Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                
PENERAPAN METODE CERAMAH VARIASI DAN DISKUSI SERTA MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA PADA MATA PELAJARAN PKn STANDAR KOMPETENSI MEMAHAMI KEBEBASAN BERORGANISASI KELAS V DI SDN 3 NGAMBAKREJO KEC.TANGGUNGHARJO KAB.GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Karmini, Kepala SD Negeri 3 Ngambakrejo, No.HP : 085226668022, email : karminikepsek@gmail.com Abstrak: tujuan dari penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui penerapan metode ceramah variasi dan diskusi serta penggunaan media gambar dalam meningkatkan kemampuan siswa pada mata pelajaran PKn Standar Kompetensi Memahami Kebebasan Berorganisasi Kelas V. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 3 Ngambakrejo. Dilaksanakan pada semester genap tahun palejaran 2015/2016. Hasil penelitian menunjukkan ketuntasan belajar meningkat yaitu siklus I siswa tuntas sebanyak 13 siswa dengan nilai rata-rata 73,10. Siklus II siswa yang tuntas sebanyak 15 siswa dengan nilai rata-rata kelas 78,94. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan metode ceramah variasi dan diskusi serta penggunaan media gambar mampu meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 3 Ngambakrejo pada mata pelajaran PKn Standar Kompetensi Memahami Kebebasan Berorganisasi. Kata Kunci : Peningkatan Hasil Belajar Pkn, Metode Ceramah Variasi Dan Diskusi Serta Media Gambar. PENDAHULUAN Sebagai bukti dari keberhasilan proses pembelajaran adalah jika siswa menguasai materi pembelajaran. Penguasaan materi ini ditentukan pada nilai-nilai dari setiap tahap pembelajaran. Tujuan pembelajaran ini ditentukan oleh banyak faktor diantaranya adalah penggunaan media pembelajaran. Dalam pembelajaran kedua digunakan untuk membantu siswa mempelajari obyek, suara, proses, peristiwa atau lingkungan yang sulit dihadirkan di dalam kelas. Dengan media, pembelajaran akan terasa lebih hidup/aktif, menyenangkan dan bermakna. Efektifitas penggunaan media pembelajaran tergantung dari kemampuan guru dan ketepatan dalam memilihnya. Penggunaan media pembelajaran yang tepat dan relevan dengan materi yang akan diajarkan akan lebih meningkat proses belajar dan basil belajar siswa. Pembelajaran yang berhasil akan ditunjukkan dengan dikuasainya materi oleh siswa yang dapat dilihat niiai yang diperoleh siswa. Demikian halnya yang terjadl di kelas yang peneliti alami di kelas V Semester 2 tahun 2015/2016. Dari hasil ulangan formatif pada pembelajaran PKn standar kompetensi Memahami kebebsan berorganisasi menunjukkan hasil yang masih sangat kurang dari yang diharapkan. Hal ini ditunjukkan dari seluruh siswa kelas V 19 siswa hanya 6 siswa yang mencapai tingkat ketuntasan belajar selebihnya 13 siswa belum mencapai ketuntasan belajar.Berdasarkan data nilai di atas peulis melakukan refleksi diri dan diskusi dengan teman sejawat untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi pada proses pembelajaran. Berdasarkan data-data dan hasil refleksi diri juga hasil diskusi dengan teman sejawat maka peneliti dapat mengidentifikasikan masalah sebagai berikut: Siswa tidak produktif dalam proses pembelajaran Penggunaan media gambar kurang optimal Kurang kerjasama antar siswa dalam kerja kelompok Siswa kurang memiliki keberanian dalam mengajukan pertanyaan baik kepada guru maupun kepada siswa teman sebayanya Agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan maka peneliti merencanakan untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk meningkatkan hasil bela.jar yang diharapkan. Berdasarkan identifikasi masala di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : Bagaimana penerapan metode ceramah, variasi dan diskusi serta media gambar untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn standar kompetensi Memahami kebebasan berorganisasi Kelas V semester 2 SDN 3 Ngambakrejo Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan Tahun ajaran 2015/2016?. Adapun tujuan penelitian ini adalah Untuk mendiskripsikan dampak penerapan metode ceramah variasi dan media