Undip

Pengelasan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pertumbuhan peningkatan industri karena memegang peranan utama dalam rekayasa dan reparasi logam. Pengelasan merupakan kegiatan untuk menyambungkan 2 materi menjadi satu, salah satunya dengan menggunakan pengelasan (SMAW). SMAW (Shield Metal Arc Welding) atau yang disebut juga Las Busur Listrik adalah proses pengelasan yang menggunakan panas untuk mencairkan material dasar atau logam induk dan elektroda (bahan pengisi). Karena pengelasan berhubungan dengan temperatur, seperti yang kita ketahui sifat pada logam, bahwa semakin tinggi temperature semakin tinggi pergerakan partikel-partikel pada benda sehingga gerakan partikel ini membutuhkan ruang yang lebih besar untuk bergerak dan mengakibatkan ukuran benda tersebut menjadi besar. Perbesaran ruang inilah yang akan menurunkan kekerasan dan kekuatan material baja. Suatu material pasti memiliki struktur penyusun yang berbeda, sehingga material yang satu dengan yang lainnya pasti memiliki kekuatan dan ketahanan fisik yang berbeda. Dalam kenyataannya pun material memiliki cacat, cacat ini berupa cacat titik dan cacat garis. Cacat titik berupa vacancy defect(ruang atom terisi atom asing) dan intersttitial defect(ruang antar susunan atom mengalami kekosongan). Sedangkan cacat garis dikenal dengan istilah dislokasi. Dislokasi memungkinkan pergerakan antar bidang atom(slip). Pergerakan satu dislokasi menabrak dislokasi lainnya akan menyebabkan deformasi permanen. Pergerakan yang diperbolehkan dislokasi inilah yang akan mempengaruhi kekerasan material. Oleh karena itu disini kami mengambil judul " Pengaruh hasil pengelasan terhadap kekuatan suatu materi " untuk mengetahui pengaruh apa saja yang dapat ditimbulkan apabila dilakukan pengelasan dan cara menanganinya. Kami menggunakan metode penelitian survei, dengan mendatangi PT JMI 2 sebagai lokasi survei.

Orang Batak terkenal dengan keberaniannya untuk berbicara di depan umum dan keberanian dalam hal-hal lainnya. Sifat umum dan khas dari suku bangsa ini ialah “Si boru puas si boru bakkara, molo nunga puas ampema soada mara” (artinya,seseorang harus mengungkapkan isi hati dan perasaannya, dan jika hal itu telah terungkapkan maka puaslah rasanya dan damai serta selesailah masalkah, semua masalah harus dituntaskan dengan pembicaraan). Ungkapan ini umumnya mewarnai sifat orang Batak. Berkaitan dengan itulah maka orang Batak suka berbicara. Suka berbicara, berkaitan erat dengan bayak hal dalam hidup orang Batak. Suku ini memiliki banyak ungkapan-ungkapan berhikmat, pepatah, pantun, falsafah, syair lagu, dll. Banyak ungkapan bijaksana di kalangan masyarakat Batak. Ungkapan bijak itu tidak kala penting dan nilainya bagi kehidupan mausia bila dibandingkan dengan ungkapan bijak dari sastra suku bangsa lain. Ungkapan berhikmat itu sungguh lahir dari pengalaman dan pergulatan hidup nenek moyang dari dahulu hingga masa sekarang.(BudayaBatak.AdamDewi.http://www.jendelasastra.com/wawasan/artikel/sastra-budaya-batak-toba: 14 Maret 2015).
Dikarenakan hal diatas, maka kami dari tim penyusun makalah ini sekiranya ingin sedikit memaparkan tentang kebudayaan Suku Batak , khususnya dalam didang kesusastraannya yang memang memiliki banyak sekali keragaman, mulai dari ungkapan-ungkapan berhikmat, puisi, sampai filsafah yang menandakan keragaman kesusastraan Suku Batak dalam Kesusastraan Nusantara yang selama ini belum diketahui oleh halayak umum dikarenakan kurangnya perhatian terhadap kesusastraan daerah di Indonesia ini.

