Rotating
Rotating
Rotating
Skripsi
Oleh
DEVI OKTARINI
NPM. 1311100152
Skripsi
Oleh
DEVI OKTARINI
NPM. 1311100152
Kata Kunci : Hasil Belajar, Mata Pelajaran IPA, Model Rotating Trio
Exchange,
ii
MOTTO
1
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahannya. (Bandung : Diponegoro, 2012), h. 23.
v
PERSEMBAHAN
SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah, serta karunia-Nya. Dengan
1. Ayahanda Sarkani (Rhm), dan Ibu Sa’inur. Almarhum Bapak yang telah
mendahului kami semua, semoga Bapak bahagia dan tenang di sisi Allah
selalu mengingatkan ku untuk tidak putus asa dalam meraih semua cita-cita
maupun di akherat.
2. Kakakku, (Ujang Ariadi, Cica Asmara, Iwan Hanafi dan Susi Susanti),
motivasi, terima kasih untuk itu semua yang selalu memberiku semangat
vi
RIWAYAT HIDUP
Devi Oktarini lahir di Desa Kota Agung Kecamatan Buay Sandang Aji
Pendidikan formal dimulai dari tingkat sekolah dasar (SD) selama enam
Karang Anyar Lampung Selatan. Selama di bangku SMA penulis aktif di bidang
perguruan tinggi UIN Raden Intan Lampung tepatnya pada fakultas tarbiyah
dengan jurusan pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI). Pada tahun 2016
vii
KATA PENGANTAR
rahmat dan hidayahnya maka penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
Muhammad SAW, para keluarga, sahabat serta umatnya yang setia pada titah dan
cintanya.
Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, UIN Raden Intan
Lampung guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Atas bantuan dari semua
kepada:
2. Ibu Syofnidah Iftrianti, M.Pd selaku Ketua Prodi, dan Ibu Nurul
Ibtidaiyah (PGMI).
viii
3. Bapak Risgiyanto, M.Pd selaku pembimbing I dan Ibu Ayu Nur
4. Bapak dan ibu dosen Fakultas Tarbiyah yang telah mendidik dan
5. Ibu Fita Jumrotus Sholihah, S.Pd.I Selaku Kepala sekolah dan Ibu Desti
Anggistia, S.Pd Selaku guru kelas dan guru mata pelajaran IPA MI
pengetahuan.
Penulis
Devi Oktarini
NPM. 1311100152
ix
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
x
B. Hasil Belajar ................................................................................................ 17
1. Pengertian Hasil Belajar. ....................................................................... 17
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar. ................................ 17
3. Aspek-aspek dalam Hasil Belajar. ....................................................... 18
C. Pengertian Pembelajaran IPA di SD/MI .................................................... 21
1. Karakteristik Pembelajaran IPA di SD/MI. ......................................... 23
2. Tujuan Pembelajaran IPA di SD/MI. .................................................. . 24
D. Hasil Penelitian Yang Relevan ................................................................... 26
E. Kerangka Berpikir ....................................................................................... 28
F. Hipotesis...................................................................................................... 29
A. Kesimpulan ................................................................................................. 87
B. Saran ........................................................................................................... 87
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Table 4 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Peserta Didik pada Siklus I. ................... 54
Tabel 6 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Peserta Didik pada Siklus II. .................. 62
Tabel 8 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Peserta Didik pada Siklus III .................. 69
Tabel 9 Hasil Belajar Peserta Didik Kelas V pada Siklus III .................................... 70
xii
BAB I
PENDAHULUAN
sejumlah nilai yang dianut oleh masyrakat suatu bangsa kepada sejumlah subjek didik
bangsa.
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut maka tentu saja tidak terlepas dengan
adanya suatu proses di dalamnya, sedangkan telah kita ketahui bahwa dalam proses
pendidikan hal yang menjadi pokok di dalamnya adalah proses belajar mengajar
1
Chairul Anwar,Hakikat Manusia dalam Pendidikan, (Yogyakarta: SUKA-Press, 2014) ,
h.64.
2
Zulfani Sesmiarni, Kecerdasan Jamak Dalam Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Terampil
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar,STAIN Bukit Tinggi, Vol. 1 No 2 Desember 2014, p-
ISSN 2355-1925, h. 180.
2
dalam rangka untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan, oleh karena itu proses
belajar dan mengajar merupakan aktivitas manusia yang penting dan tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan manusia, bahkan sejak mereka lahir sampai akhir hayat.
daya manusia.3 Dalam Al-Qur’an dijelaskan bahwa Allah tidak akan merubah nasib
suatu kaum, sehingga kaum itu merubah nasibnya sendiri sebagaimana firman Allah
Artinya :”(siksaan) yang demikian itu adalah karena Sesungguhnya Allah sekali-kali
suatu kaum, hingga kaum itu merubah apa-apa yang ada pada diri mereka
Dari ayat di atas dapat dijelaskan anjuran untuk menuntut ilmu atau belajar,
karena dengan belajar dapat menyebabkan perubahan perilaku sebagai akibat dari
3
Ismail Suardi Wekke, Ridha Windi Astuti, Kurikulum 2013 di Madrasah Ibtidaiyah:
Implementasi di Wilayah Minoritas Muslim, Tadris: Jurnal Keguruan dan Ilmu Tarbiyah.
4
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahannya. (Bandung : Diponegoro, 2012), h.
184.
3
pengalaman dan latihan. Jadi dalam ayat tersebut jika dihubungkan dengan proses
kegiatan belajar-mengajar di sekolah maka peserta didik harus senantiasa belajar atau
seseorang diberbagai bidang yang terjadi akibat melakukan interaksi terus menerus
laku yang tidak bisa secara langsung dapat diamati karena perubahan tersebut bersifat
potensial, disamping itu perubahan tingkah laku itu bisa berupa dari hasil latihan atau
terjadi proses belajar.6 Pengertian belajar mengajar dapat disimpulkan bahwa dalam
proses belajar mengajar diperlukan aktivitas (partisipasi aktif) aktif dalam setiap
kegiatan yang dilakukan sehingga kegiatan belajar mengajar menjadi efektif , dan
dapat mencapai suatu tujuan pembelajaran. Proses belajar mengajar akan berjalan
dengan efektif apabila seorang guru mampu menggunakan model pembelajaran yang
tepat. Hal tersebut disebabkan karena model pembelajaran mempunyai andil yang
cukup besar dalam proses belajar mengajar. Dengan menggunakan model yang aktif
5
Nidawati, Belajar Dalam Perspektif Psikologi dan Agama, Jurnal Pionir: Vol. 1 No. 1
Desember 2013
6
Muhammad Ichsan, Psikologi Pendidikan dan Ilmu Mengajar, Jurnal Edukasi: Vol. 2 No. 1
Januari 2016.
