SKRIPSI
SKRIPSI
SKRIPSI
Skripsi
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd) dalam Ilmu Tarbiyah
Oleh:
FEBY ANGGIA SANTIKASARI
NPM : 1511100179
Skripsi
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd) dalam Ilmu Tarbiyah
Oleh:
FEBY ANGGIA SANTIKASARI
NPM : 1511100179
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha
dalam setiap langkah. Maka dengan penuh cinta dan kasih sayang ku
1. Kepada kedua orang tuaku tercinta ayahanda Budi Ariyanto dan ibunda Dwi
2. Kepada Adikku Habibah Nur Aini dan keluarga besar yang selalu
Pringsewu. Penulis adalah anak Pertama dari 2 bersaudara, lahir dari pasangan
pada tahun 2003, Sekolah Dasar (SD) di SDN 1 Pringsewu Barat Kabupaten
Pringsewu dan lulus pada tahun 2009, Sekolah Menengah Pertama (SMP)
pada tahun 2015. Pada tahun 2015 penulis terdaftar sebagai mahasiswi Universitas
Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
dan menjadi angkatan 2015. Peneliti melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di
Lampung.
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan karunian-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat beserta
salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para
semoga bantuan dan amal baik yang mereka berikan kepada penulis memperoleh
Dalam penulisan skripsi ini, penulis tidak lepas dari bimbingan dan
kasih kepada:
1. Prof. Dr. Hj. Nirva Diana, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan
5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan
6. Kepada kepala sekolah, guru dan staf TU MIN 9 Bandar Lampung yang telah
Afriyanti, Dwi Ihsan Nia, Fuji Astuti, Dwi Pristiani, Dwi Puji, Fiorentina,
Fitri Nur Hidayati dan Dian Nurhida yang selalu membantu, memotivasi,
meinspirasi demi terselsainya skripsi ini. Terima kasih atas kebersamaan dan
Tifany Anisa Putri, Andhana Riswari dan Taat Herliana terimakasih atas
11. Serta seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
Penulis berharap semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan atas semua
bantuan dan partisipasi semua pihak yang telah membantu. Penulis menyadari
bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan. Penulis juga
berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan perkembangan ilmu
pendidikan.
Aamiin.
Penulis
ABSTRAK ...................................................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................. iv
PENGESAHAN .............................................................................................. v
MOTTO .......................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL........................................................................................... xv
BAB 1 PENDAHULUAN
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN
Tabel 4.5 Rekapitulasi hasil tes pada kelas eksperimen dan kontrol .....................................63
PENDAHULUAN
sejalan dengan tuntutan pembangunan secara tahap demi tahap. Pendidikan yang
dikelola dengan tertib, teratur, efektif, dan efesien akan mempercepat jalannya
tidak hanya ditekankan pada penguasaan materi, tetapi juga ditekankan pada
penguasaan keterampilan.
bagaimana proses belajar yang dialami oleh peserta didik. Proses belajar yang
efisien mengandung arti bahwa belajar itu memperoleh hasil yang sebaik-baiknya
mempunyai derajat yang lebih tinggi daripada yang tidak berpendidikan. Allah
1
Fuad Ihsan, Dasar-Dasar Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), h. 3.
ilmu pengetahuan yang luas maka akan ditinggikan derajatnya oleh Allah SWT.
Ini artinya tingkatan orang yang beriman dan berilmu lebih tinggi dibandingkan
harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sangat musthil manusia dapat
hidup, proses sosial di mana orang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang
terpilih dan terkontrol (khususnya yang datang dari sekolah), sehingga dia dapat
2
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an Cordoba (Special for woman),
(Bandung: PT. Cordoba Internasional Indonesia, 2012), h. 543.
memperoleh atau mengalami perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan
Jadi, dalam pendidikan terjadi proses timbal balik antara manusia dengan
manusia lain dan manusia dengan lingkungannya. Yang ditandai dengan adanya
Pendidikan tidak bisa lepas dari bidang keilmuan lain, terutama psikologi.
dibutuhkan dalam dunia pendidikan karena supaya para pendidik dapat mengenali
Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang memiliki mutu yang dapat
dan teknologi yang dapat mengadakan pembaharuan agar peserta didik dapat
3
Fuad Ihsan, Op.Cit, h. 4.
4
Chairul Anwar, Teori-Teori Pendidikan, (Yogyakarta: IRCiSoD, 2017), h. 13.
peningkatan kualitas pendidikan. Guru berperan penting dalam upaya
didik pada saat proses belajar mengajar sehingga mereka dapat memperoleh
tujuan belajar sesuai dengan apa yang diharapakan. Guru dituntut untuk lebih
kreatif, inovatif, menempatka siswa tidak hanya sebagai objek belajar tetapi juga
Ilmu pengetahuan alam menjadi salah satu mata pelajaran pokok dalam
terjemahan kata-kata dalam bahasa inggris yaitu natural science, artinya ilmu
pengetahuan. Jadi ilmu pengetahuan alam (IPA) dapat disebut sebagai ilmu yang
terjadi di alam. IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara
sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan
oleh manusia. Powler mengatakan bahwa IPA merupakan ilmu yang berhubungan
dengan gejala alam dan kebendaan yang sistematis yang tersusun secara teratur,
itu tersusun dalam suatu sistem, tidak berdiri sendiri satu dengan yang lainnya
saling berkaitan, saling menjelaskan sehingga satu dengn yang lainnya merupakan
IPA melatih anak berpikir kritis dan objektif. IPA merupakan suatu mata
5
Usman Samatowa, Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar, (Jakarta: Indeks, 2016), h. 3.
