Jurnal Resti: Aplikasi Augmented Reality Pembelajaran Huruf Hijaiyah Dalam Bahasa Isyarat Arab Dan Indonesia
Jurnal Resti: Aplikasi Augmented Reality Pembelajaran Huruf Hijaiyah Dalam Bahasa Isyarat Arab Dan Indonesia
Jurnal Resti: Aplikasi Augmented Reality Pembelajaran Huruf Hijaiyah Dalam Bahasa Isyarat Arab Dan Indonesia
Surat Keputusan Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan Ristek Dikti No. 10/E/KPT/2019
masa berlaku mulai Vol. 1 No. 1 tahun 2017 s.d Vol. 5 No. 3 tahun 2021
JURNAL RESTI
(Rekayasa Sistem dan Teknologi Informasi)
Vol. 3 No. 1 (2019) 1 - 10 ISSN Media Elektronik: 2580-0760
Abstract
Nowadays still many deaf Moslem could not be able to recite the Quran this is caused by a few media access for them to
learn the Quran. In order to make the deaf Moslem capable to recite and comprehend the messages from The Quran, so they
need the Quran that has been translated into Sign Language. The purpose of this research is to introduce Hijaiyah Letter to
deaf Moslems by using Augmented Reality Technology that can be operated by using Android Smartphone. The data
collection methods carried out in this research were observation and interviews at Skh YKDW 02 Tangerang. Retrieval of
research data using the experimental test application method. Experiments to obtain primary data in the form of test results
based on predetermined parameters, namely light intensity, occlusion, and detection distance. In addition, library research
was conducted to obtain secondary data that supports this research such as journals and books. This research refers to
Luther-Sutopo's multimedia development method as a system model in building applications. The results of black box testing
on the application to find out whether the software is made in accordance with the expected or not, can be concluded that
testing the functionality of the buttons contained in the application runs as expected. And the assessment survey of this
application shows 87% positive response from the respondents whic lead to the very good category. In conclusion, this
application would be well accepted by the users.
Keywords: Augmented Reality, Android, Marker, Hijaiyah Letters, Sign Language
Abstrak
Selama ini, banyak penyandang tuna rungu muslim yang belum bisa membaca Al Quran. Hal ini dikarenakan minimnya
media akses khusus bagi mereka untuk belajar membaca Al Quran. Supaya penyandang tuna rungu ini bisa membaca dan
memahami pesan dalam Al Quran, maka dibutuhkan Al Quran yang diterjemahkan ke dalam bahasa isyarat. Penelitian ini
bertujuan untuk memperkenalkan huruf hijaiyah dalam bahasa isyarat pada anak tuna rungu dengan menggunakan aplikasi
berbasis teknologi Augmented Reality yang dapat dioperasikan menggunakan smartphone Android. Metode pengumpulan
data yang dilakukan pada penelitian ini adalah observasi dan wawancara yang dilakukan di Sekolah Khusus (SKh) YKDW
02 Tangerang. Pengambilan data penelitian menggunakan metode percobaan uji aplikasi. Percobaan untuk memperoleh data
primer berupa hasil pengujian berdasarkan parameter yang telah ditentukan yaitu intensitas cahaya, oklusi, dan jarak
pendeteksian. Selain itu, dilakukan penelitian kepustakaan untuk memperoleh data sekunder yang mendukung penelitian
seperti jurnal dan buku. Penelitian ini mengacu pada metode pengembangan multimedia versi Luther-Sutopo sebagai model
sistem dalam membangun aplikasi. Hasil dari pengujian Black Box terhadap aplikasi guna mengetahui apakah software yang
dibuat sesuai dengan yang diharapkan atau tidak, dapat disimpulkan bahwa pengujian fungsionalitas terhadap tombol yang
terdapat pada aplikasi berjalan sesuai harapan. Dan survei penilaian aplikasi ini menunjukkan 87% respon positif dari
responden yang mengarah ke kategori sangat baik. Kesimpulannya, aplikasi ini akan diterima dengan baik oleh pengguna.
Kata kunci: Augmented Reality, Android, Marker, Huruf Hijaiyah, Bahasa Isyarat
© 2019 Jurnal RESTI
tuna rungu memiliki hak yang sama seperti orang-orang gerakan. Selain bentuk manual ini, ARSL
pada umumnya dalam mengakses agama Islam. Al memanfaatkan fitur non manual lainnya seperti wajah,
Quran diturunkan menggunakan bahasa Arab. Bahasa mulut, dan lidah [4].