4
Menurut Isjoni model cooperative learning tipe rotating trio exchange (RTE)
adalah model pembelajaran dimana dalam satu kelompok terdiri dari 3 orang siswa,
yang diberi nomor 0, 1, dan 2, nomor 1 berpindah searah jarum jam dan nomor 2
sebaliknya berlawanan arah jarum jam sedangkan nomor 0 tetap di tempat. Setiap
kembali dan terjadi trio yang baru. Setiap trio baru tersebut diberikan pertanyaan baru
mengemukakan pemikirannya, saling tukar pendapat, saling bekerja sama jika teman
dalam kelompoknya ada yang mengalami kesulitan. Hal ini dapat meningkatkan
motivasi peserta didik untuk mengkaji dan menguasai materi pelajaran IPA.
kegiatan belajar. Hasil belajar peserta didik dapat diketahui setelah diadakan evaluasi
dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar peserta didik.8
7
Defita Purba Sari “Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Rotating Trio Exchange
(Rte) Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Matematika Kelas V SD Negeri Karang Sari
Kecamatan Padang Ratu 2017, Universitas Lampung, h. 13.
8
Rusman, Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesinalisme Guru, (Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada, Cet. 6, 2013), h. 198
5
Ankabut: 43)9
dalam hal ini tidak ada yang mampu membedakan antara manusia dengan
binatang atau makhluk lain ciptaan Allah kecuali pada tingkatan ilmunya. Sehingga
sebagai tolak ukur yang digunakan untuk melihat seberapa mulia derajat
IPA karena dalam mempelajari pelajaran IPA tidak cukup hanya mengetahui dan
mengemukakan pemikirannya, saling tukar pendapat, saling bekerja sama jika teman
dalam kelompoknya ada yang mengalami kesulitan. Hal ini dapat meningkatkan
motivasi peserta didik untuk mengkaji dan menguasai materi pelajaran IPA.
mempelajari tentang alam beserta isinya serta segala gejala yang terjadi didalamnya.
Ilmu pengetahuan alam juga merupakan mata pelajaran di SD/MI yang dimaksudkan
agar peserta didik mempunyai pengetahuan, gagasan, dan konsep yang terorganisasi
9
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahannya. (Bandung : Diponegoro, 2012), h.
401.
6
tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses
Menyadari pentingnya peranan IPA dalam dunia pendidikan dibutuhkan peranan guru
untuk memilih model dalam proses belajar mengajar dan keterlibatan siswa secara
masalah yang dihadapi peserta didik dalam mempelajari materi mata pelajaran IPA.
Menurut wawancara yang dilakukan peneliti dengan beberapa peserta didik, mereka
kurang termotivasi untuk belajar IPA. Bahkan mereka merasa bosan saat proses
mata pelajaran IPA diketahui bahwa sebagian dari peserta didik masih mendapatkan
kondusif. Banyak peserta didik yang tidak memperhatikan guru serta peserta didik
lebih sering melakukan hal-hal di luar dari aktifitas belajar seperti mengobrol dengan
teman dan bermain. Selain itu, peserta didik kurang berani dalam menyampaikan
10
Hasil wawancara dengan peserta didik kelas VA di MI Terpadu Muhammadiyah Bandar
Lampung Pada Tahun Ajaran 2018/2019.
11
Hasil wawancara dengan Ibu Desti Anggistia (Guru mata pelajaran IPA) MI Terpadu
Muhammadiyah Bandar Lampung Pada Tahun Ajaran 2018/2019.
7
banyak peserta didik yang mendapatkan nilai hasil belajar di bawah KKM.12 Hasil
belajar ini dapat dilihat dari nilai ulangan harian semester ganjil
Tabel 1
Daftar Nilai Ulangan Harian Kelas VA Pada Mata Pelajaran IPA
Tahun Ajaran 2018/2019
12
Hasil observasi, Pembelajaran IPA di kelas VA MI Terpadu Muhammadiyah Bandar
Lampung Pada Tahun Ajaran 2018/2019.
8
Sumber: dokumen Nilai Ulangan Harian Semester Ganjil Kelas V di MITM Bandar Lampung
Berdasarkan tabel di atas, maka dapat dipahami bahwa hasil belajar peserta
menunjukkan hasil yang maksimal. Karena 62,5% (15 peserta didik) di sekolah
tersebut belum mencapai KKM yang ditetapkan oleh sekolah tersebut yaitu 65. Dan
Exchange Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPA Peserta didik Kelas V MI Terpadu
B. Identifikasi Masalah
1. Hasil belajar IPA dari sebagian peserta didik belum mencapai KKM.
peserta didik saat kegiatan belajar mengajar berlangsung terutama pada materi
pelajaran IPA.
C. Pembatasan Masalah
memfokuskan pada pembatasan atas masalah pokok yang dibatasi pada penerapan
model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini terhadap hasil belajar
yaitu model pembelajaran Rotating Trio Exchange pada mata pelajaran IPA kelas
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan yang telah diuraikan, maka tujuan
Exchange dalam meningkatkan hasil belajar IPA peserta didik pada kelas VA MI
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat praktis
b. Bagi guru atau calon guru, sebagai tugas profesionalisme seorang guru
pembelajaran.
11
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
pembelajaran ialah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk
digunakan guru untuk membantu peserta didik dalam pelaksanaan proses belajar
1
Rusman, Model-model Pembelajaran (Mengembangkan Profesionalisme Guru) edisi kedua,
(Jakarta: Rajawali Pers, 2013), h.133
13
adalah sebuah cara mendalam bagi peserta didik untuk berdiskusi tentang
berfikir.
peserta didik akan dibagi dalam kelompok yang terdiri dari tiga orang. Setiap
didik akan dirotasi untuk membentuk kelompok baru dan kembali.3 Model ini
2
D.Odhi Rohman Triwicaksono, Imlplementasi Metode Kooperatif Tipe RTE Dalam
Pembelajaran Sejarah Untuk Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi Siswa Kelas X-5 SMA Negeri 7
Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016, Universitas Negeri Yogyakarta, h. 4.
