Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                
Al-Fikr:Jurnal Pendidikan Islam Vol.7, No.2, Desember 2021, h. 73~82 ISSN [P] 2088-690X ISSN [E] 2716-3717 73 PENGARUH PENDIDIKAN KARAKTER TERHADAP PERILAKU PESERTA DIDIK DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN,DAN MENERAPKAN GERAKAN ANTI BULLYING SD/MI SWASTA AL-HIDAYAH TERPADU syarah nabila pulungan,riska khairani siregar,saafira najwa an-nada, namirotul arofat lubis,maulana hakim,rafly pasha Manajemen Pendidikan Islam UIN Sumatera Utara Medan Corresponding Author : pulungansarah51@gmail.com Drs.T.Darmansyah,MA Abstract The number of crimes that occur among teenagers is evidence of the low character possessed by them. It seems unwise to only blame it because of the impact of globalization. As a nation that has a history of civilization like other eastern nations. Character is something that should get attention. Of course the role of education is highly expected on this issue. Lately, a solution that is considered to be a bit capable of solving the thorny problem above, is through a full day school system and integrated education. In this paper, we will examine character education through a full day school system and integrated education at AlHidayah Sumenep Integrated Islamic Elementary School, with a focus on how to implement character education at Al-Hidayah Pangarangan Sumenep Integrated Islamic Elementary School? And what is the character education model through a full day school system and integrated education at the Al-Hidayah Pangarangan Sumenep Integrated Islamic Elementary School? The method used is descriptive qualitative, with data collection techniques used in this study are: (a) Observation, (b) Interview, (c) Documentation Study. By using qualitative analysis. The results of this study found that the implementation of character education at Al-Hidayah Pangarangan Sumenep Integrated Islamic Elementary School used a full day school system and integrated education. Education starts at 07.00 WIB, starting with memorizing the Qur'an in the first hour. Teaching and learning activities end at 15.30 WIB, in which it is obligatory to attend the Dhuhr and Asr prayers. Meanwhile, the character education model is through a full day school system and integrated education at the Al-Hidayah Pangarangan Sumenep Integrated Islamic Elementary School. In accordance with the results of the study that the character education provided stems from the values of the Koran, education and character building not only carried out while at school, but teachers also actively visit the homes of each of their students. Keywords: Quality management, education, madrasah. PENDAHULUAN Pendidikan merupakan tonggak utama dalam membentuk dan meningkatkan kualitas manusia. Sebab pendidikan memberikan bekal kecakapan hidup yang merubah kualitas hidup. Dengan demikian pendidikan mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia dan pendidikan menempati posisi yang amat dijadikan prioritas bagi bangsa ini. Journal homepage: http://jurnal.tarbiyah.stainsorong.ac.id/index.php/al-fikr 2 Al-Fikr ISSN:2088-690X  Pembangunan pendidikan Nasional adalah suatu usaha yang bertujuan untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang berkualitas, maju, mandiri dan modern.dalam konteks demikian pembangunan pendidikan itu mencakup berbagai dimensi yang sangat luas yaitu meliputi dimensi sosial, budaya, ekonomi, dan politik. Dalam perspektif budaya, pendidikan merupakan wahana penting dan medium yang efektif untuk mengajarkan norma, mensosialisasikan nilai dan menanamkan etos dikalangan warga masyarakat. Pendidikan juga dapat menjadi instrumen untuk memupuk kepribadian bangsa, memperkuat identitas nasional dan memantapkan jati diri bangsa. Bahkan peran pendidikan menjadi lebih penting lagi ketika arus globalisasi demikian kuat, yang membawa pengaruh nilai-nilai dan budaya yang acap kali bertentangan dengan nilai-nilai dan kepribadian bangsa Indonesia. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermatabat demi mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Tujuan pendidikan yang utama adalah untuk menjadikan siswa pribadi yang takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan memiliki kepribadian yang utuh. Pribadi yang takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan ajaran agama menjadi tujuan utama pendidikan di Indonesia karena bangsa Indonesia merupakan bangsa yang beragama, terlihat dari sila pertama dalam pancasila yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. Selain menjadikan siswa pribadi yang religius juga mempunyai kepribadian yang utuh yaitu kepribadian yang baik yang berguna bagi agama, nusa, dan bangsa. Pendidikan di Indonesia telah mengalami beberapa perubahan kurikulum yang diterapkan, mulai dari kurikulum berbasis kompetensi (KBK) tahun 2004, kurikulum tingkat satuan pelajaran (KTSP) tahun 2006, dan yang terbaru saat ini adalah kurikulum 2013 dimana pada kurikulum ini menggabungkan beberapa pelajaran menjadi satu tema. Sehingga guru dituntut untuk mendesain pembelajaran dan membuat instrumen pengajaran lainnya. Dan ironisnya hal ini mendapat porsi cukup besar dibanding aspek pendidikan lainnya, terutama pendidikan karakter. Melalui pendidikan diharapkan mampu menciptakan generasi bangsa yang tidak hanya pintar dari segi kognitifnya saja namun juga memiliki kepribadian yang baik dengan karakter yang kuat sehingga dapat membawa bangsa Indonesia menjadi lebih baik. Di zaman era globalisasi generasi muda mulai banyak mengalami krisis moral. Pembentukan karakter sangat penting karena kekhawatiran bangsa Indonesia dengan munculnya fenomena-fenomena amoral yang sekarang sedang marak terjadi di masyarakat akibat mulai lunturnya karakter bangsa. Negara Indonesia merupakan negara dengan mayoritas penduduknya umat Islam. Salah satu permasalahan kurang berkembangnya umat islam di Indonesia sebagian disebabkan oleh faktor perilaku atau akhlak pribadi yang lemah. Banyaknya pengangguran, korupsi, tindakan kriminal, kemiskinan dan kebodohan juga tidak terlepas dari lemahnya pemahaman akhlak pribadi, bahkan belum ada konsistensi dalam melaksanakannya di kehidupan sehari hari. fenomena krisis hidup (krisis karakter) tidak hanya semata-mata krisis intelektual dan moral, namun sedikit lebih dalam ke jantung peroalan bahwa krisis moral yang hampir merambah seluruh lini kehidupan kita, sebenarnya berasal dan bermuara pada krisis Jurnal pendidikan islam (PenulisPertama) Al-Fikr ISSN:2088-690X  3 spiritual. Artinya krisis karakter tidak hanya sekedar kehilangan 18 sifat. Pendidikan karakter jauh lebih mendasar yakni memfungsikan kecerdasan nurani (SQ). Karakter mewarnai seluruh perilaku. Dalam pelaksanaannya, terlepas dari kelebihan dan kekurangannnya, penyeimbangan pendidikan Islam atas majunya zaman di atas, dapat kita temukan pada system pendidikan full day school dan terpadu. Keterpaduan dua hal ini menjadi pola baru dalam pendidikan di Indonesia. Seperti halnya yang terjadi di sekolah dasar Islam Terpadu Al-Hidayah Pangarangan Sumenep. Di lembaga pendidikan ini, memadukan pendidikan sekolah dasar yang di dalamnya ditanamkan nilai-nilai