gambar serta prestasi belajar siswa kelas V mata pelajaran PKn standar kompetensi Memahami kebebasan berorganisasi di SDN 3 Ngambakrejo Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan. Mendeskripsikan dampak penerapan metode diskusi dan media gambar terhadap peningkatan prestasi belajar siswa kelas V mata pelajaran PKn standar kompetensi Memahami kebebasan berorganisasi di SDN 3 Ngambakrejo Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan. LANDASAN TEORI Pembelajaran PKn di Sekolah Dasar Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) adalah mata pelajaran sebagai salah satu bidang studi yang bertujuan membekali siswa untuk mengembangkan penalaran. Dalam proses pembelajaran guru menjadi pemeran utama dalam menciptakan situasi interaktif yang edukatif yaitu interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa dan siswa dengan lingkungan sebagai sumber belajar. Menurut Balen 1993 : Pengembangan ketrampilan yang harus dimiliki siswa adalah ketrampilan berfikir, ketrampilan sosial dan ketrampilan praktis (Balen 1993. Udin S Winataputra 2005:91). Guru sebagai agen pembahasan memiliki peranan untuk menyampaikan hal-hal yang baru dan bersifat innovatif kepada siswa. Seperti yang dikemukakan . Maman Abdurrahman 1991 : ”Orientasi guru kepada siswa harus lebih banyak mendapatkan perhatian, yang serius dan utama sehingga akan tercipta suasana interaktif dalam pembelajaran" (Maman Abdurrahman, Winataputra, 2005 : 96 Pendidikan Kewarganegaraan SD. Universitas Terbuka. Jakarta) Setiap siswa menyukai tantangan (Sense of Chalanger) begitupun dalam belajar. Belajar yang memiliki tantangan sesuai dengan tingkat kemampuan siswa akan mendorong mereka untuk mengetahui lebih jauh akan tantangan itu. Dalam proses pembelajaran tantangan tersebut dapat diciptakan oleh guru dengan mengajukan pada situasi bermasalah agar siswa peka terhadap masalah yang timbal di lingkungan sekitarnya. Sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Brookfield 1987 : Berbagai prinsip proses belajar mengajar aktif yang menganut asa keluwesan interaksi guru dengan siswa, siswa dengan siswa, siswa dengan guru dan suasana belajar didasarkan pada dialog transaksional yaitu proses bclajar mengajar yang dilaksanakan secara interaktif antara guru dan siswa". (Brookfield 1987. Udin S Winataputra dkk, 2005 : 9.6. Pendidikan Kewarganegaraan SD, Universitas Terbuka, Jakarta) Untuk itu pembelajaran PKn diperIukan model pembelajaran yang dapat mengembangkan berfikir kritis (model pembelajaran inskuiri dan berfikir kritis) pada diri siswa. Model pembelajaran inkuiri dimulai dari mengajukan pertanyaan yang sifatnya mengandung permasalahan. Seperti yang dikemukakan Jarrolimek 1977 : Tujuan mengembangkan inkuiri untuk menanamkan sikap danketrampilan dalam memecahkan masalah" (Jarrolimek 1977, Winataputra dkk, 2005 : 9.7. Pendidikan Kewarganegaraan SD, Universitas Tebuka, Jakarta). Dari beberapa kajian teori di atas pembelajaran PKn Sekolah Dasar hendaknya mengembangkan model pembelajaran interaktif antara guru dan siswa dengan menggunakan sarana belajar yang ada di lingkungan sekitarnya, yang sesuai dengan materi pela.jaran dan tingkat kemampuan berfikir siswa. Pembelajaran diharapkan lebih terasa menyenangkan dan bemakna untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Metode ceramah variasi dan diskusi serta media gambar. Metode ceramah variasi Pengertian metode ceramah variasi metode ceramah variasi yitu sesuatu cara penyajian bahan ajar atau cara mengajar melalui penjelasan atau penuturan secara lisan oleh guru kepada peserta didik.