Takengon
Takengon
Takengon
Abstract. The research about structure community of phytoplankton at Laut Tawar Lake
in Aceh Tengah was conducted. The eutrophication that occurred in Laut Tawar Lake
associated with changes in the structure and function of aquatic ecosystems. The aims
of this study were to describe the dynamics of community structure and biomass of
phytoplankton based on the depth stratification in the waters of Laut Tawar Lake The
methodology of this research is descriptive analysis with sampling in March and April
2010. The results obtained in the form of phytoplankton composition found in the waters
of Lake Laut Tawar consists of 43 species (genera) of phytoplankton. Phytoplankton was
found consists of five classes namely Bacillariophyceae class (diatoms) by 9 genera,
Chlorophyceae class of 20 genera, Cyanophyceae class as many as 10 genera,
Dinophyceae class were 2 genera, and Euglenophyceae were 2 genera. The highest
phytoplankton species composition found at a depth of 15 m were as many as 24 genera.
While the abundance of phytoplankton species in the waters of Lake Laut Tawar ranges
from 12745 – 155600 cells/l. The highest abundance of phytoplankton at station I
obtained at depth of 10 m of 155600 cells/l. The lowest abundance was obtained at the
third station at a depth of 15 m was equal to 12745 cells/l. Overall abundance of
phytoplankton was dominated by Bacillarophyceae class ranging from 53.75 to 54.95%.
in addition, Diversity index of phytoplankton showed that diversity was moderate is
2,34. Evenness index of phytoplankton in the stations is 0,43 - 0,87, indicating that the
distribution of the individuals of each species also varied but there is no kind of
dominance and is visible from a relatively low dominance index ranged between 0.12 -
0.55.
Pendahuluan
Danau Laut Tawar terletak di Kota Takengon Kabupaten Aceh Tengah
pada ketinggian 1.250 m di atas permukaan laut. Danau ini memiliki luas
5.472 ha dan kedalaman rata-rata 51,13 meter. Aliran air permukaan
atau sungai yang menuju ke danau Laut Tawar berjumlah 25 buah yang
berasal dari 18 daerah hulu/kawasan tangkap dengan debit air bervariasi
dari 11 sampai 2.554 liter per detik (Bappeda Aceh Tengah 2004).
Saat ini Danau Laut Tawar telah dimanfaatkan antara lain sebagai
lokasi penangkapan, budidaya karamba jaring apung dan pariwisata.
Kegiatan-kegiatan tersebut telah mengindikasikan terjadinya degradasi
sumberdaya, peningkatan unsur hara yang dapat meningkatkan
kesuburan perairan, serta terjadinya penurunan kualitas sumberdaya
perairan. Beban masukan dari kegiatan-kegiatan domestik, karamba
jaring apung, kegiatan pertanian baik langsung maupun tidak langsung
akan berpengaruh terhadap keberadaan organisme perairan khususnya
plankton sebagai organisme yang peka terhadap perubahan kualitas air.
Beban masukan yang nyata biasanya akan membawa partikel tersuspensi,
nutrien serta bahan organik terlarut yang akan mendukung terjadinya
eutrofikasi.
Perubahan yang terjadi pada ekosistem danau saat ini sangat cepat
akibat pengaruh dari kegiatan-kegiatan tersebut, akibatnya danau
mengalami penurunan fungsi dan perubahan status perairan. Keberadaan
unsur hara di Danau Laut Tawar akan berpengaruh terhadap peningkatan
biomassa fitoplankton dan kesuburan danau. Pada perairan danau yang
dalam seperti Danau Laut Tawar kemungkinan terjadi pengadukan
sampai dasar perairan sangat kecil sehingga adanya perbedaan
keberadaan unsur hara serta perbedaan suhu yang mencolok antara
lapisan dasar dan lapisan permukaan sehingga diduga adanya hubungan
komponen biotik (struktur komunitas fitoplankton) dan abiotik
(ketersediaan unsur hara) yang berbeda pada setiap stratifikasi
kedalaman perairan danau. Sulawesty (2007) mengungkapkan bahwa
kelimpahan fitoplankton tinggi pada lapisan permukaaan dan menurun
sesuai dengan semakin bertambahnya kedalaman dan semakin
menurunnya daya tembus cahaya matahari.