karakter keislaman, seperti pendidikan menghormati orang tua, guru dan orang lain. Hal tersebut begitu ditanamkan oleh guruguru di SD Al-Hidayah. Sistem pendidikan yang dilaksanakan menggunakan sistem full day school dan pendidikan terpadu. Untuk itu, fokus pada kajian ini adalah bagaimana pelaksanaan pendidikan karakter DI sd/mi swasta al-hidayah terpadu Pangarangan Sumenep? Serta bagaimana model pendidikan karakter melalui sistem full day school dan pendidikan terpadu di Sekolah Dasar Islam Terpadu Al-Hidayah Pangarangan Sumenep?. PEMBAHASAN Sekilas tentang pendidikan karakter Unsur dalam karakter sendiri terdiri dari dorongan-dorongan, insting, refleks-refleks, kebiasaan-kebiasaan, kecenderungankecenderungan, perasaan, emosi, sentimen, minat, kebajikan dan dosa serta kemauan. Di dalam unsur pendidikan karakter, ada dimensi individu, sosial, dan moral. Di satu sisi yang lain, tercermin nilai-nilai yang menjadi bagian dari keyakinan hidupnya. Dalam hal sosial inilah, terjadi suatu relasi antara satu pribadi dengan pribadi yang lain. Apabila berjalan dengan baik dan stabil, hal itu dikarenakan factor adanya suatu relasional antar-individu.Secara bersamaan, dimensi moral menjadi ruh dalam dinamika bermasyarakat yang melahirkan suatu masyarakat yang berbudaya dan bermartabat. Untuk itu, Thomas Lickona kemudian dalam Masnur Muslich mengklasifikasi menjadi tiga komponen karakter baik (components of good character) yaitu moral knowing atau pengetahuan tentang moral, moral feeling atau perasaan tentang moral, dan moral action atau perbuatan moral. Ketiga aspek moral memiliki keterhubungan d a n saling bersinergi . Internalisasi moral harus ditanamkan kepada anak sejak dini, karena apabila kebiasaan buruk dan negatif sudah kadung menjadi kebiasaan dalam diri anak, akan sulit sekali untuk penanaman moral Kembali, untuk itu perlu adanya pencegahan. Penanaman nilai-nilai pendidikan karakter, bisa bermuara dari ajaran agama, Pancasila, budaya dan tujuan pendidikan nasional Indonesia, diantaranya karakter regilius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat Jurnal pendidikan islam (PenulisPertama) 4 Al-Fikr ISSN:2088-690X  kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial dan tanggung jawab. Dengan adanya pendidikan karakter, maka nantinya akan terbentuk generasi bangsa yang kompetitif, tangguh, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan, dan teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan pancasila. Setidaknya ada beberapa tujuan dari Pendidikan karakter yang ditanamkan kepada anak, yaitu memfasilitasi penguatan dan pengembangan nilai-nilai tertentu, mengoreksi perilaku anak yang tidak sesuai dengan nilai-nilai pendidikan karakter yang diajarkan serta mebangun koneksi yang harmoni dengan keluarga dan masyarakat, agar tanggung jawab tersebut dipikul bersama dalam pembentukan karakter tersebut. Karakteristik full day school dan pendidikan terpadu Secara Bahasa, full day mengandung arti sehari penuh. Sedangkan school artinya sekolah. Dengan demikian, artinya sekolah yang diselenggarakan sehari penuh. Dari sisi kurikulum, sistem pendidikan full day school memiliki relevansi dengan pendidikan terpadu. Dinamika Pendidikan terpadu kemudian banyak diterapkan di Lembaga Pendidikan Islam. Pada tataran implementasinya, yaitu adanya pemaduan ilmu umum dengan ilmu agama secara seimbang dan terpadu. Brenda Watson, kemudian berpendapat tentang Essentialist religious education model. Bentuknya dengan memadukan akal, hati dan jiwa, serta mendukung upaya memadukan kurikulum atau mata pelajaran agama dengan