Xii.5.1. Tugas Pengenalan Peta Geologi
Xii.5.1. Tugas Pengenalan Peta Geologi
Xii.5.1. Tugas Pengenalan Peta Geologi
Deskripsi: Tuf atau batu putih adalah jenis batuan piroklastik yang
mengandung debu vulkanik yang dikeluarkan selama letusan gunung
berapi. Tuf ini memiliki karakteristik warna putih kehijauan, berukuran
butir pasir halus sampai kasar, bentuk butir menyudut-membulat
tanggung, dan padat.
Umur Formasi: Umur formasi bari ini berada pada Miosen Tengah.
Deskripsi: Lava adalah lelehan batu pijar yang mengalir keluar dari
dalam bumi melalui kawah gunung berapi atau melalui celah yang
kemudian membeku menjadi batuan beku yang bentuknya
bermacam-macam. Lava ini memiliki karakteristik warna kelabu
kehijauan bersusunan dasit dan setempat struktur bantal.
Tuf atau batu putih adalah jenis batuan piroklastik yang mengandung
debu vulkanik yang dikeluarkan selama letusan gunung berapi. Tuf ini
memiliki karakteristik warna putih kelabu, bersusunan dasit, berbutir
halus-menengah, pejal, terkersikkan, pemineralan.
Umur Formasi: Umur formasi kiro ini berada pada Miosen Awal-
Miosen Tengah (19± 2 m.y.; Nishimura drr., 1981).
Lingkungan Pengendapannya: Lingkungan pengendapan formasi
kiro ini terdapat pada lingngkungan pengendapan darat. Lingkungan
pengendapan darat (Terrigeneous): Alluvial fan, Dataran banjir,
Lakustrin (basah, kering), Padang pasir, Rawa (swamp), dan
Endapan es. Tebalnya diperkirakan 1000 sampai 1500 m. Menjemari
dengan Formasi Nangapanda (Tmn) dan Formasi Bari (Tmb),
tertindih tak selaras oleh Formasi Waihekang (Tmpw) dan Formasi
Laka (Tmpl). Lokasi tipe terletak di Keli Kiro, Lembar Ende (Suwarna,
1990), lebih kurang 15 km baratlaut Kota Ende.
1. PALUNG BELAKANG
Di sebelah timur Flores dibentuk oleh bagian barat Basin
BandaselatanDi sebelah utara Flores dan Sumbawa terbentang Laut
Flores yang dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu:
a. Laut Flores barat laut, berupa dataran (platform) yang luas dan
dangkal, yang menghubungkan lengan selatan Sulawesi dengan
dangkalan Sunda.
b. Basin Flores Tengah, berbentuk segitiga dengan puncak terletak
di sebelah selatan Volkan Lompobatang, yang berhubungan dengan
depresi Walanae. Sedangkan dasarnya terletak di sepanjang pantai
utara Flores, yang merupakan bagian terdalam (-5140 m).
2. BUSUR DALAM
Busur dalam Nusa Tenggara merupakan kelanjutan dari Jawa
menuju Busur Dalam Banda. Di Nusa Tenggara merupakan
punggungan geantiklinal, lebarnya sekitar 100 km pada ujung barat
berangsur-angsur berkurang ke arah timur hingga 40 km. selat
diantara pulau di bagian barat dangkal dan menjadi lebih dalam ke
arah timur.
Bali dipisahkan terhadap Jawa oleh selat Bali yang sempit, menurut
sejarah Hindu terjadi tahun 280 sebelum Masehi (Stuterheim1922).
Zone di Bali sama dengan Jawa. Bagian utara merupakan bagian
terluas terdiri dari volkan-volkan Kuarter yang masih aktif,
menunjukkan kelanjutan kompleks volkan muda di Jawa Dataran
Denpasar yang membentang pada kaki selatan volkan termasuk sub
zone Blitar di Jawa. Dataran ini dihubungkan oleh tanah genting yang
menyempit dengan bukit-bukit kapur Tertier Ulu Watu (213 m) yang
dapat di bandingkan dengan semenanjung Blambangan. Pulau Nusa
Penida (529 m) antara Bali dan Lombok juga terdiri dari kapur Tertier
ini.
Struktur umum Lombok sama dengan Bali, di sebelah utara
merupakan zone volkanis dengan volkan aktif Rinjani (Zone Solo),
dataran rendah Mataram (subzone Blitar). Di selatan berupa
pegunungan selatan dengan materi kapur Tertier dan breksi volkanis
(Mareje, 710 m).
