Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Kondisi Pengelolaan Limbah B3 Industri Di Indonesia Dan Potensi Dampaknya: Studi Literatur

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

JURNAL RISET KESEHATAN

POLTEKKES DEPKES BANDUNG


Vol 13 No 1 Mei 2021

KONDISI PENGELOLAAN LIMBAH B3 INDUSTRI DI INDONESIA DAN


POTENSI DAMPAKNYA: STUDI LITERATUR
The Condition of Industrial Hazardous Waste Management in Indonesia and Its
Potential Impact: A review
Aisya Nursabrina1*, Tri Joko2, Onny Septiani2
1
Magister Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro,
Semarang, 2Departemen Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas
Diponegoro, Semarang
*e-mail : anursabrina@gmail.com

ABSTRACT
Industrialization is an alternative development model that is needed by the state to spur the
economic process. Apart from accelerating economic growth, the development of industrialization
also has an impact that needs to be watched out for, including the presence of B3 industrial waste.
Industrial hazardous waste is a potential source of environmental pollution. Industry poses a risk
to the environment and human health. Industrial hazardous waste management is closely related
to health and environmental aspects. Considering the many challenges associated with the
management of B3 waste through industrial activities, it is necessary to update the B3 waste
management policy that is comprehensive, integrated, and sustainable, as well as developing a
careful and practical plan for stakeholders to assess the potential for B3 waste for humans and
the environment. This research is a literature review that discusses the current state of industrial
hazardous waste management and the potential impact of industrial hazardous waste on health
and the environment.
Keywords: Industry, B3 Waste Management, Environmental Health
ABSTRAK
Industrialisasi merupakan model pembangunan alternatif yang dibutuhkan negara untuk memacu
proses ekonomi. Selain mempercepat pertumbuhan ekonomi, perkembangan industrialisasi juga
memiliki dampak yang perlu diwaspadai, antara lain keberadaan limbah industri B3. Limbah B3
industri merupakan sumber pencemaran lingkungan yang potensial. Industri menimbulkan risiko
terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Pengelolaan limbah B3 industri sangat erat
kaitannya dengan aspek kesehatan dan lingkungan. Mengingat banyaknya tantangan yang
terkait dengan pengelolaan limbah B3 melalui kegiatan industri, maka diperlukan pembaruan
kebijakan pengelolaan limbah B3 yang bersifat menyeluruh, terpadu dan berkelanjutan, serta
mengembangkan rencana yang cermat dan praktis bagi para pemangku kepentingan untuk
menilai potensi limbah B3 bagi manusia dan lingkungan. Penelitian ini merupakan kajian literatur
yang membahas kondisi pengelolaan limbah B3 industri yang terjadi saat ini serta potensi
dampak limbah B3 industri terhadap kesehatan dan lingkungan.
Kata Kunci: Industri, Pengelolaan Limbah B3, Kesehatan Lingkungan

80
https://doi.org/10.34011/juriskesbdg.v13i1.1841
JURNAL RISET KESEHATAN
POLTEKKES DEPKES BANDUNG
Vol 13 No 1 Mei 2021