(Moedjiono Cs.1991/1992) Kelebihan metode ceramah variasi. Tepat untuk menyampaikan pengnatar atau informasi; Gunakan bila anak sudah mendapatkan moivasi; Tepat bagi guru untuk bisa berbicara secara jelas dan baik; Tepat untuk kelas besar dan untuk menekankan hal-hal penting yang telah dipelajari. Lebih tepat bagi orang-orang dewasa karena dapat berkonsentrasi relatif agak lama; Dapat untuk menghabiskan bahan pelajaran yang banyak dalam waktu yang singkat Tidak terlalu banyak menuntut menggunakan banyak media ; Untuk menjelaskan pelajaran yang penting dan tidak terdapat dalam buku kelas; Untuk bahan pelajaran yang dirasa sukar walaupun terdapat dalam buku teks tetapi guru perlu menjelaskan; Untuk meningkatkan minat hasrat siswa. Tujuan / manfaat metode ceramah variasi menurut pendapat Moedjiono Cs dalam buku SBM mengemukakan tujuan penggunan metode ceramah sebagai berikut : Menciptakan landasan pemikiran yang mendorong dan mengarahakan siswa untuk lebih banyak mempelajari isi pelajaran melalui bahan tertulis secara mandiri. Menyajikan garis-garis isi pelajaran dan permasalahan penting yang terdapat dalam isi pelajaran; Memberikan motivasi kepada para siswa , untuk belajar secara mandiri dan menemukan fakta, konsep, serta kaidah yang lebih luas daripada yang sudah disajikan oleh guru. Menjelaskan prosedur tugas-tugas beljaar yang diberikan denga format yang lain misal nya sebelum permainan simulasi dilaksanakan guru menjelaskan prosedurnya. Langkah-langkah metode ceramah variasi. Persiapan Awal ceramah Pelakasanaan ceramah; Apabila dari pengamatan guru atau balikan dari siswa ada bagian materi peljaran yang belum jelas maka guru dapat mengulangi ketarangan dengan menggunakan bahasa yang lebih sederhana, dengan menggunakan istilah-istilah lain. Guru perlu mengatur alokasi waktu yang tersedia perlu diselingi dengan variasi kegiatan/ metode sehingga siswa tidak jenuh dan pasif. Metode Diskusi 1). Pengertian metode diskusi Metode diskusi adalah sustu cara menyajikan bahan pelajaran dimana guru memberikan kesempatan kepada siswa di dalam kelompok (± 3 – 7 orang) untuk mengadakan perbincangan secara ilmiah guna mengumpulkan pendapat. Membuat kesimpulan atau mencari berbagai alternatif pemecahan terhadap suatu masalah.(Moedjiono Cs.1991/1992). 2). Kelebihan metode diskusi Setiap siswa dapat berperan serta secara langsung baik kedudukannya sebagai ketua kelompok atau sebagai anggota dalam proses belajar. Setiap siswa mendapat kesempatan yang sama secara terbuka untik mengemukakan pendapatnya, sehinggga memungkinkan adanya keterlibatan secara intelektual, mental dan sosioemosional dalam proses belajar. Setiap siswa dapat ditumbuh kembangkan cara berpikir yang kritis, demokratis dan ilmiah serta sikap sosial/ kerjasama. Dapat menumbuhkan keberanian berbicara sehingga mempunyai kepercayaan diri dan sikap toleransi. Setiap siswa dapat menguji tingkat penguasaan, pengetahuan, menguji pandangan terhadap nilai tertentu dan melatih mengambil keputusan secara tepat terhadap masalah-masalah yang dihadapi. Dapat membantu siswa yang kurang dapat memahami penjelasan guru dikelas, sehinggga dikelompok bisa memperoleh ketarangan dari teman sebaya. 3) Kelemahan Berhasil tidaknya/ tercapainya tidak tujuan belajar sulit diramalakan karena tergantung pada kepemimpinan ketua kelompok dan anggota-anggotanya dalam peran serta proses belajar. Menyita waktu yang cukup banyak, sehinggga bila bahan pelajaran masih banyak maka kurang tepat. Kecenderungan siswa ramai, maka perlu tempat yang khusus sehinggga tidak mengganggu kelas lain; Dapat didominir oleh siswa yang menonjol dan hanya menyetujui saja terhadap hasil diskusi. Apabila siswa belum memiliki pengetahuan dasar terhadap bahan yang didiskusikan maka akan merasa sulit dan hanya jadi penonton saja; Guru sering enggan menggunakan metode diskusi, karena kurang menyadari manfaatnya disaming sulit mengatur/ pengelola kelas dan menyita waktu yang cukup banyak. 4). Tujuan metode diskusi Menurut pendapat Moedjiono Cs 1991/1992 dalam buku SBM tujuan digunakan metode diskusi yaitu untuk mengembangkan pikiran yang kritis, sikap demokratis, pengembangan sosio emosional siswa. 