Studi Kasus Penerapan Asas: Swasta Madinatussalam Sei Rotan
Studi Kasus Penerapan Asas: Swasta Madinatussalam Sei Rotan
Studi Kasus Penerapan Asas: Swasta Madinatussalam Sei Rotan
KHAIRUDDIN*
DEWI JAYANTI**
*Dosen Tetap Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sumatera Utara Medan
**Alumni BKI Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sumatera Utara Medan
Jl. Williem Iskandar Pasar V Medan Estate Kec. Percut Sei Tuan – Medan
e-mail: kairuddin@uinsu.ac.id
e-mail: dewijayanti@uinsu.ac.id
Abstract:
The purpose of this study is to find out about How to Understand the Principle of
Confidentiality of BK Teachers, How to Implement the Principle of Confidentiality in Private
Madrasah Tsanawiyah Madinatussalam Sei Rotan, What Factors Support and Inhibit
Implementation of the Principle of Confidentiality in Private Madrasah Tsanawiyah
Madinatussalam Sei Rotan. This research uses qualitative research design with case study
approach. Data collection techniques in this study using observation, interviews, and documents.
Data analysis using Milles and Huberman data analysis model are: data reduction, data
presentation, and conclusion/verification. And check the validity of data in this study using the
criteria of creadibility confidence that is: Longer attachment, diligence observations in research,
and triangulation testing. The findings show that: (1) An understanding of the principle of secrecy
of BK Madrasah Tsanawiyah Madinatussalam Sei Rotan teachers, including: (a) Maintaining
trust and maintaining confidentiality. (b) Commit to ensuring the confidentiality of all the
problems faced by the students. (2) Application of the principle of confidentiality in Madrasat
Madanatussalam Sei Rotan Madrasah, it can be seen that the application of the principle of
confidentiality in madrasas includes: (a) Asking for willingness, (b) Providing direction, (c)
Making approaches, (d) Making agreements, (e) Motivating, (f) Providing solutions. (3) Factors
that support the application of secrecy principles in Madrasah Tsanawiyah Madinatussalam Sei
Rotan, including cooperation between the teachers and students, make arrangements, secret
custody. While the inhibiting factors of application of the principle of secrecy include: (a) Lack of
infrastructure supporting the activities of BK.
PENDAHULUAN
Bimbingan konseling merupakan proses pemberian bantuan antara
konselor dengan klien melalui wawancara secara tatap muka yang bertujuan untuk
membantu individu (klien) membuat pilihan-pilihan maupun keputusan untuk
permasalahan yang dihadapinya.
Adapun tujuan dari menjaga asas kerahasian bagi seorang guru BK ialah
mempermudah guru BK mendapatkan kepercayaan dari kliennya, dapat menjaga
aib atau keburukan orang lain sehingga menjadi ladang pahala bagi seorang guru
BK.
Asas kerahasiaan itu digunakan ketika seorang siswa atau klien yang
mempunyai masalah dan seorang guru BK harus dapat merahasiakannya. Seorang
guru BK bertanggung jawab menjaga kerahasiaan atas informasi yang ia dapat
dari klien atau siswanya, untuk menjaga kepercayaan dari siswa atau klien
tersebut. Akan tetapi kerahasiaan tersebut mempunyai batas-batasan yang harus
dipertimbangkan antara kepentingan dari sekolah atau lembaga pendidikan dan
kepentingan dari siswa itu sendiri.
Adapun tujuan dari menjaga asas kerahasian bagi seorang guru BK ialah
mempermudah guru BK mendapatkan kepercayaan dari kliennya, dapat menjaga
aib atau keburukan orang lain sehingga menjadi ladang pahala bagi seorang guru
BK.
METODOLOGI
Adapun desain penelitian yang digunakan peneliti ialah dengan
menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus,
karena penelitiaan ini berjalan mengikuti permasalahan yang terjadi.
HASIL
Pemahaman tentang asas kerahasiaan guru bimbingan konseling yang
dimaksud disini merupakan seberapa jauh yang diketahui oleh guru bimbingan
konseling tentang asas kerahasian dalam bimbingan konseling.