mata pelajaran umum dengan menjadikan mata pelajaran agama sebagai dasar bagi mata pelajaran lain dalam kurikulum, serta memadukan sesuatu yang dipelajari siswa dengan pengalamannya melalui refleksi diri yang dilakukan siswa. Di Indonesia, pendidikan full day school marak diperbincangkan sekitar tahun 1990-an. Praktiknya di lapangan, sekolah yang unggul notabene dengan kualitas dan mutunya, namun bersamaan dengan hal tersebut, tentu dengan pembiyaan yang lebih mahal serta tenaga-tenaga pengajar yang “professional. Dalam sejarahnya, pendidikan terpadu lahir sebagai implikasi dari proses perkembangan perubahan paradigma pengembangan pendidikan Islam sejak abad pertengahan, dimana tercipta dikotomi antara pendidikan agama yang menekankan pada pengajaran ilmu-ilmu agama dengan pendidikan umum yang menekankan pada pengajaran ilmu-ilmu non agama (pengetahuan).19 Pendidikan terpadu merupakan salah satu wujud implementasi Jurnal pendidikan islam (PenulisPertama) Al-Fikr ISSN:2088-690X  5 paradigma yang berusaha mengintegrasikan nilainilai ilmu pengetahuan, nilai-nilai agama dan etik, serta mampu melahirkan manusia yang menguasai ilmu pengetahuan dan tekhnologi, memiliki kematangan professional sekaligus hidup dalam nilai-nilai islami. Konsep pendidikan terpadu ini telah menjadi topik pembicaraan di kalangan cendekiawan Islam sejak beberapa dasawarsa terakhir. Ia merupakan kristalisasi dari rekomendasi Konferensi Dunia tentang pendidikan Islam pertama yang diselenggarakan di Makkah. Ide tersebut terus bergulir ke berbagai negara, bahkan di negara-negara non muslim Di Indonesia, ide tersebut agak terlambat sampainya, karena situasi yang tidak kondusif dan baru memperoleh momentumnya pada era reformasi dengan banyaknya bermunculan sekolah Islam terpadu, mulai dari tingkat dasar sampai menengah atas. Dengan adanya sekolahsekolah Full Day School (FDS) menerapkan suatu konsep dasar “IntegratedActivity” dan “Integrated-Curriculum”. Hal inilah yang membedakan dengan sekolah pada umumnya. Dalam FDS semua program dan kegiatan siswa di sekolah, baik belajar, bermain, beribadah dikemas dalam sebuah sistem pendidikan. Titik tekan pada FDS adalah siswa selalu berprestasi belajar dalam proses pembelajaran yang berkualitas yakni diharapkan akan terjadi perubahan positif dari setiap individu siswa sebagai hasil dari proses dan aktivitas dalam belajar. Adapun prestasi belajar yang dimaksud terletak pada tiga ranah, yaitu: Prestasi yang bersifat kognitif, Prestasi yang bersifat afektif, dan Prestasi yang bersifat psikomotorik. Dari sisi kurikulumnya yang terpadu, dengan mengintegrasikan beragam mata pelajaran yang dipusatkan kepada permasalahan yang memerlukan solusinya dengan materi atau bahan dari berbagai disiplin ilmu. Dinamakan kurikulum terpadu dikarenakan adanya suatu pengelompokan menjadi lima macam; kurikulum yang berpusat pada anak, kurikulum fungsi sosial, kurikulum pengalaman, kurikulum pengembangan kegiatan, dan core curriculum. Pendidikan Karakter melalui Sistem Full Day School dan terpadu di SD Al-Hidayah Karakter yang ditekankan di SD Al-Hidayah, terdapat sepuluh karakter, yaitu: beraqidah lurus, beribadah yang benar, berakhlak mulia, berilmu dan berwawasan luas, berbadan sehat dan kuat, sanggup mengendalikan hawa nafsu, teratur dan rapi dalam segala urusan, terampil dan mandiri, mampu mengatur waktunya, dan bermanfaat bagi masyarakat. Di lembaga ini, walaupun sudah mencanangkan sepuluh karakter tersebut, yang diharapkan nantinya lulusan SD Al Hidayah menjadi sosok generasi muslim. Jurnal pendidikan islam (PenulisPertama) 6 Al-Fikr