6). Langkah-langkah metode diskusi. Pertama : sebelum diskusi guru terlebih dulu memilih dan menentukan topic masalah yang akan disiskusikan. Guru merancang / menentukan jenis diskusi yang akan diterapkan serta mengorganisir kelas dengan membagi siswa ke dalam beberapa kelompok atau hanya menjadi satu kelompok untuk diskusi kelas. Kedua : Pada waktu kegiatan akan dimulai guru membentuk kelompok-kelompok diskusi, memilih ketua dan sekretaris mengatur ruang. Guru mengemukakan topik masalah, garis-garis besar jalannya diskusi sasaran diskusi. Siswa-siswa melaksanakan kegiatan diskusi dikelompokkkannya masing-masing yang dipimmpn oleh ketua kelompok sebagai pengatur lalu lintas perckapan . Guru berkeliling dari kelompok satu persatu ke kelompok lainnya untuk memonitor jalannya diskusi. Tiap kelompok menyusun laporan yang akan disampaikan pada diskusi kelas atau disampaiakan kepada guru. Hasil laporan tiap kelompok pada diskusi kelas ditanggapi oleh kelompok-kelompok lain dan guru memberikan komentar, ulasan dan bersama-sama siswa membuat kesimpulan akhir. Tiap siswa mencatat hasil akhir diskusi kelas , sedangkaan guru mengumpulkan hasil diskusi dari tiap kelompok. Media Gambar 1). Pengertian media gambar. Media merupakan alat yang digunakan sebagai perantara untuk menyampaikan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemajuan audiens (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar mengajar. Guru yang efektif dalam menggunakan media dapat meningkatkan minat siswa dalam proses belajar mengajar dan siswa akan lebih cepat dan mudah memahami dan mengerti terhadap materi pelajaran yang disampaikan guru. 2). Tujuan dan manfaat media. Dengan media gambar dapat meletakkan dasar-dasar yang nyata untuk berfikir oleh karena itu dapat mengurangi terjadinya verbalisme; Dengan media dapat memperbesar minat dan perhatian siswa untuk belajar; Dengan media dapat meletakkan dasar untuk perkembangan belajar sehingga hasil belajar lebih mantap; Memberikan pengalaman yang nyata dan dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri pada setiap siswa ; Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan berkesinambungan; Membantu tumbuhnya pemikiran dan membantu berkembangnya kemampuan berbahasa; Memberikan pengalaman yang tak mudah diperoleh dengan cara lain serta membantu berkembangnya efisien dan pengalaman belajar yang lebih sempurna. 3)Pemanfaatan media Penggunaan media sebagai sumber belajar pada mata pelajaran PKn dapat mengurangi verbalisema siswa dan akan membantu dalam pemahaman siswa terhadao konsep-konsep yang tedapat dalam materi pelajaran IPS. Melalui media dan sumber belajar kegiatan pembelajaran akan melibatkan siswa secara integrative, komprehensif pada aspek koqnitif, afektif dan psikomotik sehingga akan tercapai hasil belajar yang diharapkan. Menurut Nasution 1982 : ” Mengajar adalah suatu aktifitas mengorganisasikan atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkan dengan siswa sehingga terjadi proses belajar " (Nasoetion 1982, Winataputra dkk, 2005 : 9.15. Materi Pendidikan Kewarganegaraan SD. Universitas terrbuka, Jakarta) Menurut Romiszowski : Media adalah pembawa pesan yang berasal dart suatu sumber pesan (yang dapat berupa orang atau benda) kepada penerima pesan” (Romiszowski, Tim Pengembang PGSD 1996/1998: 8 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta) Dalam proses pembelajaran menurut Hermawan, media dapat diartikan : Teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran Sarana fisik untuk menyampaikan isi / materi pembelajaran seperti : buku, film, video, slide dan sebagainya Sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang, dengan termasuk teknologi perangkat kerasnya. (Hermawan, Winataputra dkk, 2005 : 5.3. Materi dan Pembelajaran Pkn SD, Universitas Terbuk, Jakarta) Media pembelajaran yang dipilih haruslah sesuai dengan materi / bahan ajar yang akan disampaikan. Guru harus kreatif dan inovatif dengan selalu berusaha mencari cara yang paling tepat untuk menciptakan proses pembelajaran agar berlangsung efektif dan tidak terjebak pada skoring guru dan siswa. Pada Penelitian Tindakan Kelas kali ini peneliti memilih media visual berupa gambar dalas (Flash Cards) gambar pilihan, gambar bencana alam di indonesia dan . Media ini peneliti pilih dengan alasan sesuai dengan materi ajar yang disajikan. Dalam pemilihan media gambar bencana alam di indonesia ini peneliti beranggapan karena dalam