Pulau Flores dipisahkan dari Sumbawa oleh Selat Sape. Komodo dan
Rinca termasuk ke dalam puncak geantiklinal Flores Barat sampai
Flores Tengah, yang terdiri dari batuan volkanis lebih tua (Tertier)
dan intrusi magmatis yang dapat dibandingkan dengan Pegunungan
Selatan Jawa. Volkan-volkan yang lebih muda muncul di sepanjang
pantai selatan Flores Barat. Di Flores Tengah volkan-volkan
semacam itu tidak hanya terdapat di sepanjang pantai selatan saja,
akan tetapi juga di sepanjang sisi utara. Di Flores Timur geantiklinal
itu berupa sumbu yang tenggelam sehingga batuan volkanis yang
lebih tua dan intrusi granodiorit tidak begitu banyak, serta hanya
terdapat volkan muda yang muncul di bagian puncaknya. Geantiklinal
itu bersambung di sepanjang Solor, Adonara, Lomblen, dan Pantar
dimana pulau-pulau tersebut terdiri dari volkan muda yang aktif.
Sumbu itu kemudian melalui Alor, Kambing, Wetar, dan Romang. Di
bagian ini busur dalam tidak memiliki volkan aktif. Pulau-pulau
tersebut tersusun dari endapan volkanis Tertier akhir yang sebagian
terdapat di bawah permukaan laut.
4. BUSUR LUAR
Pulau-pulau di Nusa Tenggara yang termasuk busur luar adalah:
Dana, Raijua, Sawu, Roti, Seman, dan Timor. Punggungan dasar laut
dari selatan Jawa muncul sampai 1200 m di bawah permukaan laut,
selanjutnya turun ke arah timur sampai 4000 m. Palung antara
tersebut sebagian terangkat. Selanjutnya sumbu geantiklinal itu naik
lagi sampai ke pulau-pulau Sawu, Dana, Raijua, Ruteng, dan Sawu.
5. PALUNG DEPAN
Antara Pulau Christmast dan punggungan bawah laut di selatan Jawa
terdapat cekungan dalam utama yang membujur arah timur barat,
kedalamannya 7450 m. Palung depan Jawa dari sistem Pegunungan
Sunda itu membentang ke arah timur, seperti sebuah palung sempit
yang dalamnya 6000 7000 m Sampai di Sumba ke dalamannya
berkurang dan di sebelah selatan Sawu melengkung ke timur laut
sejajar dengan Timor. Sampai di Pulau Roti dipisahkan oleh
punggungan (1940 m) terhadap palung Timor (-3310 m). Palung di
selatan Jawa itu di bagian selatan di batasi oleh pengangkatan dasar
laut yang tidak jelas batasnya melalui Pulau Christmast menuju dasar
laut y ang dalamnya 3000-4000 m. Data bathymetris yang ada tidak
cukup untuk menentukan apakah palung itu membentuk punggungan
sambungan pada dasar laut yang dalamnya 5000 hingga 6000 m,
atau yang menjadi suatu relief dasar laut yang lebih kompleks di
Samudra Hindia. Bagian timur palung Timor ini dibatasi oleh
dangkalan Australia atau dangkalan Sahul.
1. SESAR
Sesar yaitu sesar normal dan sesar geser. Sesar normal yang
terdapat pada batuan Miosen Tengah dan Miosen-Pliosen berarah ke
baratlaut-tenggara dan timurlaut-baratdaya. Kemungkinan
penyesaran ini terjadi pada Kala Pliosen. Sesar geser yang terdapat
pada batuan Miosen Tengah dan Miosen-Pliosen berarah ke
baratlaut-tenggara dan timurlaut-baratdaya. Kemungkinan
penyesaran ini berlangsung pada Pliosen juga.
2. LIPATAN
Pelipatan terjadi pada Formasi Nangapanda (Tmn) dengan
kemiringan 20°-50°, di beberapa tempat kemiringan lapisan 10°-15°,
Formasi Laka (Tmpl) dan Formasi Waihekang (Tmpw) berhubungan
menjemari dan telah terlipat kuat dengan kemiringan 10°-30°, berarah
ke timurlaut-baratdaya dan baratlaut-tenggara. Sisipan tuf dan tuf
batupasir Formasi Kiro terlipat dengan kemiringan 10°-25°. Maka itu
pelipatan terjadi pada Pliosen Akhir atau Plistosen Awal.
3. KELURUSAN
Kelurusan yang terdapat pada batuan Miosen Tengah sampai
termuda, yakni batuan gunungapi Holosen berarah ke baratlaut-
tenggara dan baratdaya-timurlaut.
1. GEMPA BUMI
Ruteng berada di wilayah yang rentan terhadap gempa bumi karena
letaknya yang berada di daerah pegunungan. Gempa bumi adalah
getaran atau getar-getar yang terjadi di permukaan bumi akibat
pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan
gelombang seismik. Gempa Bumi biasa disebabkan oleh pergerakan
kerak bumi (lempeng Bumi). Gempa bisa menyebabkan kerusakan
pada bangunan dan infrastruktur, serta menyebabkan potensi tanah
longsor.