Berdasarkan hal tersebut maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mendeskripsikan dinamika struktur komunitas dan biomassa fitoplankton
berdasarkan stratifikasi kedalaman di Perairan Danau Laut Tawar.
Stasiun 4
Mampak Kelitu
Kp. Kala
Stasiun 4 Mandale
Stasiun 3 Mandale
Boom
Stasiun 5
Outlet
One-one
Stasiun 1
Toweran
Stasiun 2
Bewang
INLET
Provinsi Aceh
Pengambilan data
Pengambilan sampel air pada berbagai strata kedalaman (0,2 m, 3
m, 10 m, dan 15 m) dengan menggunakan Vandorn water sampler volume
2 liter. Sampel air yang diambil sebanyak 20 liter, air tersebut kemudian
disaring dengan menggunakan jaring plankton ukuran mata jaring 40 µm.
Contoh air yang tersaring (100 ml) dimasukkan dalam botol koleksi yang
berlabel kemudian diawetkan dengan lugol 2 % sebanyak 8 – 10 tetes,
selanjutnya diamati di bawah mikroskop, dan diidentifikasi dengan
menggunakan buku petunjuk Prescott (1970), Belcher and Swale (1979),
dan Mizuno (1979). Selain itu juga diukur beberapa parameter kualitas
air antara lain pH, oksigen terlarut, nitrat, nitrit, amonia, silika,
orthofosfat dan total fosfat; sedangkan parameter biologi berupa
kelimpahan fitoplankton.
Perhitungan kelimpahan plankton dilakukan dengan menggunakan
metode sapuan Sedgwick Rafter Counting Cell dengan tiga kali ulangan.
Rumus perhitungan kelimpahan plankton berdasarkan APHA (2005) yaitu
sebagai berikut:
b. Indeks keseragaman
Indeks keseragaman ini digunakan untuk mengetahui berapa besar
kesamaan penyebaran sejumlah individu setiap marga pada tingkat
komunitas. Indeks keseragaman (evenness index) berdasarkan
persamaan (Odum 1971) :
H'
e
ln S
Dimana, e = indeks keseragaman, H’= indeks keanekaragaman, S
= jumlah jenis
Odum (1971) menyatakan indeks keseragaman berkisar antara 0 –
1. Apabila nilai e mendekati 1 sebaran individu antar jenis merata. Nilai e
mendekati 0 apabila sebaran individu antar jenis tidak merata atau ada
sekelompok jenis tertentu yang dominan.
c. Indeks dominansi
Indeks dominansi diperoleh dengan menggunakan indeks Simpson
(Odum 1971).
s
C (ni / N ) 2
i 1
Tabel 1. Nilai kisaran rata-rata kualitas air pada setiap stasiun dan
kedalaman selama penelitian bulan Maret hingga April 2010
Stasiun
Parameter
I II III IV
Suhu oC 24,6 - 25,9 24,5 - 25,6 24,6 - 25,8 24,2 - 25,4
Kecerahan (cm) 320 - 500 360 - 630 390 - 650 475 - 645
Kedalaman (m) 19,36 18,80 75,55 55,20
pH 7,8 - 8,7 7,8 - 8,4 7,3 - 8,5 7,8 - 8,4
DO (mg/l) 3,09 - 6,54 4,06 - 6,48 4,98 - 6,43 4,75 - 6,38
Nitrat (mg/l) 0,045 - 0,246 - 0,393 0,028 - 0,342 0,008 - 0,283
0,279
Nitrit (mg/l) 0,002 - 0,0021 - 0,0021- 0,005 0,0018 -
0,003 0,0023 0,0024
Amonia (mg/l) 0,045 - 0,043 - 0,056 0,042 - 0,052 0,046 - 0,064
0,054
Orthofosfat 0,013 - 0,009 - 0,018 0,010 - 0,027 0,015 - 0,025
(mg/l) 0,042
Total Fosfat 0,037 - 0,042 - 0,047 0,038 - 0,056 0,040 - 0,047
(mg/l) 0,105
Silika (mg/l) 12,22 - 10,99 - 13,02 12,70 - 13,12 12,33 - 12,74
13,64
Klorofil-a (µg/l) 1,531 - 0,933 - 3,148 1,867 - 4,993 1,093 - 8,131
3,744
Ketengan: stasiun I= One one, stasiun II= Mampak, stasiun III=
Tengah Danau stasiun IV= Bewang
Kelimpahan
Kelimpahan fitoplankton yang ditemukan di perairan Danau Laut
Tawar pada setiap stasiun pengamatan dan kedalaman 0,2 m, 3 m, 10 m,
dan 15 m memperlihatkan perbedaan yang bervariasi. Kelimpahan rata-
rata fitoplankton di perairan Danau Laut Tawar berkisar antara 3355 –
38900 sel/l, dengan kelimpahan fitoplankton yang didominasi oleh kelas
Bacillarophyceae yaitu berkisar antara 53,75 – 56,02 %. Kelimpahan rata-
rata fitoplankton berdasarkan stasiun disajikan pada gambar 3.