Arab merupakan bahasa yang sangat agung terkhusus
Bahasa isyarat memberikan peranan yang sangat
bagi umat Islam, sehingga wajib bagi seorang muslim
penting dalam kehidupan tuna rungu, namun media
untuk belajar dan memahami bahasa Arab agar bisa
pembelajaran yang dibutuhkan untuk anak tuna rungu
memahami Al Quran dan Hadist.
tidaklah banyak terutama media pembelajaran
Supaya penyandang kebutuhan khusus ini bisa elektronik yang ada pada smartphone [2]. Proses
membaca dan memahami pesan dalam Al Quran, maka pembelajaran pada umumnya dapat lebih mudah
dibutuhkan Al Quran yang diterjemahkan ke dalam diterapkan dengan menggunakan bantuan teknologi [5].
bahasa isyarat sehingga Al Quran dapat diakses oleh Selain itu, dalam proses pembelajaran, bisa juga
semua orang tanpa terkecuali. Bahasa isyarat adalah memanfaatkan game sebagai alat belajar. Pembelajaran
bahasa visual yang menggunakan bentuk tangan, gerak menggunakan media game ternyata memberikan
tubuh, ekspresi wajah, dan bahasa tubuh. Bahasa ketertarikan yang berbeda terhadap materi yang
isyarat tersebut digunakan dan dibutuhkan oleh anak sebelumnya dianggap tidak menarik [6].
tuna rungu penderita gangguan pendengaran yang
Seiring kemajuan teknologi saat ini dan
menyebabkan mereka kesulitan dalam berkomunikasi
perkembangannya dari waktu ke waktu, muncul
[2].
teknologi yang disebut Augmented Reality. Augmented
Anak-anak tuna rungu pada umumnya mempelajari Reality (AR) merupakan sebuah terobosan dan inovasi
bahasa isyarat di sekolah khusus (SKh) tuna rungu atau bidang multimedia dan image processing yang sedang
sebutan lainnya adalah SLB-B. SKh YKDW 02 Kota berkembang. Teknologi ini mampu mengangkat sebuah
Tangerang merupakan salah satu sekolah khusus yang benda yang sebelumnya datar atau dua dimensi, seolah-
memiliki mata pelajaran Sistem Isyarat Bahasa olah menjadi nyata, bersatu dengan lingkungan
Indonesia (SIBI) di dalam kurikulumnya sebagai sekitarnya [7]. Augmented Reality adalah sebuah variasi
bahasa pengantar antara guru dan siswa dalam dari virtual environment atau yang lebih dikenal
berkomunikasi. Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) sebagai Virtual Reality. Teknologi Virtual Reality
merupakan suatu standar nasional di Indonesia sebagai dalam penggunaanya menempatkan pengguna ke dalam
bahasa isyarat yang telah disepakati dan digunakan lingkup Virtual Reality sehingga pengguna tidak dapat
sebagai media komunikasi bagi penderita tuna rungu melihat dunia nyata. Sedangkan teknologi Augmented
atau/dan tuna wicara. SIBI dibuat dari hasil rekayasa Reality mampu saat bersamaan menambahkan realita di
orang normal, bukan buatan tuna rungu sendiri, dan dunia nyata dengan unsur objek dari Virtual Reality dan
SIBI sama dengan bahasa isyarat Amerika (American dapat berjalan secara bersamaan [8].
Sign Language – ASL) [3].
Teknologi Augmented Reality memerlukan suatu
Seperti sekolah pada umumnya, Di SKh YKDW 02 marker sebagai acuan sistem dalam memunculkan
Kota Tangerang juga terdapat mata pelajaran Agama objek 3D. Jenis marker yang digunakan memiliki
Islam yang dikhususkan untuk siswa tuna rungu tingkat keberhasilan tersendiri dalam hal memunculkan
muslim. Berdasarkan hasil pengamatan penulis di SKh objek 3D yang dipengaruhi oleh berbagai macam
YKDW 02 Tangerang, para siswa tuna rungu muslim parameter yaitu jarak terhadap pixel dan jarak terhadap
tidak mendapatkan informasi bagaimana cara membaca warna [9]. Setelah marker terdeteksi, maka posisi, skala
Al Quran. Mereka hanya ditugaskan untuk menulis dan putarannya tergantung pada posisi kamera yang
bacaan surat pendek atau doa harian dalam tulisan Arab akan menampilkan visualisasi informasi virtual kepada
dan tulisan latin dari terjemahannya tanpa mengetahui pembaca [10].
