Geologi

BORNEO : ITS GEOLOGY AND MINERAL RESOURCES

Theodor Posewitz, Frederick H. Hatch (English Translator)

London: Edward Stanford, 1892


#borneo
#kalimantan
#geologi
#tambang
#mineral
#sejarah
#sejarahborneo
#sejarahkalimantan
#sejarahindonesia
#sejarahnusantara
#catatanindonesia
#catatannusantara

https://www.instagram.com/p/CQsCOzWAYVP/
https://drive.google.com/file/d/1CiEwc3Ig5-QjiAUWPK6k48uJozx9yJhA/view

bit.ly/3gYG3bz

Kabupaten Gunungkidul memiliki jumlah penduduk 698,825 jiwa dengan kebutuhan air yang cukup besar untuk berbagai keperluan. Kabupaten Gunungkidul, khususnya bagian utara menempati wilayah yang sebagian besar terdiri dari perbukitan vulkanik berumur Tersier. Hal tersebut membuat Kabupaten Gunungkidul bagian utara menjadi wilayah yang kesulitan akan air. Kondisi akuifer airtanah yang ada di Kabupaten Gunungkidul bagian utara dikontrol oleh sistem geologi maupun hidrogeologi. Kondisi akuifernya termasuk kedalam akuifer celah atau sarang dengan produktifitas yang kecil yang ditemukan setempat dan sebagian besar termasuk ke dalam daerah airtanah langka. Persebaran akuifer celah tersebut dikontrol oleh sistem rekahan yang tersebar secara sistematis mengikuti pola struktur sesar baik mengontrol persebaran secara vertikal maupun horisontal. Pemetaan hidrogeologi meliputi pemetaan sumur gali, mata air yang didukung oleh pemetaan geolistrik metode Sounding Schlumberger dan Pole-Dipole. Berdasarkan hasil pengukuran geolistrik menunjukkan bahwa sistem akuifer dikontrol oleh struktur geologi sebagai porositas sekunder/celah airtanah terperangkap, yang dikonfigurasikan dengan data geologi permukaan sebagai zona sesar dan perlapisan batuan jenuh air akibat kekar dan pelapukan batuan. Geometri akuifer airtanah secara horisontal tersebar pada lembah Pegunungan Baturagung berarah W-E dengan kedalaman akuifer antara 10-200 meter.

Sungai Luk Ulo memiliki nilai historis maupun geologis dan ekonomis serta sosial budaya. Oleh karenanya kita akan melihat keberadaan sungai Luk Ulo dari tiga perspektif yaitu baik secara historis, geologis maupun ekonomis serta sosial budaya

Batuan sedimen yang terbentuk akibat proses sedimentasi, dalam hal ini pelapukan, transportasi dan pengendapan yang prosesnya berkesinambungan akan mempengaruhi penggolongan batuan sedimen. Pada proses pelapukan terbagi menjadi dua jenis pelapukan yaitu secara kimiawi atau dekomposisi dan secara mekanis atau disintegrasi. Proses pelapukan kimiawi yang meliputi dari proses pelarutan, yaitu penghancuran material oleh air, contohnya material yang berasal dari organisme laut terlarutkan oleh air laut. Kemudian proses dehidrasi yang dimana kondisi kadar air berkurang, lalu terakhir proses karbonisasi dimana pembentukan mineral karbonat yang pada akhirnya menjadi semen pada batuan sedimen. Proses pelapukan mekanis hanya terjadi secara dua tahapan yaitu pemecahan dan pelapukan yang dipengaruhi oleh angin, air ataupun sinar matahari. Dari proses pelapukan atau genesanya, batuan sedimen dapat diklasifikasikan yaitu secara mekanis dan kimiawi. Namun beberapa ahli geologi juga menyatakan ada batuan sedimen organik, yaitu proses keterbentukannya dibantu oleh organisme, hampir menyerupai proses kimiawi.