Sel merupakan unit struktural terkecil penyusun makhluk hidup. Artinya setiap makhluk hidup tersusun atas sel. Sel tersusun atas kumpulan komponen– komponen yang disebut organel. Sekelompok sel yang mempunyai bentuk, stuktur dan fungsi yang sama disebut jaringan. Pada tumbuhan, jaringan yang menyusun tubuh tumbuhan berdasarkan jumlah bijinya adalah jaringan monokotil dan jaringan dikotil. Pentingnya mempelajari sel dan jaringan agar praktikan mengetahui perbedaan antara sel hewan dan sel tumbuhan serta mengerti perbedaan dari jaringan tumbuhan khususnya pada jaringan dikotil dan monokotil. Tujuan dilaksanakannya praktikum pengenalan sel dan jaringan agar praktikan dapat mengetahui bagian–bagian sel hewan dan sel tumbuhan serta dapat mengetahui perbedaan stuktur jaringan monokotil dan dikotil pada jaringan tumbuhan. Manfaat dilaksanakannya praktikum pengenalan sel dan jaringan agar praktikan mendapatkan pengetahuan tentang bentuk serta struktur dari sel dan jaringan pada hewan dan tumbuhan.

This research was conducted with the background on the phenomenon of the increasing number of complaints. Increased number of complaints will lead to dissatisfied customers. So the problem of research which is developed is how to increase customer satisfaction and its impact on positive word of mouth.
The purpose of this research is to determine the effect of product quality, service quality, and customer value on customer satisfaction and its impact on positive word of mouth on the customer of Telkom Speedy in Semarang. The population in this research are Telkom Speedy customers who live in the city of Semarang. The sample in this study amounted to 100 respondents using purposive sampling method. The analytical tool used a multiple linear regression analysis were first tested with the validity and reliability.
From the results of regression analysis can be known that the variable quality of the product (X1), quality of service (X2) and customer value (X3)  together affect significantly on customer satisfaction (Y1) with the results of multiple linear analysis, is: Y1 = 0.328X1 + 0.423X2 + 0.592X3. With a customer value (X3) is the variable most positive effect on customer satisfaction followed by service quality and product quality. Third variable was influential amounting to 61 % to customer satisfaction the remaining 39 % can be influenced by other variables. As well as consumer satisfaction variables (Y1) positive effect on positive word of mouth (Y2) with the results of multiple linear analysis, namely: Y2 = 0.733Y1. This variable effect of 53.3% of the positive word of mouth, while the remaining 46.7% can be influenced by other variables.
Keywords : Product quality, service quality, customer value, consumer satisfaction,  positive word of mouth.

SEJARAH MARITIM INDONESIA
MENELUSURI JIWA BAHARI BANGSA INDONESIA DALAM PROSES INTEGRASI BANGSA (Sejak Jaman Prasejarah hingga Abad XVII)

Agus Supangat, Ed
SEJARAH MARITIM INDONESIA
Semarang: Lembaga Penelitian Universitas Diponegoro & Departermen Kelautan & Perikanan, 2003

https://drive.google.com/file/d/1dzd6_Q5ho_0O3DxaDGiz4Bey5wIexgxm/view?usp=drivesdk

#maritim
#indonesia
#nusantara
#sejarah
#sejarahmaritim
#sejarahmaritimindonesia
#sejarahmaritimnusantara
#majapahit
#demak
#sejarahindonesia
#sejarahnusantara
#catatanindonesia
#catatannusantara