3
Ambarsari, et. al. Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe RTE Terhadap Hasil Belajar IPS
di SD, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP UNTAN, Pontianak, h. 3.
14
siswa dapat bergerak secara fisik untuk saling bertukar pikiran dan pendapat
kelas dibagi ke dalam beberapa kelompok yang terdiri dari 3 orang, kelas
ditata sehingga setiap kelompok dapat melihat kelompok lainnya dikiri dan
dikanannya, berikan pada setiap trio tersebut pertanyaan yang sama untuk
didiskusikan. Setelah selesai berilah nomor untuk setiap anggota trio tersebut.
jarum jam dan nomor 2 sebaliknya, berlawanan jarum jam. Sedangkan nomor
seusai setiap pertanyaan yang telah disiapkan. Sehingga terjadi timbal balik
4
yang sejalan dan selaras. Model ini memberikan kesempatan kepada siswa
untuk berdiskusi dan bekerja sama dengan lebih banyak teman, memberikan
Memutar) merotasi semua siswa dalam kelas sehingga setiap rotasi kelompok
4
Isjoni, Cooperative Learning Efektivitas Pembelajaran Kelompok (Bandung: Alfabeta,
cetakan ke 8, 2014) h. 59.
15
metode ini kelas akan dibuat sedemikian rupa sehingga setiap siswa dituntut
siswa yang lain. Guru hanya sebagai sutradara yang merancang proses
tentang isi pelajaran dengan menggunakan pertanyaan yang tidak ada jawaban
orang (trio).
satu trio searah jarum jam. Siswa dengan nomor 2 untuk memutar dua trio
pertanyaan pembuka.
siswa saling mengenal satu sama lain, belajar tentang sikap, pengetahuan, dan
pengalaman.5
tipe RTE merupakan model pembelajaran yang dapat melibatkan siswa dalam
mengulang materi agar siswa terlatih dalam menemukan menguasai konsep dan
kooperatif tipe RTE ini kelas dibagi dalam beberapa kelompok yang terdiri dari 3
orang setiap kelompoknya atau yang disebut trio, setiap kelompok diberi pertanyaan
yang sama untuk didiskusikan kemudian diberikan nomor 0, 1, 2 pada setiap anggota
kelompok, setelah selesai diskusi mintalah nomor 1 untuk pindah searah jarum jam
dan nomor berlawanan jarum jam kemudian berikan pertanyaan kedua untuk
5
Defita Purba Sari “Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Rotating Trio Exchange
(Rte) Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Matematika Kelas V SD Negeri Karang Sari
Kecamatan Padang Ratu 2017, Universitas Lampung, h. 15.
17
2) Siswa bekerja dengan sesama siswa dalam suasana gotong royong dan
merupakan cara yang efektif untuk mengubah pola belajar dalam kelas.
Pembelajaran ini memiliki prosedur yang memberi siswa lebih banyak untuk
didik akan dirotasi. Oleh karena itu, pembelajaran tipe ini sangat membantu
tipe ini sangat membantu peserta didik untuk memperoleh hasil belajar yang
maksimal.
1) Siswa merasa takut, apalagi bila guru kurang dapat mendorong siswa untuk
2) Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat berfikir dan
6
Rezeki Amaliah, “Hasil Belajar Biologi Materi Sistem Gerak Dengan Menerapkan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Rotating Trio Exchange (Rte) Pada Siswa Kelas XI SMAN 4
Bantimurung”, Jurnal Dinamika, April 2017,Vol. 8, No. 1, h. 16.
7
Yuni Yuliyati, et. al, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Rotating Trio
Exchange (Rte) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Fisika,
Jurnal Pendidikan Fisika Vol. 4 No. 2, September 2016, h. 102.
18
3) Waktu sering banyak terbuang apabila siswa tidak dapat menjawab sampai
4) Dalam jumlah siswa yang banyak, tidak kondusif waktu untuk memeberikan
B. Hasil Belajar
1. Pengertian Belajar
Hasil belajar berasal dari hasil dan belajar. Hasil belajar juga adalah hasil yang
dicapai oleh peserta didik berupa angka atau skor setelah menyelesaikan tes yang diberikan.8
Dalam hal ini adalah hasil yang telah dicapai oleh siswa setelah mengikuti tes atau
ujian.
dikatakan dewasa atau memiliki pengetahuan kurang. Jadi dengan adanya hasil
belajar, orang dapat mengetahui seberapa jauh siswa dapat menangkap, memahami,
memiliki materi pelajaran tertentu. Atas dasar itu pendidik dapat menentukan
8
M. Yusuf T dan Mutmainnah Amin, Pengaruh Mind Map Dan Gaya Belajar Terhadap Hasil
Belajar Matematika Siswa, Tadris: Jurnal Keguruan dan Ilmu Tarbiyah, IAIN Raden Intan Lampung,
Vol 1, No 1 (2016), h.87.
9
Agus Suprijono, Cooperative Learning, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015), h.5.
19
adalah hasil dari belajar dalam bentuk angka atau nilai yang merupakan pedoman
Dalam prosesnya, untuk mencapai hasil belajar yang baik haruslah didukung
a. Faktor Intern
Faktor intern ini menurut Slameto meliputi tiga faktor, yaitu faktor jasmaniah,
b. Faktor Ekstern
Faktor ekstern menutut Slameto meliputi tiga faktor, yaitu faktor keluarga
(keharmonisan keluarga, cara orang tua dalam mendidik, pengertian orang tua dan
sosial ekonomi), faktor sekolah (guru, metode belajar, media belajar, waktu,
kurikulum, relasi guru dengan peserta didik, relasi peserta didik dengan peserta
didik, standar pelajaran, keadaan gedung, tugas rumah dan kedisiplinan), faktor
10
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi, (Jakarta: PT, Rineka Cipta,
2013), h. 54-61.
20
mempengaruhi hasil belajar perserta didik ada dua yaitu faktor intern (faktor yang
berasal dari dalam diri sendiri) dan faktor ekstern (faktor yang berasal dari luar diri
peserta didik).