misalnya dengan menggunakan metode “menemukan sendiri”. Pengetahuan yang
benar artinya pengetahuan yang dibenarkan menurut tolak ukur kebenaran ilmu,
yaitu rasional dan objektif. Rasional artinya masuk akal atau logis, dapat diterima
oleh akal sehat. Objektif artinya sesuai dengan objeknya, sesuai dengan kenyataan
Jadi dapat disimpulkan bahwa ilmu pengetahuan alam merupakan ilmu yang
peserta didik untuk berfikir kritis dan objektif sesuai dengan fakta-fakta yang
ditemukan. Selain itu, IPA di SD/MI dapat memupuk rasa ingin tahu peserta didik
ada masalah yang dihadapi peserta didik dalam mempelajari materi pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam. Sebagai dari peserta didik masih mendapatkan nilai dibawah
peneliti dengan beberapa peserta didik, mereka kurang termotivasi untuk belajar
Ilmu Pengetahuan Alam. Bahkan mereka merasa jenuh saat proses belajar
6
Ibid,. h. 4.
lebih sering melakukan hal-hal diluar dari aktivitas belajar seperti mengobrol
dengan teman dan mengantuk. Selain itu, peserta didik kurang berani menanyakan
hal-hal yang kurang dipahami. Sehingga masih banyak peserta didik yang
mendapatkan nilai hasil belajar dibawah KKM. Hasil belajar ini dapat dilihat dari
Berikut adalah data nilai ulangan harian peserta didik kelas IV pada mata
Tabel 1.1
Rekapitulasi Nilai Ulangan Harian Ilmu Pengetahuan Alam Peserta
Didik Kelas IV MIN 9 Bandar Lampung T.P 2018/2019 Semester Ganjil
No Kelas Nilai Presentase Jumlah
0<x<75 75≥x≤100 ketntasan peserta
(%) didik
1 IV A 16 8 33% 24
2 IV B 15 10 40% 25
Sumber: Guru Mata Pelajaran IPA Kelas IV MIN 9 Bandar Lampung TP.
2018/2019.
siswa, dan sekolah.7 Jadi, dari data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa nilai
hasil belajar peserta didik kelas IV di MIN 9 Bandar Lampung sebagian besar
7
Happy Komikesari, “Peningkatan Kterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Fisika
Siswa Pada Mata Pelajaran Kooperatif Type Student Team Achievment Division,” Jurnal
Keguruan dan Ilmu Tarbiyah, 1, 1 (Juni 2016). h. 1.
karakteristik peserta didik agar dapat menciptakan suasana belajar yang menarik
sehingga materi yang disampaikan dapat diterima dengan mudah oleh peserta
Learning Cycle 5(E) untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas 4 pada
kegiatan yang dibuat sedemikian rupa sehingga peserta didik dapat menguasai
kompetensi yang harus dicapai dalam proses pembelajaran dengan berperan aktif.
Awalnya model pembelajaran learning cycle hanya terdiri dari tiga fase yaitu,
model pembelajaran ini berkembang menjadi 5 fase yang sering disebut Learning
Tahap Engagement bertujuan untuk mempersiapkan diri peserta didik agar dapat
sesuai dengan materi yang akan dipelajari. Pada fase Explanation peserta didik
arahan langsung dari guru. Tahap Explanation, pada fase ini guru harus
mendorong peserta didik untuk menjelaskan konsep-konsep hasil dari diskusi tadi
pada tahapan ini peserta didik diminta untuk menerapakan pengetahuan dan
meningkatkan motivasi belajar karena peserta didik dilibatkan secara aktif dalam
memerlukan pengelolaan kelas yang lebih bermakna, dan memerlukan waktu dan
pembelajaran.9
Model pembelajaran Learning Cycle fase dapat menciptakan suasana belajar yang
aktif , kreativitas dan dapat memotivasi peserta didik untuk menemukan suatu
diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar kognitif peserta didik pada mata
pelajaran IPA, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
Lampung”.
B. Identifikasi Masalah
sebagai berikut:
Cycle 5 Fase
2. Dalam proses belajar IPA dikelas, sebagian peserta didik masih terlihat
pasif, dan peserta didik kurang bisa memahami teori konsep yang
disampaikan.
3. Hasil belajar dari sebagian peserta didik yang masih belum mencapai
KKM.
C. Batasan Masalah
Agar peneliti lebih terarah dan terfokuskan, maka batasan masalah dalam
D. Rumusan Masalah
1. Tujuan Penelitian
learning cycle 5 fase terhadap hasil belajar kognitif peserta didik kelas IV
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi guru bidang study bisa dijadikan wacana dan alternatif model
dan menarik.
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
Ilmu pengetahuan alam menjadi salah satu mata pelajaran pokok dalam
terjemahan kata-kata dalam bahasa inggris yaitu natural science, artinya ilmu
berhubungan dengan gejala alam dan kebendaan yang sistematis yang tersusun
artinya pengetahuan itu tersusun dalam suatu sistem, tidak berdiri sendiri satu
dengan yang lainnya merupakan satu kesatuan yang utuh.10 Jadi ilmu
pengetahuan alam (IPA) dapat disebut sebagai ilmu yang mempelajari tentang
alam dan ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. IPA
manusia.
moral atau etika, juga tidak membahas nilai-nilai keindahan, tetapi IPA
10
Usman Samatowa, Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar, (Jakarta: Indeks, 2016), h. 3.
