konsep tersebut diharapkan

siswa dapat mengambil intisari dari apa yang mereka baca, baik buku teks maupun

bacaan-bacaan lain. Selain itu, untuk mengeluarkan konsep-konsep, kemudian

menghubungkan konsep-konsep itu dengan kata penghubung menjadi proposisi yang


32

bermakna, bukanlah tugas yang sambil duduk lalu dapat dilakukan. Mereka harus

benar-benar duduk belajar, menggunakan pensil dan kertas, melatih diri untuk

menghasilkan peta konsep yang bermakna bagi dirinya, yang akan menolong mereka

belajar bagaimana belajar.

c. Mengungkapkan miskonsepsi.

Berdasarkan peta konsep yang dibuat oleh para siswa, ada kalanya ditemukan

miskonsepsi yang terjadi dari dikaitkanya dua konsep atau lebih yang membentuk

proposisi yang “salah”. Istilah “miskonsepsi” dihubungkan dengan “konsepsi ilmiah”

yang dianggap “betul”. Pentingnya miskonsepsi sehubungan dengan belajar telah

disadari melalui pekerjaan Piaget. Publikasinya semenjak tahun 1920-an

mempengaruhi banyak pendidik yang mengembangkan pendekatan mengajar dengan

memperhatikan miskonsepsi atau konsepsi anak ini. Miskonsepsi terbukti dapat

bertahan dan mengganggu belajar seterusnya, miskonsepsi itu sedapat mungkin

ditiadakan melalui proses perubahan konseptual akhir-akhir ini paling banyak

mendapat perhatian para pendidik sains.

d. Alat evaluasi.

Selama ini alat evaluasi yang dibuat oleh guru terutama berbentuk tes objektif

atau tes esai. Walaupun cara evaluasi ini akan terus memegang peranan dalam dunia

pendidikan yang kita hadapi dewasa ini. Salah satu yang disarankan ialah penggunaan

peta konsep yang didasarkan pada tiga gagasan dalam teori ausubel. Dalam menilai

peta konsep yang dibuat oleh para pelajar secara ringkas dikemukakan empat kriteria
33

penilaian, yaitu: 1) kesahihan proposisi, 2) adanya hierarki, 3) adanya ikatan silang,

dan 4) adanya contoh-contoh seperti yang dikemukakan Novak.32

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dipahami bahwa peta konsep dapat

diterapkan untuk berbagai tujuan diantaranya yaitu: Menyelidiki apa yang telah

diketahui siswa, mempelajari cara belajar, mengungkapkan miskonsepsi, dan sebagai

alat evaluasi.

6. Macam-Macam Concept Mapping

Menurut Nur dalam Trianto, peta konsep ada empat macam, yaitu: pohon

jaringan (network tree), rantai kejadian (events chain), peta konsep siklus (cycle

concept map), dan peta konsep laba-laba (spider concept map).

a. Pohon Jaringan (network tree)

Ide-ide pokok dibuat dalam persegi empat, sedangkan beberapa kata yang lain

dituliskan pada garis-garis penghubung. Garis-garis pada peta konsep menunjukkan

hubungan antara ide-ide itu. Kata-kata yang ditulis pada garis memberikan hubungan

antara konsep-konsep. Pohon jaringan cocok digunakan untuk menvisualisasikan hal-

hal berikut:

1) Menunjukkan sebab akibat;

2) Suatu hierarki;

3) Prosedur yang bercabang; dan

4) Istilah-istilah yang berkaitan yang dapat digunakan untuk menjelaskan

hubungan- hubungan.
32
Ratna Wilis Dahar, Op.Cit, h. 111.
34

b. Rantai Kejadian (events chain)

Peta konsep rantai kejadian dapat digunakan untuk memberikan suatu urutan

kejadian, langkah-langkah dalam suatu prosedur, atau tahap-tahap dalam suatu

proses. Rantai kejadian cocok digunakan untuk mengevaluasi hal-hal berikut:

1) Memberikan tahap-tahap dalam suatu proses;

2) Langkah-langkah dalam suatu prosedur linier; dan

3) Suatu urutan kejadian.

c. Peta Konsep Siklus (cycle concept map)

Dalam peta konsep siklus, rangkaian kejadian tidak menghasilkan suatu hasil

final. Kejadian terakhir dalam pada rantai itu menghubungkan kembali ke kejadian

awal. Karena tidak ada hasil dan kejadian terakhir itu menghubungkan kembali ke

kejadian awal, siklus itu berulang dengan sendirinya. Peta konsep siklus cocok

digunakan untuk menunjukkan hubungan bagaimana suatu rangkaian kejadian

berinteraksi untuk menghasilkan suatu kelompok hasil yang berulang-ulang.

d. Peta Konsep Laba-laba (spider concept map)

Peta konsep laba-laba dapat digunakan untuk curah pendapat ide-ide

berangkat dari suatu ide sentral, sehingga dapat mempeeroleh sejumlah besar ide

yang bercampur aduk. Peta konsep laba-laba cocok digunakan untuk

memvisuailisasikan hal-hal berikut:

1) Tidak menurut hierarki;

2) Kategori yang tidak pararel; dan


35

3) Hasil curah pendapat.33

Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa ada beberapa macam peta

konsep diantaranya yaitu: pohon jaringan (network tree), rantai kejadian (events

chain), peta konsep siklus (cycle concept map), dan peta konsep laba-laba (spider

concept map). Dari ke empat macam peta konsep tersebut yang digunakan dalam

penelitian ini berupa peta konsep pohon jaringan (network tree).

7. Kelebihan dan Kekurangan Concept Mapping

Peta konsep dalam pembelajaran memiliki kelebihan yang beragam, terutama

bagi peserta didik. Adapun kelebihan tersebut adalah:

a. Meningkatkan pemahaman peserta didik, karena peta konsep merupakan cara

belajar yang mengembangkan proses belajar bermakna;

b. Meningkatkan keaktifan dan kreatifitas berpikir peserta didik; dan

c. Memudahkan peserta didik dalam belajar.34

Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa kelebihan peta konsep

antara lain: meningkatkan pemahaman, keaktifan dan kreatifitas berpikir peserta didik

serta memudahkan peserta didik dalam belajar.

Disamping memiliki kelebihan, ada beberapa kekurangan atau hambatan yang

biasanya dialami peserta didik dalam menyusun peta konsep, yaitu:

33
Trianto, Op. Cit, h. 160-163.
34
Ismi Septiana, Keefektifan penggunaan media peta konsep pohon jaringan pada
pembelajaran menulis cerpen di kelas X, (Skripsi, Fakultas Bahasa dan Seni, UNY,2011), h. 19, tidak
dipublikasikan.
36

a. Menyusun peta konsep membutuhkan waktu yang cukup lama, sedangkan waktu

yang tersedia di dalam kelas sangat terbatas.

b. Peserta didik sulit menentukan konsep-konsep yang terdapat dalam materi yang

dipelajari.

c. Peserta didik sulit menentukan kata penghubung untuk menghubungkan konsep

yang satu dengan konsep yang lain.35

Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa kekurangan peta konsep

terletak pada hambatan dalam proses penyusunan peta konsep. Hal tersebut

dikarenakan dalam menyusun peta konsep peserta didik membutuhkan waktu yang

lama, dan sulit menentukan konsep-konsep yang terdapat dalam materi yang

dipelajari, serta sulit menentukan kata penghubung untuk menghubungkan konsep

yang satu dengan konsep yang lain.

C. Kemampuan Pemecahan Masalah

1. Pengertian Kemampuan Pemecahan Masalah

Masalah pada hakikatnya adalah suatu pertanyaan yang mengundang jawaban.

Suatu pertanyaan mempunyai peluang tertentu untuk dijawab dengan tepat, bila

pertanyaan itu dirumuskan dengan baik dan sistematis.36 Selain itu, masalah muncul

karena seseorang bertemu dengan kondisi baru yang dinilai sulit dan dituntut untuk

memecahkannya.

35
Ibid, h. 20
36
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2005), h. 151.
37

Menurut Sugiyono, masalah diartikan sebagai penyimpangan antara yang

seharusnya dengan apa yang benar-benar terjadi, misalnya antara teori dengan

praktek, antara aturan dengan pelaksanaan, serta antara rencana dan pelaksana.37

Sementara, Jonassen dalam Undang menjelaskan bahwa masalah adalah situasi atau

persoalan yang saat ini dirasakan menjadi kesulitan, dan dalam sudut pandang

kognitif masalah dianggap sebuah pertanyaan yang akan diselesaikan.38

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat dipahami bahwa masalah

adalah keadaan yang tidak sesuai antara kenyataan dengan harapan yang diinginkan

dan atau masalah adalah situasi dimana kita mencoba untuk mencapai beberapa

sasaran atau tujuan dan harus menemukan cara yang tepat untuk mencapai sasaran

dan tujuan tersebut.

Melalui keterampilan intelektual yang dimilikinya, seseorang memiliki

kemampuan untuk berinteraksi dengan lingkungannya. Menurut Slameto, seseorang

menghadapi suatu masalah apabila ia menghadapi suatu kondisi yang harus

memberikan respons tetapi tidak mempunyai informasi, konsep-konsep, prinsip-

prinsip dan cara-cara yang dapat dipergunakan dengan segera untuk memperoleh

pemecahan.39

37
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D,
(Bandung: Alfabeta, cet. Ke-9, 2010), h. 52.
38
Undang Saripudin, Yana Aditia Gerhana, Cepy Slamet, “Pengaruh Cased-Base Reasoning
(CBR) Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa (Penerapan Pada Pembelajaran Bahasa
Indonesia)”, Jurnal Edisi Juli 2015 Volume IX No.2, ISSN 1979-8911, Halaman 93-94.
39
Slameto, Belajar Dan Yang Mempengaruhinya, (Jakarta : Rineka Cipta,2003), h. 144.
38

Gagne dalam Undang menegaskan bahwa pemecahan masalah merupakan

keterampilan intelektual tertinggi. Belajar untuk menyelesaikan masalah adalah

keterampilan intelektual paling penting dimana peserta didik dapat belajar dalam

pengaturan apapun.40 Abdurrahman mendefinisikan pemecahan masalah sebagai

aplikasi dari konsep dan keterampilan.41 Sejalan dengan hal tersebut, menurut Made

Wena pada dasarnya tujuan akhir dalam suatu pembelajaran adalah untuk

menghasilkan peserta didik yang memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam

memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan bermasyarakat.42 Ini berarti,

pemecahan suatu masalah menuntut kemampuan tertentu pada individu yang hendak

memecahkan masalah tersebut.43

Hakikat memecahkan masalah menurut Made Wena adalah melakukan

operasi prosedural urutan tindakan, tahap demi tahap secara sistematis, sebagai

seorang pemula, memecahkan suatu masalah. Selanjutnya, menurutnya memecahkan

masalah dipandang sebagai suatu proses untuk menemukan kombinasi dari sejumlah

aturan yang dapat diterapkan dalam situasi yang baru. 44

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, maka dapat dipahami bahwa,

pemecahan masalah adalah suatu proses menemukan masalah dan memecahkannya

berdasarkan data dan informasi yang akurat agar dapat memberikan kesimpulan yang

40
Undang Saripudin, Yana Aditia Gerhana, Cepy Slamet, Loc.Cit, h. 94.
41
Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2003), h. 254.
42
Made wena, Op. Cit, h. 52.
43
Oemar Hamalik, Op. Cit, h. 151.
44
Made Wena, Loc.Cit, h. 52.
39

tepat dan cermat. Sejalan dengan hal tersebut maka pemecahan masalah menuntut

kemampuan memproses informasi untuk membuat keputusan tertentu.

Kemampuan pemecahan masalah merupakan proses penghilangan perbedaan

atau ketidaksesuaian yang terjadi antara hasil yang diperoleh dan hasil yang

diinginkan. Menurut Nasution, kemampuan pemecahan masalah merupakan suatu

proses dimana peserta didik mampu menemukan kombinasi mengenai aturan-aturan

yang telah dipelajari sebelumnya yang digunakan untuk memecahkan masalah yang

baru.45 Selanjutnya, kemampuan pemecahan masalah bukan perbuatan yang

sederhana, akan tetapi lebih kompleks daripada yang diduga. Kemampuan pemecahan

masalah memerlukan keterampilan berfikir yang banyak ragamnya termasuk

mengamati, melaporkan, mendeskripsikan, menganalisis, mengklarifikasi,

menafsirkan, mengkritik, meramalkan, menarik kesimpulan dan membuat

generalisasi berdasarkan informasi yang dikumpulkan dan diolah. Kemampuan

pemecahan masalah adalah kemampuan mengambil keputusan secara rasional.46

Selain itu, kemampuan pemecahan masalah adalah aplikasi dari konsep dan

keterampilan. Dalam pemecahan masalah biasanya melibatkan beberapa kombinasi

konsep dan keterampilan ikut terlibat.47

Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dikemukakan di atas, maka dapat

dipahami bahwa kemampuan pemecahan masalah adalah kemampuan yang dimiliki

45
Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, (Bandung : Bumi
Aksara, 2005), h. 139-140.
46
Nasution, Kurikulum dan pengajaran, (Bandung: Bumi Aksara, 2006), h. 177.
47
Mulyono Abdurrahman, Op.Cit, h. 254.
40

seseorang untuk dapat menyelesaikan masalah yang melibatkan keterampilan berpikir

tingkat tinggi termasuk mengamati, melaporkan, mendeskripsikan, menganalisis,

mengklarifikasi, menafsirkan, mengkritik, meramalkan, menarik kesimpulan dan

membuat generalisasi berdasarkan informasi yang dikumpulkan dan diolah.

2. Indikator Kemampuan pemecahan masalah

Adapun Indikator kemampuan pemecahan masalah meliputi:

a. Kemampuan mengidentifikasi masalah,


b. Merumuskan (menganalisis) masalah,
c. Menemukan alternatif-alternatif solusi,
d. Memilih alternatif solusi (terbaik),
e. Kelancarannya memecahkan masalah, dan
f. Kualitas hasil pemecahan masalah.48

Berdasarkan pendapat di atas dapat dipahami bahwa indikator kemampuan

pemecahan masalah meliputi: kemampuan mengidentifikasi masalah, merumuskan

(menganalisis) masalah, menemukan alternatif-alternatif solusi, memilih alternatif

solusi (terbaik), kelancarannya memecahkan masalah, dan kualitas hasil pemecahan

masalah.

3. Tahapan Kemampuan Pemecahan Masalah

Dalam proses pembelajaran, disamping perlunya penalaran yang baik, juga

penting menguasai tahapan memecahkan masalah secara tepat. Adapun tahapan

tersebut pada umumnya terdiri dari:

1) Siswa menghadapi masalah, artinya dia menyadari adanya suatu masalah tertentu;
2) Siswa merumuskan masalah, artinya menjabarkan masalah dengan jelas dan
spesifik/rinci;

48
Tri Utami Widayati, Baskoro Adi Prayitno, Joko Ariyanto, Op. Cit, h. 53.
41

3) Siswa merumuskan hipotesis, artinya merumuskan kemungkinan-kemungkinan


jawaban atas masalah tersebut, yang masih perlu diuji kebenarannya;
4) Siswa mengumpulkan dan mengolah data/informasi dengan teknik dan prosedur
tertentu;
5) Siswa menguji hipotesis berdasarkan data/informasi yang telah dikumpulkan dan
diolah.
6) Menarik kesimpulan berdasarkan pengujian hipotesis; dan jika ujinya salah maka
dia kembali kelangkah 3 dan 4 dan seterusnya;
7) Siswa menerapkan hasil pemecahan masalah pada situasi baru.49

Adapun tahapan kemampuan pemecahan masalah yang paling terkenal ialah

yang dikemukakan oleh John Dewey dalam Hamalik, yakni :

1) Mengidentifikasi dan merumuskan masalah;

2) Mengemukakan hipotesis;

3) Mengumpulkan data;

4) Menguji hipotesis;

5) Mengambil kesimpulan.50

Solso dalam Wena mengemukakan enam tahap pemecahan masalah yaitu:

1) Identifikasi permasalahan (Identification the problem);


2) Representasi permasalahan (Representation of the problem);
3) Perencanaan pemecahan (Planning the solution);
4) Menerapkan/ mengimplementasikan perencanaan (Execute the plan);
5) Menilai perencanaan (Evaluate the plan);
6) Menilai hasil pemecahan (Evaluate the solution).51

Kemudian, Polya dalam Wena mengemukakan empat tahap utama dalam

pemecahan masalah yaitu sebagai berikut:

1) Memahami masalah (Understanding the problem);

49
Oemar Hamalik, Op.Cit, h. 152.
50
Ibid,h.121.
51
Made Wena, Op. Cit, h.56.
42

2) Merencanakan penyelesaian masalah (Devising a Plan);

3) Melaksanakan rencana penyelesaian (Carryng out the Plan);

4) Memeriksa kembali hasil yang diperoleh (Looking Back).52

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka peneliti menggunakan tahapan

yang dikemukakan oleh polya yakni memahami masalah, merencanakan penyelesaian

masalah, melaksanakan rencana penyelesaian, dan memeriksa kembali hasil yang

diperoleh. Adapun penjabaran dari keempat langkah tersebut yang digunakan sebagai

landasan dalam memecahkan suatu masalah pada penelitian ini dapat diuraikan

sebagai berikut.

Tahap pertama adalah tahap memahami masalah (understanding). Pada tahap

pemahaman masalah, siswa harus dapat memahami kondisi masalah yang ada pada

soal tersebut. Ciri-ciri siswa yang paham terhadap isi soal ialah siswa dapat

mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan beserta jawabannya seperti berikut: data atau

informasi apa yang dapat diketahui dari soal?, apa inti permasalahan dari soal yang

memerlukan pemecahan?, adakah dalam soal itu rumus-rumus, gambar, grafik, tabel,

atau tanda-tanda khusus?, adakah syarat-syarat penting yang perlu diperhatikan dalam

soal?. Sasaran penilaian pada tahap pemahaman soal ini adalah siswa mampu

menganalisis soal, hal ini dapat terlihat apakah siswa tersebut paham dan mengerti

terhadap apa yang diketahui dan yang ditanyakan dalam soal, serta siswa dapat

menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dalam bentuk rumus,

simbol, atau kata-kata sederhana.


52
Ibid, h. 60.
43

Tahap kedua adalah tahap pemikiran suatu rencana (planning). Menurut Polya

pada tahap pemikiran suatu rencana, siswa harus dapat memikirkan langkah-langkah

apa saja yang penting dan saling menunjang untuk dapat memecahkan masalah yang

dihadapinya. Kemampuan berpikir yang tepat hanya dapat dilakukan jika sebelumnya

siswa telah dibekali dengan pengetahuan-pengetahuan yang cukup memadai dalam

arti masalah yang dihadapi siswa bukan hal yang baru tetapi sejenis atau mendekati.

Pada tahap ini siswa harus mencari konsep-konsep atau teori-teori yang saling

menunjang dan mencari rumus-rumus yang diperlukan.

Tahap ketiga adalah pelaksanaan rencana (solving), yang dimaksud tahap

pelaksanaan rencana ialah siswa telah siap melakukan perhitungan dengan segala

macam data yang diperlukan termasuk konsep dan rumus atau persamaan yang

sesuai. Pada tahap ini siswa harus dapat membentuk sistematika soal yang lebih baku,

dalam arti rumus-rumus yang akan digunakan sudah merupakan rumus yang siap

untuk digunakan sesuai dengan apa yang digunakan dalam soal, kemudian siswa

mulai memasukkan data-data hingga menjurus ke rencana pemecahannya, setelah itu

baru siswa melaksanakan langkah-langkah rencana sehingga akan diharapkan dari

soal dapat dibuktikan atau diselesaikan.

Tahap terakhir adalah tahap peninjauan kembali (checking), yang diharapkan

dari keterampilan siswa dalam memecahkan masalah untuk tahap ini adalah siswa
44

harus berusaha mengecek ulang dan menelaah kembali dengan teliti setiap langkah

pemecahan masalah tersebut.53

D. Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning disertai Concept

Mapping Technique

Model PBL disertai Concept Mapping Technique, peserta didik dihadapkan

pada suatu masalah dalam kehidupan nyata yang melibatkan peserta didik bekerja

dalam kelompok diskusi, yang pada akhirnya peserta didik dapat menyelesaikan

masalah dari suatu materi pembelajaran dengan membuat kesimpulan dilengkapi

dengan peta konsep (concept mapping).

Sejalan dengan hal tersebut model pembelajaran Problem Based Learning

disertai Concept Mapping Technique, guru berperan untuk mengoptimalkan kegiatan

pembelajaran sebagai motivator, fasilitator, dan pengarah dalam kelompok. Adapun

Tahapan dalam proses pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning

disertai Concept Mapping Technique dapat dilihat pada Tabel sebagai berikut.

53
Desi Indarwati, Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Melalui
Penerapan Problem Based Learning, JURNAL SATYA WIDYA, Vol. 30, No.l, Juni 2014, h. 21-22.
45

Tabel 3
Tahapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
disertai concept mapping technique

Tahapan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa


Tahap 1: Guru mengkondisikan siswa Mendengarkan penjelasan
Orientasi siswa pada untuk siap melaksanakan guru
Masalah pembelajaran dengan
menjelaskan tujuan
pembelajaran, memberikan
apersepsi dan motivasi serta
menyajikan suatu permasalahan
kepada siswa
Tahap 2: Dengan bantuan LKK, guru Menerima informasi
Mengorganisasikan menyampaikan informasi yang disampaikan
siswa untuk belajar tentang kegiatan yang akan guru
dilakukan dan mengemukakan
suatu masalah kepada siswa
Tahap 3: Dengan bantuan LKK, guru Dengan bantuan LKK, siswa
Membimbing membimbing siswa melakukan secara berkelompok
penyelidikan eksperimen melakukan eksperimen dan
individual dan berdiskusi untuk mendapatkan
kelompok penjelasan dan pemecahan
masalah
Tahap 4: Guru membimbing siswa saat Siswa mengolah dan
Mengembangkan dan melakukan pengolahan data menganalisis data yang
menyajikan hasil hasil eksperimen dan diperoleh saat melakukan
karya memberikan pengarahan kepada pengamatan untuk menjawab
siswa untuk melakukan pertanyaan-pertanyaan pada
presentasi didepan kelas LKK yang dilengkapi concept
mapping secara berkelompok.
Melalui diskusi kelas, siswa
mempresentasikan hasil
eksperimen di depan kelas
Guru memberikan penguatan Setiap kelompok siswa
kepada siswa tentang materi membuat kesimpulan dengan
yang telah didiskusikan melalui membuat concept mapping
Concept Mapping Technique berdasarkan materi yang telah
dipresentasikan
Tahap 5: Guru melakukan evaluasi Perwakilan siswa memberikan
Menganalisis dan berdasarkan concept mapping kesimpulan dari materi yang
mengevaluasi proses yang telah dibuat siswa dipelajari melalui concept
pemecahan masalah mapping yang telah di buat
dan dibenarkan. 54

54
Rusman,2013, Loc. Cit, h.242.
46

E. Materi yang Akan Diteliti

Adapun materi yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah materi Protista.

Allah SWT yang telah menciptakan segala sesuatu yang hidup di air, salah satunya

yaitu Protista. Hal ini sesuai dengan Firman Allah dalam QS Al-Anbiya: 30 yang

berbunyi:

               

    

Artinya: “Dan Apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit
dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan
antara keduanya. dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka
Mengapakah mereka tiada juga beriman?”.55

Pengertian Protista berasal dari bahasa Yunani, (protos = pertama) merupakan

organisme eukariot pertama atau paling sederhana. Sebagai organisme eukariotik,

Protista memiliki membran inti sel. Berdasarkan kemiripan ciri-cirinya dengan

organisme lain dan cara memperoleh makanan sebagai sumber energi, protista dapat

dikelompokkan menjadi tiga golongan, yaitu Protista mirip hewan, Protista mirip

tumbuhan, dan Protista mirip jamur.56

55
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: Diponegoro, 2010),
h.324.
56
Irnaningtyas, 2013, Biologi untuk SMA /MA Kelas X Kurikulum 2013, (Jakarta: Erlangga). h.
169-170.
47

1. Protista mirip Jamur (jamur Protista)

Sumber: Https//www.google.com

Kelompok protista ini memiliki ciri-ciri: aktif seperti Amoeba yang akan

berkembang menjadi fase multiseluler dan akan menghasilkan spora. Jamur ini dibagi

dalam dua filum yaitu: Myxomycota (jamur lendir) dan Oomycota (jamur air).

2. Protista mirip tumbuhan (Alga/ganggang)

Sumber: Https//www.google.com

Alga merupakan kelompok organisme yang bervariasi baik bentuk, ukuran,

maupun komposisi senyawa kimianya. Alga ada berbentuk uniseluler (contoh

Chlorococcus sp), koloni (Volvox sp), benang (filamen) (contoh Spyrogyra sp) serta

bercabang atau pipih (contoh Ulva sp, Sargasum sp dan Euchema sp). Alga tidak

memiliki akar, batang dan daun sejati masih dalam bentuk Thallus. Di dalam sel alga
48

terdapat berbagai plastida yaitu organel sel yang mengandung zat warna (pigmen).

Plastida yang terdapat pada alga terutama kloroplas mengandung pigmen klorofil

yang berperan penting dalam proses fotosintesis. Alga bersifat autrotof karena dapat

menyusun sendiri makanannya berupa zat organik dan zat-zat anorganik melalui

fotosintesis. Dinding selnya menghasilkan lendir, sehingga lingkungan jadi licin.

Selain klorofil Alga mengandung pigmen, yang pigmen ini sebagai dasar

pengelompokan. Berdasarkan pigmen yang dimiliki, alga dapat dibedakan menjadi 4

yaitu Chlorophyta mengandung kloroplast mutlak sehingga berwarna hijau (Alga

hijau), Chrissophyta mengandung Karoten (orange) dan Xantofel (kuning),

Phaeophyta mengandung Phycoxantin (coklat/pirang), dan Rhodophyta mengandung

Phycoerythrin (merah).

3. Protista mirip hewan (Protozoa)

Protozoa termasuk mikroorganisme (micro=kecil, organisme= makhluk

hidup), besarnya antara 3 mikron sampai 100 mikron. Protozoa merupakan penghuni

tempat berair/tempat basah, bila keadaan jadi kering, akan membuat cyste (kristal).

Protozoa berdasarkan alat geraknya dibedakan menjadi 4 Filum yaitu Rhizopoda

(Sarcodina), Flagellata (Mastigophora), Cilliata (Infusoria), dan Sporozoa.57

57
Adun Rusyana, 2011, Zoologi Invertebrata, (Bandung: Alfabeta), h. 5.
49

a. Rhizopoda

Sumber: Https//www.google.com

Berdasarkan morfologi dari intinya, kelas Rhizopoda dibagi menjadi 4 genus,

yaitu:

1) Genus Entamoeba dengan inti Entamoeba, contoh spesiesnya adalah

Entamoeba histolytica, Entamoeba coli, Entamoeba hartmani, dan Entamoeba

gynggivalis.

Sumber: Https//www.google.com

2) Genus Endolimax dengan inti Endolimax, contoh spesiesnya adalah Endolimax

nana.

3) Genus Iodamoeba dengan inti Iodamoeba, contoh spesiesnya adalah

Iodamoeba butschilii.

4) Genus Dientamoeba, contoh spesiesnya adalah Dientamoeba fragilis.

b. Kelas Flagellata (flagrum=bulu cambuk)

Sumber: Https//www.google.com
50

Berdasarkan habitatnya, kelas Flagellata digolongkan menjadi 2 yaitu:

1) Flagellata intestinal, oral, dan genital yang menginfeksi saluran pencernaan,

rongga mulut, dan tractus urogenital. Contoh spesiesnya adalah Giardia

Lamblia dan Trichomonas vaginalis.

2) Flagellata darah dan jaringan, yang menginfeksi sistem vaskular dan

bermacam jaringan tubuh. Contoh spesiesnya Leishmania sp. dan

Trypanosoma sp.58

c. Kelas Ciliata (Cilium=kelopak mata), alat geraknya berupa silia. Contohnya

Paramecium caudatum (holotricha).

Sumber: Https//www.google.com

d. Kelas Sporozoa (sporo=benih, spora, zoion=binatang) tidak memiliki alat gerak

contohnya Plasmodium sp.59

Sumber: Https//www.google.com

58
Rosdiana Safar, 2010, Parasitologi Kedokteran: Protozoologi, Entomologi, dan
Helmintologi, Bandung: Yrama Widya, h. 13-69.
59
Adun Rusyana, Op. Cit, h. 11-15.
51

F. Penelitian Yang Relevan

Penulisan dalam skripsi ini peneliti terlebih dahulu melakukan penelaahan

terhadap beberapa karya penelitian yang berhubungan dengan tema yang peneliti

angkat antara lain sebagai berikut:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Faya Riyaningsih, pada tahun 2015 dengan

judul Pengaruh Model Problem Based Learning Melalui Gambar Disertai

Teknik Concept Mapping dalam Pembelajaran IPA (Fisika) Di MTs Negeri

Jember 1. Hasil penelitian ini adalah model pembelajaran Problem Based

Learning melalui gambar disertai teknik Concept Mapping berpengaruh

signifikan terhadap aktivitas dan hasil belajar kognitif siswa dalam

pembelajaran IPA (Fisika) Di MTs Negeri Jember 1.60

2. Penelitian yang dilakukan oleh Andi Wahyudi, Marjono, Harlita, pada tahun

2014 dengan judul Pengaruh Problem Based Learning Terhadap Keterampilan

Proses Sains dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X SMA Negeri Jumapolo

Tahun Pelajaran 2013/2014. Hasil penelitian ini adalah Problem Based

Learning berpengaruh signifikan terhadap keterampilan proses sains siswa

kelas X SMA Negeri Jumapolo dan berpengaruh signifikan terhadap hasil

belajar biologi ranah pengetahuan.61

60
Faya Riyaningsih. “Pengaruh Model Problem Based Learning Melalui Gambar Disertai
Teknik Concept Mapping dalam Pembelajaran IPA (Fisika) Di MTS”. (Skripsi Program Studi
Pendidikan Fisika Universitas Jember, Jember, 2015).
61
Andi Wahyudi, Marjono, Harlita, Pengaruh Problem Based Learning Terhadap
Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X SMA Negeri Jumapolo Tahun
Pelajaran 2013/2014. (Jurnal Bio-Pedagogi, ISSN: 2252-6897, Volume 4, Nomor 1 April 2015,
Halaman 5-11).
52

3. Penelitian yang dilakukan oleh Tri Utami Widayati, pada tahun 2015 dengan

judul Perbedaan Kemampuan Memecahkan Masalah dan Retensi Menggunakan

Model PBL (Problem Based Learning) dan Ceramah Bervariasi Pada Materi

Keanekaragaman Hayati Indonesia Siswa Kelas X MIA SMA Negeri 2

Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015. Hasil penelitian ini adalah Terdapat

perbedaan kemampuan memecahkan masalah antara model PBL dan ceramah

bervariasi pada materi keanekaragaman hayati Indonesia siswa kelas X MIA

SMA Negeri 2 Surakarta tahun pelajaran 2014/2015. Kemampuan memecahkan

masalah pada pembelajaran PBL lebih baik daripada pembelajaran ceramah

bervariasi, hal ini karena sintak PBL mewakili indikator kemampuan

memecahkan masalah. Kemudian, terdapat perbedaan retensi antara model PBL

dan ceramah bervariasi. Retensi pada pembelajaran PBL lebih baik daripada

pembelajaran ceramah bervariasi. Hal ini karena pembelajaran PBL

menerapkan pemrosesan informasi sehingga siswa melakukan coding.62

4. Penelitian yang dilakukan oleh Laila Puspita, Suciati, Maridi, dengan judul

Pengaruh Model Problem Based Learning Dengan Metode Eksperimen Disertai

Teknik Concept Mapp dan Mind Mapp Terhadap Prestasi Belajar Biologi

Ditinjau dari Motivasi Belajar dan Aktivitas Belajar Siswa. Hasil penelitian ini

adalah ada interaksi antara model PBL dengan metode eksperimen disertai

62
Tri Utami Widayati, Baskoro Adi Prayitno, Joko Ariyanto, Perbedaan Kemampuan
Memecahkan Masalah Dan Retensi Menggunakan Model PBL (Problem Based Learning) dan
Ceramah Bervariasi Pada Materi Keanekaragaman Hayati Indonesia Siswa Kelas X Mia SMA Negeri
2 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015, (Jurnal Bio-Pedagogi, ISSN: 2252-6897, Volume 4,Nomor 1
April 2015 Halaman 53- 58).
53

teknik concept map dan mind map dengan aktivitas belajar terhadap prestasi

belajar kognitif dan psikomotorik siswa.63

G. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan landasan teori dan permasalahan yang telah dikemukakan maka

dapat disusun kerangka berpikir yang menghasilkan suatu hipotesis. Kerangka

berpikir mempunyai arti suatu konsep pola pemikiran dalam rangka memberikan

jawaban sementara terhadap permasalahan yang diteliti. Peneliti akan mengadakan

penelitian tentang seberapa besar pengaruh model pembelajaran Problem Based

Learning (PBL) disertai Concept Mapping Technique sebagai variabel bebas (X) dan

kemampuan pemecahan masalah peserta didik sebagai variabel terikat (Y). Adapun

kerangka pemikiran yang penulis akan paparkan adalah sebagai berikut:

Berdasarkan beberapa teori pembelajaran dapat disimpulkan bahwa,

pembelajaran merupakan usaha yang dilakukan guru untuk mengelola kegiatan

belajar mengajar guna mencapai tujuan pembelajaran. Selama ini guru biologi kelas

X MIA SMA N 10 Bandar Lampung dapat diketahui bahwa penerapan model seperti

model Inkuiri, model Discovery Learning, model Project Based Learning dan model

Problem Based Learning masih kurang maksimal, khususnya dalam menerapkan

model PBL misalnya guru dalam pembelajaran biologi masih kesulitan dalam

memberikan masalah pada awal pembelajaran, membimbing dalam melakukan

63
Laila Puspita, Suciati, Maridi, Pengaruh Model Problem Based Learning dengan Metode
Eksperimen Disertai Teknik Concept Map Dan Mind Map Terhadap Prestasi Belajar Biologi Ditinjau
dari Motivasi Belajar dan Aktivitas Belajar Siswa, Jurnal Inkuiri, ISSN: 2252-7893, Vol 3, No. I, 2014
(Hal 85-95). (Tersedia di Http://Jurnal.Fkip.Uns.Ac.Id/Index.Php/Sains).
54

penyelidikan, serta melakukan evaluasi terhadap penyelidikan dan penyajian hasil

karya. Sejalan dengan hal tersebut maka berdampak pada rendahnya kemampuan

pemecahan masalah peserta didik.

Berdasarkan alasan tersebut, maka sangatlah penting bagi para pendidik

untuk memahami karakteristik materi, peserta didik, dan metodologi pembelajaran

dalam proses pembelajaran terutama berkaitan dengan pemilihan model-model

pembelajaran modern. Oleh karena itu, peneliti mencoba menerapkan model

pembelajaran Problem Based Learning (PBL) disertai Concept Mapping Technique

untuk mengetahui seberapa besar pengaruhnya terhadap kemampuan pemecahan

masalah peserta didik.

Melalui model pembelajaran PBL disertai Concept Mapping Technique ini

siswa akan terbiasa dihadapkan pada suatu masalah dalam kehidupan nyata yang pada

akhirnya dituntut untuk dapat menyelesaikan masalah tersebut salah satunya dengan

membuat concept mapping. Disamping itu, peran guru dalam hal ini hanya sebagai

motivator, fasilitator, dan pengarah dalam kelompok. Dengan demikian, peserta didik

akan terlatih untuk dapat menghadapi masalahnya sendiri sehingga dapat

meningkatkan kemampuan pemecahan masalah secara mandiri.

H. Hipotesis

Berdasarkan uraian di atas, penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut:

1. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut :


55

a. Terdapat pengaruh Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

disertai Concept Mapping Technique terhadap kemampuan pemecahan

masalah peserta didik.

b. Besar pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) disertai

Concept Mapping Technique terhadap kemampuan pemecahan masalah

peserta didik.

2. Hipotesis Statistik

a. Hipotesis Pertama

H0 : µ1 = µ2

H1 : µ1 ≠ µ2

Keterangan:

µ1 : Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) disertai Concept

Mapping Technique terhadap kemampuan pemecahan masalah peserta

didik.

µ2 : Model pembelajaran Discovery Learning terhadap kemampuan pemecahan

masalah peserta didik.

b. Hipotesis Kedua

H0 : r = 0

H1 : r ≠ 0 (mendekati angka 1)

Keterangan

r = nilai koefisien determinasi (R square)


56

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Secara umum, cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan

kegunaaan tertentu disebut dengan metode penelitian.1 Sejalan dengan pengertian

tersebut maka dapat dipahami bahwa metode penelitian adalah suatu alat bantu untuk

mengukur kevalidan data supaya dapat ditemukan, dan dibuktikan kesahihannya.

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada penelitian ini menggunakan model

pembelajaran Problem Based Learning (PBL) disertai Concept Mapping Technique,

yang selanjutnya dianalisis seberapa besar pengaruhnya terhadap kemampuan

pemecahan masalah peserta didik setelah kegiatan pembelajaran tersebut. Jenis

eksperimen yang digunakan adalah Quasy Experimental Design yaitu desain yang

memiliki kelompok kontrol tetapi tidak memiliki fungsi sepenuhnya untuk

mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi kegiatan eksperimen.2

Ditinjau dari data dan analisis datanya, penelitian ini termasuk penelitian

kuantitatif yaitu penelitian yang berangkat menuju data dan berakhir pada penerimaan

atau penolakan terhadap teori yang digunakan, kemudian data yang dikumpulkan

berupa angka-angka serta dalam proses pengolahan data dan pengujian hipotesis

1
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung:
Alfabeta, 2013), h. 3.
2
Ibid, h. 107.
57

menggunakan analisis statistik yang bersesuaian.

Penelitian ini dibagi menjadi dua kelas. Kelas pertama adalah kelas

eksperimen, yaitu peserta didik yang mendapat perlakuan model pembelajaran PBL

disertai Concept Mapping Technique. Kelas kedua adalah kelas kontrol, yaitu kelas

yang menggunakan model pembelajaran Discovery Learning.