Indonesia terletak antara pertemuan tiga lempeng kerak bumi yaitu lempeng Pasifik, Eurasia dan lempeng India Australia. Kepulauan Indonesia merupakan daerah yang berada pada pertemuan antara dua jalur gempa utama yaitu jalur gempa Mediterania dan jalur gempa Sirkum Pasifik. Oleh karena itu, Indonesia memiliki potensi bencana gempa bumi yang sangat besar.
Gempa bumi merupakan bencana alam yang terjadi di bawah permukaan tanah yang dapat menyebabkan terjadinya kerusakan pada struktur tanah. Kerusakan pada tanah ini diakibatkan oleh besarnya energi yang dilepaskan oleh pusat gempa (hypocenter) berupa getaran yang merambat dipermukaan bumi. Salah satu kerusakan pada struktur tanah akibat gempa bumi yaitu likuifaksi.

The types of life on earth are very large, there are different but different, for different things, then study the field of taxonomy. Taxonomy is one part in the field of biology that examines the process of discovery, description, classification and naming of a culture. Taxonomy is the science of classifying animals based on their equations, way of life, place of life, and area of distribution. The taxon also discusses the living body and parts of it with anatomy. The method used in the practicum this time is the method of collection, the results of the data that we can know about how life can be grouped into the same kingdom with differences, for example such as fish and elephants that are grouped into the animal kingdom taken together animals.. The kingdom can be further divided into phyla, class, order, family, genus and species. Taxonomy of learning to facilitate us in understanding and understanding each type of understanding life that is very diverse on this earth. Abstrak Jenis makhluk hidup di bumi sangat banyak, beberapa ada yang serupa tapi sebenarnya berbeda, untuk membedakannya maka dipelajarilah bidang ilmu yaitu taksonomi. Taksonomi merupakan salah satu bagian ilmu dalam bidang biologi yang mengkaji tentang proses penemuan, deskripsi, klasifikasi dan pemberian nama terhadap suatu organisme. Taksonomi adalah ilmu yang yang mengelompokkan hewan berdasarkan kesamaan ciri, cara hidup, tempat hidup, dan daerah persebarannya. Takson juga mempelajari orientasi tubuh makhluk hidup dan bagian-bagiannya dengan anatomi.. Tujuan dilakukannya praktikum ini agar praktikan dapat membedakan bentuk dan jenis makhluk hidup seta dapat mengetahui hubungan kekerabatan antar makhluk itu sendiri. Metode yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah metode pengamatan, Hasil dari data yang dapat kita diketahui bahwa suatu makhluk hidup bisa dikelompokkan kedalam kingdom yang sama dikarenakan adanya suatu kesamaan, contohnya seperti ikan dan gajah yang dikelompokkan kedalam kingdom animalia dikarenakab sama-sama hewan. Kingdom dapat dibedakan lagi menjadi filum, kelas, ordo, family, genus dan spesies. Taksonomi dipelajari untuk mempermudah kita dalam mengidentifikasi dan membedakan masing-masing jenis makhluk hidup yang sangat beragam muka bumi ini.

Kabupaten Pati merupakan kabupaten yang terletak di bagian utara pulau jawa, membentang di sebelah timur semenanjung muria menjadikan daerah ini memiliki morfologi yang beragam. Bentang alam yang beragam ini kemudian menyebabkan keberagaman sumber daya alam dan mata pencaharian penduduk serta kebudayaannya.
Pada abad ke-16 masehi, semenanjung muria yang kini terbagi menjadi 3 wilayah administratif (Jepara, Pati, dan Kudus) merupakan pulau yang terpisah dari pulau jawa. Hingga pada abad ke-17, Selat Muria mengalami pendangkalan akibat sedimentasi. Posisi Selat Muria sangat strategis untuk menerima sedimentasi dari segala arah.

Administratively the study area located in surronding Tugu area, Jumantono District, Karanganyar Regency, Central Java. Astronomically located between coordinates 07°37’30” - 07°42’30”S dan 110°55’00” - 111°00’00” E. The purpose of this study is to know potential of the Lawu volcano disaster at the time past based on volcanostratigraphic data, petrographic data and rainfall data. The method used in study is field study by geology surface mapping which includes several stages, including the pre-field stage, the surface geology mapping stage, the stage laboratory analysis and report preoaration stage. From the results of material interpretation the disastrous volcanic Lawu volcano is LP 9 in the first layer and LP 67 in the third to fifth layers with a flow mechanism turbulent, high speed and dominated by fragments (grain supported). Period happens high level disaster occur every 6 years, areas affected by disasters around Kali Bayas, Bayas Hamlet, Blorong Village and Kali Becek, Plosokerep Hamlet, Bendosari Village.
Key words: geology, Jumantono, volcanostratigraphy, disaster