dimaksud nilai disini yaitu sesuatu yang dianggap berharga yang terdapat
dalam IPA dan menjadi tujuan yang akan dicapai. Nilai-nilai non kebendaan
yang terkandung dalam IPA misalnya adalah “nilai keagamaan”. Sangat tidak
mempelajari IPA secara mendalam, dirinya akan semakin sadar bahwa adanya
hokum-hukum alam, dan sadar dengan semua yang berkaitan dengan ala mini
menambah nilai keyakinan peserta didik terhadap agama islam. Maka dari itu
IPA di SD/MI karena dapat juga menjaga nilai keimanan peserta didik. Selain
itu dapat juga menambah wawasan peserta didik yang mengarah pada dasar
data, bereksperimen, dan prediksi. Dalam konteks itu sains bukan sekedar cara
nilai social, manfaat sains untuk sains dan kehidupan manusia, serta sikap dan
terdapat tiga fokus utama pembelajaran sains disekolah, yaitu dapat berbentuk
(1) produk dari sains, yaitu pemberian berbagai pengetahuan ilmiah yang
dianggap penting untuk diketahui siswa (hard skills); (2) sains sebagai proses,
soft skills); (3) pendekatan sikap dan nilai ilmiah serta kemahiran insaniah
(soft skills).12
transaksional antara guru dan siswa di mana dalam proses tersebut bersifat
timbal balik. Adapun pengetahuan itu sendiri artinya segala sesuatu yang
diketahui oleh manusia. Jadi secara singkat IPA adalah pengetahuan yang
rasional dan objektif tentang alam semesta dengan segala isinya. Ilmu
membuat pendidikan IPA menjadi penting. Struktur kognitif anak tidak dapat
12
Siti Fatonah dan Zuhdan K. Prasetyo, Pembelajaran Sains, (Yogyakarta: Ombak,
2014), h. 8.
menyatakan bahwa mengajar dan belajar merupakan suatu proses yang tidak
terjadi proses mengajar dan proses belajar yang harmoni. Pembelajaran sains
pengetahuan tentang berbagai jenis dan sifat dari lingkungan alam dan
tahu peserta didik secara alamiah. Hal ini akan membantu mereka
13
Ayu Nur Shaumi, “Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skill) Dalam Pembelajaran
Sains Di SD/MI”. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar, Vol. 2, No. 2, (Desember, 2015):
249.
14
Siti Fatonah dan Zuhdan K. Prasetyo, Op Cit, h. 10.
bukti serta mengembangkan cara berpikir ilmiah. Pembelajaran IPA di SD
terhadap dunia mereka dimana mereka hidup. Untuk mencapai tujuan dan
Pendekatan lingkungan
bertujuan untuk memberikan kepekaan dan juga perhatian bagi peserta didik
peserta didik. Sains yang dimaksud disini bukanlah sains sebagai ilmu
melainkan sebagai metode yang sistematis, rasional, dan ilmiah. Jadi sains
15
Usman Samatowa, Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar, (Jakarta: Indeks, 2016), h. 2.
proses pembelajaran.16 Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan
dan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang baik maka diperlukan sebuah
cycle pada mulanya terdiri dari tiga fase yaitu fase eksplorasi
ditambahkan pula tahap evaluation pada bagian akhir siklus. Karena itu
16
Ayu Nur Shawmi, “Analisis Pembelajaran Sains Madrasah Ibtidaiyah (MI) Dalam
Kurikulum 2013”. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar, Vol. 3, No. 1, (1 Juni, 2016): 125-
126.
17
Ngalimun, Strategi dan Model Pembelajaran, (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2016),
h. 171-172.
cycle 5 fase merupakan model pembelajaran yang berpusat pada peserta
pembelajaran.
18
Ririn Nurcholidah Anis, “Pengaruh Model Learning Cycle Terhadap
Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas III SD Negeri Harja
Mekar 03 Kec. Cikarang Utara”. Jurnal Bidang Pendidikan Dasar, Vol. 2, No. 1A, (1
April, 2018): h. 14.
40 tahun dan menyimpulkan tentang learning cycle yaitu siklus belajar
adalah salah satu model pembelajaran sains yang digunakan secara luas
pemahaman mereka terhadap situasi baru. Puncak dari siklus ini yaitu
Hal ini dapat meningkatkan rasa ingin tahu peserta didik, dan dapat
19
Rahmawati, Supriyono Koes H, I Wayan Dasna, “Kajian Pengaruh Learning Cycle 5E
Terhadap Keterampilan Proses Sains Peserta Didik”. Jurnal Pros. Semnas Pend. IPA
Pascasarjana UM, Vol. 1, (2016): 1065.
membuat peserta didik focus dan aktif dalam mendapatkan informasi dan
pemahaman.
interprestasi individu.
20
Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, (Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media, 2014), h. 58.
c. Menurut Hudojo, orientasi pembelajaran adalah investigasi dan
dalam proses pembelajaran htidak boleh lagi jika hanya guru yang
1) Engagement (Undangan)
21
Ibid, h. 61.
peserta didik tentang topic yang akan diajarkan berusaha
2) Exploration (Eksplorasi)
telaah literatur.
3) Explanation (Penjelasan)
dipelajari.
4) Elaboration (Pengembangan)
5) Evaluation (Evaluasi)
Guru menilai apakah pembelajaran sudah berlangsung baik dengan
5 Fase
orang lain.
22
Ibid, h. 59-60.
2) Menurut kesungguhan dan kreativitas guru dalam merancang dan
terorganisasi.
dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap,
b. Fase Presentasi/Demonstrasi
Pada fase ini guru dapat menyajikan materi pelajaran, baik berupa
kehidupan nyata.
4. Hasil Belajar
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
25
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta : Raja Grafindo Persada,
2014), h. 20.
26
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta : Kencana
Prenada Media Group, 2015), h. 13.