huruf hijaiyah dalam bahasa isyarat. Jika mereka
Penelitian ini bertujuan untuk membangun sebuah
diberikan kesempatan belajar huruf hijaiyah dalam
aplikasi pembelajaran huruf hijaiyah dalam bahasa
bahasa isyarat, mereka bisa belajar membaca Al Quran
isyarat Arab dan Indonesia, dengan memanfaatkan
dengan metode yang terbaik untuk mereka.
teknologi Augmented Reality yang disertai dukungan
Huruf hijaiyah digunakan untuk mempelajari dasar marker untuk menampilkan visualisasi secara 3D dari
membaca Al Quran yang terdiri dari 28 huruf tunggal gambar huruf hijaiyah yang diterjemahkan ke dalam
dari alif hingga ya, atau 30 huruf jika memasukkan bahasa isyarat Arab dan Sistem Isyarat Bahasa
huruf rangkap lam-alif dan hamzah. Huruf hijaiyah Indonesia (SIBI). Dengan adanya aplikasi ini
dalam bahasa isyarat Arab menggunakan metode diharapkan dapat memberikan kesempatan kepada
Arabic Sign Language – ARSL. ARSL merupakan anak-anak rungu untuk mempelajari bahasa isyarat dari
bahasa isyarat Arab yang digunakan oleh penyandang huruf hijaiyah secara interaktif. Selain menerapkan
tuna rungu di negara Arab. ARSL pada dasarnya adalah teknologi Augmented Reality pada aplikasi, terdapat
bahasa manual yang melibatkan tiga elemen yaitu fitur kuis tebak huruf hijaiyah yang diharapkan bisa
konfigurasi tangan, penempatan atau ruang, dan mempermudah proses menghafal huruf hijaiyah dalam
Jurnal RESTI (Rekayasa Sistem dan Teknologi Informasi) Vol . 3 No. 1 (2019) 1 – 10
2
Fajrin Nur Utami, Umniy Salamah
Jurnal RESTI (Rekayasa Sistem dan Teknologi Informasi) Vol . 3 No. 1 (2019) 1 – 10
bahasa isyarat Arab dan Indonesia dengan cara yang siswa mencatat materi di buku tulis. Sehingga
lebih menyenangkan. kemungkinan munculnya rasa bosan saat belajar dapat
terjadi pada siswa. Sesuai dengan perkembangan zaman
2. Metode Penelitian dan kebutuhan atas informasi mengenai belajar-
mengajar, maka sistem ini memerlukan variasi belajar-
2.1. Metode Pengumpulan Data mengajar sehingga berfungsi semaksimal mungkin
Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam untuk memberikan materi dan informasi kepada siswa.
penelitian ini adalah dengan cara observasi dan Media pembelajaran dengan sistem multimedia
wawancara. Metode ini digunakan untuk memahami memang masih jarang ditemui dalam dunia pendidikan
aktivitas belajar-mengajar di SKh YKDW 02 Kota khususnya untuk anak-anak tuna rungu. Dengan adanya
Tangerang yang bertujuan untuk perencanaan aplikasi. media pembelajaran yang interaktif, diharapkan dapat
Periode observasi dilaksanakan selama dua minggu. menarik perhatian siswa tuna rungu dalam proses
Selain melakukan observasi, penulis juga melakukan belajar.
wawancara dengan guru di bidang kurikulum sebagai
2.4. Metode Pengembangan Perangkat Lunak
narasumber. Alat observasi yang digunakan berupa
Multimedia Versi Luther-Sutopo
buku catatan untuk mencatat informasi penting dari
hasil kegiatan observasi dan wawancara di sekolah Pada penelitian yang dilakukan menggunakan metode
tersebut. pengembangan sistem multimedia versi Luther-Sutopo.