Belajar selalu melibatkan aspek fisik dan mental. Oleh karena itu keduanya
harus dikembangkan bersama-sama secara terpadu. Dari aktifitas belajar inilah yang
akan menghasilkan suatu perubahan yang disebut dengan hasil belajar. Hasil belajar
berbeda-beda sifat dan bentuknya tergantung pada bidang apa anak menunjukkan
hasil tersebut. Dalam pelajaran sekolah bentuk hasil tersebut meliputi tiga bidang,
yaitu bidang pengetahuan, sikap atau nilai dan ketrampilan. Hal ini sesuai dengan
menggolongkan perilaku berkenaan dengan hasil belajar dalam tiga aspek yang
1) Ranah Kognitif
Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam
aspek yaitu:11
diterimanya.
11
Hamzah B. Uno & Nurdin Mohamad, Belajar Dengan Pendekatan Pailkem, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2014), h. 56-57.
21
kehidupan sehari-hari.
yang dimilikinya.
Tabel 2
Daftar Indikator Oprasional Kognitif
No Ranah Kognitif Kata oprasional
1. Pengetahuan (C1) Menyebutkan, menyatakan, mendefinisika,
mendiskripsikan, mengidentifikasi,
mendaftarkan, menjodohkan dan memproduksi.
2. Pemhaman (C2) Menerangkan, membedakan, menduga,
mempertahankan, memperluas, menyimpulkan,
menggeneralisasikan, memberikan contoh,
menulidkan kembali, dan memperkirakan.
3. Aplikasi (C3) Mengoprasikan, menemukan, menunjukan,
menghubungkan, memecahkan, menggunakan,
mengubah, menghitung, mendemonstrasikan,
meramalkan, meenyiakan, dan menghasilkan.
4. Analisis (C4) Merinci, mengidentifikasi, mengilustrasikan,
menunjukan, menghubungkan, memilih,
memisah, menyusun, membagi,
membedakan,dan menyimpulkan
5. Sintesis (C5) Mengkategorikan, menyusun, menghubungkan,
mengkmbinasi, mecipta, menjelaskan,
memodifikasi, mengorganisasikan, membuat
rencana, menyusun kembali, merekontruksikan,
merevisi, menuliskan, dan menceritakan.
6. Evaluasi (C6) Menilai, menyimpulkan, memutuskan,
menerangkan, membandingkan, mengkritik,
mendeskripsikan, membedakan,
menafsirkan,menghubungkan, dan
membuktikan.
Sains sebagai ilmu rasional adalah ilmu yang menyelidiki benda-benda fisik
(bodies) dari sudut gerak atau diam. Sains mempelajarai benda-benda langit dan
substansi atau zat-zat elementer seperti manusia, hewan, tumbuhan, dan mineral
yang tercipta dari unsur-unsur dasar tersebut. Sains merupakan pengetahuan yang
suatu kebenaran umum dari hukum-hukum alam yang terjadi, yang dibuktikan
melalui metode ilmiah. Dalam hal ini, sains merujuk kepada sebuah sistem untuk
yang dimaksud di sini bukanlah sains sebagai ilmu eksakta, seperti matematika,
fisika, biologi, kimia, dan lain-lain.Sains melainkan sebagai metode yang sitematis,
rasional, dan ilmiah. Jadi, sains di sini lebih menekankan kepada metode pendekatan
IPA adalah suatu kumpulan teori yang sistematis, peranannya secara umum
terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang melalui metode ilmiah
seperti observasi dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu,
terbuka dan jujur. IPA berkaitan dengan fakta, konsep, prinsip dan juga proses
penemuan itu sendiri. Penemuan diperoleh melalui eksperimen yang dapat dilakukan
َعلَ ْي ُك ُن اللهي َْل َسرْ َهدًا إِلَ ٰى يَوْ ِم ْالقِيَا َه ِة َه ْي ِ ٰلَهٌ َغ ْي ُر قُلْ أَ َرأَ ْيتُ ْن إِ ْى َج َع َل ه
َُّللا
ََّللاِ يَ ْ ِي ُك ْن ِ ِ يَا ٍا ۖ أَ َ َ َ ْ َوعُوى
ه
12
Ayu Nur Shawmi, Analisis Pembelajaran Sains Madrasah Ibtidaiyah (MI) Dalam
Kurikulum 2013, Terampil Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar, IAIN Raden Intan Lampung,
Vol. 3 No 1 Juni 2016, p-ISSN 2355-1925, h. 130.
24
Artinya : "Terangkanlah kepadaku, jika Allah menjadikan untukmu malam itu terus
menerus sampai hari kiamat, siapakah Tuhan selain Allah yang akan
mendatangkan sinar terang kepadamu? Maka apakah kamu tidak
mendengar?".(Q.S Al-Qashas : 71).
Dari paparan ayat diatas dapat disimpulkan IPA merupakan mata pelajaran
dimaksudkan agar peserta didik mempunyai pengetahuan, gagasan dan konsep yang
terorganisasi tentang alam sekitar dan meyakini bahwa kaitannya Allah yang
karakteristik khusus yaitu mempelajari fenomena alam yang faktual (factual), baik
berupa kenyataan (reality) atau kejadian (events) dan berhubungan dengan sebab
akibat.Cabang ilmu yang termasuk dalam rumpuan IPA saat ini antara lain Biologi,
teori (deduktif).13 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) juga merupakan ilmu pengetahuan
yang mempelajari tentang alam beserta isinya serta segala gejala yang terjadi
didalamnya.
13
Asih Widi Wisudawati dan Eka Sulistyowati, Metodologi Pembelajaran IPA, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2015), h. 22.
14
Ayu Nur Shawmi, Op.Cit, h. 131.