Dinamika Dunia Kemahasiswaan Pada awal 1965 muncul pemikiran untuk menjadikan Nasakom sebagai bagian integral pendidikan tinggi. Perguruang tinggi akan dijadikan " wadah penggodogan kaer-kader revolusi, dus perguruan tinggi adalah alat revolusi jang penting " .1 Sejalan dengan gagasan itu mahasiswa didorong untuk mengambil bagian aktif dalam revolusi nasional, yang disampaikan = oleh Presiden Soekarno sendiri. Apakah tugas mahasiswa hanja menekuni buku dan mendjadikan dirinja seorang ahli suatu ilmu pengetahuan? Zonder meer! Tidak! Mahasiswa harus djadi achli technic, achli sastera, achli kedokteran ahli pharmasi, achli atom, entah achli apalagi; tapi dengan pedoman tertentu jaitu harus mengabdikan keachliannja itu untuk menggembleng suku2 di Indonesia menjadi bangsa jang satu dan tidak dapat dpetjah-petjahkan, untuk mentjiptakan masjarakat adil makmur guna melenjapkan penderitaan rakjat, dan semmua itu agar bangsa Indonesia dapat memberi sumbangan jang njata bagi terwujudnya perdamaian dunia jang bebas dari imperialism dan kolonialisme sehingga di seluruh dunia ini tidak ada lagi penghisapan manusia oleh manusia.2 Pada masa itu segala sesuatu memang mau di-Nasakom-kan. Setiap orang dihinggapi semangat untuk menjadi Nasakom. Dalam suatu pidato di Gedung Agung Yogyakarta, di hadapan sekitar setengah juta massa peserta pawai besar, Presiden Soekarno berseru : " Orang jang tidak masuk ke dalam salah satu golongan dalam Nasakom adalah badjingan! ". Tidak Nasakom, kata Soekarno, artinya tidak cinta tanah air. " Tidak peduli apa partainja, semua orang harus Nasakom " .3 Nasakomisasi perguruan tinggi tampak pula dalam dunia kemahasiswaan di Undip, tercermin antara lain keberadaan GMNI, HMI, dan CGMI sebagai organisasi kemahasiswaan yang dominan. Seperti terjadi dalam arena politik di luar kampus, ketiga organisasi itu juga saling bersaing. Menjadi hal yang jamak jika mereka melakukan berbagai demonstrasi sebagai ajang show of force, pamer kekuatan, dan sekaligus menunjukkan siapa yang paling progressif-revolusioner sambil memberi label " kontrarevolusioner " pada organisasi saingannya.4 Kadang-kadang organisasi kemahasiswaan ekstrakampus juga dimanfaatkan oleh para simpatisannya untuk merespon kebijakan kampus atau tindakan dosen yang dianggap tidak menguntungkan mahasiswa melalui demonstrasi. CGMI dalam hal ini dikenal paling ekstrem dalam memperjuangkan kepentingannya. Ketika berdemonstrasi mereka bukan sekadar menggelar poster, tetapi juga mengancam untuk melakukan tindak kekerasan dengan mengacung-acungkan palu dan batu.5 Persaingan antarorganisasi kemahasiswaan dalamcara semacam itu terjadi karena pada 1960-an di perguruan tinggi di Indonesia, termasuk di Undip, berlaku student's government, pemerintahan mahasiswa. Mahasiswa memiliki kekuasaan politik yang riil sebab mereka tidak berada di bawah kendali pimpinan universitas maupun fakultas. Apalagi mereka juga mempunyai kontak dengan organisasi-organisasi ekstrakampus.6 Di tengah hingar-bingar Nasakomisasi dunia kampus, pada 1965 Fakultas Teknik untuk kali pertama mewisuda enam orang sarjana. Semuanya berasal dari jurusan Teknik Sipil. Mereka

Selama beberapa dekade terakhir, ilmu informasi telah menjadi lebih tertarik untuk mengeksplorasi penciptaan informasi dari sekedar organisasi dan pengambilannya (Kari, 2007; Koh,2013; Trace, 2007). Semua orang akan dihadapkan dengan berbagai informasi yang disusun dalam berbagai bentuk sehingga dapat diakses dengan mudah dan cepat pada era digital saat ini. Ada banyak sekali sumber informasi pada saat ini, sehingga informasi  menjadi hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. seseorang akan mencari informasi apabila ingin mencari jawaban atas suatu pertanyaan, mencari fakta, ataupun untuk memecahkan masalah, bahkan dalam pengambilan keputusan pun seringkali menggunakan informasi sebagai dasarnya. Pencarian informasi tersebut lambat laun berubah menjadi kebutuhan. Kebutuhan akan informasi terjadi  karena adanya kesenjangan pengetahuan yang dimiliki, atau suatu keadaan di mana seseorang merasakan suatu kekurangan dan berupaya untuk memenuhi kekurangan tersebut.