Geological mapping is the initial activity in determining the condition of an area
both in terms of lithology, geomorphology, stratigraphy, geological structure,
geological history to the geological evaluation of an area. Field geological mapping
in the area of Kamal Village, Larangan District, Brebes Regency, Central Java
Province was conducted to determine geological aspects such as variations in
lithology, distribution, thickness and age of lithology, relationships between
lithology, landscape mapping, geological structures that had worked and were
working active work in this area, geological evaluation both in terms of positive
and negative, and can compile the geological history of the mapping area. The
method in this field geological mapping is by taking data directly in the field which
is recorded in the field notebook and base map, in the form of lithology data
(variations, thickness), geological structure (position, other secondary structure
geology data), geomorphological data in the field, potential data in the field both
positive (springs, minerals) and negative (landslide areas, drought). Field data
obtained were analyzed such as petrographic analysis, micropaleontology and
structural geology for more accurate results. The end of the implementation of the
geological mapping produces maps of observational locations or trajectories,
geomorphological maps, river flow maps, geological maps, geological evaluation
maps, and reports on mapping results.
Keywords: Geological mapping, potential, micropaleontology, geomorphology

Struktur geologi, bentuk-bentuk geometri yang terdapat pada kulit bumi yang terbentuk oleh pengaruh gaya-gaya endogen, baik berupa tekanan maupun tarikan. Para ahli geologi menyebutnya Struktur Geologi, dan dikenal dengan Kekar, Sesar, dan Lipatan. Struktur Geologi Ngarai Sianok, Ngarai Sianok terbentuk karena proses geologi yang berasal dari dalam bumi (endogen) dan luar bumi (eksogen) yaitu berupa lipatan (rebah), patahan dan sungai. Melalui gerakan pergeseran horizontal sebesar 2 mm/hari selama ribuan tahun, terbentuklah celah lebar ngarai sianok ini. Proses geologi yang terjadi di Ngarai Sianok ini adalah berasal dari luar bumi (eksogen) dan dalam bumi (endogen). Untuk melakukan analisa tersebut, penulis akan menganalisa struktur geologi ngarai sianok, sumatera barat.

Gambar berbagai macam ukuran dan bentuk emas aluvial (placer). Ukuran, Kehalusan, dan Bentuk Emas Aluvial serambigeologi.blogspot.co.id /2016/02/ukuran-kehalusan-dan-bentuk-emas-aluvial.html Ukuran Emas Aluvial (Placer) Sebagian besar emas aluvial (placer) terdapat dalam bentuk butiran-butiran berukuran halus yang disebut " dust " (debu), tetapi oleh para penambang yang beruntung kadang ditemukan juga gumpalan-gumpalan atau bongkah-bongkah yang lebih besar yang disebut " nuggets ". Secara umum kisaran ukuran nugget emas aluvial (placer) mirip biji-bijian sampai mirip kacang-kacangan, tetapi nuggets yang beratnya 1-10 pon (0,5 – 5 kg) juga cukup umum ditemukan.

Bentuklahan asal proses struktural merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat pengaruh kuat struktur geologis (Verstappen, 2013: 67-69). Bentuklahan struktural adalah semua bentuklahan yang disebabkan oleh adanya tenaga endogen yaitu tenaga yang berasal dari dalam bumi menyebabkan adanya tekanan pada lempeng atau kerak bumi. Akibat adanya tekanan pada lempeng bumi tersebut akan menimbulkan adanya lipatan dan patahan. Lipatan terjadi apabila tenaga endogen tidak melebihi daya tahan material terhadap adanya tekanan, sedangkan patahan terjadi apabila tenaga endogen tersebut melebihi besarnya daya tahan material. Membicarakan struktur ada dua macam, yaitu: struktur batuan dan struktur geologi.