Adapun Desain penelitian menggunakan Design Randomized Post Test Only

Control Group sebagaimana ditunjukkan pada tabel berikut:3

Tabel 4
Desain Penelitian Quasi Eksperimen

Treatment group X1 O1
Control group X2 O2

Keterangan:
Treatment group : Kelas eksperimen
Control group : Kelas kontrol
X1 : Perlakuan berupa penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) disertai Concept Mapping Technique
X2 : Perlakuan berupa penggunaan model pembelajaran Discovery Learning
O1 : Hasil postes kelas eksperimen
O2 : Hasil postes kelas kontrol

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Adapun waktu Penelitian ini dilaksanakan sekitar bulan Agustus-September

semester ganjil tahun ajaran 2017/2018. Sedangkan tempat dilaksanakan penelitian

adalah di SMA N 10 Bandar Lampung.

3
Suparno, Filsafat Penelitian Kuantitatf Kualitatif dan R & D, (Bandung :Alfabeta,2007), h.
142.
58

C. Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono, Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau

nilai dari orang, obyek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.4 Adapun yang

menjadi variabel penelitian ini adalah :

1. Variabel Bebas

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi

sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat.5 Adapun variabel bebas pada

penelitian ini adalah Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) disertai

Concept Mapping Technique.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat karena adanya variabel bebas.6 Adapun variabel terikat pada penelitian ini

adalah Kemampuan pemecahan masalah peserta didik.

D. Populasi, Teknik Sampling dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.7 Sesuai dengan judul yang

penulis kemukakan, maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik

4
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D,
(Bandung: Alfabeta, 2010), h. 38.
5
Ibid, h. 39.
6
Ibid.
7
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 173.
59

kelas X MIA semester ganjil SMA N 10 Bandar Lampung tahun ajaran 2017/2018

yang berjumlah 212 peserta didik, dengan distribusi kelas sebagai berikut:

Tabel 5
Distribusi Peserta Didik Kelas X MIA SMA N 10 Bandar Lampung

No Kelas Jumlah Peserta Didik


1 X MIA 1 30
2 X MIA 2 30
3 X MIA 3 29
4 X MIA 4 32
5 X MIA 5 33
6 X MIA 6 29
7 X MIA 7 29
Jumlah Keseluruhan 2128

2. Teknik Sampling

Teknik sampling adalah suatu cara pengumpulan data yang sifatnya

menyeluruh atau diambil sebagian untuk mewakili populasi.9 Adapun teknik

pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik cluster random

sampling atau sampling kelompok yaitu pengambilan sampel secara random terhadap

kelas atau kelompok.10

8
Hasil Dokumentasi, Data Siswa Kelas X MIA SMA N 10 Bandar Lampung, 3 Maret 2017.
9
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung:Remaja Rosdakarya,
2010), h. 251.
10
Laila Puspita, Suciati, Maridi, Pengaruh Model Problem Based Learning dengan Metode
Eksperimen Disertai Concept Map dan Mind Map Terhadap Prestasi Belajar Biologi Ditinjau dari
Motivasi Belajar dan Aktivitas Belajar Siswa, Jurnal Inkuiri, ISSN: 2252-7893 Vol. 3 (2): 85-95.
60

3. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi, sebagai contoh yang diambil dengan

menggunakan cara-cara tertentu.11 Berdasarkan populasi dan teknik sampling di atas

maka sampel yang didapat yaitu:

a. Kelas 10 MIA 1 sebagai kelas eksperimen yang mendapat perlakuan pembelajaran

biologi dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

disertai Concept Mapping Technique.

b. Kelas 10 MIA 2 sebagai kelas kontrol yang mendapat perlakuan pembelajaran

biologi dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning.

E. Prosedur Penelitian

Langkah-langkah yang digunakan pada penelitian ini, adalah sebagai berikut:

1. Melakukan persiapan;
2. Menentukan daerah penelitian;
3. Melakukan pra penelitian berupa observasi ke sekolah dan wawancara dengan
guru mata pelajaran Biologi;
4. Mengambil data dokumentasi berupa daftar nama siswa;
5. Menentukan populasi penelitian dengan teknik purposive sampling area;
6. Menentukan sampel penelitian, yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen
dengan teknik cluster random sampling;
7. Melakukan prasurvei dengan memberikan soal tes essay dilengkapi wacana
untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah peserta didik kelas X MIA
semester genap tahun ajaran 2016/2017;
8. Mengurus surat penelitian dan melaksanakan penelitian;
9. Melakukan uji coba soal pada kelas XI MIA 2 SMA N 10 Bandar Lampung.
10. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar kelas eksperimen dengan
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning disertai Concept
Mapping Technique dan kelas kontrol menggunakan model pembelajaran yang
biasa digunakan di sekolah;
11. Memberikan soal kemampuan pemecahan masalah pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol setelah melakukan kegiatan belajar mengajar untuk mengetahui
11
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 121.
61

seberapa besar pengaruh model pembelajaran yang telah diterapkan terhadap


kemampuan pemecahan masalah peserta didik;
12. Memproses data yang diperoleh dari penelitian berupa nilai kemampuan
pemecahan masalah kelas kontrol dan kelas eksperimen;
13. Menganalisis data penelitian berupa nilai kemampuan pemecahan masalah
kelas kontrol dan kelas eksperimen;
14. Membahas analisis data hasil penelitian berupa nilai kemampuan pemecahan
masalah kelas kontrol dan kelas eksperimen;
15. Membuat kesimpulan berdasarkan pembahasan dari hasil analisis data.

F. Teknik Pengumpulan Data

Suatu kegiatan untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan dan dapat

diolah menjadi suatu data yang dapat disajikan disebut teknik pengumpulan data.

Pengumpulan data pada penelitian ini berupa:

1. Tes Tertulis

Tes berisi beberapa pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur

ketrampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh

individu atau kelompok. Tes pada penilitian ini digunakan untuk memperoleh data

tentang tingkat kemampuan pemecahan masalah setelah penelitian dilaksanakan.

G. Instrumen Pengumpulan Data

Alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data

agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik dalam arti cermat, lengkap,

dan sistematis sehingga lebih mudah diolah disebut juga data instrumen penelitian.

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah :

1. Tes Essay

Tes yang dimaksud disini adalah tes kemampuan pemecahan masalah yang diberikan

kepada peserta didik berupa tes essay. Kemampuan yang diharapkan dalam tes ini
62

adalah peserta didik dituntut dapat menjawab permasalahan yang ada bukan dengan

cara standar dan dapat menyajikan permasalahan kedalam berbagai cara. Pemberian

skor pada tes kemampuan pemecahan masalah ini mengadopsi penilaian yang

dikemukakan oleh Paidi yaitu sebagai berikut.

Tabel 6
Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Peserta Didik

No Aspek yang diukur Skor Keterangan


1 Kemampuan 4 Bisa menuliskan dua atau lebih masalah
mengidentifikasi relevan dengan wacana.
masalah 3 Bisa menuliskan lebih dari satu masalah
relevan dengan wacana, tetapi hanya
satu yang bercirikan masalah.
2 Bisa menuliskan satu masalah relevan
dengan wacana, tetapi tidak bercirikan
masalah.
1 Tidak bisa menuliskan satupun masalah
relevan dengan wacana.
2 Merumuskan 4 Mampu membuat rumusan masalah
(menganalisis) masalah dalam bentuk kalimat tanya yang baku,
dan relevan dengan masalahnya.
3 Mampu membuat rumusan masalah
dalam bentuk kalimat tanya namun
kurang baku, dan relevan dengan
masalahnya.
2 Mampu membuat rumusan masalah
dalam bentuk kalimat tanya namun
kurang baku, dan tidak relevan dengan
masalahnya.
1 Tidak mampu membuat rumusan
masalah dalam bentuk kalimat tanya
yang baku, dan tidak relevan dengan
masalahnya
3 Menemukan alternatif- 4 Mampu menuliskan dua atau lebih
alternatif solusi alternatif solusi dan kesemuanya relevan
dengan tiap masalah yang akan
dipecahkan.
63

3 Mampu menuliskan dua alternatif solusi


dan kesemua relevan dengan tiap
masalah yang akan dipecahkan.
2 Mampu menuliskan satu alternatif solusi
dan relevan dengan tiap masalah yang
akan dipecahkan.
1 Mampu menuliskan satu alternatif solusi
namun tidak relevan dengan masalah
yang akan dipecahkan.
4 Memilih alternatif solusi 4 Mampu memilih atau menentukan satu
(terbaik) dari alternatif solusi yang terbaik,
dengan alasan yang rasional.
3 Mampu memilih atau menentukan satu
dari alternatif solusi yang terbaik,
namun tidak dengan alasan yang
rasional.
2 Mampu memilih atau menentukan satu
dari alternatif solusi namun bukan yang
terbaik dan tidak dengan alasan yang
rasional.
1 Tidak mampu memilih atau menentukan
satupun dari alternatif solusi yang
terbaik, dan tidak dengan alasan yang
rasional.
5 Kelancarannya 4 Mampu menyelesaikan pemecahan
memecahkan masalah masalah, tanpa kecurangan langkah
apapun, dan dalam selang waktu yang
disediakan.
3 Mampu menyelesaikan pemecahan
masalah, tanpa kecurangan, namun
dengan tambahan waktu yang disepakati
2 Mampu menyelesaikan pemecahan
masalah, tanpa kecurangan, namun
dengan tambahan waktu di luar
kesepakatan
1 Tidak mampu menyelesaikan
pemecahan masalah, atau melakukan
kecurangan.
6 Kualitas hasil 4 Hasil pemecahannya tepat, rasional, dan
pemecahan masalah dapat dibenarkan secara ilmiah.
64

3 Hasil pemecahannya rasional, tepat,


tetapi sulit dibenarkan secara ilmiah.
2 Rasional, tetapi tidak tepat dan sulit
dibenarkan secara ilmiah.
1 Hasil pemecahannya tidak tepat, tidak
rasional, dan tidak dapat dibenarkan
secara ilmiah.12

Pada penelitian ini digunakan standar mutlak untuk menentukan nilai yang

diperoleh peserta didik, yaitu dengan menggunakan formula sebagai berikut.13

Nilai: x 100

Keterangan :
Skor mentah = skor yang diperoleh peserta didik
Skor maksimum ideal = skor maksimal x banyaknya soal

H. Uji Coba Instrumen

Instrumen yang baik dan dapat dipercaya adalah instrumen yang memiliki

tingkat validitas (mengukur ketepatan) dan reliabilitas (mengukur keajegan) yang

tinggi. Sebelum instrumen pada tes kemampuan pemecahan masalah ini digunakan,

terlebih dahulu dilakukan uji coba pada peserta didik yang bertujuan untuk mengukur

validitas, tingkat kesukaran, daya pembeda, dan reliabilitas.

Data hasil uji coba instrumen kemampuan pemecahan masalah peserta didik

diperoleh dengan melakukan uji coba tes kemampuan pemecahan masalah peserta

didik di luar populasi penelitian, dengan menggunakan instrumen soal bentuk essay

12
Paidi, 2008, Model Pemecahan Masalah dalam Pembelajaran Biologi di SMA, Artikel
Semnas UNY diakses pada tanggal 25 Februari 2017.
13
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta :Rajawali Pers, 2012), h. 318.
65

yang berjumlah 12 soal. Uji dilakukan pada 30 orang peserta didik kelas XI MIA 2 di

SMA N 10 Bandar Lampung. Data hasil uji coba tes dapat dilihat pada (lampiran 16).

1. Uji Validitas Tes

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu

instrumen.14 Gay dan Johnson dalam Anas berpendapat bahwa Instrumen disebut

valid, apabila instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang hendak diukur. 15

Jadi, jika tes tersebut adalah tes kemampuan pemecahan masalah maka hasil tes

tersebut apabila diinterpretasi secara intensif, hasil yang dicapai memang benar

menunjukan ranah evaluasi kemampuan pemecahan masalah. Dalam penelitian ini

untuk menghitung validitas tes penulis menggunakan rumus product moment, sebagai

berikut:

∑ ∑ ∑
rxy
√{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑ }

Keterangan :
rxy : Validitas empiric soal

n : Banyaknya subyek

X : Jumlah skor tiap butir soal masing-masing siswa

Y : Jumlah total Skor total masing-masing siswa16

Setelah didapat harga koefisien maka harga tersebut diinterprestasikan

14
Ibid.
15
Ibid, h. 31.
16
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi), (Jakarta: Bumi
Aksara, 2009), h. 72.
66

terhadap kriteria dengan menggunakan tolak ukur mencari angka “r” produk moment

(rxy). Dengan derajat kebebasan sebesar (N-2) pada taraf signifikasi 5%. Dengan

ketentuan bahwa rxy sama atau lebih dari rtabel maka hipotesis diterima atau soal

dapat dinyatakan valid. Sebaliknya jika rxy lebih kecil daripada rtabel atau rt maka

soal tes dinyatakan invalid.17 Oleh karenanya, untuk keperluan pengambilan data

dalam penelitian ini, digunakan butir-butir soal dengan kriteria valid, yaitu dengan

membuang soal dengan kategori tidak valid.

Tabel 7
Klasifikasi Koefisien Validitas Tes
Nilai Kriteria
0,80 – 1,00 Sangat Tinggi
0,60 – 0,80 Tinggi
0,40 – 0,50 Cukup
0,20 – 0,40 Rendah
0,00 – 0,20 Sangat Rendah18

Tes yang peneliti gunakan untuk menguji kelas eksperimen dan kelas kontrol

sebelumnya diuji coba di luar populasi, yang bertujuan untuk mengetahui apakah

item soal tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur, sehingga mendapat data

yang akurat dan memenuhi kriteria yang baik.

Berdasarkan hasil perhitungan dengan sampel 30 peserta didik maka

ditentukan rtabel = 0,361 dan diperoleh hasil tes menggunakan rumus product

moment, adapun hasil analisis validitas tes kemampuan pemecahan masalah dapat

dilihat pada tabel berikut ini:

17
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h. 181.
18
Suharsimi Arikunto,Op.Cit, h. 75.
67

Tabel 8
Validitas Item Soal
No Soal rtabel rhitung Kesimpulan
1 0,361 0,388 Valid
2 0,361 0,700 Valid
3 0,361 0,606 Valid
4 0,361 0,163 Tidak Valid
5 0,361 0,423 Valid
6 0,361 0,656 Valid
7 0,361 0,678 Valid
8 0,361 0,568 Valid
9 0,361 0,352 Tidak Valid
10 0,361 0,516 Valid
11 0,361 0,546 Valid
12 0,361 0,194 Tidak Valid

Berdasarkan hasil perhitungan uji instrumen tes kemampuan pemecahan

masalah peserta didik dengan 12 soal essay dan α = 0,05 menunjukkan bahwa

terdapat 3 soal yang tidak valid (rxy< 0,361) yaitu soal nomor 4, 9, dan 12, selebihnya

tergolong valid dengan kisaran 0,388 s.d 0,700. Berdasarkan kriteria butir soal yang

akan digunakan dalam mengambil data, maka 9 butir soal uji coba memenuhi kriteria

sebagai butir soal yang layak digunakan untuk mengambil data, artinya soal tersebut

dapat digunakan untuk mengetahui hasil kemampuan pemecahan masalah peserta

didik.

2. Uji Reliabilitas Tes

Setelah melakukan uji validitas tes, item-item soal kemudian diuji

reliabilitasnya. Adapun Reliabilitas adalah derajat yang menunjukkan konsistensi


68

hasil sebuah tes dari waktu kewaktu.19 Untuk menentukan tingkat reliabilitas tes

berupa soal essay dengan teknik Alpha. Rumus Alpha dari Cronbach sebagai berikut:


r11 = [ ][ ]

Keterangan :
r11 : Koefisien reliabilitas instrumen
n : Banyaknya butir tes yang digunakan
1 : Bilangan konstan
∑ : Jumlah varians skor butir ke-i
: Varians skor total20

Setelah didapat harga koefisien reliabilitas maka harga tersebut

diinterprestasikan terhadap kriteria dengan menggunakan tolak ukur mencari angka

korelasi “r” reliabilitas (r11). Dengan derajat kebebasan (N-2) pada taraf signifikan

5%. Dengan ketentuan bahwa r11 sama atau lebih besar daripada rtabel maka hipotesis

diterima atau soal dapat dinyatakan reliable. Sebaliknya jika r 11 lebih kecil daripada

rtabel atau rt maka soal tes dinyatakan tidak reliable.

Tabel 9
Klasifikasi Koefisien Realibilitas Tes

Nilai Kriteria
0,80 – 1,00 Sangat Tinggi
0,60 – 0,80 Tinggi
0,40 – 0,50 Cukup
0,20 – 0,40 Rendah
0,00 – 0,20 Sangat Rendah21

19
Sukardi, Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya, Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h.
45.
20
Anas Sudijono, 2011, Op. Cit, h. 208.
21
Rostina Sundayana, 2015, Teknik Sampling dalam Penelitian, Bandung: Alfabeta, h. 70.
69

Perhitungan reliabilitas tes dilakukan terhadap 9 butir soal kategori valid yang

akan digunakan untuk mengambil data. Kemudian dari hasil perhitungan yang telah

dilakukan menunjukan bahwa nilai realibilitas sebesar 0,798 dengan kriteria tinggi

atau lebih besar dari = 0,361 sehingga butir soal tersebut bersifat reliable yang artinya

butir-butir soal tersebut dapat menghasilkan data relatif sama walaupun digunakan

pada waktu yang berbeda. Dengan demikian, tes tersebut memiliki kriteria tes yang

layak untuk pengambilan data.

3. Uji Daya Pembeda Tes

Adapun Daya pembeda adalah kemampuan suatu butir item tes untuk dapat

membedakan antara peserta didik yang berkemampuan tinggi dengan peserta didik

yang berkemampuan rendah.22 Oleh karena itu, maka dapat dipahami bahwa Daya

pembeda instrumen adalah tingkat kemampuan instrumen untuk membedakan antara

peserta didik yakni peserta didik yang berkemampuan tinggi dengan peserta didik

yang berkemampuan rendah. Daya Pembeda tes dapat diukur dengan menggunakan

rumus seperti di bawah ini:

DP = - = -

Keterangan:
DP = Indeks Daya Pembeda

BA = Jumlah peserta tes yang menjawab benar pada klompok atas

22
Daryanto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 186.
70

BB = Jumlah peserta tes yang menjawab benar pada klompok bawah

JA = Jumlah peserta tes kelompok atas

JB = Jumlah peserta tes kelompok bawah

PA = Proposisi peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar

PB = Proposisi peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar23

Klaifikasi daya pembeda soal adalah sebagai berikut:

Tabel 10
Klasifikasi Daya Pembeda

Indeks Daya Pembeda Keputusan


0,00 ≤ IDP ≤ 0,20 Jelek
0,20 ≤ IDP ≤ 0,40 Cukup
0,40 ≤ IDP ≤ 0,70 Baik
0,70 ≤ IDP ≥ 1,00 Baik Sekali24

Indeks daya pembeda soal yang digunakan pada penelitian ini adalah uji daya

pembeda yang baik dan baik sekali. Hasil analisis daya pembeda tes butir soal

kemampuan pemecahan masalah dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 11
Daya Pembeda Tes

No Item Soal Daya Pembeda Keterangan


1 0,467 Baik
2 1,000 Baik Sekali
3 1,133 Baik Sekali
5 0,333 Cukup
6 1,467 Baik Sekali
7 0,867 Baik Sekali
8 0,733 Baik Sekali
10 0,733 Baik Sekali
11 0,867 Baik Sekali

23
Suharsimi Arikunto,2009, Op. Cit, h. 213.
24
Ibid, 218.
71

Berdasarkan perhitungan daya pembeda tes menunjukan bahwa terdapat 7

butir soal dengan kriteria baik sekali yaitu yang mempunyai klasifikasi daya pembeda

lebih dari 0,70, 1 soal dengan kriteria baik yaitu yang mempunyai klasifikasi daya

pembeda antara 0,40 sampai dengan 0,70, dan 1 soal dengan kriteria cukup yaitu

mempunyai klasifikasi daya pembeda antara 0,20 sampai dengan 0,40.

Item butir soal yang memenuhi berarti memiliki daya pembeda dengan kriteria

baik sekali, baik dan cukup karena kriteria tersebut mampu membedakan antara

peserta didik yang memiliki kemampuan pemecahan masalah tinggi dan peserta didik

yang memiliki kemampuan pemecahan masalah rendah. Sedangkan item soal yang

memiliki kriteria jelek tidak digunakan karena item soal tersebut tidak mampu

membedakan antara peserta didik yang memiliki kemampuan pemecahan masalah

tinggi dan yang memiliki kemampuan pemecahan masalah rendah.

4. Uji Tingkat Kesukaran Tes

Adapun Instrumen yang baik adalah instrumen yang tidak terlalu mudah dan

tidak terlalu sukar. kemudian, Instrumen terlalu mudah tidak merangsang peserta

didik untuk mempertinggi usahanya dalam memahami pembelajaran sebaliknya soal

yang terlalu sukar akan menyebabkan peserta didik putus asa dan tidak mempunyai

semangat untuk mencoba lagi, karena di luar jangkauannya. 25Untuk menentukan

tingkat kesukaran item instrumen penelitian dapat menggunakan rumus sebagai

berikut:26

25
Ibid, h. 268.
26
Anas Sudijono, 2012, Op.Cit, h. 373.
72

Keterangan:
P = Indeks kesukaran
B = Jumlah Peserta Didik
JS = Jumlah dari seluruh peserta tes

Adapun klasifikasi interpretasi untuk tingkat kesukaran yang digunakan

adalah sebagai berikut: 27

Tabel 12
Klasifikasi Tingkat Kesukaran
Indeks Tingkat Kesukaran Interpretasi
P ≤ 0,30 Sukar
0,30 ≤ P ≤ 0,70 Cukup (sedang)
P ≥ 0,70 Mudah

Anas Sudijono menyatakan butir soal dikategorikan baik jika derajat

kesukaran butir soal sedang yaitu dengan interval indeks kesukaran 0,30 ≤ P ≤

0,70.28 Hasil analisis tingkat kesukaran tes butir soal kemampuan pemecahan masalah

peserta didik dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 13
Tingkat Kesukaran Item Soal

No Item Soal Tingkat Kesukaran Keterangan


1 0,525 Sedang
2 0,575 Sedang
3 0,542 Sedang
5 0,508 Sedang
6 0,517 Sedang
7 0,508 Sedang
8 0,525 Sedang
10 0,525 Sedang
11 0,442 Sedang

27
Ibid, h. 372.
28
Ibid.
73

Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa 9 butir soal yang diuji cobakan

menunjukkan bahwa terdapat semua soal tergolong sedang (0,30 ≤ P ≤ 0,70).

5. Kesimpulan Hasil Perhitungan

Hasil perhitungan uji validitas, uji tingkat kesukaran, daya pembeda, dapat

dibuat tabel kesimpulan sebagai berikut:

Tabel 14
Kesimpulan Hasil Uji Coba Tes Kemampuan Pemecahan Masalah

No Uji Uji Daya Tingkat Kesimpulan


Soal Validitas Realibiltas Pembeda Kesukaran
1 Valid Baik Sedang Digunakan
2 Valid Baik Sekali Sedang Digunakan
3 Valid Baik Sekali Sedang Digunakan
5 Valid Cukup Sedang Digunakan
6 Valid Reliable Baik Sekali Sedang Digunakan
7 Valid Baik Sekali Sedang Digunakan
8 Valid Baik Sekali Sedang Digunakan
10 Valid Baik Sekali Sedang Digunakan
11 Valid Baik Sekali Sedang Digunakan

Berdasarkan hasil kesimpulan perhitungan uji validitas, uji realibilitas, uji

daya pembeda dan uji tingkat kesukaran di atas, dalam melakukan penelitian kepada

peserta didik dengan menggunakan butir soal, maka butir soal tersebut harus valid,

reliable, memiliki daya pembeda dalam kriteria yang baik sekali, baik atau cukup dan

tingkat kesukaran dalam kategori sedang, hal ini diperlukan agar hasil tes yang

diperoleh mencerminkan kemampuan pemecahan masalah peserta didik, terdapat 9

butir soal yang memenuhi kriteria yang dapat digunakan adalah 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8. 10,

dan 11.
74

I. Teknik Analisis Data

Langkah yang sangat penting dalam kegiatan penelitian yaitu bagian analisis

data, karena analisis data yang benar dan tepat akan menghasilkan kesimpulan yang

benar. Adapun teknik Analisis data yang dilakukan yaitu:

1. Uji Prasyarat Analisis

Diperlukan untuk mengetahui analisis data pengujian hipotesis dapat

dilanjutkan atau tidak. Teknik analisis data tes kemampuan pemecahan masalah diuji

dengan menggunakan uji statistik. Uji prasyarat yang dipakai adalah sebagai berikut:

a. Uji Normalitas Tes

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh

berdistribusi normal/ tidak. Uji normalitas dilakukan pada kedua variabel yang akan

diteliti. Variabel bebas (X) adalah Model Pembelajaran PBL disertai concept

mapping technique dan variabel terikat (Y) adalah Kemampuan pemecahan masalah

peserta didik. Uji normalitas yang digunakan penulis adalah uji Liliefors.29 Rumus uji

Liliefors sebagai berikut:

1) Hipotesis

H0 : Data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

H1 : Data sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal.

2) Taraf signifikansi (α) = 0,05

a) Susun sebaran data yang akan diuji dengan terlebih dahulu diurutkan dari

yang terkecil sampai dengan yang terbesar.


29
Sudjana, Metode Statistika, (Bandung: Tarsito,2005), h. 466.
75

b) Hitunglah nilai normal standar tiap data dengan rumus Z = .

Keterangan :

S : Simpangan baku data tunggal


Xi : Data tunggal
X : Rata-rata data tunggal
3) Gunakan Z tabel untuk menghitung luas dibawah kurva normal baku.

4) Hitung besar peluang dengan cara menghitung luas masing-masing nilai Z.

5) Hitung nilai S(Z), yakni frekuensi kumulatif relative dari masing-masing nilai Z.

6) Tentukan nilai Liliefors hitung Lh dengan rumus Lh = |F (Z) – S (Z)|.

7) Tentukan nilai Liliefors tabel dengan rumus Lt pada tingkat kepercayaan 95% Lt

adalah Lt = .

8) Bandingkan nilai Liliefors hitung terbesar (Lh) dengan nilai Liliefors tabel (Lt).

Jika nilai Lh < Lt maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.

9) Adapun kriteria pengujiannya sebagai berikut :

Ditolak H0, jika Lh ≥ Lt

Diterima H0, jika Lh ≤ Lt30

b. Uji Homogenitas tes

Setelah uji normalitas, selanjutnya dilakukan uji homogenitas. Menurut

Sugiyono, uji homogenitas varian bertujuan untuk menentukan apakah varian kedua

kelompok homogen atau tidak. Uji homogenitas yang digunakan adalah uji

30
Edi Riadi, Statistika Penelitian Analisis Manual dan IBM SPSS, (Jakarta: Andi Offset,
2016), h. 115-116.
76

homogenitas dua varians atau uji Fisher.31 Adapun persamaan uji Fisher adalah

sebagai berikut:

Fhitung =

Keterangan:

F = Homogenitas

= Nilai variansi yang lebih besar dari dua sampel yang dibandingkan

= Nilai variansi yang lebih kecil dari dua sampel yang dibandingkan

1) Hipotesis

H0 : Kedua sampel memiliki varians sama

H1 : Kedua sampel memiliki varians berbeda

2) Tingkat Signifikansi: = 5%

Adapun kriteria untuk uji homogenitas ini adalah:

H0 diterima, Jika ≤ H0 = Data memiliki varians homogen.

H1 ditolak, Jika ≥ H1 = Data tidak memiliki varians homogen.32

2. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilaksanakan untuk menganalisis data hasil penelitian, setelah uji
33
normalitas dan homogenitas terpenuhi, maka dilakukan uji hipotesis. Untuk uji

hipotesis, peneliti menggunakan Uji Independent Sample T-test dan Uji Regresi

Linier Sederhana.

31
Sugiyono, 2013, Op.Cit, h. 276.
32
Budiyono, Statistika Untuk Penelitian, (Surakarta: Sebelas Maret University Press 2014) , h.
141.
33
Sudjana, Op.Cit, h. 249.
77

a. Uji Independent Sample T-Test

Uji Independent Sample T-Test merupakan uji yang digunakan untuk menguji

signifikansi beda rata-rata dua kelompok atau digunakan untuk kelompok yang tidak

saling berpasangan. Untuk menguji hipotesis, penulis dalam penelitian ini

menggunakan rumus The Pooled Variance Model T-Test sebagai berikut: 34

x1  x 2
t
(n1  1) s12  (n2  1) s22  1 1 
  
(n1  n2  2)  n1 n2 

Keterangan

T = nilai t
̅ = Rata-rata kelompok eksperimen
̅ = Rata-rata kelompok kontrol
= banyaknya siswa kelas eksperimen
= banyaknya siswa kelas kontrol
= varians dari siswa kelas eksperimen
= varians dari siswa kelas kontrol

Hipotesis:

H0 : µ1 = µ2 (Tidak terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan pemecahan

masalah peserta didik antara kelas kontrol dan kelas eksperimen)

H1 : µ1 µ2 (Terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan pemecahan masalah

peserta didik antara kelas kontrol dan kelas eksperimen)

Keterangan

µ1 : Kemampuan pemecahan masalah peserta didik yang menggunakan model

pembelajaran Discovery Learning

34
Edi Riadi, Op.Cit, h.249-230.
78

µ2 : Kemampuan pemecahan masalah peserta didik yang menggunakan model

pembelajaran Problem Based Learning (PBL) disertai Concept Mapping

Technique

b. Uji Regresi Linear Sederhana

Uji Regresi Linear Sederhana adalah uji yang digunakan untuk mengetahui

seberapa besar pengaruh Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

disertai Concept Mapping Technique terhadap kemampuan pemecahan masalah

peserta didik. Adapun rumus Uji Regresi Linear Sederhana adalah sebagai berikut:35

Y = a + bX

Keterangan:

Y = Nilai yang diramalkan/ subjek variabel terikat yang diproyeksikan


a = Nilai Konstansta harga Y jika X = 0
b = Koefesien regresi/ Nilai arah sebagai penentu ramalan/prediksi yang
menunjukkan nilai peningkatan (+) atau nilai penurunan (-) variabel Y
X = Variabel bebas

Hipotesis:

H0 : r = 0 (Model Pembelajaran Problem Based Learning disertai Concept


Mapping Technique tidak berpengaruh terhadap kemampuan
pemecahan masalah peserta didik )

H1 : r 0 (Model Pembelajaran Problem Based Learning disertai Concept


Mapping Technique berpengaruh besar terhadap kemampuan
pemecahan masalah peserta didik)

Keterangan

r = Nilai koefisien determinasi (R square)

35
Aunuddin, Rancangan dan Analisis Data, (Bogor : IPB Press, 2005, h. 108-110 .
79

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini termasuk data kuantitatif

yaitu berupa hasil kemampuan pemecahan masalah peserta didik kelas X MIA 1

sebagai kelas eksperimen dan kelas X MIA 2 sebagai kelas kontrol pada semester

ganjil materi Protista.

Data tersebut diperoleh dari 60 peserta didik, dengan 30 peserta didik pada

kelas eksperimen (X MIA 1) dan 30 peserta didik pada kelas kontrol (X MIA 2). Pada

kelas eksperimen kegiatan pembelajaran dilakukan dengan memberikan perlakuan

berupa model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) disertai Concept

Mapping Technique, sedangkan pada kelas kontrol menggunakan model

pembelajaran yang digunakan oleh guru biologi di sekolah tempat penelitian yaitu

model pembelajaran Discovery Learning (DL).

1. Hasil Kemampuan Pemecahan Masalah Peserta Didik Per Indikator

Data nilai kemampuan pemecahan masalah peserta didik yang di ukur dalam

penelitian ini difokuskan pada 6 indikator kemampuan pemecahan masalah. Setiap

indikator kemampuan pemecahan masalah dinilai oleh satu atau 2 soal berbentuk

Essay. Persentase nilai pada setiap indikator kemampuan pemecahan masalah peserta

didik pada kelas kontrol dan kelas eksperimen diuraikan sebagai berikut:
80

a. Kemampuan Pemecahan Masalah Kelas Kontrol

Analisis untuk setiap indikator Kemampuan Pemecahan Masalah pada kelas

kontrol secara rinci sebagai berikut:

1) Kemampuan mengidentifikasi masalah

Kemampuan mengidentifikasi masalah diharapkan peserta didik dapat

menuliskan dua atau lebih masalah relevan dengan wacana, dan minimal dua masalah

itu bercirikan masalah (ada kesenjangan antara seharusnya dengan kenyataannya).

Hasil analisis diketahui bahwa pada indikator kemampuan mengidentifikasi masalah

peserta didik pada kelas kontrol diperoleh persentase 79% dengan kriteria sedang.

2) Merumuskan (menganalisis) masalah

Merumuskan masalah dapat diartikan menjabarkan masalah dengan jelas dan

spesifik/rinci. Pada indikator ini peserta didik diharapkan mampu membuat rumusan

masalah dalam bentuk kalimat tanya yang baku, menunjukkan satu atau lebih

variabel, dan relevan dengan masalahnya yang berkaitan dengan masalah yang

diberikan setelah melakukan identifikasi sebelumnya. Hasil analisis diketahui bahwa

pada indikator kemampuan merumuskan (menganalisis) masalah peserta didik pada

kelas kontrol diperoleh persentase 78% dengan kriteria sedang.

3) Menemukan alternatif-alternatif solusi

Menemukan alternatif solusi diharapkan peserta didik mampu menuliskan dua

atau lebih alternatif solusi atau cara pemecahan masalah dan kesemuanya relevan

dengan tiap masalah yang akan dipecahkan. Hasil analisis diketahui bahwa pada
81

indikator menemukan alternatif-alternatif solusi pada kelas kontrol diperoleh

persentase 77% dengan kriteria sedang.

4) Memilih alternatif solusi (terbaik)

Memilih alternatif solusi (terbaik) maksudnya Peserta didik mampu memilih

atau menentukan satu dari alternatif solusi yang terbaik, dengan alasan yang rasional.

Hasil analisis diketahui bahwa pada indikator memilih alternatif solusi (terbaik)

peserta didik pada kelas kontrol diperoleh persentase 68% dengan kriteria rendah.

5) Kelancarannya memecahkan masalah

Kelancaran memecahkan masalah penting untuk melatih peserta didik

memanfaatkan waktu yang telah ditentukan dengan baik. Pada indikator ini

diharapkan peserta didik mampu menyelesaikan pemecahan masalah, tanpa

kecurangan langkah apapun, dan dalam selang waktu yang disediakan. Hasil analisis

diketahui bahwa pada indikator kelancarannya memecahkan masalah peserta didik

pada kelas kontrol diperoleh persentase 64% dengan kriteria rendah.

6) Kualitas hasil pemecahan masalah

Indikator yang terakhir yaitu kualitas hasil pemecahan masalah, peserta didik

dalam menyelesaikan pemecahan masalah harus sesuai dengan konsep materi

Protista. Hasil analisis diketahui bahwa pada indikator Kualitas hasil pemecahan

masalah peserta didik pada kelas kontrol diperoleh persentase 61% dengan kriteria

rendah.
82

b. Kemampuan Pemecahan Masalah Kelas Eksperimen

Kemudian analisis untuk setiap indikator kemampuan pemecahan masalah

pada kelas eksperimen secara rinci sebagai berikut:

1) Kemampuan mengidentifikasi masalah

Kemampuan mengidentifikasi masalah peserta didik dapat menuliskan dua

atau lebih masalah relevan dengan wacana, dan minimal dua masalah itu bercirikan

masalah (ada kesenjangan antara seharusnya dengan kenyataannya). Hasil analisis

diketahui bahwa pada indikator kemampuan mengidentifikasi masalah peserta didik

kelas eksperimen memperoleh persentase lebih besar dari kelas kontrol. Pada kelas

eksperimen diperoleh Persentase 96% dengan kriteria tinggi.

2) Merumuskan (menganalisis) masalah

Merumuskan masalah dapat diartikan menjabarkan masalah dengan jelas dan

spesifik/rinci. Pada indikator ini peserta didik diharapkan mampu membuat rumusan

masalah dalam bentuk kalimat tanya yang baku, menunjukkan satu atau lebih

variabel, dan relevan dengan masalahnya yang berkaitan dengan masalah yang

diberikan setelah melakukan identifikasi sebelumnya. Hasil analisis diketahui bahwa

pada indikator merumuskan (menganalisis) masalah peserta didik kelas eksperimen

memperoleh persentase lebih besar dari kelas kontrol. Pada kelas Eksperimen

diperoleh Persentase 95% dengan kriteria tinggi.

3) Menemukan alternatif-alternatif solusi

Menemukan alternatif solusi diharapkan peserta didik mampu menuliskan dua

atau lebih alternatif solusi atau cara pemecahan masalah dan kesemuanya relevan
83

dengan tiap masalah yang akan dipecahkan. Hasil analisis diketahui bahwa pada

indikator menemukan alternatif-alternatif solusi peserta didik kelas eksperimen

memperoleh persentase lebih besar dari kelas kontrol. Pada kelas eksperimen

diperoleh Persentase 92% dengan kriteria tinggi.

4) Memilih alternatif solusi (terbaik)

Memilih alternatif solusi (terbaik) maksudnya Peserta didik mampu memilih

atau menentukan satu dari alternatif solusi yang terbaik, dengan alasan yang rasional.

Hasil analisis diketahui bahwa pada indikator Memilih alternatif solusi (terbaik)

peserta didik kelas eksperimen memperoleh persentase lebih besar dari kelas kontrol.

Pada kelas eksperimen diperoleh Persentase 82% dengan kriteria tinggi.