PENDAHULUAN memberikan pelajaran penting dan


menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi
Pembangunan industri adalah bidang yang pesat membutuhkan pengelolaan
kegiatan yang berfungsi untuk meningkatkan limbah yang tepat.4
taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan hasil pemantauan
Industrialisasi sendiri tidak terlepas dari pengelolaan limbah B3 tahun 2019 yang
upaya peningkatan standar sumber daya dikeluarkan oleh Direktorat Jendral
manusia dan juga pemanfaatan sumber Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan
daya alam. Semakin banyaknya industri di Beracun Berbahaya, total jumlah limbah B3
suatu wilayah, masalah lingkungan hidup dari kegiatan industri di Indonesia mencapai
juga merupakan keadaan kritis dan harus 44.939.612,36 ton. Dari total tersebut,
mendapat banyak perhatian.1 Peningkatan limbah yang dikelola sebanyak
industrialisasi berimplikasi pada 44.883.734,20 ton (99,80%) dan limbah tidak
pencemaran lingkungan karena adanya dikelola sebanyak 285.410,30 ton (0,2%).
pembuangan limbah (cair, padat dan gas) Limbah B3 yang tidak terkelola berasal dari
dengan kuantitas dan kualitas yang semakin limbah B3 yang diolah tanpa izin (open
meningkat. Di antara limbah yang dihasilkan landfill), diserahkan kepada pihak ketiga
dari kegiatan industri tersebut ada limbah yang tidak memiliki izin dan dibuang tanpa
yang bersifat berbahaya dan beracun atau izin (open dumping). Dalam beberapa waktu
disebut dengan limbah B3.2 ke depan, permasalahan dibidang
Limbah B3 industri merupakan salah pengelolaan limbah khususnya limbah B3
satu sumber yang dapat menimbulkan industri akan semakin serius dan perlunya
pencemaran lingkungan. Limbah B3 industri penanganan yang tepat.5
yang langsung dibuang ke lingkungan akan Limbah B3 industri telah menjadi
membahayakan lingkungan dan salah satu masalah utama di era industri.
keselamatan manusia serta organisme Paparan limbah B3 industri terbukti
lainnya. Proses pencemaran yang berdampak serius bagi kesehatan manusia,
disebabkan limbah B3 (khususnya di seperti timbulnya penyakit mina mata dan
industri) bisa terjadi secara langsung penyakit itai-itai di Jepang. Limbah B3
maupun tidak langsung. Proses langsung, industri tidak hanya berdampak besar bagi
yaitu pencemar berdampak langsung pada kesehatan manusia, tetapi juga merusak
keracunan, sehingga dapat mempengaruhi keseimbangan ekologis air, udara dan tanah.
kesehatan manusia, hewan dan tumbuhan Mengingat risiko ini, seluruh rencana
serta dapat mempengaruhi keseimbangan pengelolaan limbah perlu dilakukan secara
ekologi air, udara dan tanah. Sedangkan keseluruhan. Artinya limbah harus diolah
proses tidak langsung dimana banyak bahan dari hulu ke hilir, karena jika hal ini tidak
kimia bereaksi dengan air dan tanah yang dilakukan pencemaran pada lingkungan
menyebabkan polusi hingga menimbulkan akan berakibat fatal.6
pencemaran.3 Akpan dan David O. menyatakan
Selama ini hampir semua industri dalam studi mereka bahwa WHO
menghasilkan limbah B3. Jenis limbah B3 memperkirakan hingga sepertiga beban
yang dihasilkan oleh industri antara lain penyakit di Afrika disebabkan oleh faktor
logam berat, sianida, pestisida, cat dan risiko lingkungan dan pengelolaan limbah
pewarna, minyak, pelarut, dan bahan kimia B3, menghindari risiko tinggi terhadap
berbahaya lainnya. Jika tidak ditangani lingkungan dan kesehatan manusia,
dengan baik, limbah ini mengandung daya terutama untuk masyarakat yang
rusak yang tinggi bagi lingkungan. Limbah pendapatannya dibawah rata-rata.
B3 industri juga memiliki bahaya bagi Mengingat risiko tersebut, diperlukan
kesehatan manusia. Sejarah buruk pengelolaan limbah B3 yang terstruktur agar
pengelolaan limbah B3 di negara maju juga dampak lingkungan dari setiap kegiatan

81
https://doi.org/10.34011/juriskesbdg.v13i1.1841
JURNAL RISET KESEHATAN
POLTEKKES DEPKES BANDUNG
Vol 13 No 1 Mei 2021

pengelolaan limbah B3 menghasilkan METODE


dampak sekecil mungkin dengan langkah
yang terintegrasi untuk menghindari risiko Metode yang digunakan dalam studi
akibat limbah B3.7 Widyatmoko juga ini adalah dengan cara literature review.
mengungkapkan polutan yang keluar dari Dengan urutan proses penelitian yaitu: 1)
fasilitas pengolahan limbah dan Menentukan pertanyaan penelitian, 2)
menimbulkan risiko bagi kesehatan Menyusun tujuan penelitian, 3) Menyusun
manusia. Oleh karena itu, dalam menangani kesepakatan penelitian, 4) Melakukan
limbah industri terutama limbah B3, seleksi hasil penelitian yang relevan, 5)
diperlukan metode khusus untuk Memilih hasil penelitian yang relevan dengan
memisahkan pengelolaan limbah usaha tujuan penelitian, 6) Mengekstrak data dari
industri diperlukan teknik khusus untuk studi individual, 7) Meringkas hasil, 8)
mengisolasi tempat penyimpanan tersebut Penyajian hasil. Pencarian artikel dilakukan
di lokasi penampungan sementara limbah.2 menggunakan database jurnal penelitian
Urgensi penanganan dan secara online. Literatur yang menjadi rujukan
pengelolaan limbah B3 industri mendorong dalam penelitian ini berupa jurnal yang
pemerintah untuk mengeluarkan peraturan diterbitkan dalam kurun waktu 10 tahun
tentang pengelolaan limbah bahan terakhir. Pengumpulan literatur dilakukan
berbahaya dan beracun secara menyeluruh, melalui database google scholar dan
terpadu dan berkelanjutan. Peraturan http://garuda.ristekbrin.go.id/ dengan
Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang menggunakan kata kunci “limbah bahan
Penyelenggaraan Perlindungan dan berbahaya dan beracun”, “limbah B3
Pengelolaan Lingkungan Hidup mengatur industri”, “pengelolaan limbah B3” “dampak
setiap orang yang menghasilkan limbah B3 limbah B3”, serta “penanganan limbah B3”.
wajib melakukan kegiatan pengolahan Kajian ini membahas informasi tentang
limbah B3 yang meliputi pengurangan, evaluasi pengelolaan limbah B3 dari
penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, kegiatan industri serta potensi dampak dari
pemanfaatan, pengolahan, dan/atau pengelolaannya bagi manusia dan
penimbunan. Apabila pihak penghasil limbah lingkungan yang didasari oleh 12 jurnal
B3 tidak dapat menangani limbahnya secara ilmiah terpublikasi.
mandiri maka pihak penghasil dapat
menyerahkannya dengan pihak ketiga,
dalam hal ini perusahaan penyedia jasa
pengolahan limbah B3 yang menanganinya
harus memenuhi regulasi dan kompetensi.8
Banyaknya limbah B3 yang
dihasilkan dari kegiatan industri sesuai
dengan tingkat industrialisasi yang tinggi.
Namun, hingga saat ini pengelolaan limbah
B3 industri secara terpadu dan berwawasan
lingkungan belum dilakukan secara maximal.
Padahal setiap proses pada alur
pengelolaan limbah B3 menimbulkan
bahaya dan risiko.3 Berdasarkan uraian
masalah tersebut, penulis tertarik untuk
melakukan kajian literatur yang berkaitan
dengan pengolahan limbah B3 industri dan
menjelaskan kemungkinan dampak limbah
B3 industri pada kesehatan manusia dan
lingkungan.