Menurut Luther, metodologi pengembangan
2.2. Analisis Data
multimedia terdiri dari enam tahap, yaitu concept,
Pengambilan data penelitian menggunakan metode design, material collecting, assembly, testing, dan
percobaan uji aplikasi. Percobaan uji aplikasi distribution. Keenam tahap ini tidak harus berurutan
Augmented Reality pembelajaran huruf hijaiyah dalam dalam praktiknya, tahap-tahap tersebut dapat saling
bahasa isyarat Arab dan Indonesia bertujuan untuk bertukar posisi. Meskipun begitu, tahap concept
memperoleh data primer berupa hasil pengujian memang harus menjadi hal yang pertama kali
berdasarkan parameter yang telah ditentukan yaitu dikerjakan [11]. Fase versi Luther-Sutopo dapat dilihat
intensitas cahaya, oklusi, dan jarak pendeteksian pada Gambar 1.
marker saat terdeteksi. Selain itu, dilakukan penelitian
kepustakaan untuk memperoleh data sekunder yang
mendukung penelitian ini seperti jurnal dan buku
sebagai bahan rujukan dalam mencari, mengumpulkan,
dan mempelajari informasi-informasi yang berkaitan
dengan bahasa isyarat huruf hijaiyah dengan metode
Arabic Sign Language dan Sistem Isyarat Bahasa
Indonesia (SIBI), serta teori-teori yang mendukung
pembuatan aplikasi yang menerapkan teknologi
Augmented Reality.
2.3. Analisis Proses Belajar
Kegiatan belajar-mengajar di SKh YKDW 02
Tangerang melibatkan unsur sekolah diantaranya guru Gambar 1. Siklus Pengembangan Aplikasi Multimedia Menurut
Luther-Sutopo
dan siswa tuna rungu. Proses belajar-mengajar di SKh
YKDW 02 Tangerang sebagian besar sama seperti 1. Konsep (Concept), yaitu menentukan tujuan,
sekolah normal pada umumnya. Hanya saja yang identifikasi audiens, macam aplikasi (presentasi,
membedakan ialah media komunikasi antar guru dan interaktif, dan lain-lain), tujuan aplikasi (informasi,
siswa menggunakan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia hiburan, latihan, pendidikan dan lain-lain), dan
(SIBI). Berdasarkan hasil observasi, diketahui bahwa spesifikasi umum.
pada pelajaran Agama Islam, siswa tuna rungu muslim 2. Perancangan (Design), yaitu membuat spesifikasi
tidak mendapatkan informasi bagaimana cara membaca secara rinci mengenai arsitektur objek, dan
Al Quran dengan metode bahasa isyarat. Mereka hanya kebutuhan material proyek, seperti perancangan
ditugaskan menulis bacaan surat pendek atau doa struktur navigasi, perancangan diagram transisi,
harian ke buku tulis tanpa mengetahui pelafalan huruf perancangan tampilan dan lain-lain.
hijaiyah dalam bahasa isyarat. Jika mereka diberikan 3. Pengumpulan bahan (Material Collecting), pada
kesempatan belajar huruf hijaiyah dalam bahasa isyarat, tahap ini dilakukan pengumpulan bahan seperti
mereka bisa belajar membaca Al Quran dengan metode denah, pengambilan video, pengambilan foto,
yang terbaik untuk mereka. pengumpulan audio, dan lain-lain yang diperlukan
Selain itu, proses belajar-mengajar masih menerapkan untuk berikutnya.
sistem dimana guru menyampaikan materi kemudian
Jurnal RESTI (Rekayasa Sistem dan Teknologi Informasi) Vol . 3 No. 1 (2019) 1 – 10
3
Fajrin Nur Utami, Umniy Salamah
Jurnal RESTI (Rekayasa Sistem dan Teknologi Informasi) Vol . 3 No. 1 (2019) 1 – 10
4. Pembuatan (Assembly), merupakan tahap dimana sebelumnya [5], [9], aplikasi pembelajaran dengan
seluruh objek multimedia dibuat. Pembuatan teknologi Augmented Reality yang akan dibangun ini,
didasarkan pada storyboard, flowchart view dan dilengkapi dengan fitur permainan berupa kuis tebak
diagram transisi yang berasal dari tahap design. huruf hijaiyah untuk melatih anak tuna rungu
5. Pengujian (Testing), tahap ini dilakukan setelah menghafal setiap huruf hijaiyah dalam bahasa isyarat
tahap pembuatan dan seluruh data telah Arab dan Indonesia dengan cara yang menyenangkan.
dimasukkan.