5) Kelancarannya memecahkan masalah

Kelancaran memecahkan masalah penting untuk melatih peserta didik

memanfaatkan waktu yang telah ditentukan dengan baik. Pada indikator ini

diharapkan peserta didik mampu menyelesaikan pemecahan masalah, tanpa

kecurangan langkah apapun, dan dalam selang waktu yang disediakan. Hasil analisis

diketahui bahwa pada indikator kelancaran memecahkan masalah peserta didik kelas

eksperimen memperoleh persentase lebih besar dari kelas kontrol. Pada kelas

Eksperimen diperoleh Persentase 78% dengan kriteria sedang.

6) Kualitas hasil pemecahan masalah

Indikator yang terakhir yaitu kualitas hasil pemecahan masalah, peserta didik

dalam menyelesaikan pemecahan masalah harus sesuai dengan konsep materi

Protista. Hasil analisis diketahui bahwa pada indikator kualitas hasil pemecahan
84

masalah peserta didik kelas eksperimen memperoleh persentase lebih besar dari kelas

kontrol. Pada kelas Eksperimen diperoleh Persentase 77% dengan kriteria sedang.

Adapun persentase nilai pada setiap indikator kemampuan pemecahan

masalah peserta didik pada kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat disajikan dalam

bentuk tabel dan gambar diagram berikut ini:

Tabel 15
Persentase Nilai Kemampuan Pemecahan Masalah
Peserta Didik Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen pada Materi Protista

Indikator KPM Persentase Keterangan


Kelas Kelas Kelas Kelas
Kontrol Eksperimen Kontrol Eksperimen
A 79% 96% Sedang Tinggi
B 78% 95% Sedang Tinggi
C 77% 92% Sedang Tinggi
D 68% 82% Rendah Tinggi
E 64% 78% Rendah Sedang
F 61% 77% Rendah Sedang

Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa terjadi perbedaan kemampuan

pemecahan masalah peserta didik antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Hal ini

dibuktikan dengan persentase dan kriteria penilaian kemampuan pemecahan masalah

pada setiap indikator. Pada kelas eksperimen persentase tertinggi yaitu indikator

kemampuan mengidentifikasi masalah diperoleh persentase 96% dengan kategori

tinggi, sedangkan persentase terendah yaitu indikator kualitas hasil pemecahan

masalah diperoleh persentase 77% dengan kategori sedang. Kemudian pada kelas

kontrol persentase tertinggi yaitu indikator kemampuan mengidentifikasi masalah


85

diperoleh persentase 79% dengan kategori sedang sedangkan persentase terendah

yaitu indikator kualitas hasil pemecahan masalah diperoleh 61% dengan kategori

rendah. Oleh karena itu, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemecahan

masalah peserta didik pada kelas eksperimen lebih signifikan dari kelas kontrol.

120%

100%

80%

60% Kelas Kontrol


Kelas Eksperimen
40%

20%

0%
A B C D E F

Gambar 2
Persentase Nilai Kemampuan Pemecahan Masalah
Peserta Didik Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen pada Materi Protista

Keterangan:
A. Kemampuan mengidentifikasi masalah
B. Merumuskan (menganalisis) masalah
C. Menemukan alternatif-alternatif solusi
D. Memilih alternatif solusi (terbaik)
E. Kelancarannya memecahkan masalah
F. Kualitas hasil pemecahan masalah

Berdasarkan hasil analisis dari ke 6 indikator di atas, maka dapat dipahami

bahwa secara keseluruhan menunjukkan adanya peningkatan kemampuan pemecahan


86

masalah dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

disertai concept mapping technique.

2. Hasil Kemampuan Pemecahan Masalah Peserta Didik

Untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah peserta didik kelas X

MIA SMA N 10 Bandar Lampung maka dilakukan evaluasi akhir berupa soal essay

kemampuan pemecahan masalah peserta didik pada materi Protista. Setelah data

kemampuan pemecahan masalah peserta didik diperoleh, selanjutnya dapat dicari

nilai tertinggi (Xmaks) dan nilai terendah (Xmin) pada kelas kontrol maupun kelas

eksperimen. Kemudian dicari ukuran tendensi sentralnya yang meliputi rataan ( ̅),

median (Me), modus (Mo), dan ukuran variasi kelompok meliputi jangkauan (R) dan

simpangan baku (S) yang dapat dirangkum dalam tabel berikut ini :

Tabel 16
Deskripsi Data Kemampuan Pemecahan Masalah Peserta Didik
Tendensi sentralnya Variasi kelompok
Kelas (xmaks) (xmin)
̅ Me M0 S R N
Kontrol 81 61 72,33 72 78 6,7 20 30
Eksperimen 97 78 87,90 89 89 5,4 19 30

Berdasarkan Tabel 16 di atas, maka dapat dipahami bahwa rata-rata

kemampuan pemecahan masalah peserta didik di kelas eksprimen lebih tinggi dari

kelas kontrol.

Deskripsi data nilai kemampuan pemecahan masalah pada tabel di atas dapat

disajikan dalam bentuk diagram sebagai berikut:


87

120

100

80

60 Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen
40

20

0
Nilai Maksimal Nilai Minimal Nilai Rata-Rata

Gambar 3
Diagram Akumulasi Nilai
Kemampuan Pemecahan Masalah Peserta Didik

3. Hasil Uji T Kemampuan Pemecahan Masalah Peserta Didik

Peneliti akan melakukan uji hipotesis pada data nilai tes kemampuan

pemecahan masalah, untuk melihat apakah antara model pembelajaran pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol memberikan pengaruh yang sama terhadap kemampuan

pemecahan masalah peserta didik. Sebelum melakukan uji T, terlebih dahulu

dilakukan uji normalitas sebagai prasyarat yang harus dilakukan untuk menentukan

uji statistik manakah yang harus digunakan dalam uji hipotesis.

a. Uji Normalitas Kemampuan Pemecahan Masalah Pada Kelas Kontrol

Uji Normalitas data dengan menggunakan liliefors terhadap hasil kemampuan

pemecahan masalah peserta didik dilakukan pada masing-masing kelompok data

yaitu kelas kontrol secara manual dan SPSS versi 17 sebagai berikut.
88

Tabel 17
Hasil Uji Normalitas Manual
Kemampuan Pemecahan Masalah pada Kelas Kontrol

No Kelas Keputusan uji


1 Kontrol 0,126 0,161 Diterima

Hasil uji normalitas yang terangkum dalam tabel di atas, dapat dipahami

bahwa pada taraf signifikan 5% nilai untuk kelas eksperimen kurang dari

sehingga H0 diterima artinya bahwa data berdistribusi normal.

Tabel 18
Uji Normalitas SPSS
Kemampuan Pemecahan Masalah Pada Kelas Kontrol

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Postes Kemampuan Pemecahan Masalah

N 30
a,,b
Normal Parameters Mean 72.33

Std. Deviation 6.718

Most Extreme Differences Absolute .167

Positive .126

Negative -.167

Kolmogorov-Smirnov Z .916

Asymp. Sig. (2-tailed) .371

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai sig (2-tailed) Postes kelas kontrol

untuk uji Kolmogorov-SmirnovZ lebih besar dari 0,05 (0,371 ≥ 0,05), maka dapat
89

disimpulkan bahwa Tolak H1 dan H0 diterima artinya data-data hasil kemampuan

pemecahan masalah pada kelas kontrol berdistribusi normal.

b. Uji T Kelas Kontrol

Tabel 19
Hasil Uji T Kemampuan Pemecahan Masalah Peserta Didik
pada Kelas Kontrol

One-Sample Test

Test Value = 75

95% Confidence Interval

Mean of the Difference

T df Sig. (2-tailed) Difference Lower Upper

Nilai Kemampuan -2.174 29 .038 -2.667 -5.18 -.16


Pemecahan Masalah
Kelas Kontrol

Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai sig (2-tailed) Postes kelas kontrol

untuk uji One-Sample Test lebih kecil dari 0,05 (0,038 ≤ 0,05), maka H0 ditolak,

berarti H1 diterima. Jadi, dapat dipahami bahwa model pembelajaran Discovery

Learning berpengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah peserta didik pada

kelas kontrol.

c. Uji Normalitas Kelas Eksperimen

Hasil Uji Normalitas Kelas Eksperimen secara manual dan SPSS versi 17 dapat

dijelaskan sebagai berikut.


90

Tabel 20
Uji Normalitas Manual
Kemampuan Pemecahan Masalah pada Kelas Eksperimen

Kelas Keputusan uji

Eksperimen 0,152 0,161 Diterima

Hasil uji normalitas yang terangkum dalam tabel di atas, dapat dipahami

bahwa taraf signifikan 5% nilai untuk kelas eksperimen kurang dari

sehingga H0 diterima artinya bahwa data berdistribusi normal.

Tabel 21
Uji Normalitas SPSS
Kemampuan Pemecahan Masalah Pada Kelas Eksperimen

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Postes Kemampuan Pemecahan Masalah

N 30
a,,b
Normal Parameters Mean 87.90

Std. Deviation 5.391

Most Extreme Differences Absolute .152

Positive .152

Negative -.148

Kolmogorov-Smirnov Z .831

Asymp. Sig. (2-tailed) .495

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai sig (2-tailed) kemampuan pemecahan

masalah peserta didik pada kelas eksperimen untuk uji kolmogorov-smirnovZ lebih

besar dari 0,05 (0,495 ≥ 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa tolak H1 dan H0
91

diterima artinya data-data kemampuan pemecahan masalah pada kelas eksperimen

berdistribusi normal

d. Uji T Kelas Eksperimen

Tabel 22
Hasil Uji T Kemampuan Pemecahan Masalah Peserta Didik
pada Kelas Eksperimen

One-Sample Test

Test Value = 75

95% Confidence Interval of

Mean the Difference

T Df Sig. (2-tailed) Difference Lower Upper

Nilai Kemampuan 13.107 29 .000 12.90000 10.8871 14.9129


Pemecahan
Masalah Kelas
Eksperimen

Tabel di atas, diperoleh nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05

(0,000 ≤ 0,05), maka H0 ditolak, berarti H1 diterima. Jadi, dapat dipahami bahwa

model Problem Based Learning (PBL) disertai Concept Mapping Technique

berpengaruh signifikan terhadap kemampuan pemecahan masalah peserta didik pada

kelas eksperimen.

Kemudian, berdasarkan perhitungan Uji T yang telah dilakukan menunjukkan

nilai sig. (2-tailed) kelas eksperimen lebih kecil dari kelas kontrol yaitu 0,000 ≤

0,038, yang dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran yang digunakan pada

kelas eksperimen lebih berpengaruh signifikan terhadap kemampuan pemecahan

masalah peserta didik dari model pembelajaran yang digunakan pada kelas kontrol.
92

Kemudian, setelah didapatkan uji t dari kelas kontrol dan kelas eksperimen

selanjutnya untuk mengetahui perbedaan rata-rata antara kelas kontrol dan kelas

eksperimen dengan menggunakan Uji Independent T-test namun terlebih dahulu

mencari normalitas dan homogenitas.

1) Uji Normalitas Berdasarkan kelas

Adapun uji normalitas berdasarkan kelas secara perhitungan manual dan SPSS

versi 17 terangkum dan dijelaskan sebagai berikut.

Tabel 23
Uji Normalitas Berdasarkan Kelas

No Kelas Keputusan uji


1 Kontrol 0,126 0,161 Diterima
2 Eksperimen 0,152 0,161 Diterima

Hasil uji normalitas data kemampuan pemecahan masalah yang terangkum

dalam tabel di atas, dapat dipahami bahwa taraf signifikan 5% nilai

untuk setiap kelas kurang dari sehingga hipotesis nol untuk setiap

kelas diterima atau dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.

Tabel 24
Hasil Uji Normalitas Kelas Kontrol Dan Eksperimen
Menggunakan SPSS

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

X MIA 1 X MIA 2

N 30 30

Normal Mean 87.90 72.33


a,,b
Parameters Std. Deviation 5.391 6.718
93

Most Extreme Absolute .152 .167


Differences Positive .152 .126

Negative -.148 -.167

Kolmogorov-Smirnov Z .831 .916

Asymp. Sig. (2-tailed) .495 .371

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai sig (2-tailed) Postes kelas X MIA 1

sebesar 0,495 dan X MIA 2 sebesar 0,371 lebih besar dari 0,05 (0,495 & 0,371 ≥

0,05), maka dapat disimpulkan bahwa data-data kemampuan pemecahan masalah

peserta didik kelas X MIA 1 DAN X MIA 2 berdistribusi normal.

2) Uji Homogenitas Kemampuan Pemecahan Masalah

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel memiliki

varian-varian yang sama atau tidak. Uji homogenitas dilakukan antara kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan Uji

Fisher. Hasil perhitungan uji homogenitas dengan taraf signifikasi 5% diperoleh F

hitung = 1,553 dan Ftabel = 4,20 dari perhitungan uji homogenitas nilai kemampuan

pemecahan masalah (Lampiran 35-37). Berdasarkan hasil perhitungan tersebut

menunjukkan bahwa ≤ , sehingga dapat disimpulkan bahwa H0

diterima yang menyatakan bahwa sampel tersebut memiliki varian-varian yang sama

(homogen).
94

3) Uji Hipotesis Kemampuan Pemecahan Masalah

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada materi protista dengan

menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) disertai concept

mapping technique pada kelas eksperimen dan model pembelajaran Discovery

Learning pada kelas kontrol, terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata

kemampuan pemecahan masalah peserta didik antara kelas eksperimen dan kelas

kontrol. Hal ini dibuktikan dengan hasil analisis Uji T Independent pada nilai rata-

rata terhadap kemampuan pemecahan masalah peserta didik dengan perhitungan

manual yang disajikan pada tabel berikut ini:

Tabel 25
Hasil Uji Hipotesis Nilai Kemampuan Pemecahan Masalah Peserta Didik
Pada Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol

Kelas Kesimpulan
Eksperimen
9,899 2,002 ditolak
Kontrol

Tabel di atas menunjukkan ≥ yaitu 9.899 ≥ 2,002 sehingga

ditolak artinya H1 diterima yaitu : terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata

nilai kemampuan pemecahan masalah kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Adapun hasil analisis uji T Independent menggunakan bantuan SPSS 17 pada

nilai rata-rata kemampuan pemecahan masalah dapat dilihat pada tabel sebagai

berikut.
95

Tabel 26
Hasil Uji T-Independent
Nilai Kemampuan Pemecahan Masalah

Kelas Sig. (2 tailed) Taraf sig. Kesimpulan


Eksperimen
0,000 0,05 ditolak
Kontol

Berdasarkan tabel 26 di atas, maka dapat dipahami bahwa nilai sig (2-tailed)

sebesar 0,000 ≤ 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima

artinya terdapat perbedaan yang signifikan nilai rata-rata kemampuan pemecahan

masalah kelas kontrol dan kelas eksperimen.

4) Uji Regresi Linier Sederhana

Setelah dilakukan uji hipotesis, maka dilanjutkan dengan uji regresi linear

sederhana untuk kelas eksperimen yang menggunakan model Pembelajaran Problem

Based Learning (PBL) disertai concept mapping technique. Uji regresi linear

sederhana tersebut digunakan untuk menganalisis seberapa besar pengaruh model

pembelajaran Problem Based Learning (PBL) disertai concept mapping technique

terhadap kemampuan pemecahan masalah peserta didik sebagai jawaban dari

rumusan masalah. Adapun hasil regresi linear sederhana dapat dilihat pada tabel

sebagai berikut.
96

Tabel 27
Nilai koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi Kemampuan
Pemecahan Masalah Peserta Didik pada Materi Protista

Koefisien Korelasi Koefisien Determinasi


Kelas Kesimpulan
(R) (R Square)
R≠0
Eksperimen 0,999 0,997 (Mendekati
angka 1)

Berdasarkan tabel 27 di atas, maka dapat dipahami bahwa hasil koefisien

korelasi sebesar 0,999 menunjukkan adanya hubungan antara dua variabel dengan

kriteria kuat. Nilai koefisien determinasi sebesar 0,997. Hal ini menunjukkan bahwa

model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) disertai Concept Mapping

Technique sebesar 0,99 mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah peserta

didik. Sisanya hanya 0,01 yang dipengaruhi oleh faktor lain di luar variabel penelitian

misalnya keterbatasan waktu dalam kegiatan diskusi dan penyajian hasil karya.

Besarnya pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) disertai

Concept Mapping Technique terhadap kemampuan pemecahan masalah peserta didik.

dapat dilihat pada gambar berikut ini.


97

Faktor lain 1%

Model pembelajaran
Problem Based Learning
(PBL) disertai Concept
Mapping Technique
Faktor lain
Model PBL disertai
Concept Mapping
Technique 99%

Gambar 4
Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) disertai Concept
Mapping Technique Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Peserta Didik

B. Pembahasan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti menggunakan 2 sampel

kelas yaitu kelas X MIA 1 sebagai kelas Eksperimen dan kelas X MIA 2 sebagai

kelas Kontrol yang masing-masing kelas berjumlah 30 peserta didik. Kegiatan

pembelajaran pada kelas kontrol dengan menggunakan model pembelajaran yang

digunakan oleh guru biologi di sekolah tempat penelitian yaitu model pembelajaran

Discovery Learning (DL) sedangkan pada kelas eksperimen peneliti memberikan

perlakuan yaitu dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning

(PBL) disertai Concept Mapping Technique.


98

1. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran kelas kontrol dan kelas Eksperimen pada penelitian ini

berlangsung selama 4x Pertemuan, termasuk di dalamnya postes sebagai pengambilan

data penelitian dengan bentuk soal essay kemampuan pemecahan masalah. Adapun

penjelasan mengenai proses kegiatan pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas

kontrol kontrol adalah sebagai berikut:

Pertemuan pertama, peserta didik membahas ciri-ciri umum Protista dan

peranannya bagi kehidupan, kelas eksperimen dibentuk cara belajar diskusi kelompok

berdasarkan langkah-langkah model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

disertai Concept Mapping Technique dengan memberikan permasalahan berupa

wacana dalam Lembar Kerja Kelompok (LKK), peserta didik saling mengemukakan

pendapatnya, melakukan eksperimen, menganalisis dan mengumpulkan data untuk

memperkuat kesimpulan serta dalam memperjelas kesimpulan dengan membuat

concept map sesuai materi yang di diskusikan kemudian setiap perwakilan kelompok

melakukan presentasi di depan kelas, sedangkan pada kelas kontrol, peneliti

menggunakan model pembelajaran Discovery learning, guru memberikan stimulus

berupa video yang berkaitan dengan Protista kemudian menyuruh siswa mencari

permasalahan yang terkandung di dalam video, setelah peserta didik menemukan

beberapa masalah kemudian peserta didik mencari dan mengumpulkan data dengan

membentuk kelompok dan berdiskusi untuk memecahkan masalah yang mereka

hadapi, kemudian guru meminta perwakilan siswa untuk memberikan kesimpulan

dari apa yang telah mereka diskusikan.


99

Setelah rangkaian langkah-langkah pembelajaran kelas eksperimen selesai,

terlihat bahwa kendala terdapat pada saat pembagian kelompok yang membutuhkan

waktu yang lama karena peserta didik masih belum beradaptasi dengan cara belajar

kelompok model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) disertai Concept

Mapping Technique, peserta didik juga dalam mengerjakan LKK masih kurang

paham dan butuh bimbingan guru, hal ini dikarenakan peserta didik belum pernah

mendapatkan LKK seperti yang peneliti berikan. Kendala lainnya yakni pada saat

melakukan eksperimen (paktikum), karena alokasi waktu yang kurang sehingga

hanya sedikit jenis protista yang dapat peserta didik temukan. Kendala yang

ditemukan pada kelas kontrol adalah pada saat peserta didik mencari permasalahan

terlihat peserta didik merasa bingung sehingga pembelajaran terlihat pasif kemudian

tidak ada peserta didik yang mau menyimpulkan materi sehingga harus di tunjuk oleh

guru.

Pertemuan kedua membahas Ciri-ciri dan klasifikasi Protista mirip jamur serta

peranannya bagi kehidupan. Proses kegiatan pembelajaran di kelas eksperimen sudah

mulai terorganisir terlihat pada saat membentuk kelompok tidak memerlukan waktu

yang lama dan rapih. Peserta didik juga menjadi lebih aktif dalam mencari dan

mengumpulkan data selain itu pada saat presentasi juga banyak peserta didik yang

antusias melakukan tanya jawab. Pada kelas kontrol peserta didik masih butuh

bimbingan guru karena masih bingung menentukan masalah yang tepat untuk

dibahas.
100

Pertemuan ketiga membahas tentang Ciri-ciri dan klasifikasi Protista mirip

tumbuhan (Algae) serta peranannya bagi kehidupan. Kegiatan pembelajaran pada

kelas eksperimen semakin baik terlihat peserta didik mulai saling bekerjasama

mencari jawaban dalam LKK yang diberikan. Peserta didik hampir seluruhnya aktif

baik dalam diskusi maupun presentasi.

Pertemuan keempat membahas tentang Ciri-ciri dan klasifikasi protista mirip

hewan (Protozoa) serta peranannya bagi kehidupan. Kegiatan pembelajaran pada

kelas eksperimen semakin terlihat peserta didik mulai terbiasa mengerjakan LKK

yang diberikan sehingga jawaban yang diberikan juga semakin baik. Peningkatan

keaktifan juga terlihat pada saat diskusi maupun presentasi. Pada kelas kontrol

walaupun sudah 4 x pertemuan terlihat masih banyak siswa yang kurang aktif dalam

proses pembelajaran mereka merasa jenuh ketika tidak menemukan jawaban dari

masalah yang mereka temukan sehingga terlihat hanya sedikit peserta didik yang

berani menyimpulkan dari apa yang telah mereka diskusikan.

2. Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah pada Materi Protista

Setelah dilaksanakan kegiatan pembelajaran materi protista di kelas

eksperimen dan kelas kontrol, peneliti melakukan evaluasi akhir berupa soal essay

untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah peserta didik setelah proses

pembelajaran sebagai pengumpulan data hasil penelitian. Penilaian Kemampuan

pemecahan masalah peserta didik dilihat dari nilai kemampuan pemecahan masalah

dan skor indikator Kemampuan pemecahan masalah yang terdiri dari 6 indikator yaitu

Kemampuan mengidentifikasi masalah, Merumuskan (menganalisis) masalah,


101

Menemukan alternatif-alternatif solusi, Memilih alternatif solusi (terbaik),

Kelancarannya memecahkan masalah, dan Kualitas hasil pemecahan masalah.

Data peningkatan kemampuan pemecahan masalah pada penelitian ini dilihat

dari nilai essay. Setelah didapat nilai essay maka selanjutnya menganalisis perbedaan

rata-rata nilai kemampuan pemecahan masalah kelas kontrol dan kelas eksperimen

yang diketahui bahwa skor rata-rata hasil tes kemampuan pemecahan masalah peserta

didik dari kedua kelas berbeda yakni skor rata-rata kelas eksperimen 87,90 dan kelas

kontrol 72,33. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah kelas

eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

disertai Concept Mapping Technique lebih baik dari kelas kontrol.

Hasil analisis skor perindikator kemampuan pemecahan masalah dapat

dipahami bahwa kemampuan pemecahan masalah pada kelas eksperimen yaitu a.

Kemampuan mengidentifikasi masalah diperoleh Persentase 96% dengan kriteria

tinggi, b. Merumuskan masalah diperoleh Persentase 95% dengan kriteria tinggi, c.

Menemukan alternatif solusi diperoleh Persentase 92% dengan kriteria tinggi, d.

Memilih alternatif solusi diperoleh Persentase 82% dengan kriteria tinggi, e.

Kelancaran memecahkan masalah diperoleh Persentase 78% dengan kriteria sedang,

dan f. Kualitas hasil pemecahan masalah diperoleh Persentase 77% dengan kriteria

sedang.

Kemudian hasil analisis perindikator kemampuan pemecahan masalah dapat

dipahami bahwa kemampuan pemecahan masalah pada kelas kontrol yaitu a.

Kemampuan mengidentifikasi masalah diperoleh persentase 79% dengan kriteria


102

sedang, b. Merumuskan masalah diperoleh persentase 78% dengan kriteria sedang, c.

Menemukan alternatif solusi diperoleh persentase 77% dengan kriteria sedang, d.

Memilih alternatif solusi diperoleh persentase 68% dengan kriteria rendah, e.

Kelancaran memecahkan diperoleh persentase 64% dengan kriteria rendah, f.

Kualitas hasil pemecahan masalah diperoleh persentase 61% dengan kriteria rendah.

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan pada tiap indikator

kemampuan pemecahan masalah kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dipahami

bahwa persentase kemampuan pemecahan masalah pada kelas eksperimen lebih besar

dari kelas kontrol. Kemudian selain itu, adanya perbedaan rerata skor kemampuan

pemecahan masalah yang diperoleh peserta didik pada kelas eksperimen dan kelas

kontrol, maka hal tersebut membuktikan bahwa penelitian yang dilakukan berhasil

meningkatkan kemampuan pemecahan masalah peserta didik. Artinya model

pembelajaran Problem Based Learning (PBL) disertai Concept Mapping Technique

berpengaruh signifikan terhadap kemampuan pemecahan masalah peserta didik.

Hal ini dikarenakan model pembelajaran PBL disertai Concept Mapping

Technique merupakan penggabungan antara model dan teknik pembelajaran yakni

pembelajaran yang berorientasi pada masalah dunia nyata dan dalam memecahkan

masalah tersebut dengan membuat kesimpulan dalam bentuk concept map yang

bertujuan agar belajar lebih bermakna dan meningkatkan pemahaman pada materi

yang telah didiskusikan secara mandiri sehingga peserta didik terbiasa menghadapi

masalah dan memiliki keberanian untuk menjelaskan jawaban dari permasalahan

yang diberikan, selain itu pembelajaran dengan model pembelajaran Problem Based
103

Learning (PBL) disertai Concept Mapping Technique juga mampu memupuk kerja

sama dalam kelompoknya sehingga penggunaan model pembelajaran ini efektif untuk

meningkatkan kemampuan pemecahan masalah peserta didik.

Model Pembelajaran PBL dapat meningkatkan kemampuan memecahkan

masalah karena PBL adalah model pembelajaran yang berorientasi pada masalah

kehidupan nyata yang menuntut peserta didik mampu memecahkan masalah yang

ada. Peserta didik dituntut untuk menggunakan kemampuan berpikirnya. Pemecahan

masalah autentik merupakan tujuan dari pembelajaran berbasis masalah seperti

halnya PBL. Peserta didik dituntut untuk menemukan solusi atas masalah yang

mereka temukan.

Pendapat senada disampaikan oleh Banta, Black, dan Kline dalam Utami

bahwa PBL adalah model pembelajaran yang menggunakan permasalahan agar siswa

dapat memperoleh kemampuan memecahkan masalah (problem solving) dan

kemampuan dasar.1

Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat dipahami bahwa kemampuan

pemecahan masalah peserta didik meningkat karena dalam pembelajaran PBL peserta

didik belajar langsung melalui permasalahan yang ditemukan dan berusaha mencari

langkah-langkah pemecahan masalahnya untuk mendapatkan solusi. Proses

pemecahan masalah diawali dengan mengidentifikasi masalah, merumuskan

1
Tri Utami Widayati, Baskoro Adi Prayitno, Joko Ariyanto, Perbedaan Kemampuan
Memecahkan Masalah Dan Retensi Menggunakan Model PBL (Problem Based Learning) dan
Ceramah Bervariasi Pada Materi Keanekaragaman Hayati Indonesia Siswa Kelas X Mia SMA Negeri
2 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015, (Jurnal Bio-Pedagogi, ISSN: 2252-6897, Volume 4,Nomor 1
April 2015 Halaman 53- 58).
104

(menganalisis) masalah, menemukan alternatif-alternatif solusi melalui penemuan

dan memilih alternatif solusi (terbaik). Kelancarannya memecahkan masalah juga

penting untuk melatih siswa memanfaatkan waktu yang telah ditentukan dengan baik

serta kualitas hasil pemecahan masalah harus sesuai dan relevan dengan konsep

Protista.

Hal ini sejalan dengan pendapat Dahar dalam Abas, bahwa berusaha sendiri

untuk mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertainya,

menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna. Mencari pemecahan masalah

secara mandiri akan memberikan suatu pengalaman konkret, dengan pengalaman

tersebut dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah serupa karena

pengalaman itu memberikan makna tersendiri bagi peserta didik, disisi lain

membiasakan peserta didik belajar apa yang ada dilingkungan. Peserta didik sendiri

yang nantinya merupakan sumber pengalaman bagi peserta didik hal ini didukung

oleh pendapat Sudjana dalam Abas, bahwa belajar berdasarkan masalah adalah

interaksi antara stimulus dengan respons, merupakan hubungan antara dua arah

belajar dan lingkungan.2

Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah peserta

didik kelas eksperimen lebih baik dibandingkan kelas kontrol, antara lain sebagai

berikut:

2
Abas, Comparison Between The Biology Of Learning Model Cooperative Learning
Think Pair Share (Tps) Model With Problem Based Learning Instruction (PBI) SMP 21 VII
Class City Bengkulu, Jurnal Exacta, Vol. IX No.2 Desember 2011.
105

1. Peserta didik sudah diberikan permasalahan diawal pembelajaran sehingga peserta

didik lebih siap untuk belajar dan memecahkan masalah dengan kemampuan dan

kemandirian belajar mereka tanpa pengetahuan langsung dari guru.

2. Peserta didik dilatih untuk dapat membuat kesimpulan dari masalah apa yang

mereka hadapi sehingga peserta didik dapat memahami materi dengan

memberikan solusi untuk menghadapi kesulitan-kesulitan yang ada.

3. Peserta didik dilatih untuk dapat menuangkan pemahaman dalam menyimpulkan

materi yang telah dipelajari dengan Concept Mapping Technique sehingga dapat

meningkatkan kemampuan pemecahan masalah peserta didik.

Data hasil penelitian kelas kontrol dan kelas eksperimen, menunjukkan

kemampuan pemecahan masalah diuji menggunakan statistik untuk melihat

ketetapannya yaitu uji normalitas menggunakan rumus liliefors diperoleh Lhitung ≤

Ltabel dan uji homogenitas menggunakan rumus kesamaan dua varian (Fisher)

diperoleh Fhitung ≤ Ftabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 diterima yang

menyatakan bahwa sampel tersebut berdistribusi normal dan memiliki varian-varian

yang sama (homogen). Setelah dilakukan uji normalitas dan homogenitas langkah

selanjutnya yaitu melakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji hipotesis manual

yang menunjukkan bahwa ≥ yaitu 9,899 ≥ 2,002 sehingga ditolak

artinya H1 diterima yaitu terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata

kemampuan pemecahan masalah peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Sedangkan uji hipotesis menggunakan SPSS 17 diperoleh nilai sig (2-tailed) sebesar
106

0,000 ≤ 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima artinya

terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran Problem Based Learning

(PBL) disertai concept mapping technique terhadap kemampuan pemecahan masalah

peserta didik. Nilai Koefisien determinasi diperoleh nilai sebesar 0,997 yang

menunjukkan bahwa 0,99 Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

disertai concept mapping technique berpengaruh besar terhadap kemampuan

pemecahan masalah peserta didik pada materi Protista. Sisanya hanya 0,01

dipengaruhi oleh faktor lain misalnya keterbatasan waktu pada proses pembelajaran

khususnya pada saat diskusi dan presentasi.

Berdasarkan uji hipotesis yang telah dilakukan menunjukkan bahwa terdapat

perbedaan yang signifikan rata-rata kemampuan pemecahan masalah kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Kemudian dilihat dari nilai determinasi sebesar 99%

kemampuan pemecahan masalah peserta didik dipengaruhi oleh model pembelajaran

Problem Based Learning (PBL) disertai Concept Mapping Technique. Hal ini dapat

disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning

(PBL) disertai Concept Mapping Technique dan model pembelajaran Problem Based

Learning (PBL) disertai Concept Mapping Technique sebesar 0,99 mempengaruhi

kemampuan pemecahan masalah peserta didik kelas X MIA di SMA N 10 Bandar

Lampung.
107

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisa data yang telah dilakukan, maka

dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran Problem Based

Learning (PBL) disertai Concept Mapping Technique terhadap kemampuan

pemecahan masalah peserta didik kelas X MIA di SMA N 10 Bandar Lampung dan

model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) disertai Concept Mapping

Technique berpengaruh sebesar 0,99 terhadap kemampuan pemecahan masalah

peserta didik kelas X MIA di SMA N 10 Bandar Lampung.

Hal ini dibuktikan dengan hasil kemampuan pemecahan masalah peserta didik

pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Problem Based

Learning (PBL) disertai Concept Mapping Technique nilai rata-rata kemampuan

pemecahan masalah peserta didik sebesar 87,90 sedangkan pada kelas kontrol dengan

menggunakan model pembelajaran Discovery Learning rata-rata nilai kemampuan

pemecahan masalah peserta didik sebesar 72,33. Uji T-Independent untuk perbedaan

rata-rata nilai kemampuan pemecahan masalah peserta didik kelas eksperimen dan

kelas kontrol diperoleh nilai sig 0,000 sehingga sig.(2-tailed) ≤ 0,05 yang berarti H0

ditolak dan H1 diterima. Kemudian untuk uji regresi linear sederhana diperoleh R

Square 0,997 artinya Model pembelajaran PBL disertai Concept Mapping Technique
108

berpengaruh sebesar 0,99 sedangkan sisanya sebesar 0,01 dipengaruhi oleh faktor lain

di luar variabel penelitian terhadap kemampuan pemecahan masalah peserta didik

kelas X MIA di SMA N 10 Bandar Lampung.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian, ada beberapa hal yang perlu

peneliti sarankan, yaitu:

1. Bagi Sekolah, model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) disertai

Concept Mapping Technique diharapkan dapat dijadikan salah satu alternatif

model pembelajaran dalam pembelajaran biologi untuk meningkatkan

kemampuan pemecahan masalah peserta didik.

2. Bagi Guru, diharapkan menerapkan Model pembelajaran Problem Based

Learning (PBL) disertai Concept Mapping Technique dalam upaya

meningkatkan kemampuan pemecahan masalah peserta didik. Hal ini

dikarenakan seperti telah diketahui bahwa Model pembelajaran Problem Based

Learning (PBL) disertai Concept Mapping Technique lebih signifikan dalam

meningkatkan kemampuan pemecahan masalah peserta didik dibandingkan

dengan model pembelajaran Discovery Learning.

3. Bagi Peserta didik, sebaiknya diberikan kesempatan mencari tahu sendiri

penyelesaian permasalahan yang telah diberikan oleh guru sehingga peserta

didik terbiasa menghadapi permasalahan dan menyelesaikankannya sendiri, hal

ini dapat melatih dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah peserta

didik.
DAFTAR PUSTAKA

Abas, Comparison Between The Biology Of Learning Model Cooperative Learning


Think Pair Share (Tps) Model With Problem Based Learning Instruction (PBI)
SMP 21 VII Class City Bengkulu, Jurnal Exacta, Vol. IX No.2 Desember
2011.

Abidin Yunus. Desain Model Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013.


(Bandung: Refika Aditama, 2013).

Abdurrahman Mulyono. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. (Jakarta:


Rineka Cipta, 2003).

Arikunto Suharsimi. Prosedur Penelitian. (Jakarta: Rineka Cipta, 2010).

Aunuddin. Rancangan dan Analisis Data. (Bogor : IPB Press, 2005).

Budiyono. Statistika Untuk Penelitian. (Surakarta: Sebelas Maret University Press


2014).

Daryanto. Evaluasi Pendidikan. (Jakarta: Rineka Cipta, 2010).

Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahannya. (Bandung: Diponegoro,


2010).

Hamalik Oemar. Kurikulum Dan Pembelajaran. (Jakarta: Bumi Aksara, 2005).

Indarwati Desi, Wahyudi, Novisita Ratu. Peningkatan Kemampuan Pemecahan


Masalah Matematika Melalui Penerapan Problem Based Learning. (JURNAL
SATYA WIDYA. 2014).

Irnaningtyas. Biologi untuk SMA /MA Kelas X Kurikulum 2013. (Jakarta: Erlangga,
2013).

Ismail Muratni, Lukman A.R.Laliyo, La Alio. Meningkatkan Hasil Belajar Ikatan


Kimia dengan Menerapkan Strategi Pembelajaran Peta Konsep Pada Siswa
Kelas X di SMA Negeri I Telaga. (JURNAL ENTROPI, 2013).

Majid Abdul. Belajar dan Pembelajaran. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014).

Margono. Metodologi Penelitian Pendidikan. (Jakarta: Rineka Cipta, 2010).


Nasution. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. (Bandung :
Bumi Aksara, 2005).

Nasution. Kurikulum dan pengajaran. (Bandung: Bumi Aksara, 2006).

Paidi. 2008. Model Pemecahan Masalah dalam Pembelajaran Biologi di SMA.


Artikel Semnas UNY diakses pada tanggal 25 Februari 2017.

Puspita Laila, Suciati, Maridi. Pengaruh Model Problem Based Learning dengan
Metode Eksperimen Disertai Teknik Concept Map Dan Mind Map Terhadap
Prestasi Belajar Biologi Ditinjau dari Motivasi Belajar dan Aktivitas Belajar
Siswa. (Jurnal Inkuiri. 2014).

Rosmawati, Sri Elniati, Dewi Murni. Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Lembar
Kegiatan Siswa Berbasis Problem Solving. (Jurnal Pendidikan Matematika,
2012).

Riadi Edi. Statistika Penelitian Analisis Manual & IBM SPSS. (Jakarta: Andi Offset,
2016)

Riyaningsih Faya. “Pengaruh Model Problem Based Learning Melalui Gambar


Disertai Teknik Concept Mapping dalam Pembelajaran IPA (Fisika) Di MTS”.
(Skripsi Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Jember, Jember, 2015).

Rusman. Model-model Pembelajaran. (Bandung : Mulia Mandiri Press, 2010).

Rusman. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru.


(Jakarta: Rajawali Pers, 2013).

Rusyana Adun. Zoologi Invertebrata. (Bandung: Alfabeta, 2011).

Safar Rosdiana. Parasitologi Kedokteran: Protozoologi, Entomologi, dan


Helmintologi. (Bandung: Yrama Widya, 2010).

Sani Ridwan Abdullah. 2014. Inovasi Pembelajaran. (Jakarta : Bumi Aksara).

Sanjaya Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.