25
dibuktikan lagi oleh semua orang dengan menggunakan metode ilmiah dan
gejala alam.
dengan cara yang khas atau khusus, yaitu dengan melakukan observasi,
dan demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan cara
yang lain.
lanjut.
e. Sains meliputi empat unsur, yaitu produk, proses, aplikasi dan sikap. Produk
dapat berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum. Proses merupakan prosedur
b) Proses ilmiah dapat berupa fisik dan mental, serta mencermati fenomena alam,
alam.
d) IPA tidak dapat membuktikan semua akan tetapi hanya sebagian atu beberapa
saja.
e) Keberanian IPA bersifat subjektif dan bukann kebenaran yang bersifat objektif.
pada pengalaman untuk membantu peserta didik belajar IPA, mendeskripsikan dan
menjelaskan hasil kerja dan prosedurnya. Tujuan utama pembelajaran IPA di SD/MI
adalah membantu peserta didik memperoleh ide, pemahaman, dan keterampilan (life
skills)esensial sebagai warga negara. Life skills esensial yang perlu dimiliki adalah
15
Ahmad Susanto, Op Cit, h. 170
16
Asih Widi Wisudawati dan Eka Sulistyowati, Op. Cit, h, 104.
27
IPA bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan pengalaman kepada peserta didik
dalam mempelajari dan mengenal tentang alam semesta yang berupa benda-benda,
kehidupan sehari-hari.
1. IPA berfaedah bagi suatu bangsa, sebab IPA merupakan dasar teknologi, dan
disebut-sebut tulang punggung pembangunan. Pengetahuan dasar teknologi
adalah IPA.
2. Bila diajarkan IPA menurut cara yang tepat, maka IPA merupakan suatu mata
pelajaran yang melatih/mengembangkan kemampuan berpikir kritis.
3. Bila IPA diajarkan melalui percobaan-percobaan yang dilakukan sendiri oleh
anak, maka IPA tidaklah merupakan mata pelajaran yang bersifat hafalan
belaka.
4. Mata pelajaran IPA mempunyai nilai-nilai pendidikan yaitu dapat membentuk
kepribadian anak secara keseluruhan.
Dari uraian diata, Proses pembelajaran IPA yang baik haruslah selalu
melibatkan peserta didik secara langsung dalam pembelajaran agar peserta didik aktif
dasarkan pada pengalaman yang dapat membantu peserta didik dalam belajar IPA.
17
Usman Samatowa, Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar, (Jakarta: PT. Indeks, 2016), h. 6.
28
adalah 0,91 yang tergolong kategori tinggi, dan untuk kelas kontrol, rata-rata
gain ternormalisasi adalah 8 0,83 yang tergolong kategori tinggi. Dari hasil
Memori Dan Prestasi Belajar Kimia Pada Materi Sistem Periodik Unsur X
sebesar 46,88% pada siklus I meningkat menjadi 65,63% pada siklus II.
18
Rini Astuti, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Rotating Trio Exchange (Rte)
Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Hidrolisis Garam Di Kelas XI IPA
SMA N 9 Pekanbaru 2016, Universitas Riau, h. 7.
29
Prestasi belajar siswa pada aspek kognitif, sebanyak 37,5% siswa tuntas pada
siklus I dan meningkat menjadi 87,5% siswa yang tuntas pada siklus II, Pada
aspek afektif, sebanyak 62,5% siswa berkategori tinggi pada siklus I dan
hasil belajar siswa. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya peningkatan nilai
aktivitas dan hasil belajar siswa pada tiap siklusnya. Nilai rata-rata aktivitas
belajar siswa pada siklus I yaitu 67,33, pada sikus II mengalami peningkatan
menjadi 77,55. Nilai rata-rata hasil belajar matematika siswa pada siklus I
sebesar 64,24 dan pada siklus II meningkat menjadi 75,15 dengan ketuntasan
matematika siswa mencapai ≥75% dari jumlah siswa yang ada di kelas.20
19
Desi Mulatsari “Penerapan Model Pembelajaran Rotating Trio Exchange (Rte)
Menggunakan Macromedia Flash Untuk Meningkatkan Kemampuan Memori Dan Prestasi Belajar
Kimia Pada Materi Sistem Periodik Unsur X SMK Muhammadiyah 2 Sragen Tahun Pelajaran
2013/2014, UNS Surakarta, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 5 No. 3, h. 58.
20
Defita Purba Sari “Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Rotating Trio Exchange
(Rte) Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Matematika Kelas V SD Negeri Karang Sari
Kecamatan Padang Ratu 2017, Universitas Lampung, h. 69.
30
E. Kerangka Berfikir
kondusif. Banyak peserta didik yang tidak memperhatikan guru serta peserta
didik lebih sering melakukan hal-hal di luar dari aktifitas belajar seperti
mengobrol dengan teman dan bermain. Selain itu, peserta didik kurang berani
dipahami. Sehingga masih banyak peserta didik yang mendapatkan nilai hasil
Rotating Trio Exchange. Proses ini lebih menyenangkan dan lebih menarik
pendapat. Pada akhirnya hal tersebut dapat meningkatkan hasil belajar IPA.
Tabel 3
Kerangka Berfikir
Guru IPA
Hasil Belajar Belum
Mencapai KKM
Pembelajaran IPA
Penerapan Model RTE
F. Hipotesis Tindakan
yang telah dibuat”.21 Hipotesis yang akan peneliti lakukan adalah hipotesis
tindakan. Penelitian tindak kelas ini direcanakan terbagi kedalam tiga siklus,
21
V. Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Baru Press, 2014), hlm
62.
32
ketiga siklus tersebut dapat diamati peningkatan hasil belajar siswa. Dengan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
menemukan dan menggali sesuatu yang telah ada untuk kemudian diuji
Penelitian tindak kelas memiliki peranan yang sangat penting dan strategis
baik dan benar. Diimplementasikan dengan baik artinya pihak yang terlibat
1
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekata Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2013), h. 102.
2
Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Reina Cipta, 2014) hlm. 2.
32
digunakan dalam penelitian ini adalah model Kurt Lewin, dimana dalam setiap
3
Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Kencana, 2013), hlm. 50.
33
Bila dalam PTK terdapat lebih dari satu siklus, maka siklus kedua dan
seterusnya merupakan putaran ulang dari tahapan sebelumnya. Hanya saja antara
siklus pertama, kedua dan selanjutnya selalu mengalami perbaikan setahap demi
setahap. Jadi, antara siklus yang satu dengan yang lainnya tidak akan pernah sama
baik.
Siklus I
1. Perencanaan (Planning)
pembelajaran.
1) Kegiatan Awal
2) Kegiatan Inti
tempat.
baru
kelompok asal.
3) Kegiatan Akhir
36
dipahami siswa.