Aplikasi AR ini dibangun dengan bantuan software
6. Distribusi (Distribution), pada tahap ini aplikasi
Unity 3D. Unity merupakan sebuah platform
multimedia ini akan digandakan dengan
pengembangan game 2 dimensi maupun 3 dimensi
menggunakan build application atau media
yang dapat digunakan oleh pengembang baru maupun
penyimpanan lainnya.
pengembangan yang sudah berpengalaman. Javascript
2.5. Algoritma FAST Corner Detection dan C# merupakan bahasa pemrograman yang dipakai
dalam pengembangannya, kemudahan keterhubungan
Vuforia menggunakan algoritma FAST Corner
antara objek yang sedang dikembangkan dan script
Detection untuk mendefenisikan seberapa baik gambar
pemrograman menjadikan pemilihan yang baik bagi
dapat dideteksi dan dilacak menggunakan Vuforia
pengembangan yang memiliki keterbatasan waktu
SDK. FAST Corner Detection yaitu pendeteksian
namun memiliki segudang ide [7].
dengan mencari titik-titik (insert point) atau sudut
(corner) pada suatu gambar. FAST Corner Detection Selain itu, aplikasi ini membutuhkan marker untuk
dimulai dengan menentukan suatu titik p pada menampilkan objek 3D yang telah dibuat dengan cara
koordinat (Xp, Yp) pada citra dan membandingkan mengupload marker ke dalam database Vuforia.
intensitas titik p dengan 4 titik disekitarnya. Titik Vuforia merupakan sebuah Software Development Kit
pertama terletak pada koordinat (x, yp-3), titik kedua (SDK) yang dikeluarkan oleh Qualcomm, untuk
terletak pada koordinat (xp+3, y), titik ketiga terletak pengembangan aplikasi di bidang computer vision,
pada koordinat (x, yp+3), dan titik keempat terletak khususnya teknologi Virtual Reality dan Augmented
pada koordinat (xp-3, y). Jika nilai intensitas di titik p Reality. Vuforia SDK memiliki berbagai fitur menarik
bernilai lebih besar atau lebih kecil daripada intensitas seperti memindai objek, memindai teks, mengenali
sedikitnya tiga titik disekitarnya ditambah dengan suatu bingkai penanda, tombol virtual, mengidentifikasi
intensitas batas ambang (Threshold), maka dapat permukaan objek secara pintar, memindai dengan
dikatakan bahwa titik p adalah suatu sudut. Setelah itu berbasis awan, mengenali target gambar, mengenali
titik p akan digeser ke posisi (xp+1, yp) dan melakukan target benda silinder, dan mengenali objek target yang
intensitas keempat titik disekitarnya lagi. Iterasi ini telah ditetapkan. Vuforia SDK memudahkan dan
terus dilakukan sampai semua titik pada citra sudah mempercepat kerja pengembang dalam membuat
dibandingkan [12]. aplikasi dengan teknologi Augmented Reality karena
library dan fungsi-fungsi intinya sudah dibuat oleh
3. Hasil dan Pembahasan Qualcomm [7].
3.1. Fase Konsep (Concept) 3.2. Fase Perancangan (Design)
Tahap awal dalam penelitian ini yaitu membuat konsep Tahapan perancangan ini menjelaskan alur proses
secara garis besar dari tahapan-tahapan yang akan pembuatan aplikasi, perancangan tersebut akan
dilakukan dalam membuat aplikasi Augmented Reality dideskripsikan dengan menggunakan flowchart, use
pembelajaran huruf hijaiyah dalam bahasa isyarat Arab case diagram, dan storyboard.
dan SIBI. Pembuatan aplikasi ini bertujuan untuk
3.2.1. Flowchart Menampilkan Objek 3D
mengenalkan huruf hijaiyah dalam bahasa isyarat
kepada anak tuna rungu dengan menerapkan teknologi Flowchart digunakan untuk menggambarkan alir dari
Augmented Reality. Aplikasi akan diterapkan pada sebuah proses. Tahapan untuk menampilkan objek 3D
platform Android, karena dengan semakin dari bahasa isyarat huruf hijaiyah dapat dilihat pada
berkembangnya perangkat telekomunikasi smartphone Gambar 2.
yang memiliki banyak fungsi untuk mempermudah
3.2.2. Use Case Diagram Aplikasi AR Pengenalan
aktivitas manusia, tidak hanya untuk komunikasi tetapi
Huruf Hijaiyah Bahasa Isyarat Arab dan SIBI
bisa juga melakukan banyak aktivitas lain dalam satu
perangkat. Android adalah sistem operasi mobile Use case diagram pada aplikasi digunakan untuk
berbasis open source Linux yang digunakan untuk menjelaskan proses utama aplikasi menurut sudut
perangkat telepon seluler maupun tablet komputer yang pandang pengguna. Pengguna dapat mengakses menu
dikembangkan oleh Google [13]. yang tersedia dalam aplikasi. Hal tersebut dapat dilihat
pada Gambar 3.