(Jakarta: Kencana Prenada Media, 2008).

Saripudin Undang, Yana Aditia Gerhana, Cepy Slamet. “Pengaruh Cased-Base


Reasoning (CBR) Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa
(Penerapan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia)”. Jurnal Edisi Juli 2015
Volume IX No.2.
Septiana Ismi. Keefektifan Penggunaan Media Peta Konsep Pohon Jaringan Pada
Pembelajaran Menulis Cerpen Di Kelas X. (Skripsi, Fakultas Bahasa dan Seni,
UNY, 2011).

Slameto. Belajar Dan Yang Mempengaruhinya. (Jakarta : Rineka Cipta, 2003).

Subana,dkk. Statistik Pendidikan. (Bandung: Pustaka,2005).

Sudijono Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. (Jakarta: Rajawali Pers, 2011).

Sudijono Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. (Jakarta: Rajawali Pers, 2013).

Sudjana. Metode Statistika. (Bandung: Tarsito,2005).

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R &


D. (Bandung: Alfabeta, 2010).

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R &


D. (Bandung: Alfabeta,2013).

Sukmadinata Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. (Bandung: Remaja


Rosdakarya, 2010).

Sundayana Rostina. Teknik Sampling dalam Penelitian. (Bandung: Alfabeta, 2015).

Suparno. Filsafat Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. (Bandung: Alfabeta,


2007).

Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan


Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). (Jakarta:
Kencana, 2009).

Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. (Jakarta: Kencana,


2010).

Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif dan Kontekstual.


(Jakarta: Prenada Media Group, 2014).

Uno Hamzah B. dan Muhamad Nurdin. Belajar dengan Pendekatan Pailkem. (Jakarta
: Bumi Aksara, 2015).
Wahyudi Andi, Marjono, Harlita. Pengaruh Problem Based Learning Terhadap
Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X SMA
Negeri Jumapolo Tahun Pelajaran 2013/2014. (Jurnal Bio-Pedagogi, 2015).

Warsono & Hariyanto. Pembelajaran Aktif. (Bandung: Rosdakarya Offset, 2012).

Wena Made. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. (Malang: Bumi Aksara,


2008).

Widayati Tri Utami, Baskoro Adi Prayitno, Joko Ariyanto. Perbedaan Kemampuan
Memecahkan Masalah Dan Retensi Menggunakan Model PBL (Problem Based
Learning) dan Ceramah Bervariasi Pada Materi Keanekaragaman Hayati
Indonesia Siswa Kelas X Mia SMA Negeri 2 Surakarta Tahun Pelajaran
2014/2015. (Jurnal Bio-Pedagogi. 2015).

Wilis Dahar Ratna. Teori-teori Belajar & Pembelajaran. (Bandung: Penerbit


Erlangga, 2011).

Wulandari Betik & Herman Dwi Surjono. Pengaruh Problem Based Learning
Terhadap Hasil Belajar Ditinjau dari Motivasi Belajar PLC di SMK. (Jurnal
Pendidikan Vokasi, 2013).
Lampiran 1
SILABUS KEGIATAN PEMBELAJARAN
(Kelas Kontrol)

Nama Sekolah : SMA N 10 Bandar Lampung


Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : X MIA/1
KI 3 : 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
KOMPETENSI MATERI KEGIATAN PENILAIAN ALOKASI SUMBER
DASAR POKOK PEMBELAJARAN WAKTU BELAJAR
3. Kingdom Protista : Ciri Umum, dan Klasifikasi serta Peranannya dalam Kehidupan
3.6 Menerapkan Kingdom Stimulasi (Stimulasi/pemberian Tes tertulis 12 x 45  Irnaningtyas.
prinsip klasifikasi Protista rangsangan)  Tes Menit 2013. Buku
untuk  Ciri-ciri  Guru memberikan materi kemampuan Biologi
menggolongkan umum Protista berupa ciri umum, pemecahan SMA/MA
protista  Ciri-ciri dan penggolongan serta peranan masalah Berdasarkan
berdasarkan ciri- klasifikasi protista (mirip jamur, Kurikulum
ciri umum kelas Protista mirip tumbuhan dan hewan) bagi Bentuk 2013. Jakarta:
dan perannya jamur serta kehidupan dengan Instrumen Erlangga
dalam kehidupan peranannya gambar/video  Tes essay  Rusyana,
melalui bagi Problem statement (pertanyaan/ (postes). Adun. 2013.
pengamatan kehidupan identifikasi masalah) Zoologi
secara teliti dan  Ciri-ciri dan  Guru memberikan kesempatan Invertebrata.
sistematis klasifikasi untuk menanyakan hal-hal Bandung:
4.6 Melakukan Protista mirip yang kurang jelas Alfabeta.
investigasi tumbuhan  Guru memberikan tugas
tentang berbagai (Algae) serta kepada peserta didik dalam
peran protista peranannya buku cetak
dalam kehidupan bagi Data Collection (pengumpulan

110
dan menyajikan kehidupan data)
hasilnya secara  Ciri-ciri dan Guru membimbing siswa
lisan atau tulisan klasifikasi mengerjakan tugas yang diberikan
protista mirip guru dalam bentuk LKK
hewan Data Processing (pengolahan
(Protozoa) data)
serta  Siswa mengerjakan tugas yang
peranannya diberikan guru dalam LKK
bagi Verification (pembuktian)
kehidupan  Guru mengkonfirmasi tugas
yang telah diselesaikan oleh
peserta didik

Generalization (menarik
kesimpulan/generalisasi)
 Guru meminta siswa
untuk memberikan kesimpulan
mengenai pembelajaran yang
sudah dilakukan
 Melaksanakan Postes materi
protista
Bandar Lampung, September 2017
Guru Bidang Studi Peneliti

Elitha Aprilucilla, S.Pd Erniwati

Mengetahui,
Kepala SMA N 10 Bandar Lampung

Drs.Suwarlan, M.M.Pd
NIP. 196105031989021002

111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160
161
162
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
173
174
175
176
177
178
179
180
181
182
183
184
185
186
187
188
189
190
191
192
193
194
195
196
197
198
199
200
201
202
203
204
205
206
207
208
209
210
211
212
213
214
215
216
217
218
219
220
221
222
223
224
225
226
227
228
229
230
231
232
233
234
235
236
237
238
239
115

Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Kelas Kontrol)

Nama Sekolah : SMA N 10 Bandar Lampung


Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : X/1
Materi Pokok : Protista
Alokasi Waktu : 12 x 45 Menit

A. KOMPETENSI INTI (KI)

Kompetensi Inti 1 dan 2 (Sikap Religi dan Sosial)


Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya serta menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerjasama toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan) Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)


Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan Mengelola, menalar, dan menyaji dalam ranah konkrit dan
faktual, konseptual, prosedural dan metakognitif ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, kaidah keilmuan.
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah.
116

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI (IPK)

Kompetensi Dasar 3.6 Kompetensi Dasar 4.6


3.6 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan 4.6 Melaksanakan percobaan dan menyusun laporan hasil
protista berdasarkan ciri-ciri umum kelas dan percobaan tentang ciri-ciri umum protista, ciri-ciri dan
peranannya bagi kehidupan melalui pengamatan klasifikasi protista (mirip jamur, tumbuhan atau hewan)
secara teliti dan sistematis. serta peranannya bagi kehidupan dengan berbagai
media.

IPK 3.6 IPK 4.6


3.6.1.Menyajikan permasalahan yang berkaitan dengan 4.5.1 Melaksanakan percobaan dan menyusun laporan hasil
mengenali fenomena ilmiah tentang Protista. percobaan tentang ciri-ciri umum protista, ciri-ciri
3.6.2.Merumuskan permasalahan yang berkaitan dengan dan klasifikasi Protista (mirip jamur, tumbuhan atau
menjelaskan fenomena ilmiah tentang Protista. hewan) serta peranannya bagi kehidupan secara
3.6.3.Membuat hipotesis yang berkaitan dengan merumuskan tertulis dengan berbagai media.
masalah tentang Protista.
3.6.4.Merancang percobaan yang berkaitan dengan memahami
fenomena tentang Protista.
3.6.5.Melakukan percobaan yang berkaitan dengan
menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan
dan mengetahui peranan protista bagi kehidupan.
3.6.6.Membuat kesimpulan yang berkaitan dengan memahami
fenomena tentang Protista dan peranannya bagi
kehidupan.
3.6.7.Menjelaskan hasil percobaan secara lisan maupun
tulisan.
117

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah melakukan pengamatan, kajian literatur dan diskusi diharapkan peserta didik mampu menerapkan prinsip
klasifikasi untuk menggolongkan protista berdasarkan ciri-ciri umum kelas dan peranannya bagi kehidupan melalui
pengamatan secara teliti dan sistematis, melaksanakan percobaan dan menyusun laporan hasil percobaan tentang ciri-
ciri umum protista, ciri-ciri dan klasifikasi protista (mirip jamur, tumbuhan atau hewan) serta peranannya bagi
kehidupan secara tertulis dengan berbagai media.

D. MATERI AJAR
Protista merupakan organisme eukariotik uniseluler yang hidup soliter atau berkoloni. Bentuk tubuh organisme
golongan protista amatlah beragam. Protista memiliki cara makan yang berbeda-beda, dan dapat digolongkan dalam
tiga kategori:
1. Protista autototrof, yaitu protista yang memiliki klorofil sehingga mampu berfotosintesis. Contoh : Alga
2. Protista menelan makanan, dengan cara fagositosis melalui membran sel. Contoh : Protozoa
3. Protista saprofit dan parasit, mencerna makanan di luar sel dan menyerap sari-sari makanannya. Contoh: jamur
lendir/slame mold
Protista dapat digolongkan menjadi protista mirip hewan (protozoa), protista mirip tumbuhan (alga) dan
protista mirip jamur (jamur lendir/slame mold).
1. Protista mirip Jamur (jamur Protista)
Kelompok protista ini memiliki ciri-ciri: aktif seperti Amoeba yang akan berkembang menjadi fase multiseluler
dan akan menghasilkan spora. Jamur ini dibagi dalam dua filum yaitu: Myxomycota (jamur lendir) dan Oomycota
(jamur air).
2. Protista mirip tumbuhan (Alga/ganggang)
Alga merupakan kelompok organisme yang bervariasi baik bentuk, ukuran, maupun komposisi senyawa
kimianya. Alga ada berbentuk uniseluler (contoh Chlorococcus sp), koloni (Volvox sp), benang (filamen) (contoh
Spyrogyra sp) serta bercabang atau pipih (contoh Ulva sp, Sargasum sp dan Euchema sp). Alga tidak memiliki akar,
batang dan daun sejati masih dalam bentuk Thallus. Di dalam sel alga terdapat berbagai plastida yaitu organel sel
yang mengandung zat warna (pigmen). Plastida yang terdapat pada alga terutama kloroplas mengandung pigmen
klorofil yang berperan penting dalam proses fotosintesis. Alga bersifat autrotof karena dapat menyusun sendiri
makanannya berupa zat organik dan zat-zat anorganik melalui fotosintesis. Dinding selnya menghasilkan lendir,
118

sehingga lingkungan jadi licin. Selain klorofil Alga mengandung pigmen, yang pigmen ini sebagai dasar
pengelompokan. Berdasarkan pigmen yang dimiliki, alga dapat dibedakan menjadi 4 yaitu Chlorophyta mengandung
kloroplast mutlak sehingga berwarna hijau (Alga hijau), Chrissophyta mengandung Karoten (orange) dan Xantofel
(kuning), Phaeophyta mengandung Phycoxantin (coklat/pirang), dan Rhodophyta mengandung Phycoerythrin
(merah)
3. Ptotista Mirip Hewan (Protozoa)
Protozoa termasuk mikroorganisme, besarnya antara 3-100 mikron. Protozoa merupakan penghuni tempat
berair/tempat basah, bila keadaan kering akan membentuk kista (cyste). Kegiatan hidup dilakukan oleh sel itu sendiri.
Di dalam sel terdapat alat-alat yang melakukan kegiatan hidup. Alat-alat itu misalnya: inti (nukleus), butir inti,
rongga, dan mitokondria. Pada umumnya protozoa bersel satu, tetapi ada beberapa spesies yang membentuk koloni.
Umumnya di dalam sel terdapat satu inti, tetapi dari beberapa spesies secara generatif berkonjugasi karena individu
jantan dan betina belum jelas perbedaannya.sesuai dengan sifat sel binatang, umumnya protozoa berdinding selaput
tipis. Bentuk tubuh protozoa ada yang selalu berubah-ubah, ada juga yang tetap bentuk bola atau bulat panjang
dengan atau tidak dengan suatu flagel atau silia. Protozoa berdasarkan alat geraknya dibedakan menjadi 4 yaitu:
Flagellata/Mastigophora, Ciliata/Ciliophora/Infusuria, Rhizopoda/Sarcodina dan Sporozoa (spora: benih, zoon :
binatang).
Peranan Protista ada yang menguntungkan dan ada pula yang merugikan. Kebanyakan Protista yang
menguntungkan adalah Protista yang tergolong mirip tumbuhan (Alga), seperti Alga Merah (Rhodophyta) yang
berperan dalam pembuatan agar-agar. Sedangkan Protista yang merugikan contohnya pada protista mirip hewan
(Protozoa) yaitu Leishmania donovani yang menyebabkan penyakit Kala azar (Leishmaniasis).

E. PENDEKATAN/MODEL/METODE PEMBELAJARAN
1. Pendekatan : Scientific
2. Model : Discovery Learning (DL)
3. Metode : Ceramah, Diskusi, Tanya Jawab, dan Penugasan
119

F. MEDIA/ALAT DAN BAHAN/SUMBER BELAJAR


1. Media /alat : LCD.
2. Bahan : Spidol, white board, video tentang materi protista, dan gambar macam-macam protista.
3. Sumber Belajar :
a. Irnaningtyas. 2013. Buku Biologi SMA/MA Berdasarkan Kurikulum 2013. Jakarta : Erlangga.
b. Rusyana, Adun. 2013. Zoologi Invertebrata. Bandung : Alfabeta.

G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan Pertama (3 x 45 menit)
No Langkah Sintaks Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Pembelajaran Discovery Learning Waktu
1. Kegiatan Pendahuluan a. Pembelajaran diawali dengan mengucapkan salam 15 menit
pendahuluan dan berdoa yang dipimpin oleh ketua kelas.
b. Pembelajaran dilanjutkan dengan menanyakan kabar
peserta didik dan memeriksa presensi kehadiran
peserta didik.
c. Peserta didik mengidentifikasi apersepsi dengan
mengulas materi yang telah dipelajari sebelumnya
yaitu tentang Bakteri dan menghubungkan
keterkaitan dengan materi Protista.
d. Peserta didik termotivasi untuk selalu bersyukur atas
kebesaran Allah SWT yang telah menciptakan
sesuatu yang hidup di air. Hal ini sesuai dengan
Firman Allah dalam QS Al-Anbiya: 30.
e. Peserta didik memperhatikan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai pada pertemuan kali ini.
2. Kegiatan Inti Stimulation (Pemberian a. Peserta didik mengamati video singkat tentang 105 menit
rangsangan) protista yang ditampilkan oleh guru.
b. Peserta didik mencari tahu dan menyebutkan ciri
120

umum protista berdasarkan video yang telah ditonton.


Problem statement a. Peserta didik mengidentifikasi sebanyak mungkin
( Identifikasi masalah) agenda masalah yang relavan dengan ciri-ciri umum
Protista.
b. Peserta didik memilih salah satu agenda masalah
tersebut dan merumuskan masalah/membuat
pertanyaan kemudian mengajukan hipotesis.
Data collection a. Peserta didik berkelompok sesuai dengan anggota
(Pengumpulan data) yang sudah dipilih oleh guru.
b. Peserta didik mengumpulkan data tentang ciri-ciri
umum protista.
Data processing a. Peserta didik mengolah data yang sudah diperoleh
(Pengolahan data) dari hasil bacaan, dan observasi kemudian dibuat
tabulasi data.
Verification a. Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya
(Pembuktian) bersama kelompok lainnya.
b. Peserta didik memverifikasi hasil pengamatannya
dengan data-data atau teori yang ada.
3. Kegiatan Generalization a. Perwakilan peserta didik mengungkapkan kesimpulan 15 menit
Penutup (Kesimpulan) dari permasalahan yang dibahas pada materi yang
telah dipelajari.
b. Peserta didik mencatat kesimpulan yang telah
diungkapkan temannya dan sudah diluruskan oleh
guru.
c. Ketua kelas memimpin doa dan mengucapkan salam.
121

Pertemuan ke-2 : (3 x 45 menit)


No Langkah Sintaks Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Pembelajaran Discovery Learning Waktu
1. Kegiatan Pendahuluan a. Pembelajaran diawali dengan mengucapkan salam 15 menit
pendahuluan dan berdoa yang dipimpin oleh ketua kelas.
b. Pembelajaran dilanjutkan dengan menanyakan kabar
peserta didik dan memeriksa presensi kehadiran
peserta didik.
c. Peserta didik mengidentifikasi apersepsi dengan
mengulas materi yang telah dipelajari sebelumnya
yaitu tentang ciri-ciri umum Protista dan
menghubungkan keterkaitan dengan materi ciri,
klasifikasi Protista mirip jamur serta peranannya bagi
kehidupan.
d. Peserta didik termotivasi untuk selalu bersyukur atas
kebesaran Allah SWT yang telah menciptakan
sesuatu yang hidup dari tumbuhan atau hewan yang
sudah mati/busuk. Hal ini sesuai dengan Firman
Allah dalam QS. Al-An’am: 95.
e. Peserta didik memperhatikan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai pada pertemuan kali ini.
2. Kegiatan Inti Stimulation (Pemberian a. Peserta didik mengamati video singkat tentang 105 menit
rangsangan) protista mirip jamur yang ditampilkan oleh guru.
b. Peserta didik mencari tahu dan menyebutkan ciri
umum protista berdasarkan video yang telah ditonton.
Problem statement a. Peserta didik mengidentifikasi sebanyak mungkin
( Identifikasi masalah) agenda masalah yang relavan dengan ciri,
pengelompokan serta peranan Protista mirip jamur.
b. Peserta didik memilih salah satu agenda masalah
122

tersebut dan merumuskan masalah/membuat


pertanyaan kemudian mengajukan hipotesis.
Data collection a. Peserta didik berkelompok sesuai dengan anggota
(Pengumpulan data) yang sudah dipilih oleh guru.
b. Peserta didik mengumpulkan data tentang ciri,
pengelompokan serta peranan protista mirip jamur.
Data processing a. Peserta didik mengolah data yang sudah diperoleh
(Pengolahan data) dari hasil bacaan, dan observasi kemudian dibuat
tabulasi data.
Verification a. Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya
(Pembuktian) bersama kelompok lainnya.
b. Peserta didik memverifikasi hasil pengamatannya
dengan data-data atau teori yang ada.
3. Kegiatan Generalization a. Perwakilan peserta didik mengungkapkan 15 menit
Penutup (Kesimpulan) kesimpulan dari permasalahan yang dibahas pada
materi yang telah dipelajari.
b. Peserta didik mencatat kesimpulan yang telah
diungkapkan temannya dan sudah diluruskan oleh
guru.
c. Ketua kelas memimpin doa dan mengucapkan salam.

Pertemuan ke-3: (3 x 45 menit)


No Langkah Sintaks Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Pembelajaran Discovery Learning Waktu
1. Kegiatan Pendahuluan a. Pembelajaran diawali dengan mengucapkan salam 15 menit
pendahuluan dan berdoa yang dipimpin oleh ketua kelas.
b. Pembelajaran dilanjutkan dengan menanyakan kabar
peserta didik dan memeriksa presensi kehadiran
peserta didik.
123

c. Peserta didik mengidentifikasi apersepsi dengan


mengulas materi yang telah dipelajari sebelumnya
yaitu tentang Protista mirip jamur dan
menghubungkan keterkaitan dengan materi ciri,
klasifikasi Protista mirip tumbuhan (Algae) serta
peranannya bagi kehidupan.
d. Peserta didik termotivasi untuk selalu bersyukur atas
kebesaran Allah SWT yang telah menciptakan
sesuatu yang mirip tumbuhan dan berwarna-warni di
lautan. Hal ini sesuai dengan Firman Allah dalam
QS. Al-An’am: 97.
e. Peserta didik memperhatikan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai pada pertemuan kali ini.
2. Kegiatan Inti Stimulation (Pemberian a. Peserta didik mengamati video singkat tentang 105 menit
rangsangan) protista mirip tumbuhan yang ditampilkan oleh guru.
b. Peserta didik mencari tahu dan menyebutkan ciri
umum protista berdasarkan video yang telah ditonton.
Problem statement a. Peserta didik mengidentifikasi sebanyak mungkin
( Identifikasi masalah) agenda masalah yang relavan dengan ciri,
pengelompokan serta peranan Protista mirip
tumbuhan.
b. Peserta didik memilih salah satu agenda masalah
tersebut dan merumuskan masalah/membuat
pertanyaan kemudian mengajukan hipotesis.
Data collection a. Peserta didik berkelompok sesuai dengan anggota
(Pengumpulan data) yang sudah dipilih oleh guru.
b. Peserta didik mengumpulkan data tentang ciri,
pengelompokan serta peranan protista mirip
tumbuhan.
124

Data processing a. Peserta didik mengolah data yang sudah diperoleh


(Pengolahan data) dari hasil bacaan, dan observasi kemudian dibuat
tabulasi data.
Verification a. Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya
(Pembuktian) bersama kelompok lainnya.
b. Peserta didik memverifikasi hasil pengamatannya
dengan data-data atau teori yang ada.
3. Kegiatan Generalization a. Perwakilan peserta didik mengungkapkan 15 menit
Penutup (Kesimpulan) kesimpulan dari permasalahan yang dibahas pada
materi yang telah dipelajari.
b. Peserta didik mencatat kesimpulan yang telah
diungkapkan temannya dan sudah diluruskan oleh
guru.
c. Ketua kelas memimpin doa dan mengucapkan salam.

Pertemuan Ke-4 : 3x45 menit


No Langkah Sintaks Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu
Pembelajaran Discovery Learning
1. Kegiatan Pendahuluan a. Pembelajaran diawali dengan mengucapkan salam 15 menit
pendahuluan dan berdoa yang dipimpin oleh ketua kelas.
b. Pembelajaran dilanjutkan dengan menanyakan
kabar peserta didik dan memeriksa presensi
kehadiran peserta didik.
c. Peserta didik mengidentifikasi apersepsi dengan
mengulas materi yang telah dipelajari sebelumnya
yaitu tentang Protista mirip tumbuhan dan
menghubungkan keterkaitan dengan materi ciri,
klasifikasi Protista mirip hewan serta peranannya
bagi kehidupan.
125

d. Peserta didik termotivasi untuk selalu bersyukur


atas kebesaran Allah SWT yang telah menciptakan
segala jenis hewan/mirip hewan dari air. Hal ini
sesuai dengan Firman Allah dalam QS. Al-An-Nur:
45.
e. Peserta didik memperhatikan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai pada pertemuan kali ini.
2. Kegiatan Inti Stimulation a. Peserta didik mengamati video singkat tentang 105 menit
(Pemberian protista yang ditampilkan oleh guru.
rangsangan) b. Peserta didik mencari tahu dan menyebutkan ciri
umum protista berdasarkan video yang telah
ditonton.
Problem statement a. Peserta didik mengidentifikasi sebanyak mungkin
( Identifikasi masalah) agenda masalah yang relavan dengan ciri-ciri
umum Protista.
b. Peserta didik memilih salah satu agenda masalah
tersebut dan merumuskan masalah/membuat
pertanyaan kemudian mengajukan hipotesis.
Data collection a. Peserta didik berkelompok sesuai dengan anggota
(Pengumpulan data) yang sudah dipilih oleh guru.
b. Peserta didik mengumpulkan data tentang ciri,
pengelompokan serta peranan protista mirip hewan.
Data processing a. Peserta didik mengolah data yang sudah diperoleh
(Pengolahan data) dari hasil bacaan, dan observasi kemudian dibuat
tabulasi data.
Verification a. Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya
(Pembuktian) bersama kelompok lainnya.
b. Peserta didik memverifikasi hasil pengamatannya
dengan data-data atau teori yang ada.
126

3. Kegiatan Generalization a. Perwakilan peserta didik mengungkapkan 15 menit


Penutup (Kesimpulan) kesimpulan dari permasalahan yang dibahas pada
materi yang telah dipelajari.
b. Peserta didik mencatat kesimpulan yang telah
diungkapkan temannya dan sudah diluruskan oleh
guru.
c. Peserta mempersiapkan diri karena pertemuan
selanjutnya akan diadakan postes materi Protista.
d. Ketua kelas memimpin doa dan mengucapkan
salam.

H. Penilaian Hasil Belajar


1. Metode dan Bentuk Instrumen
Metode Bentuk Instrumen
Tes kemampuan pemecahan masalah Soal Essay kemampuan pemecahan masalah

a. Penilaian Tes Kemampuan Pemecahan Masalah


No Indikator Sub Indikator Soal
1. Mengidentifikasi Mengidentifikasi Kematian ribuan ikan di Teluk Jakarta akhir-akhir ini telah menyita
masalah masalah dengan perhatian masyarakat di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya.
benar Masyarakat ibukota dikecam ketakutan mengkonsumsi ikan yang
kematiannya disinyalir akibat keracunan limbah buangan industri,
sementara nelayan tidak kalah resah dengan rendahnya hasil
penjualan ikan mereka yang jauh di bawah rata-rata. Di lain pihak
polemik melanda institusi pemerhati lingkungan dan pemerintah,
sehubungan dengan interpretasi kepastian kematian ribuan ikan
tersebut yang sampai saat ini belum diketahui penyebabnya secara
ilmiah. Analisis sementara yang diberikan Departemen Kelautan
dan Perikanan menyatakan telah terjadi perkembangan (blooming)
yang begitu cepat sejenis fitoplankton Noctiluca scintillans dari
kelompok Dinoflagellata, terutama dari jenis yang menyebabkan
127

perairan terlihat berwarna merah pada kondisi Harmfull Algae


Blooming (HAB) atau sering disebut juga dengan Red Tide. Red
tide adalah fenomena dimana air laut berubah menjadi merah
karena fitoplankton (ganggang mikroskopik) berkembang biak
secara massal sehingga menutupi permukaan air laut. Red Tide
adalah pembunuh massal biota laut, merubah struktur komunitas
ekosistem perairan, berdampak meracuni dan juga bisa
menyebabkan kematian pada manusia. Lebih dari 100 ton ikan dan
biota laut mati karena racun yang dikeluarkan fitoplankton yang
menutupi lautan tersebut.
Pertanyaan !!!!!
1. Berdasarkan wacana di atas, identifikasi masalah yang
terkandung di dalamnya? (Mengidentifikasi masalah)

(Terlampir)

Bandar Lampung, September 2017


Guru Bidang Studi Peneliti

Elitha Aprilucilla, S.Pd Erniwati

Mengetahui,
Kepala SMA N 10 Bandar Lampung

Drs. Suwarlan, M.M.Pd


NIP. 196105031989021002
128

Lampiran 3

DAFTAR NAMA PESERTA DIDIK KELAS KONTROL


X MIA 2 SMA N 10 BANDAR LAMPUNG
TAHUN PELAJARAN 2017/2018

NO NAMA PESERTA DIDIK


1 Adinda Amelia
2 Alika Maharani
3 Aurelia Calula Syahnaz Efendi
4 Bella Dona
5 Carla Aulia Salsabila
6 Daesyifa Bunga Hartawan
7 Diftasya Shafa A.
8 Diva Allsti Qhalos Hakiki
9 Dyna Shafa Salsabila
10 Einjel Putrinda Awren
11 Ellysa Angguman Putri
12 Elsa Ayuningthias Wahyudi
13 Fina Novika Putri
14 Firmansya Rois
15 Habib Fadel M.
16 Jeannita Hasty Aliffia
17 Jiwatrisna Dama Gotra
18 Lisda Ambar Sari
19 M. Aghnaka Wafi
20 M. Ahya Awi
21 M.Fachri Ramadhan
22 Oktavia Rizkita
23 Ridho Perdana
24 Rodliyah Ani K.
25 Silvia Julianti
26 Talitha Vandanashiva
27 Tebe
28 Tiara Putri Mahardika
29 Yasmine Elsteinaya AM
30 Yulizar Sulistiyo
129

Lampiran 4

Daftar Nama Kelompok Diskusi Kelas Kontrol

Kelompok 1 Kelompok 2

1. Adinda Amelia 1. Diftasya Shafa A.


2. Alika Maharani 2. Diva Allsti Qhalos H.
3. Aurelia Calula 3. Dyna Shafa Salsabila
4. Bella Dona 4. Einjel Putrinda Awren
5. Carla Aulia S. 5. Ellysa Angguman Putri
6. Daesyifa B 6. Elsa Ayuningthias W.

Kelompok 3

1. Fina Novika Putri


2. Firmansya Rois
3. Habib Fadel M.
4. Jeannita Hasty Aliffia
5. Jiwatrisna Dama Gotra
6. Lisda Ambar Sari

Kelompok 4 Kelompok 5

1. M. Aghnaka Wafi 1. Silvia Julianti


2. M. Ahya Awi 2. Talitha Vandanashiva
3. M.Fachri Ramadhan 3. Tebe
4. Oktavia Rizkita 4. Tiara Putri Mahardika
5. Ridho Perdana 5. Yasmine Elsteinaya AM
6. Rodliyah Ani K. 6. Yulizar Sulistiyo
Lampiran 5
SILABUS KEGIATAN PEMBELAJARAN
(KELAS EKSPERIMEN)
Nama Sekolah : SMA N 10 Bandar Lampung
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : X MIA/1
KI 1 : 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama toleran, damai), santun,
responsif dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : 3. Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan metakognitif
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
KI4 : 4. Mengelola, menalar, dan menyaji dalam ranah konkrit dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode
sesuai kaidah keilmuan.

KOMPETENSI MATERI KEGIATAN PENILAIAN ALOKASI SUMBER


DASAR POKOK PEMBELAJARAN WAKTU BELAJAR
3. Kingdom Protista : Ciri Umum, Penggolongan dan Peranannya dalam Kehidupan
3.6 Menerapkan Kingdom Orientasi peserta didik pada Tes tertulis 12 x 45  Irnaningtyas.
prinsip klasifikasi Protista masalah  Tes Menit 2013. Buku
untuk  Ciri-ciri  Pendidik menyajikan kemampuan Biologi
menggolongkan umum wacana di dalam LKK pemecahan SMA/MA
protista Protista kepada peserta didik masalah Berdasarkan
berdasarkan ciri-  Ciri-ciri dan Mengorganisasikan peserta Kurikulum
ciri umum kelas klasifikasi didik untuk belajar Bentuk 2013. Jakarta:
dan perannya Protista  Pendidik Instrumen Erlangga
dalam kehidupan mirip jamur mengorganisasikan peserta  Tes essay  Rusyana,
melalui serta didik untuk membentuk (postes) Adun. 2013.
pengamatan peranannya kelompok menjadi 6 Zoologi
secara teliti dan

130
sistematis bagi  Pendidik membagikan LKK Invertebrata.
4.6 Melakukan kehidupan pada masing-masing Bandung:
investigasi  Ciri-ciri dan kelompok Alfabeta.
tentang berbagai klasifikasi  Pendidik mengarahkan  LKK yang
peran protista Protista siswa untuk menyiapkan dilengkapi
dalam kehidupan mirip alat dan bahan yang dengan concept
dan menyajikan tumbuhan digunakan untuk melakukan mapping
hasilnya secara (Algae) eksperimen/ percobaan  Alat dan bahan
lisan atau tulisan serta Membimbing penyelidikan pendukung
peranannya individual dan kelompok yang sesuai
bagi  Pendidik membimbing dengan
kehidupan Peserta didik untuk kegiatan yang
 Ciri-ciri dan mengkaji permasalahan dilakukan
klasifikasi yang terdapat pada wacana
protista yang berkaitan dengan
mirip hewan materi protista
(Protozoa)  Pendidik membimbing
serta Peserta didik merumuskan
peranannya masalah, mengajukan
bagi hipotesis dan melakukan
kehidupan kajian literatur serta
melakukan eksperimen
untuk menemukan jawaban
atas rumusan masalah dan
hipotesis
Membimbing dan
menyajikan hasil karya
 Pendidik membimbing
Peserta didik Membuat
concept mapping untuk
memperjelas kesimpulan
dalam LKK yang telah
diberikan
 Pendidik mengarahkan

131
setiap kelompok untuk
presentasi didepan kelas
secara bergantian setelah
peserta didik selesai
mengerjakan LKK yang
dilengkapi dengan concept
mapping
Menganalisis dan
mengevaluasi proses
pemecahan masalah
 Pendidik mengarahkan
peserta didik untuk
melakukan refleksi dengan
tanya jawab terhadap
proses-proses pemecahan
masalah yang telah
dilakukan
 Pendidik memberikan
evaluasi dan tugas
 Pendidik memberikan soal
postes materi protista
Bandar Lampung, September 2017
Guru Bidang Studi Peneliti

Elitha Aprilucilla Erniwati

Mengetahui,
Kepala SMA N 10 Bandar Lampung

Drs.Suwarlan, M.M.Pd
NIP. 196105031989021002

132
Lampiran 6
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(Kelas Eksperimen)

Sekolah : SMA N 10 Bandar Lampung


Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : X/1
Materi Pokok : Protista
Alokasi Waktu : 12 x 45 Menit
Pertemuan : 4 Pertemuan

A. KOMPETENSI INTI (KI)


KI 1 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama toleran, damai), santun,
responsif dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 3. Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan metakognitif berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 4. Mengelola, menalar, dan menyaji dalam ranah konkrit dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai
kaidah keilmuan.

133
B. KOMPETENSI DASAR, INDIKATOR DAN TUJUAN PEMBELAJARAN

Kompetensi Dasar Indikator Tujuan Pembelajaran


1.1. Mengagumi keteraturan ciptaan 1. Mengagumi keteraturan ciptaan Tuhan 1. Siswa mengagumi keteraturan ciptaan
Tuhan tentang keanekaragaman yang maha Esa tentang jenis dan peranan Tuhan yang maha Esa tentang jenis dan
hayati, ekositem dan lingkungan protista bagi kehidupan. peranan protista bagi kehidupan.

2.1.Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, 1. Berperilaku jujur, tanggung jawab, peduli 1. Siswa memiliki perilaku jujur, tanggung
jujur terhadap data dan fakta, dalam melakukan kegiatan kelompok jawab, peduli dalam melakukan
disiplin, tanggung jawab, dan peduli mengamati dan mendiskusikan materi kegiatan kelompok mengamati dan
dalam observasi dan eksperimen, protista. mendiskusikan materi protista.
berani dan santun dalam mengajukan
pertanyaan dan berargumentasi,
peduli lingkungan, gotong royong,
bekerja sama, cinta damai,
berpendapat secara ilmiah dan kritis,
responsif dan proaktifdalam setiap
tindakan dan dalam melakukan
pengamatan dan percobaan di dalam
kelas/laboratorium maupun di luar
kelas/ laboratorium.

3.6.Menerapkan prinsip klasifikasi untuk 1. Menyajikan permasalahan yang berkaitan 1. Siswa dapat menyajikan permasalahan
menggolongkan protista berdasarkan dengan mengenali fenomena ilmiah yang berkaitan dengan mengenali
ciri-ciri umum kelas dan peranannya tentang Protista. fenomena ilmiah tentang Protista.
bagi kehidupan melalui pengamatan 2. Merumuskan permasalahan yang berkaitan 2. Siswa dapat merumuskan permasalahan
secara teliti dan sistematis. dengan menjelaskan fenomena ilmiah yang berkaitan dengan menjelaskan
tentang Protista. fenomena ilmiah tentang Protista.
3. Membuat hipotesis yang berkaitan dengan 3. Suswa dapat membuat hipotesis yang
merumuskan masalah tentang Protista. berkaitan dengan merumuskan masalah

134
4. Merancang percobaan yang berkaitan tentang Protista.
dengan memahami fenomena tentang 4. Siswa dapat merancang percobaan yang
Protista. berkaitan dengan memahami fenomena
5. Melakukan percobaan yang berkaitan tentang Protista.
dengan menerapkan prinsip klasifikasi 5. Siswa dapat melakukan percobaan yang
untuk menggolongkan dan mengetahui berkaitan dengan menerapkan prinsip
peranan protista bagi kehidupan. klasifikasi untuk menggolongkan dan
6. Membuat kesimpulan yang berkaitan mengetahui peranan protista bagi
dengan memahami fenomena tentang kehidupan.
Protista dan peranannya bagi kehidupan. 6. Siswa dapat membuat kesimpulan yang
7. Menjelaskan hasil percobaan secara lisan berkaitan dengan memahami fenomena
maupun tulisan tentang Protista dan tentang Protista dan peranannya bagi
peranannya bagi kehidupan. kehidupan.
7. Siswa dapat menjelaskan hasil
percobaan secara lisan maupun tulisan
tentang Protista dan peranannya bagi
kehidupan.

4.6. Menyusun laporan hasil percobaan 1. Menyusun laporan hasil percobaan tentang 1. Siswa dapat menyusun laporan hasil
tentang ciri-ciri umum protista, ciri-ciri umum protista, ciri-ciri dan percobaan tentang ciri-ciri umum
ciri-ciri dan klasifikasi protista klasifikasi Protista (mirip jamur, tumbuhan protista, ciri-ciri dan klasifikasi Protista
(mirip jamur, tumbuhan atau atau hewan) serta peranannya bagi (mirip jamur, tumbuhan atau hewan)
hewan) serta peranannya bagi kehidupan secara tertulis dengan berbagai serta peranannya bagi kehidupan secara
kehidupan dengan berbagai media. media. tertulis dengan berbagai media.