Berdasarkan tutur kata yang diucapkan oleh beliau maka dapat diperkuat
dengan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti pada saat berada di
lapangan tepatnya di lingkungan madrasah, pada hari kamis 15 Maret dan hari
senin 9 April 2018, sebagai berikut:
“Menurut saya buk Cici itu mampu menjaga rahasia karena biasanya kami
atau para siswa tau masalah siswa lainnya dari teman yang pernah masuk
ke kantor pada saat buk cici melakukan konseling atau tau dari guru yang
mengingatkan kami untuk jangan pernah melakukan kesalahan jagan
sampai dipanggil seperti teman kalian yang lain (Isra Aditiya). Kalau soal
mampu ya menurut saya mampu karena saya tau masalah teman dari tean
yang lain kak (Sri Laras)”.
Menurut saya buk cici bisa sih jaga rahasia kak, soalnya selain dari teman-
teman yang berkumpul dengan alasan mengerjakan tugas kelompok kemaren itu
gak ada yang tau, paling-paling kawan-kawan yang lainnya Cuma bertanya-tanya
aja kenapa retno dipanggil-panggil aja ke kantor walaupun mereka sedikit curiga
dan berkata ah paling karena ada masalah (Retno Ananda).
“Mula-mula kita jelaskan dulu kepada para siswa apa itu asas kerahasiaan
sehingga mereka dapat terbuka dan mau bercerita kepada kita. Ya
contohnya saja jika anak tersebut bercerita kepada saya dan setelah ia
selesai bercerita ia bilang ke saya jangan kasih tau papa ya buk, dan kita
pasti harus menjaga kerahasiaan tersebut, akan tetapi menurut pengamatan
Berikut ini adalah hasil dari observasi yang dilakukan oleh peneliti
terhadap cara guru bimbingan konseling dalam menerapkan asas kerahasiaan pada
proses konseling,pada hari Kamis 15 Maret 2018sebagai berikut:
pernah kami buat ya ruang khusus BK, akan tetapi dikarenakan terlalu jauh
da tidk efektif dan juga disini masih kekurangan tenag pendidik maka
ruang BK tidak ada lagi dan kami juga memakai guru BK sebagai tenaga
pendidik maka ruang untuk guru BK sekarang sama dengan guru yang
lainnya di kantor”.
PEMBAHASAN
Berdasarkan data dari para informan sebelumnya, pemahaman asas
kerahasiaan guru bimbingan konseling di Madrasah Tsanawiyah Madinatussalam
Sei Rotan guru BK berkomitmen untuk menjaga segala data maupun keterangan
yang disampaikan oleh para siswa yang bermasalah, sehingga guru BK
mendapatkan kepercayaan dari siswa dapat terbuka dan sukarela dalam
melakukan proses konseling tersebut.
Adapun aspek kerahasiaan ini telah tertuang dengan jelas pada “Rumusan
Kode Edik Konselor Indonesia”. Adapun salah satu poin tersebut berbunyi.
“Adalah kewajiban konselor untuk memegang rahasia klien. Kewajiban ini tetap
berlaku , walaupun dia tidak lagi menangani klien atau tidak lagi berdinas sebagai
konselor”. Oleh karena itu, konselor tetap harus menjaga kerahasiaan informasi
klien.
PENUTUP
Berdasarkan data yang didapat dan telah dijelaskan pada bab sebelumnya
tentang, Studi Kasus Penerapan Asas Kerahasiaan di Madrasah Tsanawiyah
Swasta Madinatussalam Sei Rotan maka penulis dapat memaparkan beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
DAFTAR RUJUKAN
Akhyar, Saiful. 2017. Konseling Islami dalam Komunitas Pesantren. Medan:
Perdana Publishing.
Khadijah. 2016. Pengembangan Kognitif Anak Usia Dini. Medan: Perdana
Publishing.
Lumogga, Namora. 2014. Memahami Dasar-dasar Konseling dalam Teori dan
Praktik, Jakarta: Prenadamedia Group.
Manurung, Purbatua. 2016. Media Pembelajaran dan Pelayanan BK. Medan:
Perdana Publishing.
Prayitno &Amti Erman. 2013. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta:
Rineka Cipta.