gambar bencana alam di indonesia dan dituliskan dengan simbol-simbol, kata-kata, gambar dan garis. Gambar bencana alam di indonesia dan dirancang untuk menunjukkan hubungan dan menyatakan data lokasi. Dengan membaca gambar bencana alam di indonesia dan siswa harus mampu berfikir tenting arti garis, warna dan simbol permukaan bumi (daratan, lautan, gunung, sungai, dll) tempat (arah. dan jarak) data budaya dan kemasyarakatan. Kerangka Berfikir Berdasarkan kajian pustaka vang telah peneliti uraikan di atas maka dapat diambil garis-garis besar pembelajaran PKn di Sekolah Dasar adalah proses pembelajaran mempunyai pengertian yang lebih luas dari sekedar mengajar karena di dalamnya tersirat satu kesatuan kegiatan yang tidak terpisahkan antara siswa yang belajar dan guru yang mengajar yang terjalin dalam bentuk interaksi edukatif. Peran guru dalam pembelajaran PKn di Sekolah Dasar adalah melatih siswa dalam proses pembelajaran ketrampilan berfikir, ketrampilan sosial dan ketrampilan berpikir praktis. Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan guru harus kompetitif dalam mengelola dan mengorganisasikan pembelajaran. Metode yang digunakan harus bervariasi seperti ceramah, tanya jawab, kerja kelompok dan pemberian tugas. Optimalkan pada faktor kesiapan guru dan siswa dalam menghadapi belajar. METODE PENELITIAN Perbaikan pembela.iaran ini dilaksanakan di kelas V SDN 3 Ngambakrejo Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan. Pelaksanaannya dimulai pada tanggal 29 Januari sampai dengan 5 Pebruari 2016 dengan mata pelajaran PKn materi Kebebasan Berorganisasi. Adapun jadwal pelaksanaannya sebagai berikut: 1. Siklus I dilaksanakan tanggal 29 Januari 2016 2. Siklus II dilaksanakan tanggal 5 Februari 2016 Pelaksanakan perbaikan pembelajaran ini dibantu oleh teman sejawat yang bernama Sugito yang telah melakukan pengamatan jalannya proses pembclajaran. Kepala Sekolah SDN 3 Ngambakrejo yang telah memberikan ijin atas pelaksanaan perbaikan dan dukungan sepenuhnya sampai selesainya penelitian ini. Tahap rencana ini peneliti lakukan setelah mengidentifikasi masalah yang timbul bersama teman sejawat. Sebelum melaksanakan perbaikan pembelajaran peneliti berdiskusi dengan teman sejawat dan berkonsultasi dengan supervisor untuk mengatasi dan mengungkap permasalahan yang ditemukan. Kemudian menyusun rancangan perbaikan pembelajaran mata pelajaran PKn dengan standar kompetensi memahami Kebebasan berorganisasi di kelas V Semester 2 dengan tujuan agar pemahaman siswa lebih meningkat. Adapun langkah-langkah perbaikan pembelajaran siklus I adalah sebagai berikut : Merancang pembelajaran yang memfokuskan pada penggunaan media gambar struktur organisasi dan tata tertib organisasi Menyiapkan media yang diperlukan yaitu gambar struktur organisasi dan tata tertib organisasi Menyiapkan lembar observasi Menyusun evaluasi. Pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II peneliti merencanakannya hampir sama dengan pelaksanaan pembelajaran siklus hanya ada beberapa hal yang perlu dilakukan penanganan secara lebih matang lagi. Pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II ini peneliti memfokuskan pada penggunaan media gambar struktur organisasi dalam diskusi kelompok. Adapun prosedur pelaksanaannya sebagai berikut Merancang perbaikan pembelajaran Menyiapkan media yang diibutuhhan berupa gambar struktur organisasi Menyiapkan lembar observasi Menyusun tes formatif Menyiapkan lembar analisa HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN SIKLUS I Hasil perencanaan Pada tahap perencanaan peneliti merancang rencana perbaikan pembelajaran untuk siklus I. menyiapkan alat bantu pembelajaran yang sesuai dengan standar kompetensi memahami memahami kebebasan berorganisasi yaitu gambar struktur organisasi dan Instrument pelengkap yang dibutuhkan antara lain lembar observasi, lembar soal tes formatif dan lembar analisa perillaian. Semua rencana sudah peneliti persiapkan dan dapat terlaksana dengan balk. Adapun data-data selengkapnya terlampir. Hasil Pelaksanaan Pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I pada tanggal 29 Januari 2016 dengan mata pelaJaran PKn standar kompetensi memahami kebebasan berorganisasi. Prosedur pelaksanaannya melalui tahap-tahap sesuai dengan rencana pembelajaran pada umumnya. Dimulai dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir yang ditandai dengan evaluasi pembelajaran dengan tes formatif. Hasilnya dianalisa untuk mengetahui tingkat keberhasilan proses pembelajaran. Dari hasil analisa tes formatif siklus I menunjukkan hasil yang kurang memuaskan karena nilai terendah yang diperoleh siswa dan nilai tertinggi 100. dari 19 siswa yang mencapai nilai ketuntasan hanya 16 siswa dan 3 siswa belum dapat mendapat nilai ketuntasan belajar 7,5 Nilai-rata-rata kelas mencapai 78,94% Berdasarkan perolehan nilai siklus I yang belum mencapai ketuntasan belajar maka pcnulis merencanakan perbaikan pembelajaran pada siklus II. Berikut ini adalah data nilai sebelum perbaikan dan perbaikan pembelajaran siklus I TABEL DAN GRAFIK HASIL PEROLEHAN NILAI TFS FORMATIF SEBELUM PERBAIKAN DAN PERBAIKAN SIKLUS I No Kegiatan Rentang Nilai Jumlah Nilai Persentase 45-54 55-64 65-74 75-84 85-94 95-100 I Sebelum Perbaikan 8 3 2 6 115 31,58% 2. Perbaikan Siklus I 4 7 8 136 42,11% Hasil Pengamatan dan Pengumpulan Data Observer telah melakukan pengamatan dan mengumpulkan data tentang.jalannya proses pcmbelajaran baik terhadap guru maupun terhadap siswa. Dari hasil pengamatan terhada guru diperoleh data bahwa guru sudah menggunakan media dalam pembelajaran tetapi penggunaan gambar struktur organisasi dan belum optimal, pemilihan metode masih kurang bervariasi jadi jalannya pernbelajaran monoton. Guru tidak ikut aktif dalam diskusi kelompok sehingga banyak siswa yang tidak antusias melakukan diskusi kelompok. Dari hasil pengamatan terhadap siswa diperoleh data bahwa dalam diskusi kelompok siswa kurang aktif. Siswa terlihat raga-ragu dalam menjawab / mengerjakan tugas. Hal ini disebabkan instruksi yang diberikan kurang dipahami siswa. Data hasil pengamatan selengkapnya ada pada lampiran. Hasil Refleksi Setelah melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus I dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut : Guru belum menjelaskan pcnggunaan gambar struktur organisasi dan secara efektif Pcnggunaan metode dalam pembelajaran kurang bervariasi Antusias bclajar siswa masih rendah karena guru kurang memberikan motivasi Dari data yang diperoleh di atas dapat disimpulkan bahwa proses pcmbelaJaran pada siklus I masih menunjukkan tingkat pemahamaan siswa terhadap materi ajar yang rendah. Nilai yang diperoleh dari hasil tes formatif dari 19 siswa baru 8 siswa yang mencapai nilai ketuntasan bela.iar dan 11 siswa belum dapat mencapai nilai ketuntasan belajar yaitu 7,5. Ketidakberhasilan proses perbaikan pembelaJaran siklus disebabkan oleh : Penjelasan guru terhadap materi kurang dipahami siswa terutama dalam mempelajari gambar struktur organisasi Siswa masih ragu-ragu dalam menjawah soal karena pemahaman terhadap materi masih kurang Guru ticlak aktif dalam pembelajaran / diskusi kelompok sehingga antusias belajar siswa kurang SIKLUS II Tahap Perencanaan Perencanaan perbaikan untuk siklus II peneliti merancang lebih matang dan langka dengan harapan tujuan, pembelajaran akan tercapai. Kelemahan dan kekurangan yang telah teridentifikasi dari hasil refleksi dan diskusi dengan teman sejawat pada siklus I akan peneliti pecahkan pada proses perbaikan pembelajaran siklus II. Media yang dipergunakan lebih efektif penggunaannya. Instrumen yang dipersiapkan adalah lembar observasi, lembar kerja siswa, lembar soal, lembar analisa. Data lembar-lembar instrumen ada pada lampiran. Tahap Pelaksanaan Pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II dilaksanakan pada tanggal 5 Februari 2016 dengan standar kompetensi memahami kebebasan berorganisasi. Prosedur pelaksanaannya melalui tahap-tahap yang telah direncakan. Pembelajaran dimulai dengan kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Penggunaan media gambar gambar struktur organisasi lebih