C. MATERI PEMBELAJARAN
Protista merupakan organisme eukariotik uniseluler yang hidup soliter atau berkoloni. Bentuk tubuh organisme golongan protista
amatlah beragam. Protista memiliki cara makan yang berbeda-beda, dan dapat digolongkan dalam tiga kategori:
1. Protista autototrof, yaitu protista yang memiliki klorofil sehingga mampu berfotosintesis. Contoh : Alga

135
2. Protista menelan makanan, dengan cara fagositosis melalui membran sel. Contoh : Protozoa
3. Protista saprofit dan parasit, mencerna makanan di luar sel dan menyerap sari-sari makanannya. Contoh: jamur lendir/slame mold
Protista dapat digolongkan menjadi protista mirip hewan (protozoa), protista mirip tumbuhan (alga) dan protista mirip jamur
(jamur lendir/slame mold).
1. Protista mirip Jamur (jamur Protista)
Kelompok protista ini memiliki ciri-ciri: aktif seperti Amoeba yang akan berkembang menjadi fase multiseluler dan akan menghasilkan
spora. Jamur ini dibagi dalam dua filum yaitu: Myxomycota (jamur lendir) dan Oomycota (jamur air).
2. Protista mirip tumbuhan (Alga/ganggang)
Alga merupakan kelompok organisme yang bervariasi baik bentuk, ukuran, maupun komposisi senyawa kimianya. Alga ada
berbentuk uniseluler (contoh Chlorococcus sp), koloni (Volvox sp), benang (filamen) (contoh Spyrogyra sp) serta bercabang atau pipih
(contoh Ulva sp, Sargasum sp dan Euchema sp). Alga tidak memiliki akar, batang dan daun sejati masih dalam bentuk Thallus. Di dalam
sel alga terdapat berbagai plastida yaitu organel sel yang mengandung zat warna (pigmen). Plastida yang terdapat pada alga terutama
kloroplas mengandung pigmen klorofil yang berperan penting dalam proses fotosintesis. Alga bersifat autrotof karena dapat menyusun
sendiri makanannya berupa zat organik dan zat-zat anorganik melalui fotosintesis. Dinding selnya menghasilkan lendir, sehingga
lingkungan jadi licin. Selain klorofil Alga mengandung pigmen, yang pigmen ini sebagai dasar pengelompokan. Berdasarkan pigmen yang
dimiliki, alga dapat dibedakan menjadi 4 yaitu Chlorophyta mengandung kloroplast mutlak sehingga berwarna hijau (Alga hijau),
Chrissophyta mengandung Karoten (orange) dan Xantofel (kuning), Phaeophyta mengandung Phycoxantin (coklat/pirang), dan
Rhodophyta mengandung Phycoerythrin (merah).
3. Ptotista Mirip Hewan (Protozoa)
Protozoa termasuk mikroorganisme, besarnya antara 3 mikron sampai 100 mikron. Protozoa merupakan penghuni tempat berair/
tempat basah, bila keadaan kering akan membentuk kista (cyste). Pada umumnya protozoa bersel satu, tetapi ada beberapa spesies yang
membentuk koloni. Umumnya di dalam sel terdapat satu inti, tetapi dari beberapa spesies secara generatif berkonjugasi karena individu
jantan dan betina belum jelas perbedaannya.sesuai dengan sifat sel binatang, umumnya protozoa berdinding selaput tipis. Bentuk tubuh
protozoa ada yang selalu berubah-ubah, ada juga yang tetap bentuk bola atau bulat panjang dengan atau tidak dengan suatu flagel atau silia.
Protozoa berdasarkan alat geraknya dibedakan menjadi 4 yaitu: Flagellata/Mastigophora, Ciliata, Rhizopoda dan Sporozoa.
Peranan Protista ada yang menguntungkan dan ada pula yang merugikan. Kebanyakan Protista yang menguntungkan adalah
Protista yang tergolong mirip tumbuhan (Alga), seperti Alga Merah (Rhodophyta) yang berperan dalam pembuatan agar-agar. Sedangkan
Protista yang merugikan contohnya pada protista mirip hewan (Protozoa) yaitu Leishmania donovani yang menyebabkan penyakit Kala
azar (Leishmaniasis).

136
D. PENDEKATAN/MODEL/METODE PEMBELAJARAN
1. Pendekatan : Saintifik
2. Model : Problem Based Learning (PBL)
3. Metode : Diskusi, Eksperimen, Presentasi dan Tanya jawab
4. Technik : Concept Mapping

E. MEDIA/ALAT DAN BAHAN/ SUMBER PEMBELAJARAN


1. Media/Alat : Spidol, White board, Alat tulis, Penggaris, Mikroskop, Kaca pembesar (Lup), Pinset, Pipet tetes, Kaca Preparat,
Kaca Penutup, dan Gelas Kimia.
2. Bahan : Lembar Kerja Kelompok (LKK), air kolam, air sawah, air selokan, air bak WC sekolah, ikan mati/ membusuk.
dan Tomat busuk.
3. Sumber Belajar :
a. Irnaningtyas. 2013. Buku Biologi SMA/MA Berdasarkan Kurikulum 2013. Jakarta : Erlangga.
b. Rusyana, Adun. 2013. Zoologi Invertebrata. Bandung : Alfabeta.

F. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Pertemuan 1 : 3 x 45 Menit
No Langkah Sintaks Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu
Pembelajaran Problem Based Learning
1. Kegiatan Pendahuluan a. Pembelajaran diawali dengan mengucapkan salam dan berdoa 15 menit
pendahuluan yang dipimpin oleh ketua kelas.
b. Pembelajaran dilanjutkan dengan menanyakan kabar peserta
didik dan memeriksa presensi kehadiran peserta didik.
c. Peserta didik terstimulus untuk mengutamakan sikap disiplin
setiap saat dan manfaatnya bagi tercapainya cita-cita.
Apersepsi d. Guru mengidentifikasi apersepsi dengan mengulas materi yang
telah dipelajari sebelumnya yaitu tentang Bakteri dan
menghubungkan keterkaitan dengan materi Protista dengan
memberikan pertanyaan “Apakah kalian pernah mengalami sakit
malaria, disentri, atau diare? apakah penyakit tersebut

137
disebabkan oleh bakteri? Jika bukan, menurut kalian
mikroorganisme apa yang menyebabkan penyakit tersebut?”.
Motivasi e. Peserta didik termotivasi untuk selalu bersyukur atas kebesaran
Allah SWT yang telah menciptakan sesuatu yang hidup di air.
Hal ini sesuai dengan Firman Allah dalam QS Al-Anbiya: 30
yang Artinya:”dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang
hidup”. Yang hidup disini bisa berupa Protista.
f. Peserta didik memperhatikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai pada pertemuan kali ini.
2. Kegiatan Inti Orientasi Peserta didik pada a. Peserta didik membiasakan untuk membaca literature berupa 10 menit
masalah wacana fenomena yang berkaitan dengan Protista.
b. Peserta didik memperhatikan wacana yang telah disajikan oleh
guru di dalam Lembar Kerja Kelompok (LKK).
Mengorganisasikan peserta a. Peserta didik berkelompok sesuai dengan anggota yang sudah 20 menit
didik untuk belajar dipilih oleh guru dan menerima LKK yang dibagikan oleh guru.
b. Peserta didik mendiskusikan LKK yang telah dibagikan oleh
guru.
Membimbing penyelidikan a. Peserta didik dibimbing guru melakukan kegiatan penyelidikan 30 menit
individual dan kelompok berdasarkan wacana yang tersedia dalam LKK.
b. Peserta didik diarahkan guru untuk menyiapkan alat dan bahan
yang digunakan untuk melakukan eksperimen.
c. Peserta didik diarahkan guru untuk melakukan eksperimen.
Mengembangkan dan a. Peserta didik mencatat hasil pengamatan dari eksperimen yang 30 menit
menyajikan hasil karya telah dilakukan.
b. Peserta didik melakukan pengolahan data hasil eksperimen dan
membuat concept mapping untuk memperjelas kesimpulan.
c. Peserta didik melakukan presentasi di depan kelas secara
bergantian sesuai urutan kelompok masing-masing.
Menganalisis dan a. Peserta didik melakukan refleksi berupa tanya jawab terhadap 15 menit
mengevaluasi hasil proses-proses pemecahan masalah yang telah dilakukan
pemecahan masalah

138
3. Kegiatan a. Beberapa perwakilan Peserta didik mengungkapkan kesimpulan 15 menit
Penutup pelajaran dari permasalahan yang dibahas pada materi yang telah
dipelajari.
b. Peserta didik mengerjakan kuis yang diberikan oleh guru secara
tulisan.
c. Ketua kelas memimpin doa dan mengucapkan salam.

Pertemuan Kedua : 3x 45 Menit


No Langkah Sintaks Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu
Pembelajaran Problem Based Learning
1. Kegiatan Pendahuluan a. Pembelajaran diawali dengan mengucapkan salam dan berdoa 15 menit
pendahuluan yang dipimpin oleh ketua kelas.
b. Pembelajaran dilanjutkan dengan menanyakan kabar peserta
didik dan memeriksa presensi kehadiran peserta didik.
c. Peserta didik terstimulus untuk mengutamakan sikap disiplin
setiap saat dan manfaatnya bagi tercapainya cita-cita
Apersepsi d. Guru mengidentifikasi apersepsi dengan mengulas materi yang
telah dipelajari sebelumnya yaitu tentang ciri-ciri umum
Protista dan menghubungkan keterkaitan dengan materi ciri,
klasifikasi Protista mirip jamur serta peranannya bagi
kehidupan dengan memberikan pertanyaan berupa “Pernahkah
kalian melihat ikan membusuk? Menurut kalian jenis protista
apa ya yang berperan dalam pembusukan ikan?”.
Motivasi e. Peserta didik termotivasi untuk selalu bersyukur atas kebesaran
Allah SWT yang telah menciptakan sesuatu yang hidup dari
tumbuhan atau hewan yang sudah mati/busuk. Hal ini sesuai
dengan Firman Allah dalam QS. Al-An’am: 95, yang Artinya:
“....Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan
mengeluarkan yang mati dari yang hidup. (yang memiliki sifat-
sifat) demikian ialah Allah, Maka mengapa kamu masih

139
berpaling?”.
f. Peserta didik memperhatikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai pada pertemuan kali ini.
2. Kegiatan Inti Orientasi Peserta didik pada a. Peserta didik membiasakan untuk membaca literature berupa 10 menit
masalah wacana fenomena yang berkaitan dengan Protista.
b. Peserta didik memperhatikan wacana yang telah disajikan oleh
guru di dalam Lembar Kerja Kelompok (LKK).
Mengorganisasikan peserta a. Peserta didik berkelompok sesuai dengan anggota yang sudah 20 menit
didik untuk belajar dipilih oleh guru dan menerima LKK yang dibagikan oleh guru.
b. Peserta didik mendiskusikan LKK yang telah dibagikan oleh
guru.

Membimbing penyelidikan a. Peserta didik dibimbing guru melakukan kegiatan penyelidikan 30 menit
individual dan kelompok berdasarkan wacana yang tersedia dalam LKK.
b. Peserta didik diarahkan guru untuk menyiapkan alat dan bahan
yang digunakan untuk melakukan eksperimen.
c. Peserta didik diarahkan guru untuk melakukan eksperimen.
Mengembangkan dan a. Peserta didik mencatat hasil pengamatan dari eksperimen yang 30 menit
menyajikan hasil karya telah dilakukan.
b. Peserta didik melakukan pengolahan data hasil eksperimen dan
membuat concept mapping untuk memperjelas kesimpulan.
c. Peserta didik melakukan presentasi di depan kelas secara
bergantian sesuai urutan kelompok masing-masing.
Menganalisis dan a. Peserta didik melakukan refleksi berupa tanya jawab terhadap 15 menit
mengevaluasi hasil proses-proses pemecahan masalah yang telah dilakukan.
pemecahan masalah
3. Kegiatan Penutup a. Beberapa perwakilan peserta didik mengungkapkan kesimpulan 15 menit
Penutup pelajaran dari permasalahan yang dibahas pada materi yang telah
dipelajari.
b. Ketua kelas memimpin doa dan mengucapkan salam.

140
Pertemuan Ketiga : 3 x 45 Menit
No Langkah Sintaks Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu
Pembelajaran Problem Based Learning
1. Kegiatan Pendahuluan a. Pembelajaran diawali dengan mengucapkan salam dan berdoa 15 menit
pendahuluan yang dipimpin oleh ketua kelas.
b. Pembelajaran dilanjutkan dengan menanyakan kabar peserta
didik dan memeriksa presensi kehadiran peserta didik.
c. Peserta didik terstimulus untuk mengutamakan sikap disiplin
setiap saat dan manfaatnya bagi tercapainya cita-cita.
Apersepsi d. Peserta didik mengidentifikasi apersepsi dengan mengulas
materi yang telah dipelajari sebelumnya yaitu tentang Protista
mirip jamur dan menghubungkan keterkaitan dengan materi ciri,
klasifikasi Protista mirip tumbuhan (Algae) serta peranannya
bagi kehidupan dengan memberikan pertanyaan berupa
“Pernahkah kalian makan agar-agar? Menurut kalian jenis
protista apa ya yang berperan dalam pembuatan agar-agar?.
Motivasi e. Peserta didik termotivasi untuk selalu bersyukur atas kebesaran
Allah SWT yang telah menciptakan sesuatu yang mirip
tumbuhan dan berwarna-warni di lautan. Hal ini sesuai dengan
Firman Allah dalam QS. Al-An’am: 97, yang artinya “dan
Dialah yang menjadikan bintang-bintang bagimu, agar kamu
menjadikannya petunjuk dalam kegelapan di darat dan di laut.
Sesungguhnya Kami telah menjelaskan tanda-tanda kebesaran
(Kami) kepada orang-orang yang mengetahui.”
f. Peserta didik memperhatikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai pada pertemuan kali ini.
2. Kegiatan Inti Orientasi Peserta didik pada a. Peserta didik membiasakan untuk membaca literature berupa 10 menit
masalah wacana fenomena yang berkaitan dengan Protista.
b. Peserta didik memperhatikan wacana yang telah disajikan oleh
guru di dalam Lembar Kerja Kelompok (LKK).

141
Mengorganisasikan peserta a. Peserta didik berkelompok sesuai dengan anggota yang sudah 20 menit
didik untuk belajar dipilih oleh guru dan menerima LKK yang dibagikan oleh guru.
b. Peserta didik mendiskusikan LKK yang telah dibagikan oleh
guru.
Membimbing penyelidikan a. Peserta didik dibimbing guru melakukan kegiatan penyelidikan 30 menit
individual dan kelompok berdasarkan wacana yang tersedia dalam LKK.
b. Peserta didik diarahkan guru untuk menyiapkan alat dan bahan
yang digunakan untuk melakukan eksperimen.
c. Peserta didik diarahkan guru untuk melakukan eksperimen.
Mengembangkan dan a. Peserta didik mencatat hasil pengamatan dari eksperimen yang 30 menit
menyajikan hasil karya telah dilakukan.
b. Peserta didik melakukan pengolahan data hasil eksperimen dan
membuat concept mapping untuk memperjelas kesimpulan.
c. Peserta didik melakukan presentasi di depan kelas secara
bergantian sesuai urutan kelompok masing-masing.
Menganalisis dan a. Peserta didik melakukan refleksi berupa tanya jawab terhadap 15 menit
mengevaluasi hasil proses-proses pemecahan masalah yang telah dilakukan.
pemecahan masalah
3. Kegiatan Penutup a. Beberapa perwakilan peserta didik mengungkapkan kesimpulan 15 menit
Penutup pelajaran dari permasalahan yang dibahas pada materi yang
telah dipelajari.
b. Ketua kelas memimpin doa dan mengucapkan salam.

142
Pertemuan keempat : 4 x 45 menit
No Langkah Sintaks Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu
Pembelajaran Problem Based Learning
1. Kegiatan Pendahuluan a. Pembelajaran diawali dengan mengucapkan salam dan berdoa 15 menit
pendahuluan yang dipimpin oleh ketua kelas.
b. Pembelajaran dilanjutkan dengan menanyakan kabar peserta
didik dan memeriksa presensi kehadiran peserta didik.
c. Peserta didik terstimulus untuk mengutamakan sikap disiplin
setiap saat dan manfaatnya bagi tercapainya cita-cita.
Apersepsi d. Peserta didik mengidentifikasi apersepsi dengan mengulas
materi yang telah dipelajari sebelumnya yaitu tentang ciri-ciri
umum Protista dan menghubungkan keterkaitan dengan materi
ciri, klasifikasi Protista mirip jamur serta peranannya bagi
kehidupan dengan memberikan pertanyaan berupa “pernahkah
kalian sakit gigi karena gigi kalian rusak/berlubang? Menurut
kalian jenis protista apa yang menyebabkan sakit gigi?.
Motivasi e. Peserta didik termotivasi untuk selalu bersyukur atas kebesaran
Allah SWT yang telah menciptakan segala jenis hewan/mirip
hewan dari air. Hal ini sesuai dengan Firman Allah dalam QS.
An-Nur: 45, yang Artinya “dan Allah telah menciptakan semua
jenis hewan dari air, Maka sebagian dari hewan itu ada yang
berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua
kaki sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki.
Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, Sesungguhnya
Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”.
f. Peserta didik memperhatikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai pada pertemuan kali ini.
2. Kegiatan Inti Orientasi Peserta didik pada a. Peserta didik membiasakan untuk membaca literature berupa 10 menit
masalah wacana fenomena yang berkaitan dengan Protista.
b. Peserta didik memperhatikan wacana yang telah disajikan oleh
guru di dalam Lembar Kerja Kelompok (LKK).

143
Mengorganisasikan peserta a. Peserta didik berkelompok sesuai dengan anggota yang sudah 20 menit
didik untuk belajar dipilih oleh guru dan menerima LKK yang dibagikan oleh guru.
b. Peserta didik mendiskusikan LKK yang telah dibagikan oleh
guru.

Membimbing penyelidikan a. Peserta didik dibimbing guru melakukan kegiatan penyelidikan 30 menit
individual dan kelompok berdasarkan wacana yang tersedia dalam LKK.
b. Peserta didik diarahkan guru untuk menyiapkan alat dan bahan
yang digunakan untuk melakukan eksperimen.
c. Peserta didik diarahkan guru untuk melakukan eksperimen.
Mengembangkan dan a. Peserta didik mencatat hasil pengamatan dari eksperimen yang 30 menit
menyajikan hasil karya telah dilakukan.
b. Peserta didik melakukan pengolahan data hasil eksperimen dan
membuat concept mapping untuk memperjelas kesimpulan.
c. Peserta didik melakukan presentasi di depan kelas secara
bergantian sesuai urutan kelompok masing-masing.
Menganalisis dan a. Peserta didik melakukan refleksi berupa tanya jawab terhadap 15 menit
mengevaluasi hasil proses-proses pemecahan masalah yang telah dilakukan.
pemecahan masalah
3. Kegiatan Penutup a. Beberapa perwakilan peserta didik mengungkapkan kesimpulan 15 menit
Penutup pelajaran dari permasalahan yang dibahas pada materi yang
telah dipelajari.
b. Peserta didik mengerjakan kuis yang diberikan oleh guru secara
tertulis.
c. Peserta didik mempersiapkan diri karena pertemuan selanjutnya
akan diadakan postes materi Protista.
d. Ketua kelas memimpin doa dan mengucapkan salam.

144
G. Penilaian Hasil Belajar
1. Metode dan Bentuk Instrumen
Metode Bentuk Instrumen
Tes kemampuan pemecahan masalah Soal Essay kemampuan pemecahan masalah

a. Penilaian Tes Kemampuan Pemecahan Masalah


No Indikator Sub Indikator Soal
1. Mengidentifikasi Mengidentifikasi Kematian ribuan ikan di Teluk Jakarta akhir-akhir ini telah menyita perhatian
masalah masalah dengan masyarakat di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya. Masyarakat ibukota
benar dikecam ketakutan mengkonsumsi ikan yang kematiannya disinyalir akibat
keracunan limbah buangan industri, sementara nelayan tidak kalah resah
dengan rendahnya hasil penjualan ikan mereka yang jauh di bawah rata-rata.
Di lain pihak polemik melanda institusi pemerhati lingkungan dan
pemerintah, sehubungan dengan interpretasi kepastian kematian ribuan ikan
tersebut yang sampai saat ini belum diketahui penyebabnya secara ilmiah.
Analisis sementara yang diberikan Departemen Kelautan dan Perikanan
menyatakan telah terjadi perkembangan (blooming) yang begitu cepat sejenis
fitoplankton Noctiluca scintillans dari kelompok Dinoflagellata, terutama dari
jenis yang menyebabkan perairan terlihat berwarna merah pada kondisi
Harmfull Algae Blooming (HAB) atau sering disebut juga dengan Red Tide.
Red tide adalah fenomena dimana air laut berubah menjadi merah karena
fitoplankton (ganggang mikroskopik) berkembang biak secara massal
sehingga menutupi permukaan air laut. Red Tide adalah pembunuh massal
biota laut, merubah struktur komunitas ekosistem perairan, berdampak
meracuni dan juga bisa menyebabkan kematian pada manusia. Lebih dari 100
ton ikan dan biota laut mati karena racun yang dikeluarkan fitoplankton yang
menutupi lautan tersebut.

145
Pertanyaan !!!!!
1. Berdasarkan wacana yang telah anda baca, apakah yang dapat anda
jadikan sebagai identifikasi masalah? (Mengidentifikasi masalah)

(Terlampir)

Bandar Lampung, September 2017


Guru Bidang Studi Peneliti

Elitha Aprilucilla, S.Pd Erniwati

Mengetahui,
Kepala SMA N 10 Bandar Lampung

Drs.Suwarlan, M.M.Pd
NIP. 196105031989021002

146
147

Lampiran 7

DAFTAR NAMA PESERTA DIDIK KELAS EKSPERIMEN


X MIA 1 SMA N 10 BANDAR LAMPUNG
TAHUN PELAJARAN 2017/2018

NO NAMA PESERTA DIDIK


1 Adharian Basith
2 Alzie NS.
3 Andra Pratama
4 Aristo Fadhil K.
5 Astrid Luvena Solihin
6 Cahya Nur Imani
7 Daffa Alrnoy
8 Davit
9 Dionza Marcel
10 Echa Septa Almega
11 Elvan Sabila Rahman
12 Gadis Ayu Pratiwi
13 Giofani Mareta Asmara
14 Jennie Anggraeni Maesa
15 M. Cheivo Rakhanatha Cherryryan
16 M. Prayoga AW
17 M. Satria Wirayudha
18 Muhammad Irvan Suryansyah
19 Novan Ramadhani
20 Octaria Marsha Ananda
21 Pratiwi Aditya
22 Refi Salsabila
23 Richa Hesti Dewi
24 Rijyal Firdaus
25 Rizal Gusti Mutiara Putri
26 Siti Khadijah M.
27 Tegar Yohanes
28 Virgiansya Alhafiz
29 Zahira Daaniya
30 Zulfa Etha N
148

Lampiran 8

DAFTAR PEMBAGIAN KELOMPOK DISKUSI KELAS EKSPERIMEN

KELOMPOK 1 KELOMPOK II

1. Aristo Fadhil K. 1. Daffa Arlnoy


2. Cahya Nur Imani 2. Davit
3. Echa Septa Almega 3. Jennie Anggraeni M.
4. Elvan Sabila Rahman 4. M. Cheivo Rakhmantha
5. Gadis Ayu Pratiwi 5. M.Satria Wirayudha
6. M. Prayoga Aw. 6. Pratiwi Aditya
7. Novan Ramadhani 7. Virgiansya Alhafiz
8. Giofani Mareta Asmara 8. Zahira Daaniya

KELOMPOK III KELOMPOK IV


1. Astrid Luvena Solihin 1. Adharian Basith
2. Dionza Marcel 2. Alzie Ms
3. M. Irvan Suryansyah 3. Andra Pratama
4. Richa Hesti Dewi 4. Octaria Marsha Ananda
5. Rijyal Firdaus 5. Refi Salsabila
6. Risqe Gusti Mutiara Putri 6. Siti Khadijah M.
7. Zulfa Etha N. 7. Tegar Yohanes
149

Lampiran 9

LEMBAR KERJA KELOMPOK


CIRI-CIRI UMUM PROTISTA

Mata Pelajaran : Biologi


Kelas : X MIA
Materi :1
Kompetensi Dasar :
3.6 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan protista berdasarkan ciri-ciri
umum kelas dan perannya dalam kehidupan melalui pengamatan secara teliti dan
sistematis.
Tujuan :
1. Siswa dapat menyajikan permasalahan yang berkaitan dengan mengenali fenomena ilmiah
tentang Protista.
2. Siswa dapat merumuskan permasalahan yang berkaitan dengan menjelaskan fenomena
ilmiah tentang Protista.
3. Suswa dapat membuat hipotesis yang berkaitan dengan merumuskan masalah tentang
Protista.
4. Siswa dapat merancang percobaan yang berkaitan dengan memahami fenomena tentang
Protista.
5. Siswa dapat melakukan percobaan yang berkaitan dengan menerapkan prinsip klasifikasi
untuk menggolongkan dan mengetahui peranan protista bagi kehidupan.
6. Siswa dapat membuat kesimpulan yang berkaitan dengan memahami fenomena tentang
Protista dan peranannya bagi kehidupan.
7. Siswa dapat menjelaskan hasil percobaan secara lisan maupun tulisan tentang Protista dan
peranannya bagi kehidupan.

Nama Anggota Kelompok/Kelas


1. ....................................................................../...........
2......................................................................../...........
3......................................................................../...........
4......................................................................../...........
5......................................................................../...........
6......................................................................../...........
7......................................................................../...........
8......................................................................../...........
156

Lampiran 10

LEMBAR KERJA KELOMPOK


CIRI-CIRI DAN KLASIFIKASI PROTISTA MIRIP JAMUR SERTA
PERANANNYA BAGI KEHIDUPAN

Mata Pelajaran : Biologi


Kelas : X MIA
Materi :2
Kompetensi Dasar :
3.6 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan protista berdasarkan ciri-ciri
umum kelas dan perannya dalam kehidupan melalui pengamatan secara teliti dan
sistematis.
4.6 Melakukan investigasi tentang berbagai peran protista dalam kehidupan dan
menyajikan hasilnya secara lisan atau tulisan.
Tujuan :
1. Siswa dapat menyajikan permasalahan yang berkaitan dengan mengenali fenomena
ilmiah tentang Protista.
2. Siswa dapat merumuskan permasalahan yang berkaitan dengan menjelaskan
fenomena ilmiah tentang Protista.
3. Suswa dapat membuat hipotesis yang berkaitan dengan merumuskan masalah
tentang Protista.
4. Siswa dapat merancang percobaan yang berkaitan dengan memahami fenomena
tentang Protista.
5. Siswa dapat melakukan percobaan yang berkaitan dengan menerapkan prinsip
klasifikasi untuk menggolongkan dan mengetahui peranan protista bagi kehidupan.
6. Siswa dapat membuat kesimpulan yang berkaitan dengan memahami fenomena
tentang Protista dan peranannya bagi kehidupan.
7. Siswa dapat menjelaskan hasil percobaan secara lisan maupun tulisan tentang
Protista dan peranannya bagi kehidupan.

Nama Anggota Kelompok/Kelas


1............................................................................./........
2............................................................................/........
3............................................................................/........
4............................................................................/........
5............................................................................/........
6............................................................................/........
7............................................................................/........
8............................................................................/........
163

Lampiran 11

LEMBAR KERJA KELOMPOK


CIRI-CIRI DAN KLASIFIKASI PROTISTA MIRIP TUMBUHAN SERTA
PERANANNYA BAGI KEHIDUPAN

Mata Pelajaran : Biologi


Kelas : X MIA
Materi :3
Kompetensi Dasar :
3.6 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan protista berdasarkan ciri-ciri umum
kelas dan perannya dalam kehidupan melalui pengamatan secara teliti dan sistematis.
4.6 Melakukan investigasi tentang berbagai peran protista dalam kehidupan dan menyajikan
hasilnya secara lisan atau tulisan.
Tujuan :
1. Siswa dapat menyajikan permasalahan yang berkaitan dengan mengenali fenomena ilmiah
tentang Protista.
2. Siswa dapat merumuskan permasalahan yang berkaitan dengan menjelaskan fenomena ilmiah
tentang Protista.
3. Suswa dapat membuat hipotesis yang berkaitan dengan merumuskan masalah tentang Protista.
4. Siswa dapat merancang percobaan yang berkaitan dengan memahami fenomena tentang
Protista.
5. Siswa dapat melakukan percobaan yang berkaitan dengan menerapkan prinsip klasifikasi
untuk menggolongkan dan mengetahui peranan protista bagi kehidupan.
6. Siswa dapat membuat kesimpulan yang berkaitan dengan memahami fenomena tentang
Protista dan peranannya bagi kehidupan.
7. Siswa dapat menjelaskan hasil percobaan secara lisan maupun tulisan tentang Protista dan
peranannya bagi kehidupan.

Nama Anggota Kelompok/Kelas


1.................................................................................../..........
2.................................................................................../..........
3.................................................................................../..........
4.................................................................................../..........
5.................................................................................../..........
6.................................................................................../..........
7.................................................................................../..........
8.................................................................................../..........
169

Lampiran 12

LEMBAR KERJA KELOMPOK


CIRI-CIRI DAN KLASIFIKASI PROTISTA MIRIP HEWAN SERTA
PERANANNYA BAGI KEHIDUPAN

Mata Pelajaran : Biologi


Kelas : X MIA
Materi :4
Kompetensi Dasar :
3.6 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan protista berdasarkan ciri-ciri
umum kelas dan perannya dalam kehidupan melalui pengamatan secara teliti dan
sistematis.
4.6 Melakukan investigasi tentang berbagai peran protista dalam kehidupan dan
menyajikan hasilnya secara lisan atau tulisan.
Tujuan :
1. Siswa dapat menyajikan permasalahan yang berkaitan dengan mengenali fenomena
ilmiah tentang Protista.
2. Siswa dapat merumuskan permasalahan yang berkaitan dengan menjelaskan
fenomena ilmiah tentang Protista.
3. Suswa dapat membuat hipotesis yang berkaitan dengan merumuskan masalah
tentang Protista.
4. Siswa dapat merancang percobaan yang berkaitan dengan memahami fenomena
tentang Protista.
5. Siswa dapat melakukan percobaan yang berkaitan dengan menerapkan prinsip
klasifikasi untuk menggolongkan dan mengetahui peranan protista bagi kehidupan.
6. Siswa dapat membuat kesimpulan yang berkaitan dengan memahami fenomena
tentang Protista dan peranannya bagi kehidupan.
7. Siswa dapat menjelaskan hasil percobaan secara lisan maupun tulisan tentang
Protista dan peranannya bagi kehidupan.

Nama Anggota Kelompok/Kelas


1.............................................................................../........
2.............................................................................../........
3.............................................................................../........
4.............................................................................../........
5.............................................................................../........
6.............................................................................../........
7.............................................................................../........
8.............................................................................../........
175

Lampiran 13

DAFTAR NAMA PESERTA DIDIK KELAS


XI MIA 2 SMA NEGERI 10 BANDAR LAMPUNG
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
NO NAMA PESERTA DIDIK
1 Ajengnif
2 Aldy Febriansyah
3 Alif Wahyu P.
4 Amalia Risti Amanda
5 Anang Fariz A.
6 Aulia A
7 Aulia Febriyanti
8 Azizah Yasmin
9 Balqis Salsabila
10 Cindi Pitaloka
11 Clarissa Lizana
12 Desi Tri Wulandari
13 Dian Safitri
14 Elvina Halim
15 Farah Faimah Az-Zahra
16 Intan Lim Caroline
17 M.Aldy Febriansyah
18 M. Reynold Aliaman
19 Masda Kusuma Wardhani
20 Nabila Kurniawan
21 Najib Walikhtiro
22 Nico Zoel Sinurat
23 Ramadhan W.
24 Redatul Hikmah
25 Rico Fedyno
26 Rizki Radi Pratama
27 Salsabila Oktariana
28 Sekar Ayuning Swastiti
29 Septa Wira Saputra
30 Sherin Mediana
176

Lampiran 14
KISI-KISI SOAL TES KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH
PESERTA DIDIK

Kompetensi Dasar (KD) :


3.6 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan protista berdasarkan ciri-ciri umum kelas dan perannya dalam kehidupan melalui
pengamatan secara teliti dan sistematis.
4.6 Melakukan investigasi tentang berbagai peran protista dalam kehidupan dan menyajikan hasilnya secara lisan atau tulisan.
Kompetensi Inti (KI) :
KI 3 : 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah.
KI 4 : 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/ Semester : X MIA/1
Materi Pokok : Protista

Indikator Tujuan No Pertanyaan Skor dan Kriteria Jawaban Jawaban Lengkap


kemampuan Soal
Pemecahan
Masalah
Mengidentifikasi Siswa mampu 1 Berdasarkan wacana yang Skor 4 apabila bisa menuliskankan  Kematian ribuan ikan
masalah Mengidentifikasi telah anda baca, apakah dua atau lebih masalah disinyalir akibat
masalah yang ada yang dapat anda jadikan relevan dengan wacana, dan limbah industri
pada wacana kasus sebagai identifikasi minimal dua masalah itu pabrik
Harmfull Algae masalah? bercirikan masalah (ada  Kematian ikan dan
Blooming (Red Tide) kesenjangan antara biota laut lainnya
2. Jika kasus red tide tersebut seharusnya dengan akibat blooming
tidak segera ditangani kenyataannya). fitoplankton
maka dampak apa saja  Fenomena red tide
yang akan terjadi? Skor 3 apabila bisa menuliskankan dapat merubah
lebih dari satu masalah struktur komunitas
relevan dengan wacana, ekosistem perairan,
177

tetapi hanya satu yang kematian pada ikan


bercirikan masalah. dan biota laut lainnya
serta dapat meracuni
Skor 2 apabila hanya bisa bahkan dapat
menuliskankan satu masalah mengakibatkan
relevan dengan wacana, dan kematian pada
benar bercirikan masalah. manusia

Skor 1 apabila tidak bisa menuliskan


satupun masalah relevan
dengan wacana, atau hanya
menemukan satu tetapi
itupun sebenarnya tidak
bercirikan masalah.

Merumuskan Siswa mampu 3 Setelah mengidentifikasi Skor 4 apabila mampu membuat  Apakah kematian
(menganalisis) merumuskan masalah masalah, apakah yang rumusan masalah dalam ribuan ikan
masalah yang ada dalam dapat ada jadikan sebagai bentuk kalimat tanya yang dipengaruhi oleh
wacana rumusan masalah? baku, menunjukkan satu atau tingginya limbah
lebih variabel, dan relevan pabrik industri?
4 Berdasarkan wacana yang dengan masalahnya.  Apakah kematian
telah anda baca, apa saja ikan disebabkan oleh
yang dapat anda jadikan Skor 3 apabila mampu membuat fitoplankton dan
sebagai rumusan masalah? rumusan masalah dalam bagaimana itu bisa
bentuk kalimat tanya namun terjadi?
kurang baku, menunjukkan  Apakah jenis
satu atau lebih variabel, dan ganggang yang
relevan dengan masalahnya. mengakibatkan
dampak fenomena
Skor 2 apabila mampu membuat red tide?
rumusan masalah dalam  Apakah fakktor yang
bentuk kalimat tanya namun mempengaruhi
kurang baku, tidak terjadinya red tide?
menunjukkan satu atau lebih  Bagaimana dampak
variabel, dan relevan dengan negatif yang
masalahnya. ditimbulkan dari
178

fenomena red tide


Skor 1 apabila tidak mampu baik pada biota laut
membuat rumusan masalah maupun manusia ??
dalam bentuk kalimat tanya
yang baku, tidak
menunjukkan satu atau lebih
variabel, dan tidak relevan
dengan masalahnya.

Menemukan Siswa mampu 5 Apakah solusi alternatif Skor 4 apabila mampu menuliskan  Menajemen nutrisi
alternatif- Menemukan yang dapat dilakukan dua atau lebih alternatif yang mengatur
alternatif solusi alternatif-alternatif untuk mengurangi solusi atau cara pemecahan buangan dari darat ke
solusi pertumbuhan fitoplankton masalah dan kesemua relevan perairan
(ganggang mikroskopik) dengan tiap masalah yang  Mengenali teknologi
yang ada di lautan? akan dipecahkan. yang dapat
mengurangi red tide
6 Bagaimana langkah- Skor 3 apabila mampu menuliskan  Membuka wacana
langkah dalam hanya dua alternatif solusi dan pemahaman
menerapkan solusi atau cara pemecahan masalah mengenai dampak
alternatif agar blooming dan kesemua relevan dengan red tide terhadap
fitoplankton (ganggang tiap masalah yang akan produktivitas
mikroskopik) tidak terjadi dipecahkan. kelautan
atau meluas ke perairan  Mengadakan
yang lain? Skor 2 apabila mampu menuliskan seminar-seminar dan
hanya dua alternatif solusi forum-forum terbuka
atau cara pemecahan masalah seperti forum
namun tidak semua relevan konsultasi yang
dengan tiap masalah yang bertujuan untuk
akan dipecahkan. meningkatkan
pemahaman
Skor 1 apabila tidak mampu masyarakat umum
menuliskan dua atau lebih terkait lainnya
alternatif solusi atau cara mengenai efek dan
pemecahan masalah yang pencemaran
kesemua relevan dengan tiap lingkungan
masalah yang akan khususnya yang
179

dipecahkan. berdampak terjadinya


red tide
 Langkah-langkah
yang diambil untuk
menanggulangi red
tide adalah sebagai
berikut:
1. Surveillance,
yaitu melakukan
pengamatan
toksisitas langsung
pada berbagai jenis
kerang di lokasi
yang pernah atau
dicurigai
mengalami red tide.
Negara-negara
yang pernah
mengalami ledakan
PSP disarankan
untuk membentuk
“Shellfish
Surveillance
Programs”. Canada
merupakan negara
yang telah
melaksanakan
program dengan
sukses sejak tahun
1943, yang
kemudian diikuti
oleh negara-negara
lain. Setiap minggu
contoh-contoh
tiram dan kerang di
Teluk Fundy dan
180

sungai St.
Lawrence diteliti
toksisitasnya
melalui percobaan
“bio-assay”. Jika
toksin tersebut
telah menujukkan
kadar yang
membahayakan
maka kultur
kerang-kerangan
dari tempat tersebut
tidak boleh
dipanen. Jika
kemudian
dinyatakan aman,
maka tempat-
tempat tersebut
dibuka kembali.
2. Depuration, yaitu
membebaskan
kerang dari toksin
agar dapat
diperdagangkan
Akhir-akhir ini
untuk mengurangi
jangka waktu
pembebasan kerang
dari toksin telah
sukses dilakukan
program “Exposing
Shellfish to
Ozone”, yaitu
dilakukan dengan
penyediaan oksigen
yang cukup
181

dengan
ditambahkan
harum-haruman
yang segar yang
akan menetralkan
toksin secara cepat.
Cara sederhana
juga bisa dilakukan
dengan cara
merendam kerang
yang terkena racun
ke dalam air yang
bebas racun. Tetapi
cara ini memakan
waktu yang lama
sehingga terlambat
dipasarkan.
Memilih Siswa mampu 7 Menurut anda apakah Skor 4 apabila mampu memilih atau Mengadakan seminar-
alternatif solusi memilih alternatif solusi yang paling efektif menentukan satu dari seminar dan forum-
(terbaik) solusi yang terbaik untuk mencegah alternatif solusi, yang terbaik, forum terbuka seperti
pertumbuhan fitoplankton dengan alasan yang rasional. forum konsultasi yang
(ganggang mikroskopik) bertujuan untuk
dari jawaban yang telah Skor 3 apabila mampu memilih atau meningkatkan
dikemukakan? menentukan satu dari pemahaman
8 Jelaskan bagaimana alternatif solusi, yang terbaik, masyarakat umum
langkah-langkah yang namun tidak dengan alasan terkait lainnya
dapat Anda terapkan yang rasional. mengenai efek dan
sebagai solusi alternatif pencemaran
mencegah pertumbuhan Skor 2 apabila mampu memilih atau lingkungan khususnya
fitoplankton yang paling menentukan satu dari yang berdampak
mudah dan tepat? alternatif solusi, yang tidak terjadinya red tide
terbaik dan tidak dengan
alasan yang rasional.