2. TANAH LONGSOR
Topografi pegunungan daerah Ruteng, Nusatenggara dapat
meningkatkan risiko tanah longsor, terutama saat curah hujan tinggi.
Tanah longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng
berupa batuan, bahan rombakan, tanah, atau material campuran
tersebut, bergerak ke bawah atau keluar lereng. Proses terjadinya
tanah longsor dapat diterangkan sebagai berikut: air yang meresap
ke dalam tanah akan menambah bobot tanah. Tanah longsor bisa
menyebabkan kerusakan pada hunian dan jalan, serta menimbulkan
ancaman bagi keselamatan warga.
3. BANJIR
Curah hujan yang tinggi di daerah Ruteng, Nusatenggara dapat
menyebabkan banjir, terutama di daerah dataran rendah di sekitar
Ruteng. Banjir adalah keadaan dimana suatu daerah tergenang oleh
air dalam jumlah yang besar. Kedatangan banjir dapat diprediksi
dengan memperhatikan curah hujan dan aliran air. Namun kadang
kala banjir dapat datang tiba-tiba akibat dari angin badai atau
kebocoran tanggul yang biasa disebut banjir bandang. Banjir dapat
merusak rumah, pertanian, dan sarana infrastruktur lainnya.
4. KEKERINGAN
Meskipun daerah Ruteng, Nusatenggara lebih sering mengalami
curah hujan, tetapi periode kekeringan juga bisa terjadi dan
berdampak pada pertanian dan sumber daya air. Kekeringan ini
merupakan kondisi di mana suatu wilayah, lahan, maupun
masyarakat mengalami kekurangan air sehingga tidak dapat
memenuhi kebutuhannya.
1. BIJIH BESI
Bijih besi adalah cebakan yang digunakan untuk membuat besi
gubal. Bijih besi terdiri atas oksigen dan atom besi yang berikatan
bersama dalam molekul. Besi sendiri biasanya didapatkan dalam
bentuk magnetit, hematit, goethit, limonit atau siderit. Mineral Biji Besi
terdapat di Desa Nggorang, Kecamatan Reok. Potensi sumber daya
mineral ini diperkirakan sebesar 671.000 ton dan belum dieksploitasi.
2. EMAS
Emas adalah adalah logam mulia bersifat lunak dan mudah ditempa
yang biasanya menjadi bahan perhiasan atau harta benda berharga.
Selain itu, emas adalah instrumen investasi yang populer dan
terpercaya dari masa ke masa. Bahan galian emas terdapat di
beberapa lokasi di Kabupaten Manggarai. Dari Laporan Eksplorasi
PT. International Dunlap Mineral Corporation, 1998 di Wae Dara,
Desa Kajong, Kecamatan Reok terdapat EmaS dengan kadar rata-
rata Cu:15%, Au=0,3 g/t tebal 5,7 m, cadangan 200.000 ton. Selain
itu data base bahan galian logam Direktorat Inventasisasi Sumber
Daya Mineral menunjukkan beberapa lokasi keterdapatan bahan
galian emas.
3. TIMAH
Timah (timah putih) adalah sebuah unsur kimia dalam tabel periodik
yang memiliki simbol Sn (bahasa Latin: stannum) dan nomor atom
50. Timah termasuk logam pasca-transisi di kelompok 14 dalam tabel
periodik. Hasil Inventarisasi Sumber Daya Mineral yang dilaksanakan
atas kerja sama Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten
Manggarai dan Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral
menunjukkan bahwa di Kabupaten Manggarai juga terdapat Timah.
4. MANGAN
Mangan merupakan bahan galian yang banyak ditemukan di
Kabupaten Manggarai, khususnya di Kecamatan Reok dan sebagian
di Kecamatan Cibal. Di Kecmatan Reok bahan galian mangan ini
ditemukan di beberapa tempat antara lain : di Wangkal, Ropang,
Maki Bajak, Lemarang. Sedangkan di Kecamatan Cibal ditemukan di
Wae Ajo Desa Wae Renca, Wae Pateng Desa Riung dan Timbang
Desa Ladur.
5. MIGAS
Minyak dan gas bumi (Migas) merupakan komoditas vital yang
menguasai hajat hidup orang banyak dan mempunyai peranan
penting dalam perekonomian nasional sehingga pengelolaannya
harus dapat secara maksimal memberikan kemakmuran dan
kesejahteraan rakyat.
Cadangan Migas pada dua sumur di Off Shore atau lepas pantai
Sumbawa Utara dan Lombok ditemukan perusahaan asal Amerika
Serikat, Amoco.
Ia mengatakan, kendati di dua sumur tersebut telah ditemukan
cadangan Migas, tidak dilanjutkan ke tahapan eksploitasi dengan
alasan kurang menguntungkan dan investasi yang dibutuhkan cukup
tinggi.