27
Syofnidah Ifrianti, Peningkatan Hasil Belajar Matematika Dengan Menggunakan Alat
Peraga Jam Sudut Pada Peserta Didik Kelas IV SD N Sunur Sumatera Selatan,‖ TERAMPIL
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar, 1, 4 (2017). h. 3.
dan dapat diamati melalui penampilan peserta didik (learner’s
performance).28
a. Ranah Kognitif
1) Mengingat (remembering)
28
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi, (Jakarta : Rhineka Cipta,
2013), h. 54.
29
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Bumi Arikunto, 2017).
h. 131.
30
Ibid, h. 132.
belajar ini menjadi prasyarat tipe hasil belajar berikutnya. Hafal
Dilihat dari segi bentuknya, tes yang paling banyak dipakai untuk
2) Memahami
telah diajarkan baik dalam bentuk lisan, tertulis, dan grafik atau
denah, diagram atau grafik. Dalam tes objektif, tipe pilihan ganda
3) Menerapkan
31
Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan., h. 447.
Menerapkan adalah jenjang kemampuan melakukan sesuatu dan
4) Menganalisis
jalan ini situasi atau keadaan tersebut menjadi lebih jelas. Bentuk
5) Menilai
6) Mencipta
Dalam jenjang kemampuan ini peserta dituntut untuk memadukan
b. Ranah Afektif
1) Menerima
jenjang ini mulai dari kesadaran bahwa sesuatu itu ada sampai
2) Menjawab
tanpa ditugaskan).
3) Menilai
hubungan-hubungan manusia).
laku siswa yang menjadi ciri khas atau karakteristik siswa itu.32
c. Ranah Psikomotorik
yaitu:
mendeskriminasikan.
guru.
a. Faktor Intern, meliputi faktor dari dalam diri peserta didik seperti
b. Faktor Ekstern, adalah faktor yang berasal dari luar peserta didik
relasi guru dengan peserta didik, relasi peserta didik dengan peserta
belajar ternyata dipengaruhi oleh dua faktor yaitu, faktor dari dalam diri
(faktor intern) dan juga faktor lingkungan (ekstern). Kedua faktor ini
peserta didik untuk belajar, selain itu faktor dari luar juga turut berkontribusi
Hasil belajar peserta didik diukur dengan penilaian yaitu usaha mengetahui
tingkat kemampuan peserta didik dan sampai taraf mana mereka dapat
Tabel 2.1
menginterpretasikan.
mempertahankan pendapat.
memodifikasi.
mempertimbangkan.
Tabel 2.2
menunjukkan.
menjamin.
menilai,dan mengkritik.
Bentuk tes kognitif diantaranya: Tes atau pertanyaan lisan dikelas, pilihan
ganda, uraian objektif, uraian non objektif atau uraian bebas, jawaban atau
didik yang mengikuti tes hasil belajar ranah kognitif dikatakan lulus apabila
telah mencapai standar nilai yang telah ditentukan atau yang biasa disebut
Tabel 2.3
Contoh kata kerja operasional ranah kompetensi psikomotorik (P1-P7)
No Ranah Kata Operasional
Psikomotorik
menghubungkan, menggambarkan,
menyeleksi.
a. Pengertian Gaya
benda yang semula bergerak menjadi berhenti atau berubah arah, dan
dapat merubah bentuk benda. Besar kecilnya gaya dapat ditentukan oleh
kuat atau lemahnya tarikan atau dorongan. Besar kecilnya gaya dapat
b. Jenis-jenis Gaya
1) Gaya Magnet
33
Ahmad Zuber, Tematik 4 Tema 7 Alangkah Indahnya Keragaman di Negeriku untuk
kelas IV SD dan MI, (Jakarta: Platinum, 2016), h. 56.
Gaya magnet berasal dari magnet. Magnet mempunyai dua kutub
yaitu kutub utara dan kutub selatan. Benda akan tertarik pada salah
satu kutubnya dan benda menjauhi pada salah satu kutubnya. Jika
kutub magnet sama maka kutub akan saling menjuh. Jika kutub
2) Gaya Gravitasi
bumi. Contoh gaya gravitasi adalah jatuhnya buah dari atas pohon
3) Gaya Otot
Contoh gaya otot adalah pada saat kita menarik atau mendorong
4) Gaya Listrik
Gaya listrik merupakan gaya yang terjadi karena muatan aliran
5) Gaya Gesek
benda saling bersentuhan. Roda dengan lantai yang halus atau roda
berat tidak jatuh dengan cepat tetapi parasut disimpan ditas dan
dengan roda ditempat yang halus maka lebih cepat berhenti pada
1. Menghambat gerakan
Ini terjadi pada meja yang kita dorong pada permukaan yang
angkat.
Roda yang berjalan terus pasti akan diganti dengan ban yang
34
Ibid, h. 59.
Dalam penulisan skripsi ini peneliti terlebih dahulu melakukan penelaahan
terhadap bebrapa karya penelitian yang berhubungan dengan judul yang peneliti
angkat:
pengaruh yang lebih baik terhadap hasil belajar afektif dan kognitif siswa
35
Merli Hariyanti, “Pengaruh Model Pembelajaran Learning Cycle 7E Terhadap
Keterampilan Proses Sains (KPS) Pada Materi Organisasi Tingkat Jaringan Peserta Didik Kelas
XI di SMA Gajah Mada Bandar Lampung” UIN Raden Intan Lampung, (2018).
36
Wahyu Triana Wati, “Pengaruh Model Pembelajaran Learning Cycle 5E Terhadap
Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Kelas X di SMA Negeri 1 Tanjung Bintang
tahun ajaran 2016/2017” Universitas Lampung, (2018).