Batuan merupakan senyawa kimia padat yang terdiri dari kumpulan berbagai macam mineral. Pemahaman tentang jenis batuan sangat penting untuk mendapatkan manfaat yang semaksimal mungkin dari suatu batuan. Hal ini yang kemudian mendasari adanya penelitian
terhadap batuan liwuto yang terletak di kecamatan Kadatua. Liwuto merupakan salah singkapan batuan yang terletak di desa Kaofe, kecamatan Kadatua. Batuan ini terletak di pinggir laut dan memiliki ukuran yang sangat besar sehingga bisa dikategorikan sebagai pulau kecil. Liwuto tidak berpenghuni sehingga masyarakat bebas menggunakannya untuk berbagai macam keperluan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis batuan liwuto. Identifikasi terhadap jenis batuan liwuto akan membantu masyarakat dalam memanfaatkan liwuto. Metode penelitian dilakukan dengan cara mengamati dan menganalisis ciri fisik batuan yang ada di liwuto. Adapun cirik fisik
batuan yang diteliti antara lain yaitu warna, kekerasan, dan kandungan mineral. Hasil penelitian menunjukkan bahwa batuan yang ada di liwuto didominasi oleh batuan karbonat. Batuan ini termasuk dalam kategori batuan sedimen.

The depotitional of many materials is deposited in several sedimentary environments such as the land environment, transition to the sea. Glagah Beach, Temon Sub-district, Kulon Progo Regency, Special Region Yogyakarta and several other beaches deposited sedimentary sediment materials where the material may be derived from fluvial processes, marine processes or aeolian processes (wind). In determining the mechanism and settling environment, how many physical parameters of sediment to interpret the characteristics of sedimentary environment such as sediment structure and sediment texture. To fulfill these parameters descriptions and stratigraphic stratigraphy measurements in the field were then presented in sedimentary sedimentation columns and categorized in several bed sets of sedimentation. In addition to physical parameters, there are also supporting parameters such as geomorphology and current analysis to determine the direction of precipitation. From 5 locations of sedimentological data collection, there were grouping of bed sets such as planar bedding, flaser bedding, cross bedding on canal or channel which is an association of sedimentation structure of tidal settlement in the intertidal section. The material is deposited with medium to high energy mechanism with the bed load current from the overall general direction relative south-southeast with the medium (fluid) of water transport. With the data is also supported the location of research areas located in the coast of South Java and around the mouth of Kali (river) Serang.

ABSTRAK Pengendapan material banyak diendapkan di beberapa lingkungan pengendapan diantaranya yang umum adalah lingkungan darat, transisi hingga laut. Pantai Glagah, Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta dan beberapa pantai lainnya banyak mengendapkan material-material endapan sedimen dimana material tersebut kemungkinan berasal dari proses fluvial, proses marine ataupun proses aeolian (angin). Dalam penentuan mekanisme serta lingkungan pengendapan dilakukan berapa parameter fisik sedimen untuk interpretasi karakteristik lingkungan pengendapan seperti struktur sedimen dan tekstur sedimen. Untuk memenuhi parameter tersebut dilakukan deskripsi dan pengukuran stratigrafi endapan dilapangan lalu disajikan dalam kolom sedimentologi endapan dan mengelompokan dalam beberapa bed set sedimentasi. Selain adanya parameter fisik, juga adanya parameter pendukung seperti geomorfologi dan analisis arus untuk menentukan arah pengendapan. Dari 5 lokasi pengambilan data sedimentologi didapatkan pengelompokan bed set seperti planar bedding, flaser bedding, cross bedding pada kanal atau channel yang merupakan asosiasi dari struktur sedimentasi pengendapan lingkungan pasang surut pada bagian intertidal. Material di endapkan dengan mekanisme energi sedang hingga tinggi dengan arus bed load dari arah umum keseluruhan relatif selatan-tenggara dengan media (fluida) transportasi berupa air. Dengan data tersebut juga didukung letak daerah penelitian yang berada di pesisir pantai Selatan Jawa dan tepat di sekitar muara Kali Serang. Kata kunci: Pantai Glagah, Pasang surut, Pasir pantai, Muara sungai Serang I. PENDAHULUAN Indonesia memiliki iklim tropis sehingga banyak menghasilkan material-material rombakan melalui proses degradasi seperti pelapukan, erosi dan trasportasi. Selain adanya proses degradasi terdapat juga proses agradasi dimana terjadi proses pengendapan dari proses-proses degradasi. Pengendapan material-material tersebut banyak diendapkan di beberapa lingkungan pengendapan diantaranya yang umum adalah lingkungan darat, transisi hingga laut. Bentuklahan yang banyak ditemukan endapan sedimen