Skor 1 apabila tidak mampu


memilih atau menentukan
182

satupun dari alternatif solusi,


tidak memilih yang terbaik,
tidak dengan alasan yang
rasional.

Kelancarannya Siswa lancar dalam 9 Berdasarkan solusi yang Skor 4 apabila mampu  Kendala: Ada
memecahkan memecahkan masalah telah anda pilih, apakah menyelesaikan pemecahan beberapa faktor yang
masalah dari kasus HAB (Red yang anda rasakan masalah, tanpa kecurangan menyebabkan
Tide) sehingga solusi tersebut langkah apapun, dan dalam penanggulangan
dapat mengatasi/mencegah selang waktu yang terhadap problem ini
pertumbuhan fitoplankton disediakan. sulit membuahkan
(ganggang mikroskopik) hasil yang
dengan tepat? Skor 3 apabila mampu memuaskan. Faktor-
menyelesaikan pemecahan faktor tersebut adalah
10 Berdasarkan langkah masalah, tanpa kecurangan aktivitas
solusi yang anda langkah apapun, peternakan yang
kemukakan sebelumnya, namundengan tambahan intensif dan hemat
kendala dan manfaat apa waktu yang disepakati. lahan, konsumsi
yang akan timbul dan anda bahan kimiawi yang
rasakan sehingga dapat Skor 2 apabila mampu mengandung unsur
berhasil mengatasi menyelesaikan pemecahan fosfat yang
permasalahan di atas? masalah, tanpa kecurangan berlebihan,
langkah apapun, namun pertumbuhan
dengan tambahan waktu di penduduk Bumi yang
luar kesepakatan. semakin cepat,
urbanisasi yang
Skor 1 apabila tidak mampu semakin tinggi, dan
menyelesaikan pemecahan lepasnya senyawa
masalah, atau dengan kimia fosfat yang
kecurangan langkah. telah lama
terakumulasi dalam
sedimen menuju
badan air.
Manfaat: dapat
menambah
pengetahuan akan
183

dampak negatif dari


red tide dan
memberikan
kesadaran akan
pentingnya menjaga
lingkungan alam
sekitar.
Kualitas Hasil Siswa mampu 11 Apakah kesimpulan dari Skor 4 apabila hasil pemecahannya Kesimpulan : Red Tide
Pemecahan menuliskan jawaban yang telah anda tepat, rasional, dan dapat merupakan sebuah
Masalah pemecahan masalah kemukakan sehingga dibenarkan secara ilmiah fenomena alam air laut
dengan baik dan tepat menjadi solusi yang (empiris untuk ukuran siswa yang berubah warna
dari kasus HAB Red terbaik untuk mengatasi SMA). menjadi merah yang
Tide permasalahan di atas? disebabkan oleh
Skor 3 apabila hasil pemecahannya fitoplankton. Red Tide
12 Salah satu faktor rasional, tepat, tetapi sulit dapat menyebabkan
terjadinya ride tide dibenarkan secara ilmiah kematian massal biota
disebabkan oleh ulah (tidak empiris untuk ukuran laut, perubahan struktur
manusia yang membuang siswa SMA). komunitas ekosistem
sampah sembarangan. perairan, keracunan
Sampah berupa limbah Skor 2 apabila rasional, tetapi tidak dan juga bisa
buangan atau zat-zat kimia tepat dan sulit dibenarkan menyebabkan kematian
beracun di perairan akan secara ilmiah. pada manusia. Ini
membuat pertumbuhan terjadi dikarenakan
fitoplankton (ganggang Skor 1 apabila hasil pemecahannya fitoplankton tersebut
mikroskopik) yang tidak tepat, tidak rasional, mengeluarkan racun.
beracun semakin tak dan tidak dapat dibenarkan Faktor yang
terkendali hal tersebut secara ilmiah. mempengaruhi
sangat berbahaya bagi fenomena Red Tides
kesehatan manusia. yaitu termasuk suhu
Dengan melihat kasus permukaan laut yang
tersebut bagaimana hangat, salinitas
pendapat anda sebagai rendah, kandungan gizi
pelajar untuk menjaga diri yang tinggi, dan laut
dan keluarga agar yang tenang. Selain itu,
terhindar dari sindrom fitoplankton tersebut
keracunan akibat dapat menyebar dengan
184

memakan ikan mati karena jauh oleh angin, arus,


red tide atau makan kerang dan badai.
yang diambil dari perairan Selain berdampak
yang mengalami red tide secara ekologi,
dan apa yang bisa anda fenomena red tide
lakukan untuk mengurangi mengganggu kesehatan
dampak negatif penyebab manusia seperti
red tide tersebut kepada sindrom keracunan
masyarakat luas? akibat memakan ikan
mati karena red tide
atau makan kerang
yang diambil dari
perairan yang
mengalami red tide.
Selain itu, bisa terjadi
iritasi kulit dan mata
karena berenang atau
mandi di perairan yang
sedang mengalami red
tide.
Solusi yang dapat
dilakukan dengan
mengadakan seminar-
seminar dan forum-
forum terbuka seperti
forum konsultasi yang
bertujuan untuk
meningkatkan
pemahaman
masyarakat umum
terkait lainnya
mengenai efek dan
pencemaran
lingkungan khususnya
yang berdampak
terjadinya red tide.
185

Tugas sebagai pelajar:


memberi pemahaman
kepada keluarga dan
lingkungan
masyarakat akan
bahaya dampak red
tide terhadap
kesehatan.
186

Lampiran 15

Wacana

FENOMENA HARMFULL ALGAE BLOOM (RED TIDE


DI TELUK JAKARTA)

Kematian ribuan ikan di Teluk Jakarta, akhir-akhir ini telah menyita perhatian
masyarakat di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya. Masyarakat ibukota dikecam
ketakutan mengkonsumsi ikan yang kematiannya disinyalir akibat keracunan limbah
buangan industri, sementara nelayan tidak kalah resah dengan rendahnya hasil
penjualan ikan mereka yang jauh di bawah rata-rata. Selain itu, di lain pihak polemik
melanda institusi pemerhati lingkungan dan pemerintah, sehubungan dengan
interpretasi kepastian kematian ribuan ikan tersebut yang sampai saat ini belum
diketahui penyebabnya secara ilmiah. Analisis sementara yang diberikan Departemen
Kelautan dan Perikanan menyatakan telah terjadi perkembangan (blooming) yang
begitu cepat sejenis fitoplankton Noctiluca scintillans dari kelompok Dinoflagellata,
terutama dari jenis yang menyebabkan perairan terlihat berwarna merah pada kondisi
Harmfull Algae Blooming (HAB) atau sering disebut juga dengan Red Tide. Red tide
adalah fenomena dimana air laut berubah menjadi merah karena fitoplankton
(ganggang mikroskopik) berkembang biak secara massal sehingga menutupi
permukaan air laut. Red Tide adalah pembunuh massal biota laut, merubah struktur
komunitas ekosistem perairan, berdampak meracuni dan juga bisa menyebabkan
kematian pada manusia. Lebih dari 100 ton ikan dan biota laut mati karena racun
yang dikeluarkan fitoplankton yang menutupi lautan tersebut.

Sumber: https//www.google.com
187

Pertanyaan !!!!!

1. Berdasarkan wacana yang telah anda baca, apakah yang dapat anda jadikan
sebagai identifikasi masalah? (Mengidentifikasi masalah)
2. Jika kasus red tide tersebut tidak segera ditangani maka dampak apa saja yang
akan terjadi? (Mengidentifikasi masalah)
3. Setelah mengidentifikasi masalah, apakah yang dapat ada jadikan sebagai
rumusan masalah? (Merumuskan masalah)
4. Berdasarkan wacana yang telah anda baca, apa saja yang dapat anda jadikan
sebagai rumusan masalah? (Merumuskan masalah)
5. Apakah solusi alternatif yang dapat dilakukan untuk mengurangi pertumbuhan
fitoplankton (ganggang mikroskopik) yang ada di lautan? Jelaskan
(Menemukan alternatif-alternatif solusi)
6. Bagaimana langkah-langkah dalam menerapkan solusi alternatif agar blooming
fitoplankton (ganggang mikroskopik) tidak terjadi atau meluas ke perairan yang
lain? (Menemukan alternatif-alternatif solusi)
7. Menurut anda apakah solusi yang paling efektif untuk mencegah pertumbuhan
fitoplankton (ganggang mikroskopik) dari jawaban yang telah dikemukakan?
(Memilih alternatif solusi)
8. Jelaskan bagaimana langkah-langkah yang dapat Anda terapkan sebagai solusi
alternatif mencegah pertumbuhan fitoplankton yang paling mudah dan tepat?
(Memilih alternatif solusi)
9. Berdasarkan solusi yang telah anda pilih, apakah yang anda rasakan sehingga
solusi tersebut dapat mengatasi/mencegah pertumbuhan fitoplankton (ganggang
mikroskopik) dengan tepat? (Kelancarannya dalam memecahkan masalah)
10. Berdasarkan langkah solusi yang anda kemukakan sebelumnya, kendala dan
manfaat apa yang akan timbul dan anda rasakan sehingga dapat berhasil
mengatasi permasalahan di atas? (Kelancarannya dalam pemecahan
masalah)
11. Apakah kesimpulan dari jawaban yang telah anda kemukakan sehingga menjadi
solusi yang terbaik untuk mengatasi permasalahan di atas? (Kualitas hasil
pemecahan masalah)
12. Salah satu faktor terjadinya ride tide disebabkan oleh ulah manusia yang
membuang sampah sembarangan. Sampah berupa limbah buangan atau zat-zat
kimia beracun di perairan akan membuat pertumbuhan fitoplankton (ganggang
mikroskopik) yang beracun semakin tak terkendali hal tersebut sangat
berbahaya bagi kesehatan manusia. Dengan melihat kasus tersebut bagaimana
pendapat anda sebagai pelajar untuk menjaga diri dan keluarga agar terhindar
dari sindrom keracunan akibat memakan ikan mati karena red tide atau makan
kerang yang diambil dari perairan yang mengalami red tide dan apa yang bisa
anda lakukan untuk mengurangi dampak negatif penyebab red tide tersebut
kepada masyarakat luas? (Kualitas hasil pemecahan masalah)

“Orang Yang Cerdas Adalah Mengerjakan Tugas Dengan Hasil Pemikiran Sendiri
Bukan Mengambil Pemikiran Dari Orang Lain”
188

Lampiran 16

DATA HASIL SOAL KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PESERTA DIDIK

No Item 12 Soal Skor Total


No NAMA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 (Y)
1 Ajengnif 2 1 3 3 2 4 3 2 1 1 1 2 25
2 Aldy Febriansyah 1 4 1 1 1 1 2 3 4 4 1 2 25
3 Alif Wahyu P. 1 3 2 4 1 2 2 2 3 3 3 1 27
4 Amalia Risti Amanda 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 3 17
5 Anang Fariz A. 2 2 1 4 2 2 1 2 2 2 1 2 23
6 Aulia A 2 3 2 2 1 2 3 3 3 3 2 2 28
7 Aulia Febriyanti 3 3 2 3 2 4 3 1 3 3 3 3 33
8 Azizah Yasmin 3 3 4 2 2 3 3 3 3 3 2 4 35
9 Balqis Salsabila 3 3 1 3 2 2 2 2 3 3 2 2 28
10 Cindi Pitaloka 2 3 4 1 2 2 2 1 3 3 3 2 28
11 Clarissa Lizana 2 2 2 1 3 2 1 2 2 2 2 1 22
12 Desi Tri Wulandari 1 2 1 1 1 1 2 1 2 2 1 1 16
13 Dian Safitri 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 27
14 Elvina Halim 3 3 3 1 2 2 2 2 3 3 3 2 29
15 Farah Faimah Az-Zahra 2 3 4 3 3 2 3 4 3 3 2 3 35
16 Intan Lim Caroline 3 3 2 2 1 2 2 1 3 3 3 3 28
17 M.Aldy Febriansyah 3 2 1 2 3 1 3 2 2 2 2 2 25
18 M. Reynold Aliaman 2 2 1 2 1 2 1 2 2 2 1 1 19
189

19 Masda Kusuma Wardhani 1 4 3 1 3 4 3 4 4 2 3 3 35


20 Nabila Kurniawan 2 2 4 2 3 3 2 3 2 1 3 2 29
21 Najib Walikhtiro 3 3 2 3 4 2 3 1 3 2 1 3 30
22 Nico Zoel Sinurat 3 3 1 1 2 4 1 4 4 2 1 2 28
23 Ramadhan W. 3 2 1 3 3 2 2 1 2 1 1 3 24
24 Redatul Hikmah 3 2 3 2 2 1 2 1 2 1 1 2 22
25 Rico Fedyno 2 1 2 3 4 1 2 2 3 1 2 1 24
26 Rizki Radi Pratama 1 2 2 2 1 2 2 2 3 2 1 2 22
27 Salsabila Oktariana 1 1 1 2 2 1 1 1 4 2 2 3 21
28 Sekar Ayuning Swastiti 2 2 2 3 2 1 1 2 3 1 1 2 22
29 Septa Wira Saputra 2 1 3 2 1 1 1 2 3 2 1 3 22
30 Sherin Mediana 1 1 2 1 1 1 1 2 2 1 1 2 16
Jumlah 63 69 63 64 60 61 60 61 80 63 54 67 765
190

Lampiran 17

UJI VALIDITAS SOAL KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH

Skor
No Item 12 Soal Total
NAMA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 (Y)
Ajengnif 2 1 3 3 2 4 3 2 1 1 1 2 25
Aldy Febriansyah 1 4 1 1 1 1 2 3 4 4 1 2 25
Alif Wahyu P. 1 3 2 4 1 2 2 2 3 3 3 1 27
Amalia Risti Amanda 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 3 17
Anang Fariz A. 2 2 1 4 2 2 1 2 2 2 1 2 23
Aulia A 2 3 2 2 1 2 3 3 3 3 2 2 28
Aulia Febriyanti 3 3 2 3 2 4 3 1 3 3 3 3 33
Azizah Yasmin 3 3 4 2 2 3 3 3 3 3 2 4 35
Balqis Salsabila 3 3 1 3 2 2 2 2 3 3 2 2 28
Cindi Pitaloka 2 3 4 1 2 2 2 1 3 3 3 2 28
Clarissa Lizana 2 2 2 1 3 2 1 2 2 2 2 1 22
Desi Tri Wulandari 1 2 1 1 1 1 2 1 2 2 1 3 18
Dian Safitri 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 27
Elvina Halim 3 3 3 1 2 2 2 2 3 3 3 2 29
Farah Faimah Az-Zahra 2 3 4 3 3 2 3 4 3 3 2 3 35
Intan Lim Caroline 3 3 4 2 2 3 3 3 3 3 2 4 35
M.Aldy Febriansyah 3 2 1 2 3 1 3 2 3 2 2 2 26
M. Reynold Aliaman 2 2 1 2 1 2 1 2 2 2 1 3 21
191

Masda Kusuma Wardhani 1 4 3 1 3 4 3 4 4 2 3 3 35


Nabila Kurniawan 2 2 4 2 3 3 2 3 3 1 3 2 30
Najib Walikhtiro 3 3 2 3 4 2 3 1 3 2 1 3 30
Nico Zoel Sinurat 3 3 1 1 2 4 1 4 4 2 1 2 28
Ramadhan W. 3 2 1 3 3 2 2 1 2 1 1 3 24
Redatul Hikmah 3 2 3 2 2 1 2 1 2 1 1 2 22
Rico Fedyno 2 1 2 3 4 1 2 2 4 1 2 1 25
Rizki Radi Pratama 1 2 2 2 1 2 2 2 3 2 1 2 22
Salsabila Oktariana 1 1 1 2 2 1 1 1 4 2 2 3 21
Sekar Ayuning Swastiti 2 2 2 3 2 1 1 2 3 1 1 2 22
Septa Wira Saputra 2 1 3 2 1 1 1 2 3 2 1 3 22
Sherin Mediana 1 1 2 1 1 1 1 2 4 1 1 4 20
Jumlah 63 69 65 64 61 62 61 63 85 63 53 74 783
r tabel 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361
r hitung 0,388 0,700 0,606 0,163 0,423 0,6563 0,678 0,568 0,352 0,516 0,546 0,194
tidak tidak tidak
Kriteria valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid

Keputusan Uji :
r tabel ≤ r hitung = valid
r tabel ≥ r hitung = tidak valid

Berdasarkan tabel di atas, dapat dipahami bahwa ada 3 soal yang r hitung ≤ rtabel yaitu lebih kecil dari 0,361 dan soal

dinyatakan tidak valid sedangkan soal yang lainnya tergolong valid karena rhitung ≥ rtabel yaitu lebih besar dari 0,361.
192

Lampiran 18

TABEL NILAI UJI VALIDITAS MENGGUNAKAN


r PRODUCT MOMENT

TarafSignifikan TarafSignifikan TarafSignifikan


N N N
0.05 0.01 0.05 0.01 0.05 0.01
3 0.997 0.999 27 0.381 0.487 55 0.266 0.345
4 0.950 0.990 28 0.374 0.478 60 0.254 0.330
5 0.878 0.959 29 0.367 0.470 65 0.244 0.317

6 0.811 0.917 30 0.361 0.463 70 0.235 0.306


7 0.754 0.874 31 0.355 0.456 75 0.227 0.296
8 0.707 0.834 32 0.349 0.449 80 0.220 0.286
9 0.666 0.798 33 0.344 0.442 85 0.213 0.278
10 0.632 0.765 34 0.339 0.436 90 0.207 0.270

11 0.602 0.735 35 0.334 0.430 95 0.202 0.263


12 0.576 0.708 36 0.329 0.424 100 0.195 0.256
13 0.553 0.684 37 0.325 0.418 125 0.176 0.230
14 0.532 0.661 38 0.320 0.413 150 0.159 0.210
15 0.514 0.641 39 0.316 0.408 175 0.148 0.194

16 0.497 0.623 40 0.312 0.403 200 0.138 0.181


17 0.482 0.606 41 0.308 0.398 300 0.113 0.148
18 0.468 0.590 42 0.304 0.393 400 0.098 0.128
19 0.456 0.575 43 0.301 0.389 500 0.088 0.115
20 0.444 0.561 44 0.297 0.384 600 0.080 0.105

21 0.433 0.549 45 0.294 0.380 700 0.074 0.097


22 0.423 0.537 46 0.291 0.376 800 0.070 0.091
23 0.413 0.526 47 0.288 0.372 900 0.065 0.086
24 0.404 0.515 48 0.284 0.368 1000 0.062 0.081
25 0.396 0.505 49 0.281 0.364
26 0.388 0.496 50 0.279 0.361
Lampiran 19

UJI REABILITAS SOAL KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH


Skor
No NAMA No Item Soal Total
1 2 3 5 6 7 8 10 11 (Y)
1 Ajengnif 2 1 3 2 4 3 2 1 1 19
2 Aldy Febriansyah 1 4 1 1 1 2 3 4 1 18
3 Alif Wahyu P. 1 3 2 1 2 2 2 3 3 19
4 Amalia Risti Amanda 2 1 1 1 1 2 1 1 2 12
5 Anang Fariz A. 2 2 1 2 2 1 2 2 1 15
6 Aulia A 2 3 2 1 2 3 3 3 2 21
7 Aulia Febriyanti 3 3 2 2 4 3 1 3 3 24
8 Azizah Yasmin 3 3 4 2 3 3 3 3 2 26
9 Balqis Salsabila 3 3 1 2 2 2 2 3 2 20
10 Cindi Pitaloka 2 3 4 2 2 2 1 3 3 22
11 Clarissa Lizana 2 2 2 3 2 1 2 2 2 18
12 Desi Tri Wulandari 1 2 1 1 1 2 1 2 1 12
13 Dian Safitri 2 2 2 2 3 2 2 2 2 19
14 Elvina Halim 3 3 3 2 2 2 2 3 3 23
15 Farah Faimah Az-Zahra 2 3 4 3 2 3 4 3 2 26
16 Intan Lim Caroline 3 3 4 2 3 3 3 3 2 26
17 M.Aldy Febriansyah 3 2 1 3 1 3 2 2 2 19
18 M. Reynold Aliaman 2 2 1 1 2 1 2 2 1 14
19 Masda Kusuma Wardhani 1 4 3 3 4 3 4 2 3 27

193
20 Nabila Kurniawan 2 2 4 3 3 2 3 1 3 23
21 Najib Walikhtiro 3 3 2 4 2 3 1 2 1 21
22 Nico Zoel Sinurat 3 3 1 2 4 1 4 2 1 21
23 Ramadhan W. 3 2 1 3 2 2 1 1 1 16
24 Redatul Hikmah 3 2 3 2 1 2 1 1 1 16
25 Rico Fedyno 2 1 2 4 1 2 2 1 2 17
26 Rizki Radi Pratama 1 2 2 1 2 2 2 2 1 15
27 Salsabila Oktariana 1 1 1 2 1 1 1 2 2 12
28 Sekar Ayuning Swastiti 2 2 2 2 1 1 2 1 1 14
29 Septa Wira Saputra 2 1 3 1 1 1 2 2 1 14
30 Sherin Mediana 1 1 2 1 1 1 2 1 1 11
Jumlah 63 69 65 61 62 61 63 63 53 560
varians item 0,576 0,76897 1,178 0,792 1,030 0,585 0,852 0,714 0,5989
jumlah var item 7,094
jumlah var total 21,67816
Reliabilitas 0,798

194
PERHITUNGAN MANUAL REABILITAS BUTIR SOAL

Untuk menentukan tingkat reliabilitas tes berupa soal essay dengan teknik Alpha. Rumus Alpha dari Cronbach

sebagai berikut:


r11 = [ ][ ]

Keterangan :
r11 : Koefisien reliabilitas instrumen
n : Banyaknya butir tes yang digunakan
1 : Bilangan konstan
∑ : Jumlah varians skor butir ke-i
: Varians skor total
Dengan ketentuan bahwa r11 sama atau lebih besar daripada rtabel atau rt maka hipotesis diterima atau soal dapat

dinyatakan reliable. Sebaliknya jika r11 lebih kecil daripada rtabel atau rt maka soal tes dinyatakan tidak reliable.

Perhitungan:

∑ = + + + + + + +

= 0,576 + 0,76897+1,178+0,792+1,030+0,585+0,852+0,714+0,5989

= 7,094

195


=

= = 21,67816


r11 = [ ][ ]

=[ ][ ]

=[ ][ ]

=[ ][ ]

= 0,798 (r11 ≥ 0,70 = reliable)

Berdasarkan kriteria pengujian yang telah dijelaskan pada bab III bahwa klasifikasi koefisien realibilitas ≥70 maka

masuk kategori tinggi, maka jelas 0,798 ≥ 0,70 dan ini berarti soal-soal tersebut reliabel.

196
Lampiran 20

ANALISIS DAYA BEDA SOAL KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PESERTA DIDIK

DAYA PEMBEDA KELOMPOK ATAS


hasil jawaban peserta didik
No. Nama item soal Y
1 2 3 5 6 7 8 10 11
19 Masda Kusuma Wardhani 1 4 3 3 4 3 4 2 3 27
8 Azizah Yasmin 3 3 4 2 3 3 3 3 2 26
15 Farah Faimah Az-Zahra 2 3 4 3 2 3 4 3 2 26
16 Intan Lim Caroline 3 3 4 2 3 3 3 3 2 26
7 Aulia Febriyanti 3 3 2 2 4 3 1 3 3 24
14 Elvina Halim 3 3 3 2 2 2 2 3 3 23
20 Nabila Kurniawan 2 2 4 3 3 2 3 1 3 23
10 Cindi Pitaloka 2 3 4 2 2 2 1 3 3 22
6 Aulia A 2 3 2 1 2 3 3 3 2 21
21 Najib Walikhtiro 3 3 2 4 2 3 1 2 1 21
22 Nico Zoel Sinurat 3 3 1 2 4 1 4 2 1 21
9 Balqis Salsabila 3 3 1 2 2 2 2 3 2 20
1 Ajengnif 2 1 3 2 4 3 2 1 1 19
3 Alif Wahyu P. 1 3 2 1 2 2 2 3 3 19
13 Dian Safitri 2 2 2 2 3 2 2 2 2 19
BA 35 42 41 33 42 37 37 37 33 337
JA 15 15 15 15 15 15 15 15 15
PA 2,333 2,800 2,733 2,200 2,800 2,467 2,467 2,467 2,200

197
DAYA PEMBEDA KELOMPOK BAWAH

hasil jawaban peserta didik


No. Nama item soal Y
1 2 3 5 6 7 8 10 11
17 M.Aldy Febriansyah 3 2 1 3 1 3 2 2 2 19
2 Aldy Febriansyah 1 4 1 1 1 2 3 4 1 18
11 Clarissa Lizana 2 2 2 3 2 1 2 2 2 18
25 Rico Fedyno 2 1 2 4 1 2 2 1 2 17
23 Ramadhan W. 3 2 1 3 2 2 1 1 1 16
24 Redatul Hikmah 3 2 3 2 1 2 1 1 1 16
5 Anang Fariz A. 2 2 1 2 2 1 2 2 1 15
26 Rizki Radi Pratama 1 2 2 1 2 2 2 2 1 15
18 M. Reynold Aliaman 2 2 1 1 2 1 2 2 1 14
28 Sekar Ayuning Swastiti 2 2 2 2 1 1 2 1 1 14
29 Septa Wira Saputra 2 1 3 1 1 1 2 2 1 14
4 Amalia Risti Amanda 2 1 1 1 1 2 1 1 2 12
12 Desi Tri Wulandari 1 2 1 1 1 2 1 2 1 12
27 Salsabila Oktariana 1 1 1 2 1 1 1 2 2 12
30 Sherin Mediana 1 1 2 1 1 1 2 1 1 11
BB 28 27 24 28 20 24 26 26 20 223
JB 15 15 15 15 15 15 15 15 15
PB 1,867 1,800 1,600 1,867 1,333 1,600 1,733 1,733 1,333

hasil jawaban peserta didik


no rumus
1 2 3 5 6 7 8 10 11
1 PA 2,333 2,800 2,733 2,200 2,800 2,467 2,467 2,467 2,200
2 PB 1,867 1,800 1,600 1,867 1,333 1,600 1,733 1,733 1,333
3 PA-PB 0,467 1,000 1,133 0,333 1,467 0,867 0,733 0,733 0,867
kriteria baik baik sekali baik sekali cukup baik sekali baik sekali baik sekali baik sekali baik sekali

198
197

Lampiran 20

ANALISIS DAYA BEDA SOAL KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PESERTA DIDIK

DAYA PEMBEDA KELOMPOK ATAS


Skor Kemampuan Pemecahan Masalah Peserta Didik
Skor
No NAMA Item Soal Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
8 Azizah Yasmin 3 3 4 2 2 3 3 3 3 3 2 4 35
15 Farah Faimah Az-Zahra 2 3 4 3 3 2 3 4 3 3 2 3 35
8 Azizah Yasmin 3 3 4 2 2 3 3 3 3 3 2 4 35
19 Masda Kusuma Wardhani 1 4 3 1 3 4 3 4 4 2 3 3 35
7 Aulia Febriyanti 3 3 2 3 2 4 3 1 3 3 3 3 33
20 Nabila Kurniawan 2 2 4 2 3 3 2 3 3 1 3 2 30
21 Najib Walikhtiro 3 3 2 3 4 2 3 1 3 2 1 3 30
14 Elvina Halim 3 3 3 1 2 2 2 2 3 3 3 2 29
6 Aulia A 2 3 2 2 1 2 3 3 3 3 2 2 28
9 Balqis Salsabila 3 3 1 3 2 2 2 2 3 3 2 2 28
10 Cindi Pitaloka 2 3 4 1 2 2 2 1 3 3 3 2 28
22 Nico Zoel Sinurat 3 3 1 1 2 4 1 4 4 2 1 2 28
3 Alif Wahyu P. 1 3 2 4 1 2 2 2 3 3 3 1 27
13 Dian Safitri 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 27
17 M.Aldy Febriansyah 3 2 1 2 3 1 3 2 3 2 2 2 26
BA 36 43 39 33 34 39 37 37 46 38 34 38 454
JA 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
PA 2,400 2,867 2,600 2,200 2,267 2,600 2,467 2,467 3,067 2,533 2,267 2,533
198

DAYA PEMBEDA KELOMPOK BAWAH


Skor Kemampuan Pemecahan Masalah Peserta Didik
Skor
No Nama Item Soal
Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Ajengnif 2 1 3 3 2 4 3 2 1 1 1 2 25
2 Aldy Febriansyah 1 4 1 1 1 1 2 3 4 4 1 2 25
25 Rico Fedyno 2 1 2 3 4 1 2 2 4 1 2 1 25
23 Ramadhan W. 3 2 1 3 3 2 2 1 2 1 1 3 24
5 Anang Fariz A. 2 2 1 4 2 2 1 2 2 2 1 2 23
11 Clarissa Lizana 2 2 2 1 3 2 1 2 2 2 2 1 22
24 Redatul Hikmah 3 2 3 2 2 1 2 1 2 1 1 2 22
26 Rizki Radi Pratama 1 2 2 2 1 2 2 2 3 2 1 2 22
28 Sekar Ayuning Swastiti 2 2 2 3 2 1 1 2 3 1 1 2 22
29 Septa Wira Saputra 2 1 3 2 1 1 1 2 3 2 1 3 22
27 Salsabila Oktariana 1 1 1 2 2 1 1 1 4 2 2 3 21
18 M. Reynold Aliaman 2 2 1 2 1 2 1 2 2 2 1 3 21
30 Sherin Mediana 1 1 2 1 1 1 1 2 4 1 1 4 20
12 Desi Tri Wulandari 1 2 1 1 1 1 2 1 2 2 1 3 18
4 Amalia Risti Amanda 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 3 17
BB 27 26 26 31 27 23 24 26 39 25 19 36 329
JB 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
PB 1,800 1,733 1,733 2,067 1,800 1,533 1,600 1,733 2,600 1,667 1,267 2,400
Skor Jawaban Peserta Didik
No Rumus
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 PA 2,400 2,867 2,600 2,200 2,267 2,600 2,467 2,467 3,067 2,533 2,267 2,533
2 PB 1,800 1,733 1,733 2,067 1,800 1,533 1,600 1,733 2,600 1,667 1,267 2,400
3 PA-PB 0,600 1,133 0,867 0,133 0,467 1,067 0,867 0,733 0,467 0,867 1,000 0,133
baik baik baik baik baik baik
kriteria baik jelek baik baik baik
sekali sekali sekali sekali sekali sekali jelek
199
Lampiran 21

ANALISIS TINGKAT KESUKARAN SOAL KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH

Hasil Jawaban Peserta Didik


No. Nama Item Soal Skor Total
1 2 3 5 6 7 8 10 11

1 Ajengnif 2 1 3 2 4 3 2 1 1 19
2 Aldy Febriansyah 1 4 1 1 1 2 3 4 1 18
3 Alif Wahyu P. 1 3 2 1 2 2 2 3 3 19
4 Amalia Risti Amanda 2 1 1 1 1 2 1 1 2 12
5 Anang Fariz A. 2 2 1 2 2 1 2 2 1 15
6 Aulia A 2 3 2 1 2 3 3 3 2 21
7 Aulia Febriyanti 3 3 2 2 4 3 1 3 3 24
8 Azizah Yasmin 3 3 4 2 3 3 3 3 2 26
9 Balqis Salsabila 3 3 1 2 2 2 2 3 2 20
10 Cindi Pitaloka 2 3 4 2 2 2 1 3 3 22
11 Clarissa Lizana 2 2 2 3 2 1 2 2 2 18
12 Desi Tri Wulandari 1 2 1 1 1 2 1 2 1 12
13 Dian Safitri 2 2 2 2 3 2 2 2 2 19
14 Elvina Halim 3 3 3 2 2 2 2 3 3 23
15 Farah Faimah Az-Zahra 2 3 4 3 2 3 4 3 2 26
16 Intan Lim Caroline 3 3 4 2 3 3 3 3 2 26
17 M.Aldy Febriansyah 3 2 1 3 1 3 2 2 2 19
18 M. Reynold Aliaman 2 2 1 1 2 1 2 2 1 14

199
19 Masda Kusuma Wardhani 1 4 3 3 4 3 4 2 3 27
20 Nabila Kurniawan 2 2 4 3 3 2 3 1 3 23
21 Najib Walikhtiro 3 3 2 4 2 3 1 2 1 21
22 Nico Zoel Sinurat 3 3 1 2 4 1 4 2 1 21
23 Ramadhan W. 3 2 1 3 2 2 1 1 1 16
24 Redatul Hikmah 3 2 3 2 1 2 1 1 1 16
25 Rico Fedyno 2 1 2 4 1 2 2 1 2 17
26 Rizki Radi Pratama 1 2 2 1 2 2 2 2 1 15
27 Salsabila Oktariana 1 1 1 2 1 1 1 2 2 12
28 Sekar Ayuning Swastiti 2 2 2 2 1 1 2 1 1 14
29 Septa Wira Saputra 2 1 3 1 1 1 2 2 1 14
30 Sherin Mediana 1 1 2 1 1 1 2 1 1 11
Jumlah 63 69 65 61 62 61 63 63 53 560
indeks kesukaran 0,525 0,575 0,542 0,508 0,517 0,508 0,525 0,525 0,442
kriteria sedang sedang sedang sedang sedang sedang sedang sedang sedang

200
199

Lampiran 21

ANALISIS TINGKAT KESUKARAN SOAL KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH

SKOR JAWABAN PESERTA DIDIK


ITEM SOAL
NO NAMA
Skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Total
1 Ajengnif 2 1 3 3 2 4 3 2 1 1 1 2 25
2 Aldy Febriansyah 1 4 1 1 1 1 2 3 4 4 1 2 25
3 Alif Wahyu P. 1 3 2 4 1 2 2 2 3 3 3 1 27
4 Amalia Risti Amanda 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 3 17
5 Anang Fariz A. 2 2 1 4 2 2 1 2 2 2 1 2 23
6 Aulia A 2 3 2 2 1 2 3 3 3 3 2 2 28
7 Aulia Febriyanti 3 3 2 3 2 4 3 1 3 3 3 3 33
8 Azizah Yasmin 3 3 4 2 2 3 3 3 3 3 2 4 35
9 Balqis Salsabila 3 3 1 3 2 2 2 2 3 3 2 2 28
10 Cindi Pitaloka 2 3 4 1 2 2 2 1 3 3 3 2 28
11 Clarissa Lizana 2 2 2 1 3 2 1 2 2 2 2 1 22
12 Desi Tri Wulandari 1 2 1 1 1 1 2 1 2 2 1 3 18
13 Dian Safitri 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 27
14 Elvina Halim 3 3 3 1 2 2 2 2 3 3 3 2 29
15 Farah Faimah 2 3 4 3 3 2 3 4 3 3 2 3 35
16 Intan Lim Caroline 3 3 4 2 2 3 3 3 3 3 2 4 35
17 M.Aldy Febriansyah 3 2 1 2 3 1 3 2 3 2 2 2 26
200

18 M. Reynold Aliaman 2 2 1 2 1 2 1 2 2 2 1 3 21
19 Masda Kusuma 1 4 3 1 3 4 3 4 4 2 3 3 35
20 Nabila Kurniawan 2 2 4 2 3 3 2 3 3 1 3 2 30
21 Najib Walikhtiro 3 3 2 3 4 2 3 1 3 2 1 3 30
22 Nico Zoel Sinurat 3 3 1 1 2 4 1 4 4 2 1 2 28
23 Ramadhan W. 3 2 1 3 3 2 2 1 2 1 1 3 24
24 Redatul Hikmah 3 2 3 2 2 1 2 1 2 1 1 2 22
25 Rico Fedyno 2 1 2 3 4 1 2 2 4 1 2 1 25
26 Rizki Radi Pratama 1 2 2 2 1 2 2 2 3 2 1 2 22
27 Salsabila Oktariana 1 1 1 2 2 1 1 1 4 2 2 3 21
28 Sekar Ayuning 2 2 2 3 2 1 1 2 3 1 1 2 22
29 Septa Wira Saputra 2 1 3 2 1 1 1 2 3 2 1 3 22
30 Sherin Mediana 1 1 2 1 1 1 1 2 4 1 1 4 20
Jumlah 63 69 65 64 61 62 61 63 85 63 53 74 783
Indeks Kesukaran 0,525 0,575 0,542 0,533 0,508 0,517 0,508 0,525 0,708 0,525 0,442 0,617
Kriteria sedang Sedang sedang sedang sedang sedang sedang sedang mudah sedang sedang sedang
201

Lampiran 22
KISI-KISI SOAL TES KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH
PESERTA DIDIK

Kompetensi Dasar (KD) :


3.6 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan protista berdasarkan ciri-ciri umum kelas dan perannya dalam kehidupan melalui
pengamatan secara teliti dan sistematis.
4.6 Melakukan investigasi tentang berbagai peran protista dalam kehidupan dan menyajikan hasilnya secara lisan atau tulisan.
Kompetensi Inti (KI) :
KI 3 : 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah.
KI 4 : 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

Mata Pelajaran : Biologi


Kelas/ Semester : X MIA/1
Materi Pokok : Protista

Indikator Tujuan No Pertanyaan Skor dan Kriteria Jawaban Jawaban Lengkap


kemampuan Soal
Pemecahan
Masalah
Mengidentifikasi Siswa mampu 1 Berdasarkan wacana yang Skor 4 apabila bisa menuliskankan  Kematian ribuan ikan
masalah Mengidentifikasi telah anda baca, apakah dua atau lebih masalah disinyalir akibat
masalah yang ada yang dapat anda jadikan relevan dengan wacana, dan limbah industri
pada wacana kasus sebagai identifikasi minimal dua masalah itu pabrik
Harmfull Algae masalah? bercirikan masalah (ada  Kematian ikan dan
Blooming (Red Tide) kesenjangan antara biota laut lainnya
2 Jika kasus red tide tersebut seharusnya dengan akibat blooming
tidak segera ditangani kenyataannya). fitoplankton
maka dampak apa saja  Fenomena red tide
yang akan terjadi? Skor 3 apabila bisa menuliskankan dapat merubah
lebih dari satu masalah struktur komunitas
relevan dengan wacana, ekosistem perairan,
202

tetapi hanya satu yang kematian pada ikan


bercirikan masalah. dan biota laut lainnya
serta dapat meracuni
Skor 2 apabila hanya bisa bahkan dapat
menuliskankan satu masalah mengakibatkan
relevan dengan wacana, dan kematian pada
benar bercirikan masalah. manusia

Skor 1 apabila tidak bisa menuliskan


satupun masalah relevan
dengan wacana, atau hanya
menemukan satu tetapi
itupun sebenarnya tidak
bercirikan masalah.