37
Helen Ariska, “Pengaruh Model Pembelajaran Learning Cycle 5E Dengan Bagan
Dikotomi Konsep Terhadap Hasil Belajar Kognitif dan Afektif Siswa Kelas X SMA Negeri 16
Bandar Lampung” UIN Raden Intan Lampung, (2017).
mempunyai pengaruh terhadap motivasi dan keterampilan proses sains
C. Kerangka Berfikir
disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan. Berdasarkan teori-teori yang
merumuskan hipotesis.40
Pembelajaran IPA di SD/MI dapat melatih peserta didik untuk berfikir kritis
dan objektif sesuai dengan fakta-fakta yang ditemukan. Selain itu dapat memupuk
rasa ingin tahu peserta didik secara alamiah. Dengan begitu akan membantu
38
Siti Markumah, “Pengaruh Model Siklus Belajar (Learning Cycle) Dengan Pendekatan
Pemanfaatan Lingkungan Sekitar Terhadap Motivasi dan Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas
X” UIN Sunan Kalijaga, (2014).
39
Laila Septi Maslia, “Pengaruh Model Pembelajaran concept attainment terhadap hasil
belajar kognitif peserta didik kelas X” UIN Raden Intan, (2018).
40
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2016), h. 92.
kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan, membangkitkan ide-ide, dan
peserta didik hal itu disebabkan karena kurangnya optimalisasi pembelajaran yang
keaktifan peserta didik adalah dengan model pembelajaran Learning Cycle 5 Fase
karena model pembelajaran ini adalah model pembelajaran yang berpusat pada
pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar kognitif peserta didik serta akan
Berdasarkan latar belakang masalah serta mengacu pada kajian teoritis yang telah
adalah:
proses pembelajaran
dengan penerapan model Hasil belajar
pembelajaran learning kogntif (Y)
cycle 5 fase (X)
Keterangan:
hipotesis merupakan dugaan atau jawaban sementara dari dugaan relatif penelitian
tentang variabel yang diteliti untuk mengetahui tingkat kebenaran harus diujikan
secara empiris berdasarkan fakta dan data lapangannya. Berdasarkan teori dan
hasil belajar kognitif peserta didik kelas IV pada mata pelajaran IPA di
hasil belajar kognitif peserta didik kelas IV pada mata pelajaran IPA di
41
Ibid, h. 96.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Quasi experimental design yaitu desain ini memiliki kelompok kontrol, tetapi
adalah nonequivalent control group design. Pada design ini terdapat pretest dan
posttest untuk kelompok eksperimen dan kontrol. Dalam penelitian ini terdapat
dua kelas yaitu kelas eksperimen yang diberi perlakuan menggunakan model
disekolah tersebut. Sebelum diberi perlakuan pada kelas yang akan dibandingkan
keadaan awal, adakah perbedaan pada kedua kelas tersebut. Selanjutnya, setelah
42
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2016), h. 114.
Tabel 3.1
Keterangan:
B. Variabel Penelitian
Variabel penelitian diartikan sebagai segala sesuatu yang berbentuk apa saja
yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya.43 Variabel yang terdaat dalam penelitian ini
cycle 5 fase
43
Ibid, h. 60.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Tabel 3.2
Data Jumlah Peserta Didik Kelas IV MIN 9 Bandar Lampung
No Kelas Jumlah Peserta Jumlah Peserta Jumlah
Didik Perempuan Didik Laki-Laki Keseluruhan
1. IV.A 13 11 24
2. IV.B 12 13 25
3. IV.C 12 11 23
Jumlah 72
Sumber: dokumen MIN 9 Bandar Lampung tahun 2018/2019.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Dalam penelitian ini dengan mengambil sampel dua kelas
sebanyak 49 peserta didik yang menjadi sampel adalah dua kelas yaitu kelas
Tabel 3.3
Jumlah Sampel Kelas IV A dan IV B MIN 9 Bandar Lampung
No Kelas Jumlah Peserta Jumlah Peserta Jumlah
Didik Perempuan Didik Laki-Laki Keseluruhan
1. IV.B 12 13 25
2. IV.A 13 11 24
Jumlah 49
44
Jakni, Metodologi Penelitian Eksperimen Bidang Pendidikan, (Bandung: Alfabeta,
2016), h. 75.
3. Teknik Pengambilan Sampel
tanpa memperhatikan strata yang ada pada populasi tersebut.45 Adapun cara
penelitian ini diambil 1 kelas eksperimen yaitu kelas IV.B yang akan
ini, maka teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Observasi
bila responden yang diamati tidak terlalu besar. Observasi yang digunakan
yang akan diamati, kapan dan di mana tempatnya. Jadi observasi terstruktur
dilakukan apabila peneliti telah tahu dengan pasti tentang variabel apa yang
akan diamati.46
45
Sugiyono, Op. Cit, h. 122.
46
Ibid, h. 203-205.
2. Wawancara
diteliti, dan juga apabila peneliti akan mengetahui hal-hal dari responden yang
yang dirasa kurang jelas yang tidak bisa didapatkan melalui observasi. Teknik
ini digunakan peneliti untuk mewawancarai guru mata pelajaran IPA kelas IV
Ibu Melviana Agustia Rahma selaku guru mata pelajaran IPA bahwa proses
(Direct Instruction).
3. Tes
misalnya soal pilihan ganda, soal essay, soal menjodohkan, dan lain-lain.48
Tes ini dipergunakan untuk mendapatkan data kognitif peserta didik kelas IV
berbentuk essay.
47
Ibid, h. 194.
48
Jakni, Op Cit, h. 98.