3. Pengamatan (Observing)
pada lembar observasi yang telah dibuat. Data yang didapat diolah dan
direfleksikan guna perbaikan, baik teknik, cara penyampaian, atau hal apa
4. Refleksi (Reflecting)
mengenai hal yang perlu diperbaiki dan hal yang perlu dipertahankan
Siklus II
1. Perencanaan (Planning)
pembelajaran.
38
1) Kegiatan Awal
2) Kegiatan Inti
tempat.
baru
kelompok asal.
3) Kegiatan Akhir
dipahami siswa.
3. Pengamatan (Observing)
cara penyampaian, atau hal apa pun yang mempengaruhi jalannya proses
dilaksanakan.
4. Refleksi (Reflecting)
Bandar Lampung.
Siklus III
1. Perencanaan (Planning)
pembelajaran.
1) Kegiatan Awal
2) Kegiatan Inti
tempat.
baru.
43
3. Kegiatan Akhir
dipahami siswa.
1. Pengamatan (Observing)
didik, dan lembar angket respon peserta didik. Bentuk observasi yang
perbaikan, baik teknik, cara penyampaian, atau hal apa pun yang
44
2. Refleksi (Reflecting)
1. Lokasi Penelitian
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2018/2019.
D. Indikator Keberhasilan
baik.
pembelajaran berlangsung.
guru.
pelajaran IPA.
pembelajaran.
amat penting dan menentukan. Melalui kegiatan analisis inilah, data atau
yang penting, mencari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu.
direduksi dalam bentuk uraian singkat dan dalam bentuk teks naratif.
menganalisis data dalam penelitian tindakan kelas ini, dengan penjelasan sebagai
berikut:
4
Nur Hidayatus Soleha, “Penggunaan Media Strip Story Dalam Meningkatkan Hasil
Belajar Al-Qur’an Hadits Peserta Didik Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah
Sukarame Bandar Lampung”, (Program Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Raden Intan, Lampung, 2014), hlm 60.
48
menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tapi mungkin juga
tidak, karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah
dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah
BAB IV
A. Hasil Penelitian
sesuai jadwal yang ada agar pembelajaran dapat berjalan efektif dan peserta
Pada penelitian ini melakukan sebanyak 3 siklus, setiap siklus terdiri dari
1. Siklus 1
dan refleksi.
a. Perencanaan
dilakukan.
berlangsung.
b. Tindakan
bersama guru IPA kelas V pada jam pelajaran IPA. Adapun kegiatan
mengucapkan salam dan berdoa serta mengecek kehadiran peserta didik. Guru
53
Kesehatan”
dipelajari yaitu udara bersih bagi kesehatan pada sub tema organ dan sistem
1) Kegiatan Inti
Guru meminta peserta didik duduk dalam kelompok yang telah di tentukan.
Pembentukan kelompok oleh guru yang terdiri dari 3 orang peserta didik
simbol 1 berpindah searah jarum jam dan simbol nomor 2 berlawanan jarum
asalnya. Peserta didik mendiskusikan gabungan hasil temuan mereka dari trio
berdasarkan kelompok.
2) Kegiatan Akhir
peserta didik terkait materi yang kurang dipahami. Guru mengingatkan peserta
didik untuk tetap belajar dirumah dan guru menutup pembelajaran dengan
berdoa.
c. Observasi
berikut :
karena model pembelajaran Rotating Trio Exchange. Hal ini terbukti dari
sikap peserta didik yang masih diam pada waktu guru memberikan pertanyaan
Trio Exchange, peserta didik banyak yang tidak duduk pada tempatnya
diskusi kelompok.
didik antusias dan senang dalam kegiatan belajar mengajar pada siklus I.
Berikut data hasil observasi aktivitas peserta didik pada siklus I disajikan
Tabel 6
Hasil Observasi Aktivitas Belajar peserta didik pada Siklus I
No Interval Kategori Jumlah Presentase
Ketuntasan Peserta
Belajar didik
1 90%-100% Sangat Baik 0 0%
2 80%-89% Baik 4 17%
3 65%-79% Cukup 14 58%
4 55%-64% Kurang Cukup 5 21%
5 < 55% Tidak Lulus 1 4%
Presentase Ketuntasan 75%
Kategori Cukup
Exchange pada siklus I. Terdapat 4 peserta didik yang mendapatkan nilai baik
memiliki presentase 21% dan 1 peserta didik yang mendapatkan nilai tidak
cukup memiliki presentase 4%. Jumlah peserta didik yang tuntas sebanyak 18
peserta didiks edangkan jumlah peserta didik yang tidak lulus sebanyak 6
Penelitian Tindakan Kelas ini perlu adanya perbaikan pada Siklus II karena
57
indikator keberhasilan data penelitian ini adalah skor aktivitas belajar peserta
Bandar Lampung mata pelajaran IPA pada materi Organ dan system
pernafasan pada Siklus I. Data hasil belajar peserta didik pada Siklus I
Tabel 7
jumlah nilai peserta didik sebesar 1.665. Nilai rata-rata didapatkan jumlah
nilai peserta didik dibagi dengan jumlah peserta didik dalam satu kelas, maka
nilai rata-rata peserta didik sebesar 69,4. Terdapat nilai tertinggi sebesar 80
sedangkan nilai terendah sebesar 50. Peserta didik yang tuntas sebanyak 16
peserta didik dan peserta didik yang tidak tuntas sebanyak 8 peserta didik.
Hasil yang diperoleh pada Siklus I ini belum memenuhi kriteria yang
Trio Exchange.
d. Refleksi
67%. Hal ini belum memenuhi kriteria yang ditentukan oleh peneliti, karena
hasil diskusi menunjukkan bahwa guru telah melaksanakan semua aspek yang
sudah dirancang pada RPP. Peserta didik merespon kegiatan dan dapat
mengikuti arahan guru dengan baik. Kelemahan pada siklus I yaitu Pada
pembelajaran Rotating Trio Exchange. Hal ini terbukti dari sikap peserta didik
yang masih diam pada waktu guru memberikan pertanyaan dan kurang
Rotating Trio Exchange, peserta didik banyak yang tidak duduk pada
59
2. Siklus II
dan refleksi.
a. Perencanaan
peserta didik pada mata pelajaran cara merawat organ pernafasan pada
berlangsung.
b. Tindakan
bersama guru IPA kelas V pada jam pelajaran IPA. Adapun kegiatan
mengucapkan salam dan berdoa serta mengecek kehadiran peserta didik. Guru
61
Kesehatan”.
akan diajarkan. Guru mengaitkan apersepsi dengan materi yang akan cara
merawat organ pernafasan pada manusia dipelajari yaitu udara bersih bagi
dapat membuat bagan penyakit pada organ pernapasan manusia dan peserta
2) Kegiatan Inti
tentukan. Pembentukan kelompok oleh guru yang terdiri dari 3 orang peserta
simbol 1 berpindah searah jarum jam dan simbol nomor 2 berlawanan jarum
asalnya. Peserta didik mendiskusikan gabungan hasil temuan mereka dari trio
berdasarkan kelompok.