ISSN:2088-690X  Selain menanamkan sepuluh karakter sebagaimana dijelaskan di atas, di lembaga ini juga menentukan jaminan mutu lulusan. Dalam hal ini terdapat dua belas item, yaitu: shalat dengan kesadaran, berbakti pada orang tua, disiplin, percaya diri, perilaku sosial baik, memiliki budaya bersih, tuntas seluruh bidang studi, tartil membaca al-qur’an, hafal 1 juz (30), senang membaca, memiliki kemampuan membaca efektif, dan memiliki kemampuan berkomunikasi dengan baik. Saat ini, menurut Herman Fath, Kepala Sekolah SD AlHidayah. Ia menjelaskan bahwa di sekolah yang dipimpinnya, masih mampu menjalankan empat dari dua belas jaminan mutu lulusan yang dicanangkan. Adapun empat item yang sudah terlaksana, yaitu: shalat dengan kesadaran, menghormati orang tua dan orang lain, tuntas bidang studi, dan tartil dan tahfidh al-Qur’an. Pendidikan di sekolah SD Al-Hidayah selain menekankan pada karakter anak, juga menekankan pada penanaman kecintaan anak pada al-Qur’an. Di dalam sepekan, anak mendapat 10 jam pembelajaran alQur’an. Pendidikan yang dijalankan model semi pesantren. Sebagai referensi utamanya adalah Ma’had Tahfidh Al-Qur’an pondok pesantren Al-Amien Prenduan, hal ini karena mayoritas guru al-Qur’an (Hafidh) yang mengajar merupakan alumni dari lembaga tersebut. Walaupun secara umum, kurikulum dan materi yang diajarkan mengacu kepada standar kurikulum yang ditentukan oleh Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT). Di samping penekanan pada pembelajaran al-Qur’an, namun tidak lantas meninggalkan pendidikan akhlak dan karakter. Keramahan dan keteladanan yang dilakukan oleh para guru di sekolah tersebut, nampaknya berdampak positif pada pembangunan karakter anak. Para guru, benar-benar memberikan perhatian yang besar pada karakter anak, terutama dalam busana dan berututur kata. Menurut salah seorang guru al-Qur’an, Achmad Syarif Fathoni, bahwa al-Qur’an di SD AlHidayah bukan hanya sebatas dihafalkan, tapi nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, juga diaplikasikan dalam kehidupan anak didik. Sebagai contoh, perilaku Luthfaniyah (siswi kelas 5 SD Al-Hidayah), sebagaimana pengakuan teman bermainnya, Sefri. Menurutnya, kalau di rumahnya, Luthfaniyah selalu berpakaian muslimah dan makai jilbab. Tidak hanya itu, ia juga selalu berkata jujur saat bermain dengan temannya. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif karena penelitian ini dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting). Penelitian bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai bagaimana pengelolaan pendidikan di SD/MI SWASTA Jurnal pendidikan islam (PenulisPertama) Al-Fikr ISSN:2088-690X  7 AL-HIDAYAH TERPADU serta memberikan solusi atas masalah yang dihadapi oleh SD /MI SWASTA AL HIDAYAH mengenai pengelolaan pendidikan di SD tersebut. Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan wawancara. Wawancara dengan kepala sekolah, karyawan dan guru kelas V berkaitan dengan pengumpulan data mengenai bagaimana pelaksanaan pengelolaan pendidikandi SD/MI AL-HIDAYAH TERPADU, menerapkan dan meningkat kan pendidikan karakter siswa , dan solusi dalam mengatasi kendala tersebut. Peneliti ini menggunakan uji triangulasi sumber dalam menguji keabsahan data. Triangulasi sumber dalam penelitian ini merupakan data yang diperoleh dari sumber yaitu kepala sekolah dan guru kelas v. Penelitian ini menggunakan metode observasi dan wawancara. Untuk mendapatkan data yang kuat dari satu narasumber, peneliti melakukan wawancara dan dokumentasi terhadap narasumber tersebut. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan langkah reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. LOKASI PENELITIAN (SD/MI swasta al-hidayah terpadu) Jurnal pendidikan islam (PenulisPertama) 8 Al-Fikr ISSN:2088-690X  TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan dengan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan : 1. Untuk mengetahui pengaruh pendidikan karakter terhadap perilaku keagamaan melalui budaya sekolah siswa kelas V di SD/MI SWASTA AL-HIDAYAH TERPADU 2. Untuk mengetahui Seberapa besar pengaruh pendidikan karakter terhadap perilaku keagamaan melalui budaya sekolah siswa kelas V di SDI/MI SWASTA ALHIDAYAH TERPADU. 3.Menerapkan gerakan anti bullying kepeserta didik MANFAAT PENELITIAN Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, antara lain : 1. Bagi Pihak Sekolah Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran dan menambah pengetahuan dalam menerapkan pendidikan karakter siswa melalui budaya sekolah. 2. Bagi Pihak Guru Penelitian dapat dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan dan pengembangan karakter siswa di sekolah serta dapat menjadi bahan masukan bagi guru Jurnal pendidikan islam (PenulisPertama) Al-Fikr ISSN:2088-690X  9 pada umumnya dan dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk meningkatkan proses pendidikan karakter siswa. KESIMPULAN Setelah melakukan kajian dengan pendekatan deskriptif kualitatif, ditemukan bahwa pelaksanaan pendidikan karakter di SD Islam Terpadu Al-Hidayah dengan menggunakan sistem full day school dan pendidikan terpadu. Pendidikan dimulai dari jam 07.00 WIB, diawali dengan menghafal al-Qur’an pada jam pertama. Kegiatan belajar mengajar berakhir sampai jam 15.30 WIB, yang di dalamnya diwajibkan mengikuti shalat Jama’ah Dhuhur dan Ashar. Sedangkan model pendidikan karakter melalui sistem full day school dan pendidikan terpadu di Sekolah Dasar Islam Terpadu Al-Hidayah Pangarangan Sumenep. Sesuai dengan hasil penelitian bahwa pendidikan karakter yang diberikan bermuara dari nilai-nilai al-Qur’an, pendidikan dan pembinaan karakter, tidak hanya dilakukan selama di sekolah, namun para guru juga aktif berkunjung ke rumah dari setiap anak didiknya. DAFTAR PUSTAKA Arifin, Zainal. 2012. Pengembangan Managemen Mutu Kurikulum Pendidikan Islam. Yogyakarta: DIVA Press. Asmani, Jamal Ma’mur. 2013. Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah. Yogyakarta: DIVA Press. Azra, Azyumardi. 2012. Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Echols, Jhon M & Shadily, Hassan. 2014. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: Gramedia Fitri, Agus Zaenul. 2012. Reinventing Human Character: Pendidikan Karakter Berbasis Nilai & Etika di Sekolah. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Hasan, Noer, Fullday School (Model alternatif pembelajaran bahasa Asing). Jurnal Pendidikan Tadris. Vol 11, 2006. Koesoema, Doni A. 2010. Pendidikan Karakter: Strategi mendidik anak di Zaman Global. Jakarta: PT. Grasindo. Miarso, Yudihadi, dkk. 1986. Teknologi Komunikasi Pendidikan. Jakarta: CV. Rajawali. Muhaimin, dkk. 2001. Paradigma Pendidikan Islam: Upaya mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah. Jakarta: Remaja Rosdakarya. Jurnal pendidikan islam (PenulisPertama) 10 Al-Fikr ISSN:2088-690X  Mujib, Abd. 2006. Kepribadian Dalam Psikologi Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Muslich, Masnur. 2011. Pendidikan Multidimensional. Jakarta: Bumi Aksara. Karakter Menjawab Tantangan Krisis Narwanti, Sri. 2011. Pendidikan Karakter Pengintegrasian 18 Nilai Dalam Mata Pelajaran. Yogyakarta: Familia Jurnal pendidikan islam (PenulisPertama)