Merumuskan Siswa mampu 3 Setelah mengidentifikasi Skor 4 apabila mampu membuat  Apakah kematian
(menganalisis) merumuskan masalah masalah, apakah yang rumusan masalah dalam ribuan ikan
masalah yang ada dalam dapat ada jadikan sebagai bentuk kalimat tanya yang dipengaruhi oleh
wacana rumusan masalah? baku, menunjukkan satu atau tingginya limbah
lebih variabel, dan relevan pabrik industri?
dengan masalahnya.  Apakah kematian
ikan disebabkan oleh
Skor 3 apabila mampu membuat fitoplankton dan
rumusan masalah dalam bagaimana itu bisa
bentuk kalimat tanya namun terjadi?
kurang baku, menunjukkan  Apakah jenis
satu atau lebih variabel, dan ganggang yang
relevan dengan masalahnya. mengakibatkan
dampak fenomena
Skor 2 apabila mampu membuat red tide?
rumusan masalah dalam  Apakah fakktor yang
bentuk kalimat tanya namun mempengaruhi
kurang baku, tidak terjadinya red tide?
menunjukkan satu atau lebih  Bagaimana dampak
variabel, dan relevan dengan negatif yang
masalahnya. ditimbulkan dari
fenomena red tide
203

Skor 1 apabila tidak mampu baik pada biota laut


membuat rumusan masalah maupun manusia ??
dalam bentuk kalimat tanya
yang baku, tidak
menunjukkan satu atau lebih
variabel, dan tidak relevan
dengan masalahnya.

Menemukan Siswa mampu 4 Apakah solusi alternatif Skor 4 apabila mampu menuliskan  Menajemen nutrisi
alternatif- Menemukan yang dapat dilakukan dua atau lebih alternatif yang mengatur
alternatif solusi alternatif-alternatif untuk mengurangi solusi atau cara pemecahan buangan dari darat ke
solusi pertumbuhan fitoplankton masalah dan kesemua relevan perairan
(ganggang mikroskopik) dengan tiap masalah yang  Mengenali teknologi
yang ada di lautan? akan dipecahkan. yang dapat
Jelaskan! mengurangi red tide
Skor 3apabila mampu menuliskan  Membuka wacana
5 Bagaimana langkah- hanya dua alternatif solusi dan pemahaman
langkah dalam atau cara pemecahan masalah mengenai dampak
menerapkan solusi dan kesemua relevan dengan red tide terhadap
alternatif agar blooming tiap masalah yang akan produktivitas
fitoplankton (ganggang dipecahkan. kelautan
mikroskopik) tidak terjadi  Mengadakan
atau meluas ke perairan Skor 2apabila mampu menuliskan seminar-seminar dan
yang lain? hanya dua alternatif solusi forum-forum terbuka
atau cara pemecahan masalah seperti forum
namun tidak semua relevan konsultasi yang
dengan tiap masalah yang bertujuan untuk
akan dipecahkan. meningkatkan
pemahaman
Skor 1 apabila tidak mampu masyarakat umum
menuliskan dua atau lebih terkait lainnya
alternatif solusi atau cara mengenai efek dan
pemecahan masalah yang pencemaran
kesemua relevan dengan tiap lingkungan
masalah yang akan khususnya yang
dipecahkan. berdampak terjadinya
red tide
204

 Langkah-langkah
yang diambil untuk
menanggulangi red
tide adalah sebagai
berikut:
1. Surveillance,
yaitu melakukan
pengamatan
toksisitas langsung
pada berbagai jenis
kerang di lokasi
yang pernah atau
dicurigai
mengalami red tide.
Negara-negara
yang pernah
mengalami ledakan
PSP disarankan
untuk membentuk
“Shellfish
Surveillance
Programs”. Canada
merupakan negara
yang telah
melaksanakan
program dengan
sukses sejak tahun
1943, yang
kemudian diikuti
oleh negara-negara
lain. Setiap minggu
contoh-contoh
tiram dan kerang di
Teluk Fundy dan
sungai St.
Lawrence diteliti
toksisitasnya
205

melalui percobaan
“bio-assay”. Jika
toksin tersebut
telah menujukkan
kadar yang
membahayakan
maka kultur
kerang-kerangan
dari tempat tersebut
tidak boleh
dipanen. Jika
kemudian
dinyatakan aman,
maka tempat-
tempat tersebut
dibuka kembali.
2. Depuration, yaitu
membebaskan
kerang dari toksin
agar dapat
diperdagangkan
Akhir-akhir ini
untuk mengurangi
jangka waktu
pembebasan kerang
dari toksin telah
sukses dilakukan
program “Exposing
Shellfish to
Ozone”, yaitu
dilakukan dengan
penyediaan oksigen
yang cukup
dengan
ditambahkan
harum-haruman
yang segar yang
206

akan menetralkan
toksin secara cepat.
Cara sederhana
juga bisa dilakukan
dengan cara
merendam kerang
yang terkena racun
ke dalam air yang
bebas racun. Tetapi
cara ini memakan
waktu yang lama
sehingga terlambat
dipasarkan.
Memilih Siswa mampu 6 Menurut anda apakah Skor 4 apabila mampu memilih atau Mengadakan seminar-
alternatif solusi memilih alternatif solusi yang paling efektif menentukan satu dari seminar dan forum-
(terbaik) solusi yang terbaik untuk mencegah alternatif solusi, yang terbaik, forum terbuka seperti
pertumbuhan fitoplankton dengan alasan yang rasional. forum konsultasi yang
(ganggang mikroskopik) bertujuan untuk
dari jawaban yang telah Skor 3 apabila mampu memilih atau meningkatkan
dikemukakan? menentukan satu dari pemahaman
7 Jelaskan bagaimana alternatif solusi, yang terbaik, masyarakat umum
langkah-langkah yang namun tidak dengan alasan terkait lainnya
dapat Anda terapkan yang rasional. mengenai efek dan
sebagai solusi alternatif pencemaran
mencegah pertumbuhan Skor 2 apabila mampu memilih atau lingkungan khususnya
fitoplankton yang paling menentukan satu dari yang berdampak
mudah dan tepat? alternatif solusi, yang tidak terjadinya red tide
terbaik dan tidak dengan
alasan yang rasional.

Skor 1 apabila tidak mampu


memilih atau menentukan
satupun dari alternatif solusi,
tidak memilih yang terbaik,
tidak dengan alasan yang
rasional.
207

Kelancarannya Siswa lancar dalam 8 Berdasarkan langkah Skor 4 apabila mampu  Kendala: Ada
memecahkan memecahkan masalah solusi yang telah anda menyelesaikan pemecahan beberapa faktor yang
masalah dari kasus HAB (Red kemukakan sebelumnya, masalah, tanpa kecurangan menyebabkan
Tide) kendala dan manfaat apa langkah apapun, dan dalam penanggulangan
yang akan timbul dan anda selang waktu yang terhadap problem ini
rasakan sehingga dapat disediakan. sulit membuahkan
berhasil mengatasi hasil yang
permasalahan di atas? Skor 3 apabila mampu memuaskan. Faktor-
menyelesaikan pemecahan faktor tersebut adalah
masalah, tanpa kecurangan aktivitas
langkah apapun, peternakan yang
namundengan tambahan intensif dan hemat
waktu yang disepakati. lahan, konsumsi
bahan kimiawi yang
Skor 2 apabila mampu mengandung unsur
menyelesaikan pemecahan fosfat yang
masalah, tanpa kecurangan berlebihan,
langkah apapun, namun pertumbuhan
dengan tambahan waktu di penduduk Bumi yang
luar kesepakatan. semakin cepat,
urbanisasi yang
Skor 1 apabila tidak mampu semakin tinggi, dan
menyelesaikan pemecahan lepasnya senyawa
masalah, atau dengan kimia fosfat yang
kecurangan langkah. telah lama
terakumulasi dalam
sedimen menuju
badan air.
Manfaat: dapat
menambah
pengetahuan akan
dampak negatif dari
red tide dan
memberikan
kesadaran akan
pentingnya menjaga
lingkungan alam
208

sekitar.
Kualitas Hasil Siswa mampu 9 Apakah kesimpulan dari Skor 4 apabila hasil pemecahannya Kesimpulan : Red Tide
Pemecahan menuliskan jawaban yang telah anda tepat, rasional, dan dapat merupakan sebuah
Masalah pemecahan masalah kemukakan sehingga dibenarkan secara ilmiah fenomena alam air laut
dengan baik dan tepat menjadi solusi yang (empiris untuk ukuran siswa yang berubah warna
dari kasus HAB Red terbaik untuk mengatasi SMA). menjadi merah yang
Tide permasalahan di atas? disebabkan oleh
Skor 3 apabila hasil pemecahannya fitoplankton. Red Tide
rasional, tepat, tetapi sulit dapat menyebabkan
dibenarkan secara ilmiah kematian massal biota
(tidak empiris untuk ukuran laut, perubahan struktur
siswa SMA). komunitas ekosistem
perairan, keracunan
dan juga bisa
Skor 2 apabila rasional, tetapi tidak menyebabkan kematian
tepat dan sulit dibenarkan pada manusia. Ini
secara ilmiah. terjadi dikarenakan
fitoplankton tersebut
Skor 1 apabila hasil pemecahannya mengeluarkan racun.
tidak tepat, tidak rasional, Faktor yang
dan tidak dapat dibenarkan mempengaruhi
secara ilmiah. fenomena Red Tides
yaitu termasuk suhu
permukaan laut yang
hangat, salinitas
rendah, kandungan gizi
yang tinggi, dan laut
yang tenang. Selain itu,
fitoplankton tersebut
dapat menyebar dengan
jauh oleh angin, arus,
dan badai.
Selain berdampak
secara ekologi,
fenomena red tide
mengganggu kesehatan
manusia seperti
209

sindrom keracunan
akibat memakan ikan
mati karena red tide
atau makan kerang
yang diambil dari
perairan yang
mengalami red tide.
Selain itu, bisa terjadi
iritasi kulit dan mata
karena berenang atau
mandi di perairan yang
sedang mengalami red
tide.
Solusi yang dapat
dilakukan dengan
mengadakan seminar-
seminar dan forum-
forum terbuka seperti
forum konsultasi yang
bertujuan untuk
meningkatkan
pemahaman
masyarakat umum
terkait lainnya
mengenai efek dan
pencemaran
lingkungan khususnya
yang berdampak
terjadinya red tide.
Tugas sebagai pelajar:
memberi pemahaman
kepada keluarga dan
lingkungan
masyarakat akan
bahaya dampak red
tide terhadap
kesehatan.
210
210

Lampiran 23

Wacana

FENOMENA HARMFULL ALGAE BLOOM


(RED TIDE DI TELUK JAKARTA)

Kematian ribuan ikan di Teluk Jakarta, akhir-akhir ini telah menyita perhatian masyarakat di wilayah DKI
Jakarta dan sekitarnya. Masyarakat ibukota dikecam ketakutan mengkonsumsi ikan yang kematiannya disinyalir
akibat keracunan limbah buangan industri, sementara nelayan tidak kalah resah dengan rendahnya hasil
penjualan ikan mereka yang jauh di bawah rata-rata. Selain itu, di lain pihak polemik juga melanda institusi
pemerhati lingkungan dan pemerintah, sehubungan dengan interpretasi kepastian kematian ribuan ikan tersebut
yang sampai saat ini belum diketahui penyebabnya secara ilmiah. Analisis sementara yang diberikan
Departemen Kelautan dan Perikanan menyatakan telah terjadi perkembangan (blooming) yang begitu cepat
sejenis fitoplankton Noctiluca scintillans dari kelompok Dinoflagellata, terutama dari jenis yang menyebabkan
perairan terlihat berwarna merah pada kondisi Harmfull Algae Blooming (HAB) atau sering disebut juga dengan
Red Tide. Red tide adalah fenomena dimana air laut berubah menjadi merah karena fitoplankton (ganggang
mikroskopik) berkembang biak secara massal sehingga menutupi permukaan air laut. Red Tide adalah
pembunuh massal biota laut, merubah struktur komunitas ekosistem perairan, berdampak meracuni dan juga
bisa menyebabkan kematian pada manusia. Lebih dari 100 ton ikan dan biota laut mati karena racun yang
dikeluarkan fitoplankton yang menutupi lautan tersebut.
Sumber: https//www.google.com

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jelas dan tepat!


1. Berdasarkan wacana yang telah anda baca, apakah yang dapat anda jadikan sebagai identifikasi masalah?
(Mengidentifikasi masalah)
2. Jika kasus red tide tersebut tidak segera ditangani maka dampak apa saja yang akan terjadi?
((Mengidentifikasi masalah)
3. Setelah mengidentifikasi masalah, apakah yang dapat anda jadikan sebagai rumusan masalah?
(Merumuskan masalah)
4. Apakah solusi alternatif yang dapat dilakukan untuk mengurangi pertumbuhan fitoplankton (ganggang
mikroskopik) yang ada di lautan? Jelaskan! (Menemukan alternatif-alternatif solusi)
5. Bagaimana langkah-langkah dalam menerapkan solusi alternatif agar blooming fitoplankton (ganggang
mikroskopik) tidak terjadi atau meluas ke perairan yang lain? (Menemukan alternatif-alternatif solusi)
6. Menurut anda apakah solusi yang paling efektif untuk mencegah pertumbuhan fitoplankton (ganggang
mikroskopik) dari jawaban yang telah dikemukakan? (Memilih alternatif solusi)
7. Jelaskan bagaimana langkah-langkah yang dapat Anda terapkan sebagai solusi alternatif mencegah
pertumbuhan fitoplankton (ganggang mikroskopik) yang paling mudah dan tepat? (Memilih alternatif
solusi)
8. Berdasarkan langkah solusi yang telah anda kemukakan sebelumnya, kendala dan manfaat apa yang akan
timbul dan anda rasakan sehingga dapat berhasil mengatasi permasalahan di atas? (Kelancarannya
memecahkan masalah)
9. Apakah kesimpulan dari jawaban yang telah anda kemukakan sehingga menjadi solusi yang terbaik untuk
mengatasi permasalahan di atas? (Kualitas hasil pemecahan masalah)

“Orang Yang Cerdas Adalah Mengerjakan Tugas Dengan Hasil Pemikiran SendiriBukan Mengambil Pemikiran Dari Orang Lain”
211

Lampiran 24

PERSENTASE SKOR NILAI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH


PERINDIKATOR PADA KELAS KONTROL

Indikator Postes Kemampuan pemecahan masalah


A B C D E F Skor
No Nama Responden Nilai
Nomor Soal Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Adinda Amelia 3 3 3 4 4 3 3 3 2 28 78
2 Alika Maharani 3 3 3 3 2 2 2 2 3 23 64
3 Aurelia Calula S. 4 3 3 3 4 3 3 3 2 28 78
4 Bella Dona 3 3 3 2 3 3 2 3 3 25 69
5 Carla Aulia Salsabila 3 3 3 4 3 3 4 3 3 29 81
6 Daesyifa Bunga 3 3 3 3 3 2 2 2 2 23 64
7 Diftasya Shafa A. 2 3 3 3 2 3 2 2 2 22 61
8 Diva Allsti Qhalos 4 3 3 4 4 3 3 3 2 29 81
9 Dyna Shafa Salsabila 2 3 3 3 2 2 2 3 2 22 61
10 Einjel Putrinda 4 4 3 4 3 2 2 3 2 27 75
11 Ellysa Angguman 4 3 4 4 3 3 3 2 2 28 78
12 Elsa Ayuningthias 4 3 3 4 4 3 2 2 2 27 75
13 Fina Novika Putri 4 4 4 4 4 2 2 2 2 28 78
14 Firmansya Rois 4 4 4 4 3 2 3 2 3 29 81
15 Habib Fadel M. 4 4 3 4 2 2 2 2 2 25 69
16 Jeannita Hasty Aliffia 3 3 3 3 2 2 2 2 2 22 61
212

17 Jiwatrisna Dama 3 4 3 3 3 3 3 3 2 27 75
18 Lisda Ambar Sari 3 3 4 3 3 3 4 3 3 29 81
19 M. Aghnaka Wafi 3 4 3 3 3 3 3 2 2 26 72
20 M. Ahya Awi 3 3 3 3 4 4 3 3 3 29 81
21 M.Fachri Ramadhan 3 3 3 3 3 2 2 3 3 25 69
22 Oktavia Rizkita 3 3 3 3 3 4 3 3 3 28 78
23 Ridho Perdana 3 3 3 2 3 3 3 3 2 25 69
24 Rodliyah Ani K. 2 3 3 3 3 3 3 3 3 26 72
25 Silvia Julianti 3 3 3 3 3 3 4 3 3 28 78
26 Talitha V 3 3 3 2 3 3 2 2 2 23 64
27 Tebe 3 3 3 3 3 3 3 2 3 26 72
28 Tiara Putri M 3 3 3 3 3 3 2 2 3 25 69
29 Yasmine Elsteinaya 3 2 3 2 3 3 2 3 2 23 64
30 Yulizar Sulistiyo 3 3 3 2 3 3 3 3 3 26 72
Jumlah 95 95 94 94 91 83 79 77 73 781 2169
Rata-rata 3,2 3,2 3,1 3,1 3,0 2,8 2,6 2,6 2,4 26,0 72,33

Indikator A B C D E F
Persentase 79% 78% 77% 68% 64% 61%
213

Keterangan Kriteria:
A = Kemampuan Mengidentifikasi Masalah 81-100 = Tinggi
B = Merumuskan (Menganalisis) Masalah 71-80 = Sedang
C = Menemukan Alternatif-Alternatif Solusi 61-70 = Rendah
D = Memilih Alternatif Solusi (Terbaik) 51-60 = Sangat Rendah
E = Kelancarannya Memecahkan Masalah
F = Kualitas Hasil Pemecahan Masalah
214

Lampiran 25

PERSENTASE SKOR NILAI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH


PERINDIKATOR PADA KELAS EKSPERIMEN

Indikator Postes
Kemampuan pemecahan masalah
Skor
No Nama Responden A B C D E F Nilai
Total
Nomor soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Adharian Basith 4 4 4 4 4 4 3 3 3 33 92
2 Alzie NS. 4 4 4 4 4 3 4 3 3 33 92
3 Andra Pratama 4 4 4 4 4 3 3 3 3 32 89
4 Aristo Fadhil K. 4 3 4 4 3 3 3 3 3 30 83
5 Astrid Luvena S. 4 3 4 4 3 3 2 3 2 28 78
6 Cahya Nur Imani 4 4 3 4 4 4 3 2 3 31 86
7 Daffa Alrnoy 4 4 4 3 3 3 3 3 3 30 83
8 Davit 4 3 4 4 3 3 3 3 3 30 83
9 Dionza Marcel 4 4 4 4 4 4 4 3 3 34 94
10 Echa Septa Almega 3 4 4 4 3 3 3 3 3 30 83
11 Elvan Sabila R. 4 4 4 4 4 4 4 3 4 35 97
12 Gadis Ayu Pratiwi 4 4 4 4 4 4 3 3 3 33 92
13 Giofani Mareta A. 4 3 4 4 3 4 3 4 3 32 89
14 Jennie Anggraeni 4 4 3 3 3 3 4 3 3 30 83
15 M. Cheivo R. 3 4 3 4 3 4 4 4 3 32 89
215

16 M. Prayoga AW 4 3 4 4 4 3 3 3 2 30 83
17 M. Satria W. 4 3 4 4 4 3 4 3 3 32 89
18 Muhammad Irvan 3 4 4 4 3 3 3 2 2 28 78
19 Novan Ramadhani 4 4 4 4 4 3 3 3 2 31 86
20 Octaria Marsha A. 4 3 3 4 4 3 3 3 3 30 83
21 Pratiwi Aditya 4 4 4 3 4 3 3 4 3 32 89
22 Refi Salsabila 4 4 4 4 4 3 3 3 3 32 89
23 Richa Hesti Dewi 4 4 4 3 3 3 3 2 3 29 81
24 Rijyal Firdaus 4 4 4 4 4 4 3 4 4 35 97
25 Rizqe Gusti Mutiara 4 4 4 4 3 4 3 4 4 34 94
26 Siti Khadijah M. 4 4 4 4 3 3 3 3 4 32 89
27 Tegar Yohanes 4 4 3 4 3 4 3 3 4 32 89
28 Virgiansya Alhafiz 4 4 4 4 4 4 3 4 4 35 97
29 Zahira Daaniya 4 4 4 3 3 3 3 3 4 31 86
30 Zulfa Etha N 4 4 3 4 4 4 4 4 3 34 94
Jumlah 117 113 114 115 106 102 96 94 93 950 2637
Rata-rata 3,90 3,77 3,80 3,83 3,53 3,40 3,20 3,13 3,10 31,70 87,90

Indikator A B C D E F
Persentase 96% 95% 92% 82% 78% 77%
216

Keterangan Kriteria:
A = Kemampuan Mengidentifikasi Masalah 81-100 = Tinggi
B = Merumuskan (Menganalisis) Masalah 71-80 = Sedang
C = Menemukan Alternatif-Alternatif Solusi 61-70 = Rendah
D = Memilih Alternatif Solusi (Terbaik) 51-60 = Sangat Rendah
E = Kelancarannya Memecahkan Masalah
F = Kualitas Hasil Pemecahan Masalah
217

Lampiran 26
Deskripsi Data Nilai Kemampuan Pemecahan Masalah

Nilai Kemampuan Pemecahan Masalah Kelas Kontrol Nilai Kemampuan Pemecahan Masalah Kelas Eksperimen
No Nama Nilai No Nama Nilai
1 Adinda Amelia 78 1 Adharian Basith 92
2 Alika Maharani 64 2 Alzie NS. 92
3 Aurelia Calula Syahnaz Efendi 78 3 Andra Pratama 89
4 Bella Dona 69 4 Aristo Fadhil K. 83
5 Carla Aulia Salsabila 81 5 Astrid Luvena Solihin 78
6 Daesyifa Bunga Hartawan 64 6 Cahya Nur Imani 86
7 Diftasya Shafa A. 61 7 Daffa Alrnoy 83
8 Diva Allsti Qhalos Hakiki 81 8 Davit 83
9 Dyna Shafa Salsabila 61 9 Dionza Marcel 94
10 Einjel Putrinda Awren 75 10 Echa Septa Almega 83
11 Ellysa Angguman Putri 78 11 Elvan Sabila Rahman 97
12 Elsa Ayuningthias Wahyudi 75 12 Gadis Ayu Pratiwi 92
13 Fina Novika Putri 78 13 Giofani Mareta Asmara 89
14 Firmansya Rois 81 14 Jennie Anggraeni Maesa 83
15 Habib Fadel M. 69 15 M. Cheivo Rakhanatha 89
16 Jeannita Hasty Aliffia 61 16 M. Prayoga AW 83
17 Jiwatrisna Dama Gotra 75 17 M. Satria Wirayudha 89
18 Lisda Ambar Sari 81 18 Muhammad Irvan 78
218

19 M. Aghnaka Wafi 72 19 Novan Ramadhani 86


20 M. Ahya Awi 81 20 Octaria Marsha Ananda 83
21 M.Fachri Ramadhan 69 21 Pratiwi Aditya 89
22 Oktavia Rizkita 78 22 Refi Salsabila 89
23 Ridho Perdana 69 23 Richa Hesti Dewi 81
24 Rodliyah Ani K. 72 24 Rijyal Firdaus 97
25 Silvia Julianti 78 25 Rizqe Gusti Mutiara Putri 94
26 Talitha Vandanashiva 64 26 Siti Khadijah M. 89
27 Tebe 72 27 Tegar Yohanes 89
28 Tiara Putri Mahardika 69 28 Virgiansya Alhafiz 97
29 Yasmine Elsteinaya AM 64 29 Zahira Daaniya 86
30 Yulizar Sulistiyo 72 30 Zulfa Etha N 94
Jumlah 2170 Jumlah 2637
rata-rata 72,33 rata-rata 87,90
Max 81 Max 97
Min 61 Min 78
simpangan baku 6,7 simpangan baku 5,4
Median 72 Median 89
Mode 78 Mode 89
219

Lampiran 27
HASIL UJI NORMALITAS KELAS KONTROL
No. xi x2 f Z f(z) s(z) |f(z) - s(z)| |f(z) - s(z)|
1 61 3721 -1,68711 0,045792 0,1000000 -0,05420843 0,054208429
2 61 3721 -1,68711 0,045792 0,1000000 -0,05420843 0,054208429
3 61 3721 3 -1,68711 0,045792 0,1000000 -0,05420843 0,054208429
4 64 4096 -1,24052 0,107392 0,2333333 -0,12594149 0,125941489
5 64 4096 -1,24052 0,107392 0,2333333 -0,12594149 0,125941489
6 64 4096 -1,24052 0,107392 0,2333333 -0,12594149 0,125941489
7 64 4096 4 -1,24052 0,107392 0,2333333 -0,12594149 0,125941489
8 69 4761 -0,49621 0,309874 0,4000000 -0,09012595 0,090125950
9 69 4761 -0,49621 0,309874 0,4000000 -0,09012595 0,090125950
10 69 4761 -0,49621 0,309874 0,4000000 -0,09012595 0,090125950
11 69 4761 -0,49621 0,309874 0,4000000 -0,09012595 0,090125950
12 69 4761 5 -0,49621 0,309874 0,4000000 -0,09012595 0,090125950
13 72 5184 -0,04962 0,480212 0,5333333 -0,05312102 0,053121023
14 72 5184 -0,04962 0,480212 0,5333333 -0,05312102 0,053121023
15 72 5184 -0,04962 0,480212 0,5333333 -0,05312102 0,053121023
16 72 5184 4 -0,04962 0,480212 0,5333333 -0,05312102 0,053121023
17 75 5625 0,396966 0,654304 0,6333333 0,02097037 0,020970366
18 75 5625 0,396966 0,654304 0,6333333 0,02097037 0,020970366
19 75 5625 3 0,396966 0,654304 0,6333333 0,02097037 0,020970366
20 78 6084 0,843553 0,80054 0,8333333 -0,03279308 0,032793076
21 78 6084 0,843553 0,80054 0,8333333 -0,03279308 0,032793076
22 78 6084 0,843553 0,80054 0,8333333 -0,03279308 0,032793076
23 78 6084 0,843553 0,80054 0,8333333 -0,03279308 0,032793076
220

24 78 6084 0,843553 0,80054 0,8333333 -0,03279308 0,032793076


25 78 6084 6 0,843553 0,80054 0,8333333 -0,03279308 0,032793076
26 81 6561 1,290139 0,901499 1,0000000 -0,09850117 0,098501165
27 81 6561 1,290139 0,901499 1,0000000 -0,09850117 0,098501165
28 81 6561 1,290139 0,901499 1,0000000 -0,09850117 0,098501165
29 81 6561 1,290139 0,901499 1,0000000 -0,09850117 0,098501165
30 81 6561 5 1,290139 0,901499 1,0000000 -0,09850117 0,098501165
Jumlah 2170 158272 30

Rata-Rata 72,33
Simpangan Baku 6,72
L Hitung 0,126
L Tabel 0,161

Diketahui:
̅
Lh = Max |F(zi) – S(zi)| Zi =

̅ =∑

= 72,33
∑ ∑
S2 = = = = = 45,12

Maka, s = √ = 6,72
221

̅
Zi =

Z1 = = -1,68711 dst....

Maka diperoleh
L = Max |F(zi) – S(zi)|
L = 0,126 Ltabel = 0,161 (taraf signifikansi 0,05)

Keputusan Uji

Ditolak : H0 jika Lh ≥ Lt

Diterima : H0 jika Lh ≤ Lt

Kesimpulan :

Diketahui Lhitung ≤ Ltabel = 0,126 ≤ 0,161. Keputusan uji H0 diterima, maka dapat dipahami bahwa data postes

kemampuan pemecahan masalah peserta didik kelas kontrol berdistribusi normal.


222

Lampiran 28

Hasil Uji Normalitas Postes Kemampuan Pemecahan Masalah Pada Kelas Kontrol

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Postes Kemampuan Pemecahan Masalah

N 30
a,,b
Normal Parameters Mean 72.33

Std. Deviation 6.718

Most Extreme Differences Absolute .167

Positive .126

Negative -.167

Kolmogorov-Smirnov Z .916

Asymp. Sig. (2-tailed) .371

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai sig (2-tailed) nilai kemampuan pemecahan masalah kelas kontrol untuk uji
Kolmogorov-SmirnovZ lebih besar dari 0,05 (0,371 ≥ 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa Tolak H1 dan H0 diterima
artinya data-data nilai kemampuan pemecahan masalah kelas kontrol berdistribusi normal.
223

Lampiran 29

Hasil Uji T Postes Kemampuan Pemecahan Masalah Peserta Didik pada Kelas Kontrol

One-Sample Test

Test Value = 75

95% Confidence Interval of the Difference

t Df Sig. (2-tailed) Mean Difference Lower Upper

Nilai Kemampuan -2.174 29 .038 -2.667 -5.18 -.16


Pemecahan Masalah Kelas
Kontrol

Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai sig (2-tailed) nilai kemampuan pemecahan masalah kelas kontrol untuk uji
One-Sample Test lebih kecil dari 0,05 (0,038 ≤ 0,05), maka H0 ditolak, berarti H1 diterima. Jadi, penggunaan model
pembelajaran Discovery Learning berpengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah peserta didik pada kelas kontrol.
224

Lampiran 30

HASIL UJI NORMALITAS KELAS EKSPERIMEN

No X x2 f z f(z) s(z) |f(z) - s(z)| |f(z) - s(z)|


1 78 6084 -1,8365286 0,03313976 0,0666667 -0,0335269 0,0335269
2 78 6084 2 -1,8365286 0,03313976 0,0666667 -0,0335269 0,0335269
3 81 6561 1 -1,2800048 0,10027173 0,1000000 0,0002717 0,0002717
4 83 6889 -0,9089889 0,18167799 0,3333333 -0,1516553 0,1516553
5 83 6889 -0,9089889 0,18167799 0,3333333 -0,1516553 0,1516553
6 83 6889 -0,9089889 0,18167799 0,3333333 -0,1516553 0,1516553
7 83 6889 -0,9089889 0,18167799 0,3333333 -0,1516553 0,1516553
8 83 6889 -0,9089889 0,18167799 0,3333333 -0,1516553 0,1516553
9 83 6889 -0,9089889 0,18167799 0,3333333 -0,1516553 0,1516553
10 83 6889 7 -0,9089889 0,18167799 0,3333333 -0,1516553 0,1516553
11 86 7396 -0,3524651 0,36224475 0,3666667 -0,0044219 0,0044219
12 86 7396 -0,3524651 0,36224475 0,3666667 -0,0044219 0,0044219
13 86 7396 3 -0,3524651 0,36224475 0,3666667 -0,0044219 0,0044219
14 89 7921 0,20405873 0,5808462 0,7000000 -0,1191538 0,1191538
15 89 7921 0,20405873 0,5808462 0,7000000 -0,1191538 0,1191538
16 89 7921 0,20405873 0,5808462 0,7000000 -0,1191538 0,1191538
17 89 7921 0,20405873 0,5808462 0,7000000 -0,1191538 0,1191538
18 89 7921 0,20405873 0,5808462 0,7000000 -0,1191538 0,1191538
19 89 7921 0,20405873 0,5808462 0,7000000 -0,1191538 0,1191538
20 89 7921 0,20405873 0,5808462 0,7000000 -0,1191538 0,1191538
21 89 7921 8 0,20405873 0,5808462 0,7000000 -0,1191538 0,1191538
225

22 92 8464 0,76058255 0,77654678 0,8000000 -0,0234532 0,0234532


23 92 8464 0,76058255 0,77654678 0,8000000 -0,0234532 0,0234532
24 92 8464 3 0,76058255 0,77654678 0,8000000 -0,0234532 0,0234532
25 94 8836 1,13159843 0,87109835 0,8333333 0,0377650 0,0377650
26 94 8836 1,13159843 0,87109835 0,9000000 -0,0289016 0,0289016
27 94 8836 3 1,13159843 0,87109835 0,9000000 -0,0289016 0,0289016
28 97 9409 1,68812225 0,95430612 1,0000000 -0,0456939 0,0456939
29 97 9409 1,68812225 0,95430612 1,0000000 -0,0456939 0,0456939
30 97 9409 3 1,68812225 0,95430612 1,0000000 -0,0456939 0,0456939
Jumlah 2637 232635 30

Rata-Rata 87,90
Simpangan Baku 5,39
L Hitung 0,152
L Tabel 0,161

Diketahui:
̅
Lh = Max |F(zi) – S(zi)| Zi =

̅ =∑

= 87,90
226

∑ ∑
S2 = = = = = 29,06

Maka, s = √ = 5,39
̅
Zi =

Z1 = = -1,8365286 dst....

Maka diperoleh
Lh= Max |F(zi) – S(zi)|
Lh = 0,152 Ltabel = 0,161 (taraf signifikansi 0,05)
Keputusan Uji

Ditolak : H0 jika Lh ≥ Lt

Diterima : H0 jika Lh ≤ Lt

Kesimpulan :

Diketahui Lhitung ≤ Ltabel = 0,152 ≤ 0,161. Keputusan uji H0 diterima, maka dapat dipahami bahwa data nilai

kemampuan pemecahan masalah peserta didik kelas eksperimen berdistribusi normal.


227

Lampiran 31

Hasil Uji Normalitas Postes Kemampuan Pemecahan Masalah Pada Kelas Eksperimen

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Postes Kemampuan Pemecahan Masalah

N 30
a,,b
Normal Parameters Mean 87.90

Std. Deviation 5.391

Most Extreme Differences Absolute .152

Positive .152

Negative -.148

Kolmogorov-Smirnov Z .831

Asymp. Sig. (2-tailed) .495

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai sig (2-tailed) Postes Kemampuan Pemecahan masalah pada kelas
Eksperimen untuk uji Kolmogorov-SmirnovZ lebih besar dari 0,05 (0,495 > 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa Tolak
H1 dan H0 diterima artinya data-data Postes Kemampuan Pemecahan masalah pada kelas Eksperimen berdistribusi normal.
228

Lampiran 32

Hasil Uji T Postes Kemampuan Pemecahan Masalah Peserta Didik pada Kelas Eksperimen

One-Sample Test

Test Value = 75

95% Confidence Interval of the Difference

t df Sig. (2-tailed) Mean Difference Lower Upper

Nilai Kemampuan 13.107 29 .000 12.90000 10.8871 14.9129


Pemecahan
Masalah Kelas
Eksperimen

Berdasarkan tabel di atas, diperoleh nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05), maka H0
ditolak, berarti H1 diterima. Jadi, penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) disertai technik
concept mapping berpengaruh signifikan terhadap kemampuan pemecahan masalah peserta didik.
229

Lampiran 33

HASIL UJI NORMALITAS POSTES KELAS KONTROL DAN EKSPERIMEN MENGGUNAKAN SPSS

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

X MIA 1 X MIA 2

N 30 30

Normal Parametersa,,b Mean 87.90 72.33

Std. Deviation 5.391 6.718

Most Extreme Differences Absolute .152 .167

Positive .152 .126

Negative -.148 -.167

Kolmogorov-Smirnov Z .831 .916

Asymp. Sig. (2-tailed) .495 .371

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai sig (2-tailed) Postes kelas X MIA 1 sebesar 0,495 dan X MIA 2 sebesar

0,371 lebih besar dari 0,05 (0,495 & 0,371 > 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa data-data Postes kelas X MIA 1 DAN

X MIA 2 berdistribusi normal.