82
https://doi.org/10.34011/juriskesbdg.v13i1.1841
JURNAL RISET KESEHATAN
POLTEKKES DEPKES BANDUNG
Vol 13 No 1 Mei 2021

HASIL
Berdasarkan hasil artikel yang dikumpulkan, penulis mendapatkan analisa hasil dari
beberapa artikel rujukan yang tertuang seperti tabel 1 dibawah ini
Tabel 1. Hasil Analisa Artikel yang Diperoleh

Penulis Judul Tujuan Variabel Hasil


Siti Amalia Evaluasi Mengetahui Pengelolaan Limbah
F., Eka pengelolaan pengelolaan limbah limbah B3, B3 yang dihasilkan oleh
Wulandari limbah B3 di PT B3, melakukan limbah B3, dan kegiatan di PT X
(2020)9 X evaluasi dari sistem penilaian bersumber dari limbah B3
pengelolaan limbah pengelolaan non spesifik. Berdasarkan
B3, serta limbah B3 perbandingan dengan
memberikan (scoring) regulasi terkait yakni PP
penilaian 101/2014, Permen LH
pengelolaan limbah 14/2013, dan
B3 yang telah Kep-01/Bapedal/09/1995
dilakukan di PT X bahwa sistem
berdasarkan pengelolaan limbah B3
peraturan yang pabrik pemintalan PT X
berlaku dalam keadaan “buruk”
dan telah mencapai
tingkat penyelesaian.
34,3% yang artinya perlu
berbagai perbaikan untuk
memenuhi parameter
pengelolaan limbah B3
dan memastikan
pengelolaan limbah B3
yang efektif
Abdul Wahid Studi Literatur: Memberikan Pengolahan Persentase pengolahan
Nuruddin, Pengolahan dan gambaran limbah B3, limbah minyak lebih besar
Hendra Pemanfaatan mengenai pemanfaatan dari pada konsumsi nya.
Suwardana, Limbah B3 (Oli pengolahan dan limbah B3, oli Sebagai partisipan,
Anggia Bekas) pemanfaatan oli bekas, teknologi pembangkitan limbah
Kalista, bekas melalui tepat guna minyak harus mampu
Nanang proses Chemical menghasilkan limbah
Wicaksono Conditioning, yang memiliki nilai tambah
(2020)10 Solidification/ yang dapat dimanfaatkan
stabilization, secara langsung, seperti
incineration, proses energi alternatif
pirolisis dan
pengembangan
desain alat yang
memanfaatkan oli
bekas
Wahyu Yun Tugas Hukum Menjabarkan Limbah, bahan Mengingat risiko yang
Santoso dalam aspek-aspek hukum berbahaya dan terkait dengan limbah B3,
(2017)11 Pengelolaan lingkungan tentang beracun, diperlukan pengawasan
Limbah pengendalian pengolahan agar setiap kegiatan
Berbahaya dan pencemaran limbah upaya terpadu
Beracun B3 menghasilkan limbah B3
sesedikit mungkin

83
https://doi.org/10.34011/juriskesbdg.v13i1.1841
JURNAL RISET KESEHATAN
POLTEKKES DEPKES BANDUNG
Vol 13 No 1 Mei 2021