ITB, LIPI, dan BNPB, Badan Geologi, serta BMKG  (tindaklanjut hasil rapat 3 Juni 2010 yang diadakan oleh Staf Khusus Presiden Bidang Bansos-Bencana, di Binagraha) sepakat bahwa proram GREAT dapat membantu misi bersama dalam mensukseskan program nasional di bidang mitigasi bencana gempabumi
Pihak ITB (dan LIPI) siap untuk membantu merealisaikan program GREAT
Dengan komitmen bersama dan kerja keras masalah  pendanaan, legalitas dan administrasi untuk meng-instal dan me-run program GREAT optimis  dapat diatasi.
Dalam rapat di rektorat ITB, wacana untuk membuat  “center of excelent” di bidang gempa bumi (di ITB) disepakati merupakan satu hal yang sudah seharusnya dan  sekarang adalah saatnya yang tepat untuk menindak lanjuti.  Mungkin bisa dilakukan paralel dengan Program GREAT atau sebagai tahap lanjutan setelah program mulai berjalan.  Diharapkan “national center”ini nanti dapat berkembang menjadi  “world-class research center”.

Daerah penelitian berada di Desa Waled dan sekitarnya Kecamatan Waled, Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kondisi geologi permukaan mencakup aspek geomorfologi, stratigrafi dan struktur geologi dan pada akhirnya dapat digunakan untuk menentukan sejarah geologi daerah penelitian serta mengenai geologi lingkungannya. Selain itu, untuk mengetahui kinematik dan karakteristik Sesar Naik Waled daerah Waled dan Sekitarnya, Kecamatan Waled, Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat. Metode penelitian yang digunakan yaitu melakukan pemetaan geologi di lapangan serta didukung dengan analisis laboratorium seperti analisis petrografi, mikropaleontologi dan struktur geologi. Geomorfologi daerah penelitian terdapat beberapa subsatuan geomorfik di antaranya, subsatuan geomorfik perbukitan lipatan komplek berlereng landai hingga curam terdenudasi (S21), subsatuan geomorfik perbukitan tuf berlereng landai hingga agak curam terdenudasi (D1), subsatuan geomorfik dataran aluvial (F1) dan subsatuan geomorfik tubuh sungai (F2). Pola pengaliran sungai yang berkembang berupa paralel, rectangular dan trellis, dengan stadia daerah dewasa menuju tua. Stratigrafi daerah penelitian terdiri dari 7 satuan batuan yaitu satuan batulempung Pemali, satuan batulempung Halang, satuan batupasir Halang Gununghurip, satuan batupasir Kalibiuk, satuan konglomerat Cijolang, satuan tuf Gintung dan endapan campuran. Struktur geologi yang berkembang di daerah penelitian yaitu, Antiklin Cikeusal, Sinklin Cikeusik, Sinklin Kananga, Sesar Naik Waled, dan Sesar Naik Cimahi, Sesar Mendatar Cisanggarung, Sesar Mendatar Ambit dan Sesar Mendatar Cihoe. Sesumber geologi daerah penelitian berupa sumber daya air, sumber daya lahan, bahan galian, dan potensi geowisata. Bencana geologi berupa tanah longsor, banjir dan kekeringan. Hasil analisis Sesar Naik Waled memiliki arah bidang sesar relatif tenggara-baratlaut dengan slip dominan relatif naik. Sesar Naik Waled memiliki geometri kurang lebih 9 km pada daerah penelitian. Berdasarkan kondisi tersebut, diketahui bahwa daerah penelitian tersusun oleh satuan batuan berumur Miosen Bawah hingga Holosen (saat ini). Deformasi yang terjadi sebanyak 2 kali yaitu petama pada Kala post-Pliosen Tengah dan kedua pada Kala post-Pleistosen.