4. Dokumentasi
Dokumentasi yang digunakan pada penelitian ini berupa foto sekolah, dan data
E. Instrumen Penelitian
berikut:
1. Tes
misalnya soal pilihan ganda, soal essay, soal menjodohkan, dan lain-lain.50
Tes ini dipergunakan untuk mendapatkan data nilai hasil belajar kognitif
peserta didik kelas IV pada mata pelajaran IPA di MIN 9 Bandar Lampung.
49
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2014), h. 146.
50
Jakni, Op Cit, h. 98.
F. Analisis Uji Instrumen
Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang
hendak diukur. Uji validitas instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah uji validitas isi dan uji validitas kostruksi yaitu sebagai berikut:
a. Uji Validitas
apabila tes itu benar-benar mengukur apa yang akan diukur. Validitas
rxy=
Keterangan:
51
Ibid, h. 306.
52
Merli Hariyanti, Pengaruh Model Pembelajaran Learning Cycle Tipe 7E Terhadap
Keterampilan Proses Sains (KPS) Pada Materi Organisasi Tingkat Jaringan Peserta Didik Kelas
XI IPA Di SMA Gajah Mada Bandar Lampung, (Skripsi Pendidikan Biologi UIN RIL, 2018), h.
61.
N : jumlah peserta tes
Tabel 3.5
Eksplanasi Indeks Kaitan “r” Product Moment”
Sesuai soal diuji cobakan kepada peserta didik yang sudah pernah
Tabel 3.6
Hasil Uji Validitas Soal Preetest
Kriteria No soal Jumlah
Valid 1,3,5,6,7,8,9,11,12,13,14,15,16,17,18,19 16
Tidak valid 2,4,10,20 4
Sumber, perhitungan hasil uji validitas.
Microsoft Exel 2007 terdapat 16 soal valid dan 4 soal tidak valid. Yang
yang valid.
Tabel 3.7
Hasil Uji Validitas Soal Posttest
Kriteria No soal Jumlah
Valid 2,3,4,5,6,7,8,10,11,13,14,15,16,17,20 15
Tidak valid 1,9,12,18,19 5
Sumber, perhitungan hasil uji validitas.
53
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi
Aksara,2013),h.89.
Berdasarkan tabel di atas, perhitungan uji validitas soal dengan bantuan
Microsoft Exel 2007 terdapat 15 soal valid dan 5 soal tidak valid. Yang
yang valid.
2. Uji Reliabilitas
kepercayaan tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. 54 Tes
r11 = )
Keterangan:
= varian total
54
Jakni, Metodologi Penelitian Eksperimen Bidang Pendidikan, (Bandung: Alfabeta,
2016), h. 306.
Tabel 3.8
Kriteria Reliabilitas
Reliabilitas Kriteria
Sehubungan tabel di atas, data hasil uji reliabilitas soal pretest dan soal
berarti tergolong dalam kategori sangat tinggi dan untuk uji soal postst
Tingkat kesukaran ini dilakukan untuk menguji apakah butir item soal
yang digunakan ini sebagai butir soal yang baik, artinya butir soal tersebut
memiliki tingkat butir item soal sedang, mudah dan sukar. Tingkat kesukaran
suatu butir item soal dapat dinyatakan dengan rumus yang dicetuskan Du
Bois:
P=
Keterangan:
Tabel 3.9
Kriteria Tingkat Kesukaran
Tingkat Kesukaran Kriteria
0,00 < TK ≤ 0,30 Sukar
0,30 < TK ≤ 0,70 Sedang/cukup
0,70 < TK ≤ 1,00 Mudah
Tabel 3.10
Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Preetest
Kategori No Butir Jumlah
soal
Mudah - -
Sedang 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20 20
Sukar - -
Sumber: Uji Tingkat Kesukaran Butir Soal
Tabel 3.11
Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Posttest
Kategori No Butir Jumlah
soal
Mudah - -
Sedang 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20 20
Sukar - -
55
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi
Aksara,2013),h.223.
Berdasarkan analisis, soal pretest yang diuji cobakan berjumlah 20 soal
Daya pembeda merupakan suatu kemampuan item tes hasil belajar untuk
D= = PA - PB
Keterangan:
56
Suharsimi Arikunto, Op Cit., h. 385.
Tabel 3.12
Berdasarkan tabel 3.6 berikut adalah hasil uji daya beda butir soal
Tabel 3.13
Hasil Uji Daya Beda Soal Preetest
Kriteria No Soal Jumlah
Sangat baik 1,3,5,6,8,12,14,15,17,18,19 11
Baik 4,7,9,10,11,13,16 7
Cukup 2,20 2
Jelek - -
Sumber: Perhitungan Uji Daya Beda Soal Preetest Keterampilan Proses
Sains
Tabel 3.14
Hasil Uji Daya Beda Soal Posttet
Kriteria No Soal Jumlah
Sangat baik 2,3,5,6,14,15,17,20 8
Baik 4,7,8,9,10,11,13,16,19 9
Cukup 1,12 2
Jelek 18 1
Sumber: Perhitungan Uji Daya Beda Soal Posttest Keterampilan Proses
Sains
Dari paparan data, uji daya beda soal bervariasi sangat baik, baik,
cukup, dan jelek. Jadi, dapat disimpulkan butir soal pretest dan posttest
tergolong dalam kriteria baik. Berkaitan dengan perhitungan ini,
sehingga sifat-sifat datanya dapat dengan mudah dipahami dan dapat menjawab
dengan deskripsi data maupun untuk membuat induksi, atau menarik kesimpulan
1. Uji Prasayarat
a. Uji Normalitas
dikumpulkan berdistribusi normal atau tidak.58 Data yang diuji yaitu data
kelas eksperimen dan data kelas kontrol. Uji normalitas pada penelitian
57
Jakni, Op Cit., h. 99.