230

Lampiran 34

Nilai-Nilai L Tabel

N α = 0.20 α = 0.15 α = 0.10 α = 0.05 α = 0.01


4 0.3027 0.3216 0.3456 0.3754 0.4129
5 0.2893 0.3027 0.3188 0.3427 0.3959

6 0.2694 0.2816 0.2982 0.3245 0.3728


7 0.2521 0.2641 0.2802 0.3041 0.3504
8 0.2387 0.2502 0.2649 0.2825 0.3331
9 0.2273 0.2382 0.2522 0.2744 0.3162
10 0.2171 0.2273 0.241 0.2616 0.3037

11 0.208 0.2179 0.2306 0.2506 0.2905


12 0.2004 0.2101 0.2228 0.2426 0.2812
13 0.1932 0.2025 0.2147 0.2337 0.2714
14 0.1869 0.1959 0.2077 0.2257 0.2627
15 0.1811 0.1899 0.2016 0.2196 0.2545

16 0.1758 0.1843 0.1956 0.2128 0.2477


17 0.1711 0.1794 0.1902 0.2071 0.2408
18 0.1666 0.1747 0.1852 0.2018 0.2345
19 0.1624 0.17 0.1803 0.1965 0.2285
20 0.1589 0.1666 0.1764 0.192 0.2226

21 0.1553 0.1629 0.1726 0.1881 0.219


22 0.1517 0.1592 0.169 0.184 0.2141
23 0.1484 0.1555 0.165 0.1798 0.209
24 0.1458 0.1527 0.1619 0.1766 0.2053
25 0.1429 0.1498 0.1589 0.1726 0.201

26 0.1406 0.1472 0.1562 0.1699 0.1985


27 0.1381 0.1448 0.1553 0.1655 0.1941
28 0.1358 0.1423 0.1509 0.1641 0.1911
29 0.1334 0.1398 0.1483 0.1614 0.1886
30 0.1315 0.1378 0.146 0.159 0.1848
31 0.1291 0.1353 0.1432 0.1559 0.182
32 0.1274 0.1336 0.1415 0.1542 0.1798
Sumber: Novalia dan Muhammad Syazali.2014. Olah Data Penelitian Pendidikan. Lampung.
Aura.
231

Lampiran 35

Hasil Uji Homogenitas Postes Kemampuan Pemecahan Masalah


Kelas Kontrol Dan Kelas Eksperimen

Postes Kelas Kontrol Postes Kelas Eksperimen


No Xᵢ xᵢ-x (xᵢ-x)² No Xᵢ xᵢ-x (xᵢ-x)²
1 61 -11,333333 128,44444 1 78 -9,9 98,01
2 61 -11,333333 128,44444 2 78 -9,9 98,01
3 61 -11,333333 128,44444 3 81 -6,9 47,61
4 64 -8,3333333 69,444444 4 83 -4,9 24,01
5 64 -8,3333333 69,444444 5 83 -4,9 24,01
6 64 -8,3333333 69,444444 6 83 -4,9 24,01
7 64 -8,3333333 69,444444 7 83 -4,9 24,01
8 69 -3,3333333 11,111111 8 83 -4,9 24,01
9 69 -3,3333333 11,111111 9 83 -4,9 24,01
10 69 -3,3333333 11,111111 10 83 -4,9 24,01
11 69 -3,3333333 11,111111 11 86 -1,9 3,61
12 69 -3,3333333 11,111111 12 86 -1,9 3,61
13 72 -0,3333333 0,1111111 13 86 -1,9 3,61
14 72 -0,3333333 0,1111111 14 89 1,1 1,21
15 72 -0,3333333 0,1111111 15 89 1,1 1,21
16 72 -0,3333333 0,1111111 16 89 1,1 1,21
17 75 2,6666667 7,1111111 17 89 1,1 1,21
18 75 2,6666667 7,1111111 18 89 1,1 1,21
19 75 2,6666667 7,1111111 19 89 1,1 1,21
20 78 5,6666667 32,111111 20 89 1,1 1,21
21 78 5,6666667 32,111111 21 89 1,1 1,21
22 78 5,6666667 32,111111 22 92 4,1 16,81
23 78 5,6666667 32,111111 23 92 4,1 16,81
24 78 5,6666667 32,111111 24 92 4,1 16,81
25 78 5,6666667 32,111111 25 94 6,1 37,21
26 81 8,6666667 75,111111 26 94 6,1 37,21
27 81 8,6666667 75,111111 27 94 6,1 37,21
28 81 8,6666667 75,111111 28 97 9,1 82,81
29 81 8,6666667 75,111111 29 97 9,1 82,81
30 81 8,6666667 75,111111 30 97 9,1 82,81
232

Nilai Kontrol Eksperimen


72,33 87,90
- ² 1308,67 842,7
s² 45,13 29,06
F hitung 1,553
F tabel 4,20
Kesimpulan Homogen

Diketahui:

Fhitung =

= = = = 72,33

= = = = 87,90

Fhitung = = 1,553 Ftabel = 4,20

Kriteria uji homogenitas

H0 diterima, Jika < H0 = Data memiliki varians homogen.

H0 ditolak, Jika > H1 = Data tidak memiliki varians homogen

Kesimpulan:

Diketahui F hitung < F tabel = 1,553 < 4,20. Keputusan uji = H0 diterima,

maka dapat dipahami bahwa populasi tersebut memiliki varian-varian yang sama

(homogen).
233

Lampiran 36

HASI UJI HOMOGENITAS POSTES


KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH

Test of Homogeneity of Variances


Postes Kemampuan Pemecahan Masalah
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2.286 1 58 .136

Kesimpulan :

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa nilai sig. kemampuan pemecahan masalah

sebesar 0,136 ≥ 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut memiliki varian-

varian yang sama (homogen).


234

Lampiran 37

Tabel Nilai F Untuk Analisis Variansi (0,05)

df1
df2
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 161.4 199.5 215.7 224.6 230.3 234.0 236.8 238.9 240.5
2 18.51 19.00 19.16 19.25 19.30 19.33 19.35 19.37 19.38
3 10.13 9.55 9.28 9.12 9.01 8.94 8.89 8.85 8.81
4 7.71 6.94 6.59 6.39 6.26 6.16 6.09 6.04 6.00
5 6.61 5.79 5.41 5.19 5.05 4.95 4.88 4.82 4.77
6 5.99 5.14 4.76 4.53 4.39 4.28 4.21 4.15 4.10
7 5.59 4.74 4.35 4.12 3.97 3.87 3.79 3.73 3.68
8 5.32 4.46 4.07 3.84 3.69 3.58 3.50 3.44 3.39
9 5.12 4.26 3.86 6.63 3.48 3.37 3.29 3.23 3.18
10 4.96 4.10 3.71 3.48 3.33 3.22 3.14 3.67 3.02
11 4.84 3.98 3.59 3.36 3.20 3.69 3.01 2.95 2.90
12 4.75 3.89 3.49 3.26 3.11 3.00 2.91 2.85 2.80
13 4.67 3.81 3.41 3.18 3.03 2.92 2.83 2.77 2.71
14 4.60 3.74 3.34 3.11 2.96 2.85 2.76 2.70 2.65
15 4.54 3.68 3.29 3.06 2.90 2.79 2.71 2.64 2.59
16 4.49 3.63 3.24 3.01 2.85 2.74 2.66 2.59 2.54
17 4.45 3.59 3.20 2.96 2.81 2.70 2.61 2.55 2.49
18 4.41 3.55 3.16 2.93 2.77 2.66 2.59 2.51 2.46
19 4.38 3.52 3.13 2.90 2.74 2.63 2.54 2.48 2.42
20 4.35 3.49 3.10 2.87 2.71 2.60 2.51 2.45 2.39
21 4.32 3.47 3.07 2.84 2.68 2.57 2.49 2.42 2.37
22 4.30 3.44 3.05 2.82 2.66 2.55 2.46 2.40 2.34
23 4.28 3.42 3.23 2.80 2.64 2.53 2.44 2.37 2.32
24 4.26 3.40 2.01 2.78 2.62 2.51 2.42 2.36 2.30
25 4.24 3.49 2.99 2.76 2.60 2.49 2.40 2.34 2.28
26 4.23 3.47 2.98 2.74 2.59 2.47 2.39 2.32 2.27
27 4.21 3.35 2.96 2.73 2.57 2.46 2.37 2,31 2.25
28 4.20 3.34 2.95 2.71 2.56 2.45 2.36 2.29 2.24
29 4.28 3.33 2.93 2.10 2.55 2.43 2.35 2.18 2.22
30 4.17 3.32 2.92 2.69 2.53 2.42 2.33 2.27 2.21
40 4.08 3.23 2.84 2.61 2.45 2.34 2.25 2.18 2.12
60 4.00 3.15 2.76 2.53 2.37 2.25 2.17 2.10 2.04
64 3.99 3.14 2.75 2.52 2.36 2.24 2.16 2.08 2.03
80 3.96 3.44 2.72 2.48 2.33 2.21 2.42 2.05 1.99
120 3.92 3.07 2.68 2.45 2.29 2.17 2.09 2.02 1.96
3.84 3.00s 2.60 2.37 2.21 2.10 2.01 2.94 1.88
Sumber: Novalia dan Muhammad Syazali.2014. Olah Data Penelitian Pendidikan. Lampung.
Aura.
235

Lampiran 38

UJI HIPOTESIS NILAI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol


No Kode Xᵢ xᵢ-x (xᵢ-x)² Kode Xᵢ xᵢ-x (xᵢ-x)²
1 E-5 78 -19,8 392,04 K-7 61 -19,4333 377,6544
2 E-18 78 -10,8 116,64 K-9 61 -16,4333 270,0544
3 E-23 81 -10,8 116,64 K-16 61 -9,43333 88,98778
4 E-4 83 -7,8 60,84 K-2 64 -9,43333 88,98778
5 E-7 83 -4,8 23,04 K-6 64 -9,43333 88,98778
6 E-8 83 -4,8 23,04 K-26 64 -9,43333 88,98778
7 E-14 83 -4,8 23,04 K-29 64 -9,43333 88,98778
8 E-16 83 -4,8 23,04 K-4 69 -9,43333 88,98778
9 E-20 83 -4,8 23,04 K-15 69 -6,43333 41,38778
10 E-10 83 -4,8 23,04 K-21 69 -6,43333 41,38778
11 E-6 86 -1,8 3,24 K-23 69 -3,43333 11,78778
12 E-19 86 -1,8 3,24 K-28 69 -3,43333 11,78778
13 E-29 86 -1,8 3,24 K-19 72 -3,43333 11,78778
14 E-3 89 1,2 1,44 K-24 72 -0,43333 0,187778
15 E-13 89 1,2 1,44 K-27 72 -0,43333 0,187778
16 E-15 89 1,2 1,44 K-30 72 -0,43333 0,187778
17 E-17 89 1,2 1,44 K-10 75 2,566667 6,587778
18 E-21 89 1,2 1,44 K-17 75 2,566667 6,587778
19 E-22 89 1,2 1,44 K-12 75 2,566667 6,587778
236

20 E-26 89 1,2 1,44 K-1 78 2,566667 6,587778


21 E-27 89 1,2 1,44 K-3 78 2,566667 6,587778
22 E-1 92 5,2 27,04 K-8 78 5,566667 30,98778
23 E-2 92 5,2 27,04 K-11 78 8,566667 73,38778
24 E-12 92 5,2 27,04 K-13 78 8,566667 73,38778
25 E-9 94 8,2 67,24 K-22 78 11,56667 133,7878
26 E-25 94 8,2 67,24 K-5 81 11,56667 133,7878
27 E-30 94 8,2 67,24 K-8 81 11,56667 133,7878
28 E-11 97 11,2 125,44 K-14 81 15,56667 242,3211
29 E-24 97 11,2 125,44 K-18 81 15,56667 242,3211
30 E-28 97 11,2 125,44 K-20 81 15,56667 242,3211
Jumlah 2637 Jumlah 1504,8 Jumlah 2170 Jumlah 2639,3666
87,90 Varians 38,584615 72,33 Varians 65,984166

₁- ₂ 15,6
t hitung 8,324
t tabel 2,002
Kesimpulan H0 ditolak

Tabel di atas menunjukkan ≥ yaitu 8,324 ≥ 2,002 sehingga ditolak artinya H1 diterima yaitu :

terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata nilai kemampuan pemecahan masalah kelas eksperimen dan rata-rata

nilai kemampuan pemecahan masalah kelas kontrol.


235

Lampiran 38

UJI HIPOTESIS NILAI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol


No Kode Xᵢ (Xᵢ)² No Kode Xᵢ (Xᵢ)²
1 E-5 78 6084 1 K-7 61 3721
2 E-18 78 6084 2 K-9 61 3721
3 E-23 81 6561 3 K-16 61 3721
4 E-4 83 6889 4 K-2 64 4096
5 E-7 83 6889 5 K-6 64 4096
6 E-8 83 6889 6 K-26 64 4096
7 E-14 83 6889 7 K-29 64 4096
8 E-16 83 6889 8 K-4 69 4761
9 E-20 83 6889 9 K-15 69 4761
10 E-10 83 6889 10 K-21 69 4761
11 E-6 86 7396 11 K-23 69 4761
12 E-19 86 7396 12 K-28 69 4761
13 E-29 86 7396 13 K-19 72 5184
14 E-3 89 7921 14 K-24 72 5184
15 E-13 89 7921 15 K-27 72 5184
16 E-15 89 7921 16 K-30 72 5184
17 E-17 89 7921 17 K-10 75 5625
18 E-21 89 7921 18 K-17 75 5625
19 E-22 89 7921 19 K-12 75 5625
236

20 E-26 89 7921 20 K-1 78 6084


21 E-27 89 7921 21 K-3 78 6084
22 E-1 92 8464 22 K-8 78 6084
23 E-2 92 8464 23 K-11 78 6084
24 E-12 92 8464 24 K-13 78 6084
25 E-9 94 8836 25 K-22 78 6084
26 E-25 94 8836 26 K-5 81 6561
27 E-30 94 8836 27 K-8 81 6561
28 E-11 97 9409 28 K-14 81 6561
29 E-24 97 9409 29 K-18 81 6561
30 E-28 97 9409 30 K-20 81 6561
Jumlah 2637 232635 Jumlah 2170 158272
87,90 72,33
Varians 29,05862 Varians 45,126437

₁- ₂ 15,576
t hitung 9,899
t tabel 2,002
Kesimpulan H0 ditolak

Tabel di atas menunjukkan ≥ yaitu 9,899 ≥ 2,002 sehingga ditolak artinya H1 diterima yaitu :

terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata nilai kemampuan pemecahan masalah kelas eksperimen dan rata-rata

nilai kemampuan pemecahan masalah kelas kontrol.


237

Lampiran 39

HASIL UJI INDEPENDENT T TEST NILAI POSTES KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH

INDEPENDENT SAMPLES TEST


Levene's Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence Interval of
the Difference
Sig. (2- Mean Std. Error
F Sig. t df tailed) Difference Difference Lower Upper
Postes Equal variances 2.286 .136 9.899 58 .000 15.567 1.573 12.419 18.714
assumed
Equal variances 9.899 55.40 .000 15.567 1.573 12.416 18.718
not assumed 1

Kesimpulan :

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa nilai sig (2-tailed) sebesar 0,000 ≤ 0,05, maka dapat disimpulkan

bahwa terdapat perbedaan yang signifikan nilai rata-rata postes kemampuan pemecahan masalah kelas X MIA 1 (Kelas

Eksperimen) dan kelas X MIA 2 (Kelas kontrol).


238

Lampiran 40
Tabel Nilai Titik Persentase Distribusi t (df = 41-80)
Pr 0.25 0.10 0.05 0.025 0.01 0.005 0.001
df 0.50 0.20 0.10 0.050 0.02 0.010 0.002
41 0.68052 1.30254 1.68288 2.01954 2.42080 2.70118 3.30127
42 0.68038 1.30204 1.68195 2.01808 2.41847 2.69807 3.29595
43 0.68024 1.30155 1.68107 2.01669 2.41625 2.69510 3.29089
44 0.68011 1.30109 1.68023 2.01537 2.41413 2.69228 3.28607
45 0.67998 1.30065 1.67943 2.01410 2.41212 2.68959 3.28148
46 0.67986 1.30023 1.67866 2.01290 2.41019 2.68701 3.27710
47 0.67975 1.29982 1.67793 2.01174 2.40835 2.68456 3.27291
48 0.67964 1.29944 1.67722 2.01063 2.40658 2.68220 3.26891
49 0.67953 1.29907 1.67655 2.00958 2.40489 2.67995 3.26508
50 0.67943 1.29871 1.67591 2.00856 2.40327 2.67779 3.26141
51 0.67933 1.29837 1.67528 2.00758 2.40172 2.67572 3.25789
52 0.67924 1.29805 1.67469 2.00665 2.40022 2.67373 3.25451
53 0.67915 1.29773 1.67412 2.00575 2.39879 2.67182 3.25127
54 0.67906 1.29743 1.67356 2.00488 2.39741 2.66998 3.24815
55 0.67898 1.29713 1.67303 2.00404 2.39608 2.66822 3.24515
56 0.67890 1.29685 1.67252 2.00324 2.39480 2.66651 3.24226
57 0.67882 1.29658 1.67203 2.00247 2.39357 2.66487 3.23948
58 0.67874 1.29632 1.67155 2.00172 2.39238 2.66329 3.23680
59 0.67867 1.29607 1.67109 2.00100 2.39123 2.66176 3.23421
60 0.67860 1.29582 1.67065 2.00030 2.39012 2.66028 3.23171
61 0.67853 1.29558 1.67022 1.99962 2.38905 2.65886 3.22930
62 0.67847 1.29536 1.66980 1.99897 2.38801 2.65748 3.22696
63 0.67840 1.29513 1.66940 1.99834 2.38701 2.65615 3.22471
64 0.67834 1.29492 1.66901 1.99773 2.38604 2.65485 3.22253
65 0.67828 1.29471 1.66864 1.99714 2.38510 2.65360 3.22041
66 0.67823 1.29451 1.66827 1.99656 2.38419 2.65239 3.21837
67 0.67817 1.29432 1.66792 1.99601 2.38330 2.65122 3.21639
68 0.67811 1.29413 1.66757 1.99547 2.38245 2.65008 3.21446
69 0.67806 1.29394 1.66724 1.99495 2.38161 2.64898 3.21260
70 0.67801 1.29376 1.66691 1.99444 2.38081 2.64790 3.21079
71 0.67796 1.29359 1.66660 1.99394 2.38002 2.64686 3.20903
72 0.67791 1.29342 1.66629 1.99346 2.37926 2.64585 3.20733
73 0.67787 1.29326 1.66600 1.99300 2.37852 2.64487 3.20567
74 0.67782 1.29310 1.66571 1.99254 2.37780 2.64391 3.20406
75 0.67778 1.29294 1.66543 1.99210 2.37710 2.64298 3.20249
76 0.67773 1.29279 1.66515 1.99167 2.37642 2.64208 3.20096
77 0.67769 1.29264 1.66488 1.99125 2.37576 2.64120 3.19948
78 0.67765 1.29250 1.66462 1.99085 2.37511 2.64034 3.19804
79 0.67761 1.29236 1.66437 1.99045 2.37448 2.63950 3.19663
80 0.67757 1.29222 1.66412 1.99006 2.37387 2.63869 3.19526
239

Lampiran 41

Hasil Uji Regresi Linier Kelas Eksperimen

Model Summary

Change Statistics
Std. Error
Adjusted of the R Square Sig. F
Model R R Square R Square Estimate Change F Change df1 df2 Change

1 .999a .997 .997 .09954 .997 11140.719 1 28 .000

a. Predictors: (Constant), Kemampuan Pemcahan masalah

Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai R Square sebesar 0,997, artinya


sebesar 99,7% model PBL disertai technik concept mapping mempengaruhi
kemampuan pemecahan masalah peserta didik.
KEGIATAN PEMBELAJARAN KELAS KONTROL

Guru melakukan perkenalan dan menyampaikan tujuan pembelajaran

Guru menerapkan model pembelajaran Discovery Learning Peserta didik melakukan diskusi tentang jawaban dari pemasalahan
dengan memberikan stimulus menampilkan video yang yang terdapat dalam video yang telah ditampilkan
berhubungan dengan materi protista dan menyuruh peserta
didik mencari permasalahan yang terdapat dalam video tersebut
Peserta didik menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan Melaksanakan postes di akhir pertemuan
DOKUMENTASI KEGIATAN PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN

Guru memberikan motivasi dan menyampakan tujuan Guru menerapkan tahapan model Pembelajaran Problem based
pembelajaran learning disertai technik concept mapping diawali dengan orientasi
peserta didik pada masalah berupa wacana dalam bentuk LKK

Guru mengorganisasikan peserta didik untuk belajar selanjutnya Guru membimbing pengalaman individual dan kelompok yakni
mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, dan melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan
dalam pemecahan masalah.
Peserta didik mengembangkan dan menyajikan hasil karya dengan presentasi didepan kelas secara bergantian

Guru meluruskan peta konsep yang telah dibuat peserta didik kemudian perwakilan menjelaskan kepada teman-temannya
selanjutunya peserta didik membuat peta konsep tersebut secara mandiri
Setelah mempresentasikan hasil dilanjutkan dengan tanya jawab kemudian salah satu peserta didik memberikan
kesimpulan dari apa yang telah dipresentasikan dan kemudian di akhir pertemuan guru memberikan postes
DOKUMENTASI PRAKTIKUM
150

Wacana 1

KASUS DIARE DI INDONESIA SEMAKIN MENINGKAT

Diare sampai saat ini masih menjadi masalah utama di


masyarakat yang sulit ditanggulangi. Penyakit diare di
Indonesia merupakan salah satu masalah kesehatan
masyarakat yang utama. Hal ini disebabkan karena
masih tingginya angka kesakitan diare yang
menimbulkan banyak kematian terutama pada balita.
Angka kesakitan diare di Indonesia dari tahun ke tahun
cenderung meningkat, pada tahun 2006 jumlah kasus diare sebanyak 10.980 penderita
dengan jumlah kematian 277 (CFR 2,52%). Bahkan, pada tahun 2012 Makassar
merupakan kota dengan kasus diare tertinggi. Sedangkan Indonesia secara umum
berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 terdapat 2/3 kematian
disebabkan Diare. Sedangkan hasil riset kesehatan dasar Kementerian Kesehatan
tahun 2013 menyatakan bahwa baru 47% orang yang memiliki perilaku cuci tangan
dengan benar di Indonesia. Padahal tindakan semudah mencuci tangan memakai
sabun menggunakan air mengalir dapat menurunkan resiko diare hingga 50%.

Sumber: https://www.google.com

Pertanyaan Pengarah:
1. Berdasarkan wacana di atas, identifikasi masalah yang terkandung di dalamnya!
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
2. Dari tiap pokok permasalahan yang anda temukan, rumuskan menjadi pertanyaan-
pertanyaan!
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
3. Sebelum menemukan jawaban pertanyaan-pertanyaan tersebut, temukan dugaan,
atau kemungkinan jawaban-jawaban atas permasalahan tersebut. Rumuskan
jawaban-jawaban sementara Anda ini menjadi langkah-langkah solusi, yang
kemungkinannya merupakan jawaban permasalahan yang telah Anda rumuskan
tersebut!
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
151

...................................................................................................................................
4. Dari sekian kemungkinan jawaban itu, temukan satu jawaban yang kemungkinan
paling tepat untuk pokok-pokok permasalahan tersebut!
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
5. Melakukan Eksperimen
a. Tujuan Percobaan : Mengamati dan mengetahui ciri umum, penggolongan,
serta peranan dari berbagai jenis protista yang hidup di air.
b. Alat dan Bahan
Alat dan Bahan Yang Tersedia Alat dan Bahan Yang Digunakan
1) Mikroskop (5 buah)
2) Pipet tetes (10 buah)
3) Kaca objek (10 buah)
4) Kaca penutup (10 buah)
5) Gelas kimia (10 buah)
6) Air kolam (250 ml)
7) Air sawah (250 ml)

c. Cara Kerja
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
152

..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
d. Data
1) Air Kolam
No Gambar Ciri-ciri Menyerupai
(hewan,
tumbuhan/jamur)
153

2) Air Sawah
No Gambar Ciri-ciri Menyerupai
(hewan,
tumbuhan/jamur

e. Analisis data
1) Sebutkan jenis protista yang ditemukan dan buatkan ciri umum yang dimiliki
pada jenis protista yang anda dapatkan?
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
154

..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
2) Urutkan Penggolongan dari masing-masing protista yang anda dapatkan!
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
3) Bagaimana peranan umum protista bagi kehidupan berdasarkan hasil
pengamatan yang telah dilakukan? Menguntungkan atau merugikan?
Jelaskan!
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..........................................................................................................................
6. Buatlah kesimpulan dari hasil diskusi Anda!
a. Ciri-Ciri Umum Protista:
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................

b. Penggolongan Protista:
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
155

...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
c. Peranan Protista
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
7. Buatlah Peta Konsep untuk memperjelas kesimpulan anda!
Contoh Peta Konsep:

1. Sel
Dipahamkan dengan

Objek Tentang
Makhluk 2. Jaringan
Biologi
Hidup 3. Organ
Mempelajari

4. Sistem Organ
Pada tingkat

5. Individu
6. Populasi
7. Komunitas
8. Ekosistem
9. Bioma
Biologi bagi 10. Biosfer
Kehidupan 1. Botani
2. Zoologi
Cabang- 3. Evolusi
cabang 4. Hidrologi
Biologi 5. Genetika
6. Klasifikasi
Meliputi

7. Taksonomi
dan lain-lain

1. Membuka Tabir Rahasia Alam


Peran
2. Pelengkap dalam Memahami Ilmu
Biologi Pengetahuan
Berfungsi

3. Berhubungan Erat dengan Ilmu-ilmu


Lain
157

Wacana 2

SERANGAN PENYAKIT BUSUK AKAR PADA TANAMAN HIDROPONIK

Sumber: https://www.google.com

Petani tanaman hidroponik di Bogor akhir-akhir ini dibuat resah oleh hama.
Hama tersebut menyerang akar pada tanaman sehingga menyebabkan akar busuk.
Serangan penyakit biasanya terjadi di perakaran maupun batang tanaman. Penyakit
ini biasa disebut busuk akar (root rot). Penyakit busuk akar ini diantaranya
disebabkan oleh Phytium, Verticillium, Phytophthora, dan Fusarium Phytium.
Phityum sangat cepat menyebar dan menyerang sistem perakaran tanaman lain
apabila sistem hidroponik yang kita pakai memiliki interkoneksi sirkulasi air yang
sama.
Kemudian, Biasanya serangan Phytium terjadi pada instalasi hidroponik DWC
(Deep Water Culture) atau DFT. Secara umum penyebab banyak tumbuhnya phytium
antara lain yaitu peralatan kebun yang kurang steril, air yang tidak difilter dan
menggenang, akar tanaman kekurangan kadar oksigen, serta sisa akar mati yang
terinfeksi dari tanaman sebelumnya. Solusi agar serangan ini tidak menyebar dapat
dilakukan teknik berkebun lain atau pastikan sistem bekerja dengan baik agar
tanaman mendapatkan oksigen yang cukup sehingga tidak ada celah untuk Phytium
tumbuh dan berkembang. Selain itu, sterilkan bak nutrisi dan instalasi hidroponik
serta buang tanaman yang terinfeksi agar tidak menyebar ke tanaman lain.

Sumber: https://www.google.com

Pertanyaan Pengarah:
1. Berdasarkan wacana di atas, identifikasi masalah yang terkandung di dalamnya!
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
158

...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
2. Dari tiap pokok permasalahan yang anda temukan, rumuskan menjadi pertanyaan-
pertanyaan!
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
3. Sebelum menemukan jawaban pertanyaan-pertanyaan tersebut, temukan dugaan,
atau kemungkinan jawaban-jawaban atas permasalahan tersebut. Rumuskan
jawaban-jawaban sementara Anda ini menjadi langkah-langkah solusi, yang
kemungkinannya merupakan jawaban permasalahan yang telah Anda rumuskan
tersebut!
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
4. Dari sekian kemungkinan jawaban itu, temukan satu jawaban yang kemungkinan
paling tepat untuk pokok-pokok permasalahan tersebut!
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................

5. Melakukan Eksperimen
a. Tujuan Percobaan : Mengidentifikasi jenis dan ciri-ciri, pengelompokan serta
peranan protista mirip jamur bagi makhluk hidup disekitarnya.
b. Alat dan Bahan

Alat dan Bahan Yang Tersedia Alat dan Bahan Yang Digunakan
1) Mikroskop (15 buah)
2) Kaca Objek (15 buah)
3) Pipet tetes (15 buah)
4) Pinset (5 buah)
5) Kaca pembesar/Lup (5 buah)
6) Ikan mati/membusuk (5 ekor)
7) Buah tomat busuk (5 buah)
159

c. Cara Kerja
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
d. Data
Media Gambar Ciri yang teramati Peranan
160

Media Gambar Ciri yang teramati Peranan

e. Analisis data
1) Sebutkan jenis-jenis Protista mirip jamur yang anda jumpai dan buatkan
ciri-ciri dari jenis protista mirip jamur yang anda dapatkan!
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
2) Urutkan Pengelompokan dari masing-masing protista mirip jamur yang
anda dapatkan!
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
3) Sebutkan peranan protista mirip jamur bagi makhluk hidup disekitarnya!
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
161

..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................

6. Buatlah kesimpulan dari hasil diskusi Anda!


a. Jenis dan Ciri-ciri Protista mirip jamur :
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
b. Urutan pengelompokan/kalsifikasi dari masing-masing jenis Protista mirip
jamur:
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
c. Peranan Protista mirip jamur:
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
162

7. Buatlah Peta Konsep untuk memperjelas kesimpulan anda!


Contoh:

Meliputi
Rantai Makanan

Aliran Jaring-jaring
Energi Makanan

Dijelaskan melalui
Piramida Ekologi

Aliran Energi
Dan Daur Daur Nitrogen
Biogeokimia

Meliputi
Daur Karbon

Daur
Biogeokimia Daur Sulfur

Daur Air
164

Wacana 3

Blooming Alga Di Perairan Ambon Semakin Tak Terkendali

Sumber: https://www.google.com

Kondisi perairan teluk ambon mengalami penurunan sejak beberapa tahun


belakangan. Hal tersebut dikarenakan banyak ditemukannya fitoplankton/alga
beracun. Kondisi ini disebut juga dengan blooming algae. Blooming algae merupakan
kondisi dimana perairan mengalami ledakan populasi plankton yang menyebabkan
penampakan perairan menjadi hijau. Jumlah ledakan kelimpahan Trichodesmium
eryathrum sebanyak 10.000 sel per meter kubik, sedangkan Dinophysis miles
mencapai satu juta sel per meter kubik. Terkait tingginya kepadatan dua alga
berbahaya tersebut, warna perairan berubah menjadi hijau pekat selama kurun waktu
3 hari. Berdasarkan keterangan ketua tim monitoring teluk Ambon, Hanung
mengatakan bahwa Trichodesmium eryathrum dan Dinophysis miles adalah dua alga
yang cukup berbahaya jika termakan oleh manusia, karena tidak akan mati dan
dampak buruk yang dihasilkannya juga tidak akan berkurang meski telah direbus
dalam suhu yang tinggi. Kemudian untuk dampak langsungnya ke manusia mungkin
tidak ada, tetapi biasanya jika itu dimakan oleh kerang dan ikan kemudian
dikonsumsi oleh manusia di sekitarnya maka akan menimbulkan berbagai macam
penyakit.

Sumber: https://www.google.com

Pertanyaan Pengarah:
1. Berdasarkan wacana di atas, identifikasi masalah yang terkandung di dalamnya!
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
2. Dari tiap pokok permasalahan yang anda temukan, rumuskan menjadi pertanyaan-
pertanyaan!
165

...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
3. Sebelum menemukan jawaban pertanyaan-pertanyaan tersebut, temukan dugaan,
atau kemungkinan jawaban-jawaban atas permasalahan tersebut. Rumuskan
jawaban-jawaban sementara Anda ini menjadi langkah-langkah solusi, yang
kemungkinannya merupakan jawaban permasalahan yang telah Anda rumuskan
tersebut!
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
4. Dari sekian kemungkinan jawaban itu, temukan satu jawaban yang kemungkinan
paling tepat untuk pokok-pokok permasalahan tersebut!
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................

5. Melakukan Eksperimen
a. Tujuan Percobaan :
- Mengidentifikasi jenis dan ciri protista mirip tumbuhan (Alga).
- Mengidentifikasi pengelompokan protista mirip tumbuhan (Alga).
- Mengidentifikasi peranan Alga bagi makhluk hidup disekitarnya.
b. Alat dan Bahan
Alat dan Bahan Yang Tersedia Alat dan Bahan Yang Digunakan
1) Mikroskop (5 buah)
2) Pipet tetes (10 buah)
3) Kaca objek (10 buah)
4) Kaca penutup (10 buah)
5) Gelas kimia (10 buah)
6) Alga di air bak WC sekolah (250 ml)
7) Alga di air kolam (250 ml)

c. Cara Kerja
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
166

..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
d. Data
Media Gambar Ciri yang teramati Peranan

e. Analisis data
1) Sebutkan jenis-jenis Alga yang anda jumpai dan buatkan ciri-ciri dari jenis
alga yang anda dapatkan!
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
167

..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
2) Urutkan Pengelompokan dari masing-masing alga yang anda dapatkan!
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
3) Sebutkan peranan alga bagi makhluk hidup disekitarnya!
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................

6. Buatlah kesimpulan dari hasil diskusi Anda!


a. Jenis dan Ciri-ciri Alga :
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
b. Urutan pengelompokan/kalsifikasi dari masing-masing jenis Alga:
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
168

...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
c. Peranan Alga:
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................

7. Buatlah Peta Konsep untuk memperjelas kesimpulan anda!


Contoh :

Tingkat Organisasi Sel, Jaringan, Organ, Sistem Organ,


Kehidupan dalam Meliputi Individu, Populasi, Komunitas,
Ekosistem Ekosistem
Dipahamkan dengan

Terdiri atas
1. Produsen
Biotik 2. Konsumen
Terdiri atas

Komponen Penyusun 3. Dekomposer


Ekosistem

1. Oksigen
Interaksi dalam Abiotik Terdiri atas 2. Kelembapan
Ekosistem
Ekosistem dan Suhu
3. Air dan
Mineral
4. Cahaya
Keseimbangan
Matahari
Ekosistem

Suksesi

Tipe-tipe Ekosistem
170

Wacana 4

WABAH PENYAKIT KALA AZAR (Visceral leishmaniasis) MENYERANG


AFRIKA TIMUR

Sumber: https://www.google.com

Negara-negara di Afrika Timur sedang disibukkan dengan upaya memerangi wabah


kala azar terburuk dalam sepuluh tahun terakhir. Kala azar adalah nama lain visceral
leishmaniasis (VL), yaitu penyakit parasit endemik yang menyerang sekitar 70 negara
di dunia, selain itu dapat dikatakan juga bahwa Leishmaniasis penyakit yang terutama
menjangkiti orang-orang yang termiskin diantara kaum miskin. Penyakit ini
disebabkan oleh parasit protozoa Leishmania donovani dan ditularkan ke manusia
oleh lalat pasir (Phlebotomus argentipes), yang terinfeksi. Penyakit ini menurunkan
daya tahan tubuh, mengakibatkan demam berkelanjutan, anemia, pembengkakan hati
dan limpa, dan jika tidak diobati, akan menimbulkan kematian. Penyakit ini
merupakan salah satu penyebab dari buruknya pembangunan suatu daerah dan
menekankan beban yang berlebihan dari system kesehatan. Sudan Selatan adalah
salah satu negara yang memiliki jumlah kasus kala azar tertinggi kedua setelah India.
Sekitar setengah juta orang telah terinfeksi dan 50.000 hingga 60.000 orang
meninggal per tahunnya disebabkan infeksi ini.

Sumber: https://www.google.com

Pertanyaan Pengarah:
1. Berdasarkan wacana di atas, identifikasi masalah yang terkandung di dalamnya!
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
2. Dari tiap pokok permasalahan yang anda temukan, rumuskan menjadi pertanyaan-
pertanyaan!
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
171

...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
3. Sebelum menemukan jawaban pertanyaan-pertanyaan tersebut, temukan dugaan,
atau kemungkinan jawaban-jawaban atas permasalahan tersebut. Rumuskan
jawaban-jawaban sementara Anda ini menjadi langkah-langkah solusi, yang
kemungkinannya merupakan jawaban permasalahan yang telah Anda rumuskan
tersebut!
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
4. Dari sekian kemungkinan jawaban itu, temukan satu jawaban yang kemungkinan
paling tepat untuk pokok-pokok permasalahan tersebut!
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................

5. Melakukan Eksperimen
a. Tujuan Percobaan :
- Mengidentifikasi jenis dan ciri protista mirip hewan (Protozoa).
- Mengidentifikasi pengelompokan protista mirip hewan (Protozoa).
- Mengidentifikasi peranan Protozoa bagi makhluk hidup disekitarnya.
b. Alat dan Bahan
Alat dan Bahan Yang Tersedia Alat dan Bahan Yang Digunakan
1) Mikroskop (5 buah)
2) Pipet tetes (10 buah)
3) Kaca objek (10 buah)
4) Kaca penutup (10 buah)
5) Gelas kimia (10 buah)
6) Air sawah (250 ml)
7) Air selokan (250 ml)

c. Cara Kerja
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
172

..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
d. Data
Media Gambar Ciri yang teramati Peranan

e. Analisis data
1) Sebutkan jenis-jenis Alga yang anda jumpai dan buatkan ciri-ciri dari jenis
Protozoa yang anda dapatkan!
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
173

..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
2) Urutkan Pengelompokan dari masing-masing jenis Protozoa yang anda
dapatkan!
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
3) Sebutkan peranan Protozoa bagi makhluk hidup disekitarnya!
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................

6. Buatlah kesimpulan dari hasil diskusi Anda!


a. Jenis dan Ciri-ciri Protozoa :
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
b. Urutan pengelompokan/kalsifikasi dari masing-masing Protozoa:
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
174

...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
c. Peranan Protozoa:
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................

7. Buatlah Peta Konsep untuk memperjelas kesimpulan anda!


Contoh:
Biologi

cabang biologi contohnya

Zoologi Mikrobiologi Virologi

Dikaji dengan memiliki


cara

Ruang lingkup
Metode Ilmiah

dipelajari pada tahapan

Terdiri atas

Molekul Organ Individu Populasi Ekosistem Bioma


Sel Jaringan
1. Merumuskan masalah
2. Menentukan hipotesis
3. Menguji hipotesis
4. Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai