Kondisi Pengelolaan Limbah B3 Industri Di Indonesia Dan Potensi Dampaknya: Studi Literatur
Kondisi Pengelolaan Limbah B3 Industri Di Indonesia Dan Potensi Dampaknya: Studi Literatur
Kondisi Pengelolaan Limbah B3 Industri Di Indonesia Dan Potensi Dampaknya: Studi Literatur
ABSTRACT
Industrialization is an alternative development model that is needed by the state to spur the
economic process. Apart from accelerating economic growth, the development of industrialization
also has an impact that needs to be watched out for, including the presence of B3 industrial waste.
Industrial hazardous waste is a potential source of environmental pollution. Industry poses a risk
to the environment and human health. Industrial hazardous waste management is closely related
to health and environmental aspects. Considering the many challenges associated with the
management of B3 waste through industrial activities, it is necessary to update the B3 waste
management policy that is comprehensive, integrated, and sustainable, as well as developing a
careful and practical plan for stakeholders to assess the potential for B3 waste for humans and
the environment. This research is a literature review that discusses the current state of industrial
hazardous waste management and the potential impact of industrial hazardous waste on health
and the environment.
Keywords: Industry, B3 Waste Management, Environmental Health
ABSTRAK
Industrialisasi merupakan model pembangunan alternatif yang dibutuhkan negara untuk memacu
proses ekonomi. Selain mempercepat pertumbuhan ekonomi, perkembangan industrialisasi juga
memiliki dampak yang perlu diwaspadai, antara lain keberadaan limbah industri B3. Limbah B3
industri merupakan sumber pencemaran lingkungan yang potensial. Industri menimbulkan risiko
terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Pengelolaan limbah B3 industri sangat erat
kaitannya dengan aspek kesehatan dan lingkungan. Mengingat banyaknya tantangan yang
terkait dengan pengelolaan limbah B3 melalui kegiatan industri, maka diperlukan pembaruan
kebijakan pengelolaan limbah B3 yang bersifat menyeluruh, terpadu dan berkelanjutan, serta
mengembangkan rencana yang cermat dan praktis bagi para pemangku kepentingan untuk
menilai potensi limbah B3 bagi manusia dan lingkungan. Penelitian ini merupakan kajian literatur
yang membahas kondisi pengelolaan limbah B3 industri yang terjadi saat ini serta potensi
dampak limbah B3 industri terhadap kesehatan dan lingkungan.
Kata Kunci: Industri, Pengelolaan Limbah B3, Kesehatan Lingkungan
80
https://doi.org/10.34011/juriskesbdg.v13i1.1841
JURNAL RISET KESEHATAN
POLTEKKES DEPKES BANDUNG
Vol 13 No 1 Mei 2021
81
https://doi.org/10.34011/juriskesbdg.v13i1.1841
JURNAL RISET KESEHATAN
POLTEKKES DEPKES BANDUNG
Vol 13 No 1 Mei 2021
82
https://doi.org/10.34011/juriskesbdg.v13i1.1841
JURNAL RISET KESEHATAN
POLTEKKES DEPKES BANDUNG
Vol 13 No 1 Mei 2021
HASIL
Berdasarkan hasil artikel yang dikumpulkan, penulis mendapatkan analisa hasil dari
beberapa artikel rujukan yang tertuang seperti tabel 1 dibawah ini
Tabel 1. Hasil Analisa Artikel yang Diperoleh
83
https://doi.org/10.34011/juriskesbdg.v13i1.1841
JURNAL RISET KESEHATAN
POLTEKKES DEPKES BANDUNG
Vol 13 No 1 Mei 2021
Agnes Fitria Polusi Air Tanah Mengetahui tingkat Polusi, air tanah, Air sumur masyarakat
Widiyanyo, Akibat Limbah polusi dan faktor- limbah cair tidak memenuhi syarat
Saudin Industri dan faktor yang secara mikrobiologi.
Yuniarno, Limbah Rumah menyebabkan Faktor yang
Kuswanto Tangga polusi air tanah mengakibatkan timbulnya
(2015)12 akibat limbah polusi air sebesar 33,33%
domestik dan berasal dari limbah
limbah industri di industri, 47,62% limbah
Kelurahan rumah tangga, dan
Kalikabong 19,04% berasal dari
Kabupaten limbah perkotaan
Purbalingga
Badrudin Pengawasan Melakukan analisa Limbah bahan Di bidang pengelolaan
Kurniawan Pengelolaan terhadap berbahaya dan limbah B3 di Indonesia
(2019)4 Limbah Bahan pengawasan beracun, terdapat berbagai
Berbahaya dan pengelolaan limbah pengawasan, permasalahan, antara
Beracun (B3) di B3 di Indonesia pengelolaan lain: jumlah dan kapasitas
Indonesia dan beserta lembaga pengawas yang
Tantangannya tantangan- tidak mencukupi;
tantangannya kapasitas pengawasan
pengelolaan limbah B3
yang terbatas; kurangnya
informasi publik tentang
limbah B3; jumlah
pembuang limbah B3
yang tidak memiliki izin;
Kebijakan yang memiliki
kelamahan-kelemahan
Taufan Pengelolaan Untuk Limbah bahan Sebagian besar limbah
Herry Limbah Bahan mendeskripsikan berbahaya dan yang dihasilkan dalam
Setiawan, Berbahaya dan pengelolaan bahan beracun, produksi mie instan
Purwanto Beracun dalam limbah B3 pada regulasi, industri adalah 557.300 ton
(2018)13 Industri Makanan industri makanan makanan bottom ash dan fly ash
mie instan dengan yang berpotensi menjadi
mengacu pada sumber pencemaran bagi
prosedur dan seluruh perusahaan.
persyaratan yang Pengelolaan di industri ini
berlaku telah memenuhi baku
mutu karbon di lingkungan
Tentrami Pengelolaan Untuk Pengelolaan PT. INKA (Persero) belum
Hayuning Limbah B3 dan mendiskripsikan limbah, bahan memenuhi persyaratan
Ichtiakhiri, Keluhan pengelolaan limbah berbahaya dan pengelolaan limbah B3
Sudarmaji Kesehatan B3 dan keluhan beracun (B3), yaitu pemilahan dan
(2015)14 Pekerja di PT kesehatan keluhan penyimpanan. Keluhan
INKA (Persero) pekerja PT. INKA kesehatan kesehatan yang sering
Kota Madiun (Persero) Kota dirasakan oleh pekerja
Madiun adalah sakit kepala dan
iritasi kulit. Pada penelitian
ini diperlukan
pengawasan pengelolaan
limbah B3 di PT. INKA
(Persero) serta
peningkatan kesadaran
pekerja untuk memakai
84
https://doi.org/10.34011/juriskesbdg.v13i1.1841
JURNAL RISET KESEHATAN
POLTEKKES DEPKES BANDUNG
Vol 13 No 1 Mei 2021
85
https://doi.org/10.34011/juriskesbdg.v13i1.1841
JURNAL RISET KESEHATAN
POLTEKKES DEPKES BANDUNG
Vol 13 No 1 Mei 2021
86
https://doi.org/10.34011/juriskesbdg.v13i1.1841
JURNAL RISET KESEHATAN
POLTEKKES DEPKES BANDUNG
Vol 13 No 1 Mei 2021
tersebut. Hasibuan (2016) menegaskan tubuh manusia sangat sensitif terhadap efek
perlunya menegakkan hukum tentang residu B3, seperti:26
polutan dan menjatuhkan hukuman berat a. Ginjal dan jantung: umumnya
untuk memastikan efek yang memberikan disebabkan zat beracun kadmium
efek jera. Terkait limbah industri, diperlukan b. Tulang: umumnya disebabkan zat
aturan yang jelas dan tegas, serta beracun benzene
sosialisasi yang terus menerus kepada c. Otak dan Sistem Syaraf: umumnya
pengusaha saat menangani limbah disebabkan zat beracun methyl mercury
industri.23 Penting untuk mengawasi dan timbal
kepatuhan terhadap peraturan pembuangan d. Liver: umumnya disebabkan zat
limbah industri dan menjatuhkan hukuman beracun karbon tetrachlorida
pada pelanggaran. Limbah industri e. Paru-paru: umumnya disebabkan zat
hendaknya diproses lebih awal dengan beracun paraquat
teknik pengolahan limbah dan setelah f. Mata: umumnya disebabkan bahan
memenuhi baku mutu, dengan demikian beracun chloroquine dan juga efek
akan tercipta sumber air yang bersih dan paling terkenal yang berpengaruh pada
memiliki fungsi ekologis.7 pertumbuhan dan pertumbuhan.
Apabila kasus pencemaran limbah Potensi dampak akibat limbah B3
B3 industri dibiarkan berlarut-larut tanpa industri terhadap kesehatan dan lingkungan
adanya penanganan khusus, akibatnya bergantung pada kuantitas, karakteristik,
akan menimbulkan masalah lingkungan dan strategi pengelolaan. Dari segi
baru.24 Paparan limbah industri B3 telah lingkungan, kegiatan industrialisasi dan
terbukti berdampak serius pada kesehatan pengelolaan sampah terintegrasi saat ini
masyarakat seperti Minamata dan Itai-Itai sangat penting karena bermanfaat bagi
yang terjadi di Jepang. Penyakit Minamata kesejahteraan industrialisasi itu sendiri. Dan
yang disebabkan oleh pencemaran Merkuri kelestarian lingkungan dilindungi dari risiko
(Hg) dapat menyebabkan gangguan pusat pencemaran.27
saraf, yang dapat membuat pasien tidak Untuk mencapai tujuan dalam
dapat menyesuaikan gerakan anggota pengelolaan limbah B3 tersebut, perlu
tubuhnya. Sedangkan penyakit Itai-Itai ditetapkan dan dilaksanakan sistem
disebabkan karena adanya kontaminasi pengelolaan yang efektif, terutama pada
logam (Cd) yang menumpuk di dalam hati sektor-sektor kegiatan yang sangat
dan ginjal sehingga akan melukai masing- berpotensi menghasilkan limbah B3,
masing organ. Oleh karena itu, sangat termasuk kawasan industri. Berbagai
penting untuk mengolah limbah industri strategi yang dapat digunakan saat
yang ter standarisasi sebelum dibuang ke mengolah limbah industri B3:11
lingkungan.25 a. Mengurangi dan mencegah jumlah
Limbah berbahaya berdampak pada maksimum yang dapat dicapai melalui
kesehatan dan merugikan masyarakat pembentukan limbah B3 dan pengolahan
melalui dua cara yakni secara langsung limbah B3 yang tepat
(melalui ledakan, kebakaran, reagen, zat b. Meningkatkan kesadaran masyarakat
korosif) dan tidak langsung (toksik akut dan c. Memperkuat kerjasama regional, nasional
kronis). Limbah B3 masuk ke lingkungan dan internasional dalam pengolahan
melalui media air, tanah, udara, dan biota limbah B3 industri
yang mempengaruhi secara kontinyu dan d. Merumuskan peraturan perundang-
tidak kontinyu, bertahap dan seketika, undangan yang ada untuk membangun
teratur dan tidak teratur Limbah berbahaya sistem pengolahan
meracuni organisme melalui fenomena e. Membangun Pusat Pengolahan Limbah
organik dan mengekspos organisme Industri B3 di kawasan industri
(tumbuhan, hewan, dan manusia) Bagian
87
https://doi.org/10.34011/juriskesbdg.v13i1.1841
JURNAL RISET KESEHATAN
POLTEKKES DEPKES BANDUNG
Vol 13 No 1 Mei 2021
Selain strategi tersebut, pemerintah limbah. Oleh karena itu, proses ini
dalam hal ini Kementerian Lingkungan Hidup disebut zero waste dan telah diperluas
dan Kehutanan berupaya meningkatkan ke lean manufacturing di sebagian besar
kualitas pelayanan perizinan pengelolaan industri.
limbah B3 guna mengatasi masalah limbah b. Mengoptimalkan penggunaan limbah
industri B3 yang berlebihan di Indonesia. industri. Apabila sumber limbah yang
Pelayanan yang baik akan mendorong dihasilkan tidak mungkin dikurangi,
swasta untuk melakukan pengelolaan limbah karena bergantung pada jenis produk
secara terintegrasi. Hal ini penting untuk dan proses pembuatannya, maka
terus dilakukan karena, dalam beberapa harapan terakhir industri adalah
kasus, pihak swasta mengklaim bahwa mengoptimalkan limbah yang
pelayanan perizinan pengelolaan limbah B3 dihasilkan. Proses ini melibatkan
yang dihasilkan secara lokal terlalu berbelit.5 pembuangan limbah selama proses
Berdasarkan survei Direktur pembuatan, sehingga hasil akhir dari
pengawasan dan Pengelolaan Limbah B3 pengolahan limbah adalah limbah yang
dan Non B3, terlihat bahwa jumlah dihasilkan. Selain itu, praktik
perusahaan pengelolaan limbah B3 di pengelolaan sampah juga
Indonesia dari tahun ke tahun terus menitikberatkan pada pemanfaatan
mengalami peningkatan. Meskipun jumlah limbah dengan biaya sosial ekonomi.
pengelola limbah B3 Meskipun jumlah Langkah ini dapat dilakukan secara
pengelola limbah B3 tidak merata di terpisah dan/atau melibatkan area bisnis
Indonesia, namun pertumbuhan yang berbeda untuk mendapatkan
perusahaan-perusahaan ini yang terus keuntungan perdagangan.
berlanjut juga telah membantu mencegah Upaya-upaya pengurangan potensi
limbah B3, pencemaran lingkungan dan paparan limbah industri B3 diharapkan dapat
ancaman kesehatan, serta meningkatkan menurunkan angka kejadian pencemaran
jumlah limbah B3 yang ditangani. yang tentunya akan berdampak pada
Pengelolaan limbah B3 harus lingkungan dan kesehatan manusia.24
dilakukan sesuai dengan peraturan
pemerintah, hal ini bertujuan agar KESIMPULAN DAN SARAN
mengurangi resiko yang dapat ditimbulkan Penerapan pengolahan limbah B3
pada lingkungan hidup, kesehatan manusia untuk memenuhi standar lingkungan adalah
serta makhluk hidup lainnya. Terdapat upaya suatu masalah mendesak bagi pihak
pengurangan potensi dampak limbah B3 penghasil serta untuk jalannya perlindungan
industri yang dapat dilakukan dengan lingkungan dan kesehatan. Rencana
berfokus pada 2 aspek, yaitu:7 tindakan yang komprehensif dan praktis
a. Pengurangan sumber timbunan limbah. harus dirumuskan sesegera mungkin untuk
Mengacu pada prinsip menghasilkan mengurangi risiko terhadap lingkungan.
limbah dari produk terkecil yang dapat Kerjasama antara badan pengelolaan dan
dihasilkan. Dengan kata lain, ini pihak penghasil sangat untuk menyelesaikan
tergantung pada jenis produk yang masalah secara maksimal dan efisien.
diproduksi dan bagaimana produk itu Dampak limbah terhadap
sendiri diproduksi. Oleh karena itu, pengelolaan lingkungan penting untuk
setiap produk memiliki atribut yang kelangsungan hidup yang baik, karena
sangat berbeda, metode produksinya dengan menjaga lingkungan, kita dapat
sendiri, dan hal-hal lainnya. Hal ini memelihara ekosistem kehidupan yang lebih
berdampak tidak langsung pada jenis baik, dan yang tak kalah pentingnya untuk
limbah yang dihasilkan dan kualitasnya. menjaga kesehatan secara keseluruhan.
Selain itu, modernisasi sarana produksi Oleh karena itu, perlu dilakukan
diharapkan dapat mengurangi timbunan pembaharuan konsep pengelolaan dan
88
https://doi.org/10.34011/juriskesbdg.v13i1.1841
JURNAL RISET KESEHATAN
POLTEKKES DEPKES BANDUNG
Vol 13 No 1 Mei 2021
89
https://doi.org/10.34011/juriskesbdg.v13i1.1841
JURNAL RISET KESEHATAN
POLTEKKES DEPKES BANDUNG
Vol 13 No 1 Mei 2021
90
https://doi.org/10.34011/juriskesbdg.v13i1.1841