Aplikasi ini akan memberikan informasi huruf hijaiyah
dengan dua bahasa isyarat, yakni bahasa isyarat Arab
dan Indonesia. Perbedaan dengan penelitian
Jurnal RESTI (Rekayasa Sistem dan Teknologi Informasi) Vol . 3 No. 1 (2019) 1 – 10
4
Fajrin Nur Utami, Umniy Salamah
Jurnal RESTI (Rekayasa Sistem dan Teknologi Informasi) Vol . 3 No. 1 (2019) 1 – 10
3.3. Fase Pengumpulan Bahan (Material Collecting) 3.4.2. Proses Pembuatan Marker
Tahapan pada pengumpulan bahan ini menggambarkan Marker adalah penanda khusus yang memiliki pola
bahan-bahan yang harus ada dalam membuat aplikasi tertentu sehingga saat kamera mendeteksi marker maka
AR Pembelajaran Huruf Hijaiyah Bahasa Isyarat Arab akan memunculkan objek. Marker pada aplikasi
dan Indonesia, diantaranya marker huruf hijaiyah, Augmented Reality berfungsi sebagai penanda untuk
model objek 3D huruf hijaiyah dalam bahasa isyarat menampilkan suatu objek. Untuk marker standar, pola
Arab dan Indonesia yang disertai huruf latin, dan materi yang dikenali adalah pola marker dengan bentuk
kuis tebak huruf hijaiyah dalam bahasa isyarat Arab persegi dengan kotak hitam di dalamnya. Tetapi saat ini
dan Indonesia. sudah banyak pengembang marker yang membuat
tanpa bingkai hitam [14]. Marker pada aplikasi ini
dibutuhkan untuk menampilkan objek 3D huruf
hijaiyah dalam bahasa isyarat Arab dan Indonesia.
Pembuatan marker menggunakan software Adobe
Jurnal RESTI (Rekayasa Sistem dan Teknologi Informasi) Vol . 3 No. 1 (2019) 1 – 10
5
Fajrin Nur Utami, Umniy Salamah
Jurnal RESTI (Rekayasa Sistem dan Teknologi Informasi) Vol . 3 No. 1 (2019) 1 – 10
Menu utama adalah menu yang muncul setelah Menu huruf hijaiyah berfungsi untuk menampilkan 30
tampilan splash screen. Pada menu utama terdapat 6 huruf hijaiyah dalam bahasa isyarat Arab dan SIBI
tombol diantaranya tombol menu scan kartu AR, menu secara lengkap. Tampilan menu huruf hijaiyah tersebut
panduan, menu huruf hijaiyah, menu quiz, menu info, sebagaimana Gambar 11.
dan menu keluar. Tampilan halaman menu utama dapat
dilihat pada Gambar 8.
Jurnal RESTI (Rekayasa Sistem dan Teknologi Informasi) Vol . 3 No. 1 (2019) 1 – 10
6
Fajrin Nur Utami, Umniy Salamah
Jurnal RESTI (Rekayasa Sistem dan Teknologi Informasi) Vol . 3 No. 1 (2019) 1 – 10
3.4.4. Proses Penggabungan Elemen Multimedia Pengujian Alpha merupakan pengujian yang dilakukan
oleh pengembang atau pembuat perangkat lunak
Proses penggabungan elemen dilakukan di dalam Unity sebelum perangkat lunak sampai kepada pengguna.