Agnes Fitria Polusi Air Tanah Mengetahui tingkat Polusi, air tanah, Air sumur masyarakat
Widiyanyo, Akibat Limbah polusi dan faktor- limbah cair tidak memenuhi syarat
Saudin Industri dan faktor yang secara mikrobiologi.
Yuniarno, Limbah Rumah menyebabkan Faktor yang
Kuswanto Tangga polusi air tanah mengakibatkan timbulnya
(2015)12 akibat limbah polusi air sebesar 33,33%
domestik dan berasal dari limbah
limbah industri di industri, 47,62% limbah
Kelurahan rumah tangga, dan
Kalikabong 19,04% berasal dari
Kabupaten limbah perkotaan
Purbalingga
Badrudin Pengawasan Melakukan analisa Limbah bahan Di bidang pengelolaan
Kurniawan Pengelolaan terhadap berbahaya dan limbah B3 di Indonesia
(2019)4 Limbah Bahan pengawasan beracun, terdapat berbagai
Berbahaya dan pengelolaan limbah pengawasan, permasalahan, antara
Beracun (B3) di B3 di Indonesia pengelolaan lain: jumlah dan kapasitas
Indonesia dan beserta lembaga pengawas yang
Tantangannya tantangan- tidak mencukupi;
tantangannya kapasitas pengawasan
pengelolaan limbah B3
yang terbatas; kurangnya
informasi publik tentang
limbah B3; jumlah
pembuang limbah B3
yang tidak memiliki izin;
Kebijakan yang memiliki
kelamahan-kelemahan
Taufan Pengelolaan Untuk Limbah bahan Sebagian besar limbah
Herry Limbah Bahan mendeskripsikan berbahaya dan yang dihasilkan dalam
Setiawan, Berbahaya dan pengelolaan bahan beracun, produksi mie instan
Purwanto Beracun dalam limbah B3 pada regulasi, industri adalah 557.300 ton
(2018)13 Industri Makanan industri makanan makanan bottom ash dan fly ash
mie instan dengan yang berpotensi menjadi
mengacu pada sumber pencemaran bagi
prosedur dan seluruh perusahaan.
persyaratan yang Pengelolaan di industri ini
berlaku telah memenuhi baku
mutu karbon di lingkungan
Tentrami Pengelolaan Untuk Pengelolaan PT. INKA (Persero) belum
Hayuning Limbah B3 dan mendiskripsikan limbah, bahan memenuhi persyaratan
Ichtiakhiri, Keluhan pengelolaan limbah berbahaya dan pengelolaan limbah B3
Sudarmaji Kesehatan B3 dan keluhan beracun (B3), yaitu pemilahan dan
(2015)14 Pekerja di PT kesehatan keluhan penyimpanan. Keluhan
INKA (Persero) pekerja PT. INKA kesehatan kesehatan yang sering
Kota Madiun (Persero) Kota dirasakan oleh pekerja
Madiun adalah sakit kepala dan
iritasi kulit. Pada penelitian
ini diperlukan
pengawasan pengelolaan
limbah B3 di PT. INKA
(Persero) serta
peningkatan kesadaran
pekerja untuk memakai

84
https://doi.org/10.34011/juriskesbdg.v13i1.1841
JURNAL RISET KESEHATAN
POLTEKKES DEPKES BANDUNG
Vol 13 No 1 Mei 2021

alat pelindung dalam


mengelola limbah
M. Nasir, Manajemen Identifikasi antara Industri, Hasil penemuan
Edy Purwo Pengelolaan kepentingan pelaku manajemen permasalahan terkait
Saputro Limbah Industri usaha industri kecil pengelolaan limbah industri tahu di
(2015)15 tahu dan limbah sentra produksi tahu
kepentingan Kartasura menunjukkan
masyarakat sebagai berbagai hasil, seperti
konsumen dari keterbatasan dana,
limbah yang besarnya ruang lingkup
dihasilkan usaha, pelatihan produksi
berkelanjutan, dan
manfaat limbah. Hasil ini
menjadi tolok ukur untuk
membangun model
industri yang lebih
terhormat di lingkungan
Muammar, Pengaruh Untuk menentukan Timbal, tingkat Limbah industri di Sungai
Muh. Rais, Limbah Industri kontaminasi timbal pencemaran Tallo ke Pelabuhan
Patang Terhadap dan kualitas air di kualitas air, Paotere telah
(2019)16 Tingkat Sungai Tallo limbah industri memengaruhi konsentrasi
Pencemaran dengan timbal dalam air, ikan, dan
Timbal di membandingkannya tanah tetapi belum
Perairan Sungai dengan standar melebihi ambang normal.
Tallo kualitas air dan Namun, konsentrasi
menganalisis timbal di sungai tallo
pengaruh timbal memiliki efek tinggi pada
terhadap kualitas air parameter Ph (R2=0,9048)
(suhu, Ph dan
oksigen terlarut) di
Sungai Tallo
Mohammad Pencemaran Untuk mengetahui IPAL, Berbagai dampak yang
Rivan, Yeti Sungai Akibat upaya pengendalian perusahaan timbul di masyarakat atau
Sumiyati Limbah B3 terkait penetapan laundri, limbah penyebab limbah
(2018)17 Perusahaan prosedur perizinan B3 perusahaan yang
Laundri dan terhadap disebabkan oleh
Upaya perusahaan laundri pencucian B3 tidak
Pengendaliannya penghasil limbah B3 mematuhi persyaratan
Terkait yang telah perizinan. Hal tersebut
Penetapan mencemari sungai terbukti perusahaan tidak
Prosedur memiliki IPAL laundry
Perizinan room dan ketentuan lain
Menurut UU No yang tertuang dalam
32 Tahun 2009 Undang-Undang Nomor
Tentang 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan Perlindungan dan
dan Pengelolaan Pengelolaan Lingkungan
Lingkungan Hidup
Hidup
Desriko Kontribusi Untuk mengetahui Pencemaran, Industri tekstil memiliki
Malayu Industri Tekstil kontribusi industri tekstil, kontribusi besar terhadap
Putra dalam perusahaan tekstil bahan kerusakan dan
(2016)18 Penggunaan dalam penggunaan berbahaya dan pencemaran yang ada di
Bahan bahan berbahaya beracun Sungai Citarum, terutama