3) Kegiatan Akhir
peserta didik terkait materi yang kurang dipahami. Guru mengingatkan peserta
didik untuk tetap belajar dirumah dan guru menutup pembelajaran dengan
berdoa.
c. Observasi
berikut :
dari sikap peserta didik yang sudah aktif ada beberapa peserta didik yang
pembelajaran.
Pada kegiatan inti peserta didik menyimak penjelasan guru cukup baik.
didik mulai aktif dan ada beberapa peserta didik yang masih pasif dalam
Berikut data hasil observasi aktivitas peserta didik pada siklus II disajikan
Tabel 8
Hasil Observasi Aktivitas Belajar peserta didik pada Siklus II
No Interval Kategori Jumlah Presentase
Ketuntasan Peserta
Belajar didik
1 90%-100% Sangat Baik 1 4%
2 80%-89% Baik 12 50%
3 65%-79% Cukup 8 33%
4 55%-64% Kurang Cukup 4 17%
5 < 55% Tidak Lulus 0 0%
Presentase Ketuntasan 83%
Kategori Baik
64
Trio Exchange pada siklus II. Terdapat 1 peserta didik yang mendapatkan
memiliki presentase 33%, dan 4 peserta didik yang mendapatkan nilai kurang
cukup memiliki presentase 17%. Jumlah peserta didik yang tuntas sebanyak
20 peserta didik sedangkan jumlah peserta didik yang tidak lulus sebanyak 4
Penelitian Tindakan Kelas ini perlu adanya perbaikan pada Siklus III karena
indikator keberhasilan data penelitian ini adalah 85% skor aktivitas belajar
Bandar Lampung mata pelajaran IPA pada materi cara merawat organ
pernafasan pada manusia pada Siklus II. Data hasil belajar peserta didik pada
Tabel 9
Hasil Belajar peserta didik Kelas V pada Siklus II
Jumlah
Jumlah Nilai Peserta didik 1800
Nilai Rata-rata 75
Nilai Tertinggi 90
Nilai Terendah 60
Jumlah peserta didik Tuntas 19
Jumlah peserta didik Tidak Tuntas 5
Presentase Ketuntasan 79%
Kategori Cukup
jumlah nilai peserta didik sebesar 1.800. Nilai rata-rata didapatkan jumlah
nilai peserta didik dibagi dengan jumlah peserta didik dalam satu kelas, maka
nilai rata-rata peserta didik sebesar 75. Terdapat nilai tertinggi sebesar 90
sedangkan nilai terendah sebesar 60. Peserta didik yang tuntas sebanyak 19
peserta didik dan peserta didik yang tidak tuntas sebanyak 5 peserta didik.
Hasil yang diperoleh pada Siklus II ini belum memenuhi kriteria yang
Trio Exchange.
d. Refleksi
76%. Hal ini belum memenuhi kriteria yang ditentukan oleh peneliti, karena
66
hasil diskusi menunjukkan bahwa guru telah melaksanakan semua aspek yang
sudah dirancang pada RPP. Peserta didik merespon kegiatan dan dapat
maka peneliti melakukan siklus III untuk memperbaiki kekurangan siklus II,
3. Siklus III
Siklus III terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi
dan refleksi.
a. Perencanaan
tindakan perbaikan siklus II. RPP disusun oleh peneliti dengan kolaborator
berlangsung.
b. Tindakan
bersama guru IPA kelas V pada jam pelajaran IPA. Adapun kegiatan
mengucapkan salam dan berdoa serta mengecek kehadiran peserta didik. Guru
Kesehatan”.
akan diajarkan. Guru mengaitkan apersepsi dengan materi yang akan faktor
2) Kegiatan Inti
Pembentukan kelompok oleh guru yang terdiri dari 3 orang peserta didik
simbol 1 berpindah searah jarum jam dan simbol nomor 2 berlawanan jarum
asalnya. Peserta didik mendiskusikan gabungan hasil temuan mereka dari trio
berdasarkan kelompok.
3) Kegiatan Akhir
peserta didik terkait materi yang kurang dipahami. Guru mengingatkan peserta
didik untuk tetap belajar dirumah dan guru menutup pembelajaran dengan
berdoa.
c. Observasi
observasi yang dilakukan peneliti selama pembelajaran pada Siklus III sebagai
berikut :
model pembelajaran Rotating Trio Exchange. Hal ini terbukti dari sikap
70
peserta didik yang sudah aktif pada waktu guru memberikan pertanyaan dalam
proses pembelajaran.
Pada kegiatan inti peserta didik menyimak penjelasan guru dengan baik.