58
Ibid, h. 249.
5. Memasikan nilai L0 rumus F(Z)-S(Z) lalu nilai mutlaknya.
6. Kriteria pengujianya:
b. Uji Homogenitas
yang digunakan adalah uji homogen dua varians atau uji fisher.59
F=
F = Homogenitas
= varian terbesar
= varian terkecil
Hi ditolak jika Fh ˃ Ft
Hipotesis :
59
Merli Hariyanti, Op Cit., h. 70.
2. Uji Hipotesis Statistik
antara hasil tes peserta didik dari kelompok eksperimen dan kontrol, dapat
a. Hipotesis statistik
learning cycle 5 fase terhadap hasil belajar kognitif peserta didik kelas
cycle 5 fase terhadap hasil belajar kognitif peserta didik kelas IV pada
berikut:
t=
Keterangan:
: varians sampel 1
: varians sampel 2
d. Kriteria pengujian hipotesis : jika thitung ≥ ttabel maka H0 ditolak dan jika
thitung < ttabel maka H0 diterima dengan tarafsignifikan 5%. Uji-t diterima
apabila thitung lebih besar dari ttabel dengan demikian H1 diterima, apabila
60
Ibid, h. 71-72.
BAB IV
A. Hasil Penelitian
peserta didik sebagai kelas eksperimen dan kelas IV A dengan jumlah sebanyak
24 peserta didik sebagai kelas kontrol. Pada saat penelitian di kelas eksperimen
digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan cara tes dan dokumentasi.
Data yang diperoleh berupa data tes (pretest) dan tes (posttest)
keterampilan proses sains, dan hasil dokumentasi pada saat kegiatan pembelajaran
berlangsung. Soal pretest yang diuji cobakan berjumlah 20 soal, setelah di lakukan
uji validitas, soal yang valid berjumlah 16 soal dan yang digunakan sebagai
instrumen penelitian sebanyak 10 soal dari 16 soal yang valid. Soal posttest yang
diuji cobakan berjumlah 20 soal, setelah di lakukan uji validitas, soal yang valid
soal dari 15 soal yang valid. Adapun data yang diperoleh peneliti dapat dijabarkan
sebagai berikut:
1. Data hasil pretest dan posttest kelas eksperimen
peserta didik yang terdiri dari 12 peserta didik perempuan dan 13 peserta didik
laki-laki.
Berikut ini adalah data pretest dan posttest peserta didik kelas eksperimen:
Tabel 4.1
Data Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen
No Nama Sampel Nilai
Pretest Posttest
1 B1 73 80
2 B2 46 80
3 B3 53 83
4 B4 70 93
5 B5 66 70
6 B6 73 93
7 B7 66 73
8 B8 60 80
9 B9 76 90
10 B10 70 76
11 B11 50 83
12 B12 60 86
13 B13 53 73
14 B14 70 76
15 B15 73 90
16 B16 53 70
17 B17 70 86
18 B18 73 86
19 B19 53 83
20 B20 60 73
21 B21 66 93
22 B22 70 80
23 B23 66 76
24 B24 60 90
25 B25 50 86
Dari nilai tersebut diperoleh nilai tertinggi, nilai terendah, jumlah dan nilai
rata-rata dari nilai pretest dan posttest kelas eksperimen sebagai berikut:
Tabel 4.2
Pada pretest nilai tertinggi yaitu 76, nilai terendah yaitu 46, jumlah nilai
1580, dan nilai rata-rata nya 63. Pada posttest nilai tertinggi yaitu 93, nilai
terendah yaitu 70, jumlah nilai 2049 dan nilai rata-ratanya 82. Dari nilai
tersebut terdapat peserta didik yang lulus dan tidak lulus KKM dimana KKM
peserta didik yang terdiri dari 13 peserta didik perempuan dan 11 peserta didik
laki-laki. Berikut ini adalah data pretest dan posttest peserta didik kelas
kontrol:
Tabel 4.3
Data Nilai Pretest dan Posttest Kelas Kontrol
No Nama Sampel Nilai
Pretest Posttest
1 A1 46 70
2 A2 50 73
3 A3 73 83
4 A4 66 80
5 A5 46 70
6 A6 73 80
7 A7 70 73
8 A8 70 80
9 A9 66 73
10 A10 50 76
No Nama Sampel Nilai
Pretest Posttest
11 A11 73 83
12 A12 60 70
13 A13 53 66
14 A14 73 83
15 A15 63 66
16 A16 53 60
17 A17 70 73
18 A18 73 76
19 A19 73 83
20 A20 60 70
21 A21 63 73
22 A22 70 80
23 A23 63 76
24 A24 60 66
Dari nilai tersebut diperoleh nilai tertinggi, nilai terendah, jumlah dan nilai
rata-rata dari nilai pretest dan posttest kelas eksperimen sebagai berikut:
Tabel 4.4
Rekapitulasi Hasil Pretest Dan Posttest Kelas Kontrol
Kriteria Pretest Posttest
Nilai tertinggi 73 83
Nilai terendah 46 60
Jumlah 1517 1783
Rata-rata 63 74
Pada pretest nilai tertinggi yaitu 73, nilai terendah yaitu 46, jumlah nilai
1517, dan nilai rata-rata nya 63. Pada posttest nilai tertinggi yaitu 83, nilai
terendah yaitu 60, jumlah nilai 1783 dan nilai rata-ratanya 74. Dari nilai
tersebut terdapat peserta didik yang lulus dan tidak lulus KKM dimana KKM
Intruction sebagai kelas kontrol. Berikut ini adalah nilai posttest kelas
Tabel 4.5
Rekapitulasi Hasil Tes Pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Pottest
Kriteria
E K
Nilai Tertinggi 93 83
Nilai Terendah 70 60
Jumlah 2049 1783
Rata-Rata 82 74
Sumber: Data Hasil Tes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
yang diperoleh di kelas eksperimen yaitu 82 dan kelas kontrol yaitu 74.