85
https://doi.org/10.34011/juriskesbdg.v13i1.1841
JURNAL RISET KESEHATAN
POLTEKKES DEPKES BANDUNG
Vol 13 No 1 Mei 2021

Berbahaya dan dan beracun pada penggunaan bahan


Beracun (B3) terhadap kerusakan berbahaya dan beracun
Terhadap dan pencemaran di dan bahan kimia lainnya,
Rusaknya Sungai Citarum dimana diantara bahan-
Sungai Citarum bahan kimia yang
digunakan dalam industri
tekstil yang tidak diatur
secara khusus oleh
peraturan saat ini

PEMBAHASAN berbahaya seperti zat radioaktif, logam berat


dan lain sebagainya. Diperlukan pengolahan
Limbah Bahan Berbahaya dan limbah industri B3 yang tepat dan tepat,
Beracun (B3) adalah limbah yang dihasilkan sehingga apabila tidak dilakukan perawatan
oleh kegiatan produksi yang baik jenis, akan membahayakan lingkungan, kesehatan
konsentrasi maupun jumlahnya, manusia dan bahaya lainnya.21
mengandung bahan berbahaya dan beracun Pengelolaan limbah industri B3
yang dapat mencemari lingkungan dan secara terintegrasi dapat menjadi tonggak
menimbulkan risiko kesehatan. Limbah B3 penting dalam mengurangi pencemaran dan
memiliki sifat dan karakteristik yang sangat kerusakan lingkungan. Berbagai jenis
berbeda dengan limbah konvensional, pelanggaran umum terkait dengan kasus
terutama pada sifatnya yang tidak yang pencemaran B3 industri, seperti::22
sering berubah-ubah. Ketidakstabilan 1. Produsen (perusahaan) secara mandiri
karakteristik tersebut dipengaruhi oleh membuang limbah B3, mengirimkannya
banyak faktor eksternal, seperti suhu, ke petugas yang tidak berwenang, dan
tekanan atau gesekan, dan pencampuran membakar limbah tersebut dengan alat
limbah B3 dengan bahan yang berbeda. Ini yang tidak memenuhi persyaratan teknis.
dapat mengaktifkan aktivitas bahan B3 2. Pemanfaatan tidak selalu memanfaatkan
seperti ledakan, sifat mudah terbakar atau limbah B3, kemudian limbah B3 tersebut
hepatotoksisitas. Dengan pertumbuhan dibuang tanpa izin. Pemanfaatan limbah
keanekaragaman industri yang pada awalnya hanya untuk menuntut
berkelanjutan, limbah industri B3 meningkat legalitas dari pemerintah saja.
setiap tahun di seluruh dunia. Peningkatan 3. Setiap pengangkut limbah harus memiliki
industri ini tentunya mendatangkan negatif manifest (dokumen limbah) sebagai bukti
salah satunya timbunan limbah yang pengiriman dan pengolahan limbah B3,
dihasilkan juga semakin banyak.20 namun di lapangan sering terjadi
Saat ini, pembuangan limbah industri penjualan manifest kosong (dokumen
memerlukan perhatian dari berbagai aspek limbah palsu).
termasuk pemerintah, pelaku usaha, dan 4. Pengumpul, pengolah dan penimbun juga
masyarakat. Pembuangan limbah industri biasanya melakukan illegal dumping.
merupakan masalah yang perlu segera Kapasitas pengolahan limbah yang tidak
diselesaikan dengan tepat dan cepat, mencukupi dapat menyebabkan biaya
terutama bila limbah tersebut mengandung tinggi untuk pengangkutan dan
senyawa kimia tertentu (seperti senyawa pembuangan limbah. Akhirnya, beberapa
bahan berbahaya dan beracun). perusahaan mengambil jalan pintas dan
Pencemaran dan kerusakan lingkungan menumpuk limbah B3 di ruang terbuka.
sangat erat kaitannya dengan kegiatan Begitu banyaknya jenis pelanggaran
pembangunan manusia, antara lain yang terkait dengan pencemaran B3
disebabkan oleh kegiatan industri, di dalam industri, dan diperlukan upaya untuk
berbagai jenis limbah terdapat jenis limbah mencegah dan mengatasi pencemaran

86
https://doi.org/10.34011/juriskesbdg.v13i1.1841
JURNAL RISET KESEHATAN
POLTEKKES DEPKES BANDUNG
Vol 13 No 1 Mei 2021