diefektifkan. Mulai dari mempelajari garis, warna dan kedudukan dalam gambar struktur organisasi dan semua dijelaskan secara rinci dan jelas agar siswa mernahaminya. Keefektifan diskusi kelompok dipantau oleh guru dalam kerja kelompok sehingga tidak ada siswa yang tidak ikut partisipasi dalam diskusi kelompok. Dari hasil tes formatif siklus II menunjukkan peningkatan baik dalam proses maupun dalam hasil belajar. Hal ini dapat dilihat dari nilai yang dicapai oleh siswa. Dari 19 siswa ada 15 siswa yang dapat mencapai nilai ketuntasan belajar atau taraf serapnya mencapai 78,94% dengan nilai rata-rata kelas mencapai 7,89. Pada perbaikan pembelajaran siklus II ternyata merupakan pembelajaran yang cukup ideal mcmenuhi syarat-syarat proses pembelajaran yang diperlukan seperti : menetapkan metode yang tepat, menggunakan alat / media pembelajaran secara efektif schingga sangat membantu siswa dalam menyerap informasi yang disampaikan oleh guru dalam hal ini adalah materi pelajaran. Peningkatan nilai hasil evaluasi pembelajaran PKn dapat digambarkan dalam tabel dan diagram batang di bawah ini mulai dari perbaikan-perbaikan pembelajaran siklus I dan II, sebagai berikut : TABEL HASIL PEROLEHAN NILAI TES FORMATIF SEBELUM PERBAIKAN, PERBAIKAN SIKLUS I DAN SIKLUS II No Kegiatan Rentang Nilai Jumlah Nilai Persentase 45-54 55-64 65-74 75-84 85-94 95-100 1. Sebelum Perbaikan 8 3 2 6 115 31,58% 2. Perbaikan Siklus I 4 7 8 136 42,11% 3. Perbaikan Siklus II 4 13 2 150 78,94% GRAFIK PEROLEHAN NILAI TES FORMATIF SEBELUM PERBAIKAN, PFRBAIKAN SIKLUS I DAN SIKLUS II RENTANG NILAI Hasil Pengamatan dan Pengumpulan Data Pada tahap pengamatan pembelajaran siklus II observer memperoleh data bahwa dalam pembelajaran soal sudah menggunakan media dan menjelaskan penggunaannya secara jelas. Metode yang dipilih dan digunakan dalam pembelajaran sangat tepat dan divariasi antara metode ceramah, tanya jawab, demonstrasi, diskusi kelompok dan tugas. Hasil pengamatan terhadap kegiatan siswa observer menemukan karena mendapat bimbingan dari guru. Dalam menggunakan gambar bencana alam dan siswa tidak ragu-ragu karena penjelasan dari guru sudah dipahami. Data-data dari hasil pengamatan dan pengumpulan data dapat dilihat pada bagian lampiran. Tahap Refleksi Peneliti melakukan renungan atas kegagalan dan keberhasilan selama proses pembelajaran. Teryata keberhasilan suatu proses pembelajaran bergantung pada persiapan. pelaksanaan dan evaluasi yang dilakukan oleh guru. Khusus pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran mata pelajaran PKn dengan standar kompetensi Memahami kebebasan berorganisasi di kelas V Semester 2 SD Negeri 3 Ngambakrejo Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan diperlukan beberapa hal yang harus dilakukan oleh guru yaitu Penggunaan media berupa gambar struktur organisasi dan secara benar dan efektif dengan petunjuk yang jelas Pemilihan metode yang tepat dan bervariasi yaitu diskusi kelompok dengan variasi metode ceramah, tanya jawab dan tugas Peran serta guru dalam diskusi kelompok artinya guru harus memberikan bimbingan kelompok ketika siswa melaksanakan diskusi Dengan kiat-kiat yang dipilih guru di atas terbukti sangat efektif meningkatkan pemahaman siswa terhadap mata pembelajaran. Pembahasan Berdasarkan hasil yang diperoleh dari sebelum perbaikan, perbaikan siklus I dan II terbukti bahwa pembelajaran memerlukan kompetensi yang tinggi dari seorang guru. Banyak faktor yang mempengaruhi kegagalan dan keberhasilan suatu pembelajaran. Dari beberapa kajian teori mengenai pembelajaran, yang paling menentukan keberhasilan pembelajaran adalah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran. Pengelolaan pembelajaran itu meliputi cara memilih strategi, metode dan media yang digunakan dalam pembelajaran. SIKLUS I Pembelajaran pada siklus I masih banyak hal-hal yang belum dilaksanakan oleh guru secara optimal seperti penggunaan metode dan media sehingga tingkat pemahaman siswa terhadap materi ajar masih rendah. Pelaksanaan diskusi kelompok masih kurang menarik minat siswa. Hal ini disebabkan