3D, diantaranya penerapan AR, penerapan marker, Pengujian dilakukan dengan metode Black Box.
pemunculan objek 3D, pembuatan kode program, Pengujian Black Box digunakan untuk melakukan
hingga pembuatan aplikasi dalam bentuk .apk. pengujian terhadap sistem guna mengetahui apakah
Penggabungan elemen dapat dilihat pada Gambar 14. software yang dibuat sesuai dengan yang diharapkan
atau tidak. Tujuan pengujian Black Box adalah untuk
menemukan kesalahan fungsi pada program. Pengujian
Jurnal RESTI (Rekayasa Sistem dan Teknologi Informasi) Vol . 3 No. 1 (2019) 1 – 10
7
Fajrin Nur Utami, Umniy Salamah
Jurnal RESTI (Rekayasa Sistem dan Teknologi Informasi) Vol . 3 No. 1 (2019) 1 – 10
menggunakan metode Black Box hanya mengamati Pengujian Tombol Menampilkan Berhasil
hasil eksekusi melalui data uji dan memeriksa menampilkan kembali halaman menu
menu Kembali pada utama
fungsional dari software. Pada pengujian Black Box halaman
pada aplikasi ini, dilakukan pengujian terhadap fungsi menu
tombol yang ada pada aplikasi. Setiap tombol diuji utama
kesesuaian hasil output dan tidak adanya kesalahan Pengujian Tombol Keluar dari Berhasil
yang didapati. Pengujian ini dirangkum dalam Tabel 1 menampilkan keluar aplikasi
dibawah ini. Dan dapat disimpulkan bahwa pengujian menu Keluar pada
halaman
fungsionalitas ini berjalan sesuai harapan yaitu sukses menu
semua. utama
Jurnal RESTI (Rekayasa Sistem dan Teknologi Informasi) Vol . 3 No. 1 (2019) 1 – 10
8
Fajrin Nur Utami, Umniy Salamah
Jurnal RESTI (Rekayasa Sistem dan Teknologi Informasi) Vol . 3 No. 1 (2019) 1 – 10
Hasil dari pengujian Beta terhadap 32 responden, terhadap 30 marker yang berbeda, bahwa marker tidak
didapat persentase sebesar 87% dengan kriteria sangat boleh tertutup lebih dari 75%.
baik dan 13% dengan kriteria baik. Tabel 5. Tabel Pengujian Oklusi
3.5.3. Pengujian Tracking Marker Marker Gambar Ket
Pengujian tracking marker ini dilakukan untuk Tertutup Marker
25% terdeteksi,
mengetahui hal – hal yang mempengaruhi pada proses objek 3D
pendeteksian marker pada saat kamera diarahkan ke muncul
marker. Pengujian ini meliputi pengujian intensitas
cahaya, pengujian oklusi, dan pengujian akurasi.
Tertutup Marker
a. Pengujian Intensitas Cahaya 50% terdeteksi,
objek 3D
Pengujian intensitas cahaya dilakukan dalam dua muncul
tempat, yaitu di dalam ruangan dan di luar ruangan. dengan
Untuk pengujian di dalam ruangan dilakukan dengan lambat
dua kondisi, yaitu dengan lampu dan tanpa lampu. Tertutp Marker
Pengujian ini menggunakan smartphone Android Vivo 75% tidak
terdeteksi,
Y83 terhadap 30 marker yang berbeda. Hasil pengujian objek 3D
intensitas cahaya dapat dilihat pada Tabel 4. tidak
muncul
Tabel 4. Tabel Pengujian Intensitas Cahaya
Kondisi Marker Ket
Siang Marker c. Pengujian Akurasi
hari di terdeteksi,
luar objek 3D
Pengujian akurasi yaitu sebuah pengujian pemindaian
ruangan muncul objek marker pada jarak tertentu. Hasil pengujian
akurasi dapat dilihat pada Tabel 6.
Hasil pengujian yang ditampilkan pada tabel 5, pada Perencanaan tahap distribusi pada penelitian ini akan
saat marker tertutup 25% pendeteksian marker berjalan dilakukan proses transfer file aplikasi yang sudah di
normal, pada saat marker tertutup 50% pendeteksian build menjadi .apk. Para pengguna dapat
marker mulai lambat, saat marker tertutup 75%, marker memanfaatkan aplikasi perpesanan berupa WhatsApp
tidak dapat terdeteksi dan objek 3D tidak dapat atau media penyimpanan Google Drive untuk berbagi
ditampilkan. Kesimpulan dari hasil pengujian oklusi aplikasi.
Jurnal RESTI (Rekayasa Sistem dan Teknologi Informasi) Vol . 3 No. 1 (2019) 1 – 10
9
Fajrin Nur Utami, Umniy Salamah
Jurnal RESTI (Rekayasa Sistem dan Teknologi Informasi) Vol . 3 No. 1 (2019) 1 – 10
Jurnal RESTI (Rekayasa Sistem dan Teknologi Informasi) Vol . 3 No. 1 (2019) 1 – 10
10