tersebut. Hasibuan (2016) menegaskan tubuh manusia sangat sensitif terhadap efek
perlunya menegakkan hukum tentang residu B3, seperti:26
polutan dan menjatuhkan hukuman berat a. Ginjal dan jantung: umumnya
untuk memastikan efek yang memberikan disebabkan zat beracun kadmium
efek jera. Terkait limbah industri, diperlukan b. Tulang: umumnya disebabkan zat
aturan yang jelas dan tegas, serta beracun benzene
sosialisasi yang terus menerus kepada c. Otak dan Sistem Syaraf: umumnya
pengusaha saat menangani limbah disebabkan zat beracun methyl mercury
industri.23 Penting untuk mengawasi dan timbal
kepatuhan terhadap peraturan pembuangan d. Liver: umumnya disebabkan zat
limbah industri dan menjatuhkan hukuman beracun karbon tetrachlorida
pada pelanggaran. Limbah industri e. Paru-paru: umumnya disebabkan zat
hendaknya diproses lebih awal dengan beracun paraquat
teknik pengolahan limbah dan setelah f. Mata: umumnya disebabkan bahan
memenuhi baku mutu, dengan demikian beracun chloroquine dan juga efek
akan tercipta sumber air yang bersih dan paling terkenal yang berpengaruh pada
memiliki fungsi ekologis.7 pertumbuhan dan pertumbuhan.
Apabila kasus pencemaran limbah Potensi dampak akibat limbah B3
B3 industri dibiarkan berlarut-larut tanpa industri terhadap kesehatan dan lingkungan
adanya penanganan khusus, akibatnya bergantung pada kuantitas, karakteristik,
akan menimbulkan masalah lingkungan dan strategi pengelolaan. Dari segi
baru.24 Paparan limbah industri B3 telah lingkungan, kegiatan industrialisasi dan
terbukti berdampak serius pada kesehatan pengelolaan sampah terintegrasi saat ini
masyarakat seperti Minamata dan Itai-Itai sangat penting karena bermanfaat bagi
yang terjadi di Jepang. Penyakit Minamata kesejahteraan industrialisasi itu sendiri. Dan
yang disebabkan oleh pencemaran Merkuri kelestarian lingkungan dilindungi dari risiko
(Hg) dapat menyebabkan gangguan pusat pencemaran.27
saraf, yang dapat membuat pasien tidak Untuk mencapai tujuan dalam
dapat menyesuaikan gerakan anggota pengelolaan limbah B3 tersebut, perlu
tubuhnya. Sedangkan penyakit Itai-Itai ditetapkan dan dilaksanakan sistem
disebabkan karena adanya kontaminasi pengelolaan yang efektif, terutama pada
logam (Cd) yang menumpuk di dalam hati sektor-sektor kegiatan yang sangat
dan ginjal sehingga akan melukai masing- berpotensi menghasilkan limbah B3,
masing organ. Oleh karena itu, sangat termasuk kawasan industri. Berbagai
penting untuk mengolah limbah industri strategi yang dapat digunakan saat
yang ter standarisasi sebelum dibuang ke mengolah limbah industri B3:11
lingkungan.25 a. Mengurangi dan mencegah jumlah
Limbah berbahaya berdampak pada maksimum yang dapat dicapai melalui
kesehatan dan merugikan masyarakat pembentukan limbah B3 dan pengolahan
melalui dua cara yakni secara langsung limbah B3 yang tepat
(melalui ledakan, kebakaran, reagen, zat b. Meningkatkan kesadaran masyarakat
korosif) dan tidak langsung (toksik akut dan c. Memperkuat kerjasama regional, nasional
kronis). Limbah B3 masuk ke lingkungan dan internasional dalam pengolahan
melalui media air, tanah, udara, dan biota limbah B3 industri
yang mempengaruhi secara kontinyu dan d. Merumuskan peraturan perundang-
tidak kontinyu, bertahap dan seketika, undangan yang ada untuk membangun
teratur dan tidak teratur Limbah berbahaya sistem pengolahan
meracuni organisme melalui fenomena e. Membangun Pusat Pengolahan Limbah
organik dan mengekspos organisme Industri B3 di kawasan industri
(tumbuhan, hewan, dan manusia) Bagian

87
https://doi.org/10.34011/juriskesbdg.v13i1.1841
JURNAL RISET KESEHATAN
POLTEKKES DEPKES BANDUNG
Vol 13 No 1 Mei 2021