kurang jelasnya penjelasan/ instruksi guru kepada siswa dalam menyelesaikan tugas sehingga siswa tampak ragu-ragu dalam menyelesaikan tugas. Hasil analisa penilaian menunjukkan masih rendahnya pemahaman-pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Dari 19 siswa yang mendapat nilai tuntas baru 13 siswa dan 7 siswa belum mencapai nilai tuntas. Nilai rata-rata kelas 73,10. Dengan demikian peneliti merencakan perbaikan pembelajaran siklus II. SIKLUS II Pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II peneliti merancang pembelajaran dengan persiapan yang lebih matang. Media yang akan digunakan berupa gambar struktur organisasi dan dipersiapkan untuk tiap kelompok kerja siswa. Hasil analisa penilaian menunjukkan hasil yang lebih baik dari pada perbaikan pembelajaranp, siklus I. Keberhasilan pembelajaran ini disebabkan karena dalam proses pembelajaran guru menggunakan media secara efektif disertai penjelasan penggunaan alat dengan jelas. Pemilihan metode pemberian tugas dan diskusi kelompok sangat tepat. Karena dengan tugas yang dirancang dengan jelas, setiap kelompok menghadapi gambar struktur organisasi dan maka semua siswa akan aktif dalam belajar. Keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas kelompok akan meningkatkan pemahaman. Dengan demikian seperti yang dikemukakan pada kajian teori bahwa pembelajaran akan menyenangkan dan bermakna apabila dalam prosesnya guru trampil dalam memilih dan menentukan metode dan media pembelajaran yang disesuaikan dengan materi ajar. Sebagai bukti bahwa pembelajaran itu berhasil adalah adanya hasil evaluasi yang mencapai nilai ketuntasan belajar yang telah ditetapkan. Pada pembelajaran PKn ini siswa yang tuntas ada 15 dari 19 siswa. Ada 4 siswa yang tidak dapat mencapai nilai tuntas. Hal ini disebabkan karena faktor kelambanan belajar. Nilai rata-rata kelas mencapai 78,94. Ini terbukti bahwa hipotesa dugaan yang peneliti tetapkan dapat tercapai. PENUTUP Simpulan Dari hasil perbaikan pembelajaran yang sudah dilaksanakan dalam dua siklus dapat diambil kesimpulan bahwa penerapan metode ceramah variasi dan diskusi serta media gambar untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn standar kompetensi Memahami kebebasan berorganisasi Kelas V di SDN 3 Ngambakrejo Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan. Saran Tindak Lanjut Dalam melaksanakan pembelajaran seorang guru harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut : Memilih dan menggunakan media pembelajaran yang tepat dan kongkrit seperti penggunaan gambar struktur organisasi. Dalam penggunaannya guru harus menjelaskan cara-cara yang efektif. Menentukan metode yang tepat sesuai dengan materi ajar seperti diskusi kelompok divariasi dengan metode yang lain yang sesuai. Dalam menentukan anggota kelompok guru harus jeli dan kreatif agar persebarannya merata. Tugas-tugas yang diberikan harus dengan petunjuk yang jelas. Keaktifan guru dan siswa yang tinggi akan menentukan keberhasilan pembelajaran Dengan kelebihan-kelebihan penggunaan media gambar struktur organisasi maka guru akan lebih kreatif lagi dalam menggunakan media ini. Juga media yang lain yang ada di sekitar kita hendaknya digunakan dan dimanfaatkan sebcsar-besamya untuk proses pembelajaran. Penggunaan gambar struktur organisasi akan lebih memudahkan guru dalam menanamkan konsep-konsep tentang kebebasan berorganisasi. Penggunaan media gambar struktur organisasi ini dapat dijadikan bahan diskusi dalam Kegiaian Kelompok Guru (KKG) mengenai strategi, cara dan manfaatnya sehingga proses pernbelajaran di kelas akan lebih bergairah DAFTAR PUSTAKA Andayani dkk, 2007 : 28, Pemantapan Kemampuan Profesional. Universitas Terbuka. Jakarta. Tim Pengembang PGSD. 1996/1998, Strategi Belajar Mengajar Il. Dirjen Dikti Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta Wardani I.G.A.K, Wihardit . K, Nasoetion N 2003, Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Terbuka. Jakarta Winataputra dkk. 2002, Materi dan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan SD. Universitas Terbuka. Jakarta