Program Studi S1 Ilmu Perpustakaan, Universitas Diponegoro 1. Latar belakang Munculnya virus COVID-19 membuat masyarakat dituntut untuk tetap tinggal di rumah, baik itu melakukan pekerjaan, belajar, dan berbagai keperluan lainnya. Ada banyak sekali adaptasi baru selama pandemi ini, mulai dari menggunakan masker pelindung, menjaga jarak interaksi sekitar 1-2 meter, masyarakat pun menjadi lebih rajin mencuci tangan dengan hand sinitizer maupun mengunakan sabun dan air mengalir, serta sebisa mungkin menghindari kerumunan. Dengan adanya adaptasi baru tersebut membuat pembelajaran pun dilakukan secara daring untuk mengurangi penyebaran virus. Maka sangat penting adanya literasi pada keluarga agar terciptanya pemahaman dan pembiasaan literasi itu sendiri. Literasi dulu diartikan sebatas kemampuan membaca dan menulis. Namun sekarang ini, literasi memiliki arti yang lebih luas, sehingga literasi bukan lagi bermakna baca dan tulis saja melainkan mengandung beragam arti (multi literacies). Literasi juga terkait dengan kehidupan peserta didik, baik di rumah maupun dilingkungan sekitarnya. Literasi tidak terpisahkan dari dunia pendidikan baik itu pendidikan formal maupun nonformal. Pada masa pandemi ini literasi pendidikan dipegang oleh para orangtua. Dengan kata lain lingkungan keluargalah yang akan lebih berperan dalam program literasi daripada sekolah. Literasi harus ditingkatkan dan dikembangkan disetiap lini kehidupan. Karena pada dasarnya dalam setiap momen kita dituntut untuk berliterasi. Karena literasi tidak sekedar membaca dan menulis saja, tapi juga terkait kehidupan disekitar. Dalam tulisan ini akan membahas tentang pentingnya literasi keluarga pada masa pandemi COVID-19, karena adanya COVID-19 membuat sekolah ditutup dan menyebabkan para pelajar harus belajar di rumah dengan dibantu oleh aplikasi penunjang belajar. 2. Pembahasan Pembelajaran daring membuat anak-anak harus belajar di rumah dengan didampingi oleh orang tua masing-masing. Tak jarang pula, para pelajar mengalami kendala karena sinyal, tidak punya gadget, ataupun kurangnya harmonisasi dalam keluarga. Keluarga seharusnya bisa menjadi sosok pertama dalam pemahaman literasi. Orang tua bisa mengajarkan hal-hal yang tidak dipahami oleh anak-anaknya agar tidak terjadinya wrong knowledge. Dalam hal ini, sangat dibutukannya Literasi Dini.

Pemanfaatan limbah industri perikanan seperti tulang ikan, kulit, duri dan sisik ikan diolah menjadi Kolagen ternyata sangat banyak manfaatnya dalam bidang kedokteran, farmasi dan ilmu pangan. Karena kolagen merupakan protein yang terdiri dari asam – asam amino yang sangat unik yang didominasi oleh asam amino glisin, prolin dan hidroksi prolin sehingga menarik untuk dikembangkan dalam berbagai ilmu pengetahuan. Tujuan penyusunan buku ini mencoba mengkombinasikan berbagai bahan tepung talas, tepung rumput laut dan tepung kolagen dari berbagai jenis tulang ikan melalui teknologi ekstrusi menjadi beras tiruan yang mempunyai komponen rendah kalori, rendah gula, rendah karbohidrat, kaya serat pangan, kaya serat kasar, mempunyai vitamin dan mineral yang cukup memadai. Dengan harapan buku ini berguna bagi mahasiswa dan masyarakat umum khususnya yang terkena penyakit diabetes.