Selain strategi tersebut, pemerintah limbah. Oleh karena itu, proses ini
dalam hal ini Kementerian Lingkungan Hidup disebut zero waste dan telah diperluas
dan Kehutanan berupaya meningkatkan ke lean manufacturing di sebagian besar
kualitas pelayanan perizinan pengelolaan industri.
limbah B3 guna mengatasi masalah limbah b. Mengoptimalkan penggunaan limbah
industri B3 yang berlebihan di Indonesia. industri. Apabila sumber limbah yang
Pelayanan yang baik akan mendorong dihasilkan tidak mungkin dikurangi,
swasta untuk melakukan pengelolaan limbah karena bergantung pada jenis produk
secara terintegrasi. Hal ini penting untuk dan proses pembuatannya, maka
terus dilakukan karena, dalam beberapa harapan terakhir industri adalah
kasus, pihak swasta mengklaim bahwa mengoptimalkan limbah yang
pelayanan perizinan pengelolaan limbah B3 dihasilkan. Proses ini melibatkan
yang dihasilkan secara lokal terlalu berbelit.5 pembuangan limbah selama proses
Berdasarkan survei Direktur pembuatan, sehingga hasil akhir dari
pengawasan dan Pengelolaan Limbah B3 pengolahan limbah adalah limbah yang
dan Non B3, terlihat bahwa jumlah dihasilkan. Selain itu, praktik
perusahaan pengelolaan limbah B3 di pengelolaan sampah juga
Indonesia dari tahun ke tahun terus menitikberatkan pada pemanfaatan
mengalami peningkatan. Meskipun jumlah limbah dengan biaya sosial ekonomi.
pengelola limbah B3 Meskipun jumlah Langkah ini dapat dilakukan secara
pengelola limbah B3 tidak merata di terpisah dan/atau melibatkan area bisnis
Indonesia, namun pertumbuhan yang berbeda untuk mendapatkan
perusahaan-perusahaan ini yang terus keuntungan perdagangan.
berlanjut juga telah membantu mencegah Upaya-upaya pengurangan potensi
limbah B3, pencemaran lingkungan dan paparan limbah industri B3 diharapkan dapat
ancaman kesehatan, serta meningkatkan menurunkan angka kejadian pencemaran
jumlah limbah B3 yang ditangani. yang tentunya akan berdampak pada
Pengelolaan limbah B3 harus lingkungan dan kesehatan manusia.24
dilakukan sesuai dengan peraturan
pemerintah, hal ini bertujuan agar KESIMPULAN DAN SARAN
mengurangi resiko yang dapat ditimbulkan Penerapan pengolahan limbah B3
pada lingkungan hidup, kesehatan manusia untuk memenuhi standar lingkungan adalah
serta makhluk hidup lainnya. Terdapat upaya suatu masalah mendesak bagi pihak
pengurangan potensi dampak limbah B3 penghasil serta untuk jalannya perlindungan
industri yang dapat dilakukan dengan lingkungan dan kesehatan. Rencana
berfokus pada 2 aspek, yaitu:7 tindakan yang komprehensif dan praktis
a. Pengurangan sumber timbunan limbah. harus dirumuskan sesegera mungkin untuk
Mengacu pada prinsip menghasilkan mengurangi risiko terhadap lingkungan.
limbah dari produk terkecil yang dapat Kerjasama antara badan pengelolaan dan
dihasilkan. Dengan kata lain, ini pihak penghasil sangat untuk menyelesaikan
tergantung pada jenis produk yang masalah secara maksimal dan efisien.
diproduksi dan bagaimana produk itu Dampak limbah terhadap
sendiri diproduksi. Oleh karena itu, pengelolaan lingkungan penting untuk
setiap produk memiliki atribut yang kelangsungan hidup yang baik, karena
sangat berbeda, metode produksinya dengan menjaga lingkungan, kita dapat
sendiri, dan hal-hal lainnya. Hal ini memelihara ekosistem kehidupan yang lebih
berdampak tidak langsung pada jenis baik, dan yang tak kalah pentingnya untuk
limbah yang dihasilkan dan kualitasnya. menjaga kesehatan secara keseluruhan.
Selain itu, modernisasi sarana produksi Oleh karena itu, perlu dilakukan
diharapkan dapat mengurangi timbunan pembaharuan konsep pengelolaan dan

88
https://doi.org/10.34011/juriskesbdg.v13i1.1841
JURNAL RISET KESEHATAN
POLTEKKES DEPKES BANDUNG
Vol 13 No 1 Mei 2021

pembaharuan bagi pihak-pihak yang Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 Tentang