Kesimpulan
Komposisi fitoplankton yang ditemukan di perairan Danau Laut
Tawar terdiri dari 43 jenis (genera) fitoplankton. Kelimpahan fitoplankton
tertinggi diperoleh pada stasiun I kedalaman 10 m yaitu 38900 sel/l.
Kelimpahan terendah diperoleh pada stasiun III di kedalaman 15 m yaitu
sebesar 3355 sel/l. Kelimpahan fitoplankton secara keseluruhan di
dominasi oleh kelas Bacillarophyceae yaitu berkisar antara 53,75 – 56,02
% dengan jenis yang melimpah yaitu Nitzschia sp. Secara umum struktur
komunitas fitoplankton Danau Laut tawar menunjukkan keanekaragaman
yang relatif sedang, dengan nilai indeks keanekaragaman plankton
tertinggi ditemukan di stasiun I kedalaman 15 meter (2,34). Nilai indeks
keseragaman jenisnya bervariasi dan relatif sedang berkisar antara 0,43 -
0,87, ini menunjukkan bahwa penyebaran jumlah individu tiap jenis juga
bervariasi namun tidak ada jenis yang mendominansi dan ini terlihat dari
indeks dominansinya yang relatif rendah yaitu berkisar antara 0,12 –
0,55. Beberapa jenis fitoplankton yang keberadaannya selalu hadir di
setiap kedalaman dan stasiun pengamatan pada empat kali waktu
pengamatan sehingga tidak adanya perubahan yang nyata terhadap jenis
fitoplankton yang muncul di empat kali pengamatan.
Daftar Pustaka
[APHA] American Public Health Association. 2005. Standard Methods for
the Examination of Water and Wastewater, 21 th edition. Washington:
APHA, AWWA (American Waters Works Association) and WPCF
(Water Pollution Control Federation). Hal 3 – 42.
Amalia FJ. 2010. Pendugaan status kesuburan perairan Danau Lido,
Bogor, Jawa Barat, melalui beberapa pendekatan [skripsi].
Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan. Bogor : Institut
Pertanian Bogor. 82 hal.
Bappeda Kabupaten Aceh Tengah. 2004. Laut Tawar Selayang Pandang
(Karateristik Danau Laut Tawar). Brosur. Takengon. 9 hal.
Basmi JH. 2000. Planktonologi: Plankton Sebagai Bioindikator Kualitas
Perairan. Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan IPB. Bogor. 59 hal.
Belcher H, E Swale. 1979. An Illustrated guide to river phytoplankton.
London: Institute of Terrestrial Ecology, Camridge. 64 p.
Bengen DG. 2000. Teknik pengambilan contoh dan analisa data biofisik
sumberdaya pesisir. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan-
IPB. Bogor. 88 hal.
Damar A. 2003. Effects of enrichment on nutrien dynamics,
phytoplankton dynamics and primary production in Indonesian
tropical waters : a comparison between Jakarta Bay, Lampung Bay
and Semangka Bay. Forschung-und Technologiezentrum Westkueste
Publ. Ser No. 199 :196 p.