Dengan demikian nilai tes kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan
kelas kontrol.
B. Uji Instrumen
1. Uji Prasyarat
a. Uji Normalitas
dipakai pada saat penelitian berdistribusi normal atau tidak. Data hasil uji
normalitas data hasil belajar kognitif mata pelajaran IPA dengan taraf signifikan >
ɑ 0,05 menunjukkan sampel tersebut berdistribusi normal. Maka dari itu, patut
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui bahwa data yang diperoleh dari
hasil belajar kognitif peserta didik memiliki karakteristik yang sama (homogen)
atau tidak.
Tabel 4.7
Hasil Uji Homogenitas Pretest dan Posttest
Statistik Pretest Posttest
E K E K
F Hitung 0,9367 1,1440
F Tabel 1,1974 1,1974
Kesimpulan Homogen Homogen
fisher dengan taraf signifikan >ɑ 0,05, hal tersebut mampu dikatakan data
c. Uji N-Gain
Setelah nilai pretest dan posttest diperoleh dari hasil penskoran, maka
sains peserta didik yaitu dengan perhitungan N-Gain. Gain adalah selisih
Tabel 4.8
Hasil N-Gain Kelas Eksperimen dan Kontrol
No Kelas Gain N-gain Jumlah kategori kategori
Rendah Sedang Tinggi
1. Eksperime 18,76 0,4975 5 15 5 Sedang
2. Kontrol 11,833 0,2909 13 11 - Rendah
perbedaan peningkatan hasil belajar kogitif peserta didik pada kelas eksperimen
dan kontrol yang didapatkan nilai N-gain pada kelas eksperimen sebesar 0,497
dengan kategori sedang sedangkan pada kelas kontrol didapatkan N-Gain sebesar
Tabel 4.9
Hasil Uji T Posttest Kelas
Eksperimen dan Kontrol
Tes Karakteristik Hasil Keterangan
Thitung Ttabel
Posttest 3,9114 2,0117 Thitung ≥ Ttabel H0 ditolak
dilakukan, terlihat pada tabel hasil posttest memiliki thitung = 3,9114 dan ttabel =
2,0117. Berdasarkan perhitungan diatas terlihat bahwa t hitung ≥ ttabel, dengan
demikian H0 ditolak dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
C. Pembahasan
cycle 5 fase terhadap hasil belajar kognitif. Peneliti menggunakan dua kelas yaitu
kelas IV A sebagai kelas kontrol dan kelas IV B sebagai kelas eksperimen. Proses
Peserta didik yang terlibat sebagai sampel pada penelitian ini adalah dengan total
belajar mengajar, 1 kali pertemuan dilaksanakan untuk ptes awal (pretest) dan 1
kali pertemuan untuk evaluasi atau tes akhir (posttest) peserta didik sebagai data
Berdasarkan hasil uji coba soal pretest dan soal posttest yang masing-masing
sebanyak 20 soal, setelah di validasi untuk soal pretest terdapat 16 soal yang valid
dan soal posttest terdapat 15 soal yang valid. Yang digunakan sebagai instrument
dengan materi gaya otot, pertemuan keempat dengan materi gaya listik, pertemuan
materi gaya gravitasi, pertemuan ketujuh dengan materi gaya gesek, dan
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil uji hipotesis secara manual
dengan thitung = 3,9114 dan ttabel = 2,0117 maka thitung > ttabel maka H0 ditolak.
hasil belajar kognitif peserta didik kelas IV MIN 9 Bandar Lampung. Selama
seperti ada bebrapa peserta didik yang kurang terpusat pada saat pembelajaran
berlangsung dan ada beberapa peserta didik yang bermain-main dan berbincang-
terkadang peserta didik dipantau oleh guru IPA, maka tahapan-tahapan penelitian
pesan positif terhadap peserta didik sehingga peserta didik merasa rileks dalam
proses pembelajaran, peserta didik dapat dapat mengatur dirinya, mampu percaya
diri dalam mengapresiasikan sesuatu yang telah dikerjakan semaksimal mungkin,
peserta didik dapat menguasai kompetensi yang harus dicapai dalam proses
pembelajaran dengan berperan aktif. Hal ini menjadi salah satu penyebab model
belajar kognitif peserta didik kelas IV pada mata pelajaran IPA di MIN 9 Bandar
Lampung.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
terhadap hasil belajar kognitif peserta didik kelas IV pada mata pelajaran IPA di
pembelajaran learning cycle 5 fase dan pada kelas kontrol menggunakan model
diperoleh kelas kontrol sebesar 0,2909 dan kelas eksperimen sebesar 0,4975.
belajar kognitif peserta didik kelas IV pada mata pelajaran IPA di MIN 9 Bandar
Lampung.
B. Saran
mata pelajaran IPA agar dapat meningkatkan hasil belajar kognitif peserta
2. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi peneliti lain yang
Learning Cycle 5 Fase terhadap hasil belajar kognitif peserta didik karena
penelitian ini kurang dari sempurna dianjurkan bagi peneliti lain untuk
lebih baik dalam melakukan penelitian agar mendapatkan hasil yang lebih
baik.
DAFTAR PUSTAKA