berkepentingan dalam menyelesaikan Penyelenggaraan Perlindungan Dan
pengelolaan lingkungan dengan baik. Pengelolaan Lingkungan Hidup. Indonesia;
Mengingat banyaknya tantangan 2021.
yang terkait dengan pengelolaan limbah B3, 9. Fajriyah SA, Wardhani E. Evaluasi
mulai dari industrialisasi hingga Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan
keberlanjutan sistem pengelolaan limbah Beracun (B3) di PT. X. J Serambi Eng.
yang terintegrasi, menyeluruh dan 2020;5(1):711-719.
berkelanjutan diperlukan kebijakan 10. Nuruddin AW, Suwardana H, Kalista A,
pengelolaan limbah B3 industri. Proses Wicaksono N. Studi Literatur: Pengolahan
tinjauan kebijakan ini penting untuk dan Pemanfaatan Limbah B3 ( Oli Bekas).
mencegah peningkatan kasus pencemaran Pros Semin Nas Penelit dan Pengabdi Masy.
limbah industri di lingkungan. 2020;5(1):108-112.
11. Santoso WY. Legal Aspects in Management
DAFTAR PUSTAKA of Hazardous and Toxic Waste. J Mimb Huk.
1. Norini, Afrzal. Peran Badan Lingkungan 2017;29(2):335-345.
Hidup Provinsi Kepulauan Riau Dalma 12. Widiyanto AF, Yuniarno S, Kuawanto.
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Polusi Air Tanah Akibat Limbah Industri
Hidup Terhadap Limbah B3 di Kota Batam. dan Limbah Rumah Tangga. J Kesehat
J Ilmu Pemerintah. 2017;1(2):153-165. Masy. 2015;10(2):246-254.
2. Widyatmoko H. Management of Hazardous 13. Setiawan TH, Purwanto P. The Management
Waste in Indonesia. J Earth Enviromental Of Toxic and Hazardous Waste Materials In
Sci. 2018;106. doi:10.1088/1755- The Food Industry. J Technol Cult Soc
1315/106/1/012032 Waste Manag. 2018:1-5.
3. Nurlani M. Pengelolaan Lingkungan Hidup doi:10.1051/e3sconf/20187307020
Akibat Limbah Industri Ditinjau Dari Sektor 14. Ichtiakhiri TH, Sudarmaji. Pengelolaan
Hukum, Ekonomi, Sosial dan Budaya di Limbah B3 dan Keluhan Kesehatan Pekerja
Indonesia. J Thengkyang. 2019;2(1):64-84. di PT. Inka (Persero) Kota Madiun. J
4. Kurniawan B. Pengawasan Pengelolaan Kesehat Lingkung. 2015;8(1):118-127.
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) 15. Nasir M, Saputro EP. Manajemen
di Indonesia dan Tantangannya. J Din Gov. Pengelolaan Limbah Industri. J Manaj dan
2019;9(1):39-49. Bisnis. 2015;19(5):143-149.
5. Direktur Verifikasi Pengelolaan Limbah, 16. Muammar, Rais M, Patang. Pengaruh
Non-B3 dan Limbah B3. Kebijakan Limbah Industri Terhadap Tingkat
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Pencemaran Timbal di Perairan Sungai Talo.
Beracun (LB3). J Pendidik Teknol Pertan. 2019;5(82):230-
http://pslb3.menlhk.go.id/uploads/laporan/1 250.
605673004_Statistik PSLB3 2019.pdf. 17. Rivan M, Sumiyati Y. Pencemaran Sungai
Accessed April 24, 2019. Akibat Limbah B3 Perusahaan Laundri dan
6. Li W, Achal V. Science of the Total Upaya Pengendaliannya Terkait Penetapan
Environment Environmental and health Prosedur Perizinan Menurut UU No 32
impacts due to e-waste disposal in China – A Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan
review. Sci Total Environ. Pengelolaan Lingkungan Hidup. Pros Ilmu
2020;737:139745. Huk. 2018;4(2):769-775.
doi:10.1016/j.scitotenv.2020.139745 18. Putra, Desriko M. Kontribusi Industri
7. Akpan VE, Olukanni DO. Hazardous Waste Tekstil dalam Penggunaan Bahan Berbahaya
Management : An African Overview. J dan Beracun Terhadap Rusaknya Sungai
Recycl. 2020. Citarum. J Huk Lingkung Indones.
doi:10.3390/recycling5030015 2017;1(1):133. doi:10.38011/jhli.v3i1.37
8. Presiden Republik Indonesia. Peraturan 19. Ratman CR, Syafrudin. Penerapan

89
https://doi.org/10.34011/juriskesbdg.v13i1.1841
JURNAL RISET KESEHATAN
POLTEKKES DEPKES BANDUNG
Vol 13 No 1 Mei 2021

Pengelolaan Limbah B3 di PT. Toyota


Motor Manufacturing Indonesia. J
Presipitasi. 2010;7(2):62-70.
20. Oktarinasari E, Yusuf M, Arief T. Kajian
Pengelolaan Limbah B3 Hasil dari Kegiatan
Pertambangan Batubara. J Pertamb.
2019;3(4):52-58.
21. Latif M. Kebijakan Hukum Dalam
Pengelolaa Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3): Studi Implementasi
Pengelolaan Limbah Medis di Rumah Sakit
Salatiga. J Indones Law. 2020;1(2):91-117.
doi:10.18326/jil.v1i1.91-117
22. Mulyani. Pengawasan Limbah Industri
Perusahaan Kelapa Sawit di Kabupaten
Pelalawan. J JOM FISIP. 2016;3(2):1-17.
23. Hasibuan R. Analisis Dampak
Limbah/Sampah Rumah Tangga Terhadap
Pencemaran Lingkungan Hidup. J Ilm
Advokasi. 2016;4(1):42-51.
24. Ahirwar R, Tripathi AK. Environmental
Nanotechnology, Monitoring &
Management E-waste Management : A
Review of Recycling Process ,
Environmental and Occupational Health
Hazards , and Potential Solutions. Environ
Nanotechnology, Monit Manag.
2021;15(5):100409.
doi:10.1016/j.enmm.2020.100409
25. Domingo J., Marquès M, Mari M,
Schuhmacher M. Adverse Health Effects for
Populations Living Near waste Incinerators
With Special Attention to Hazardous Waste
Incinerators . A Review of The Scientific
Literature. Environ Res.
2020;187(4):109631.
doi:10.1016/j.envres.2020.109631
26. Alabi O., Ologbonjaye K., Awosolu O,
Alalade O. Toxicology and Risk Assessment
Public and Environmental Health Effects of
Plastic Wastes Disposal : J Toxicol Risk
Assess. 2019;5(1):1-13. doi:10.23937/2572-
4061.1510021
27. Agarwal R, Chaudhary M, Singh J. Waste
Management Initiatives in India for Human
Weel Being. Eur Sci J. 2015;(6):105-127.

90
https://doi.org/10.34011/juriskesbdg.v13i1.1841

You might also like