didik mulai aktif dalam diskusi. Pada saat menyimpulkan, peserta didik masih
Berikut data hasil observasi aktivitas peserta didik pada siklus III disajikan
Tabel 10
Hasil Observasi Aktivitas Belajar peserta didik pada Siklus III
No Interval Kategori Jumlah Presentase
Ketuntasan Peserta
Belajar didik
1 90%-100% Sangat Baik 5 21%
2 80%-89% Baik 13 54%
3 65%-79% Cukup 4 17%
4 55%-64% Kurang Cukup 2 8%
5 < 55% Tidak Lulus 0 0%
Presentase Ketuntasan 92%
Kategori Sangat Baik
peserta didik yang mendapatkan nilai sangat baik memiliki presentase 21% ,
didik mendapatkan nilai cukup memiliki presentase 17%, dan 2 peserta didik
peserta didik yang tuntas sebanyak 22 peserta didik sedangkan jumlah peserta
didik yang tidak lulus sebanyak 2 peserta didik. Maka ditemukan presentase
peserta didik pada saat pembelajaraan dalam kategori sangat baik dan
Bandar Lampung mata pelajaran IPA pada materi faktor penyebab gangguan
organ pernafasan manusia pada manusia pada Siklus III. Data hasil belajar
peserta didik pada Siklus III disajikan dalam bentuk tabel, sebagai berikut :
Tabel 11
Hasil Belajar peserta didik Kelas V pada Siklus III
Jumlah
Jumlah Nilai Peserta didik 2030
Nilai Rata-rata 84,58
Nilai Tertinggi 95
Nilai Terendah 60
Jumlah peserta didik Tuntas 21
Jumlah peserta didik Tidak Tuntas 3
Presentase Ketuntasan 88%
Kategori Baik
72
Berdasarkan hasil belajar peserta didik pada Siklus III dapat diketahui
jumlah nilai peserta didik sebesar 2030. Nilai rata-rata didapatkan jumlah nilai
peserta didik dibagi dengan jumlah peserta didik dalam satu kelas, maka nilai
sedangkan nilai terendah sebesar 60. Peserta didik yang tuntas sebanyak 21
peserta didik dan peserta didik yang tidak tuntas sebanyak 3 peserta didik.
Hasil yang diperoleh pada Siklus III ini telah memenuhi kriteria yang
Trio Exchange.
d. Refleksi
presentase hasil belajar peserta didik memperoleh kategori baik sebesar 88%.
Hal ini memenuhi kriteria yang ditentukan oleh peneliti, karena ketentuan
bahwa guru telah melaksanakan semua aspek yang sudah dirancang pada
baik.
73
Setelah melaksanakan penelitian tindakan kelas pada siklus III dengan model
berdiskusi tentang pelaksanaan tindakan kelas pada siklus III, dari hasil
sudah dirancang pada RPP. Peserta didik merespon kegiatan dan dapat
mengikuti arahan guru dengan baik dan berjalan dengan maksimal. Sejumlah
kekurangan pada siklus I, siklus II telah diperbaiki di siklus III yang sudah
B. Pembahasan
diuraikan dua hal pokok yaitu, pelaksanaan pembelajaran model Rotating Trio
74
Pelajaran IPA
ini dapat diketahui dari evaluasi penilaian lembar kerja peserta didik
materi udara bersih bagi kesehatan. Setiap siklus terdiri dari empat tahap,
apersepsi dengan materi yang akan dipelajari yaitu udara bersih bagi
Pada kegiatan inti guru meminta peserta didik duduk dalam kelompok
yang telah di tentukan. Pembentukan kelompok oleh guru yang terdiri dari
peserta didik yang mempunyai simbol 1 berpindah searah jarum jam dan
kelompok.
peserta didik untuk tetap belajar dirumah dan guru menutup pembelajaran
dengan berdoa.
pembelajaran Rotating Trio Exchange. Hal ini terbukti dari sikap peserta
didik yang masih diam pada waktu guru memberikan pertanyaan dan
yang telah diperbaiki untuk dilaksanakan pada siklus II. Guru menyusun
evaluasi.
apersepsi dengan materi yang akan cara merawat organ pernafasan pada
manusia dipelajari yaitu udara bersih bagi kesehatan pada sub tema.
peserta didik yang mempunyai simbol 1 berpindah searah jarum jam dan
kelompok.
peserta didik untuk tetap belajar dirumah dan guru menutup pembelajaran
dengan berdoa.
didik mulai aktif dan ada beberapa peserta didik yang masih pasif dalam
baik sebesar 83%. Hal ini belum memenuhi kriteria yang ditentukan oleh
yang akan diajarkan. Guru mengaitkan apersepsi dengan materi yang akan
manusia.
peserta didik yang mempunyai simbol 1 berpindah searah jarum jam dan
kelompok.
81
peserta didik untuk tetap belajar dirumah dan guru menutup pembelajaran
dengan berdoa.
peserta didik mulai aktif dalam diskusi. Pada saat menyimpulkan, peserta
dalam kegiatan belajar mengajar pada siklus III. Hasil lembar observasi
jenuh dan malas untuk memahami materi pelajaran itu sendiri, peserta
saja, jadi peserta didik lebih tertarik untuk mengobrol dan membuat
kegaduhan di kelas.
berikan pada setiap trio tersebut pertanyaan yang sama untuk didiskusikan.
Setelah selesai berilah nomor untuk setiap anggota trio tersebut. nomor 0,
pelajaran IPA yang bertema udara bersih bagi kesehatan. Pada siklus I
didapatkan jumlah nilai peserta didik dibagi dengan jumlah peserta didik
dalam satu kelas, maka nilai rata-rata peserta didik sebesar 69,4. Terdapat
didik yang tuntas sebanyak 16 peserta didik dan peserta didik yang tidak
maka berkategori cukup. Hasil yang diperoleh pada Siklus I ini belum
dari hasil diskusi menunjukkan kelemahan pada siklus I yaitu Pada waktu
84
pembelajaran Rotating Trio Exchange. Hal ini terbukti dari sikap peserta
didik yang masih diam pada waktu guru memberikan pertanyaan dan
siklus I ke siklus II. Hal ini dapat dilihat berdasarkan pada hasil belajar
peserta didik pada siklus II menunjukkan nilai peserta didik sebesar 1.800.
Nilai rata-rata didapatkan jumlah nilai peserta didik dibagi dengan jumlah
peserta didik dalam satu kelas, maka nilai rata-rata peserta didik sebesar
75. Terdapat nilai tertinggi sebesar 90 sedangkan nilai terendah sebesar 60.
Peserta didik yang tuntas sebanyak 19 peserta didik dan peserta didik yang
79% maka berkategori cukup. Hasil yang diperoleh pada Siklus II ini
siklus II ke siklus III. Hal ini dapat dilihat berdasarkan pada hasil belajar
peserta didik pada siklus III yang menunjukkan jumlah nilai peserta didik
sebesar 2030. Nilai rata-rata didapatkan jumlah nilai peserta didik dibagi
dengan jumlah peserta didik dalam satu kelas, maka nilai rata-rata peserta
terendah sebesar 60. Peserta didik yang tuntas sebanyak 21 peserta didik
dan peserta didik yang tidak tuntas sebanyak 3 peserta didik. Presentase
ketuntasan belajar yaitu 88% maka berkategori baik. Hasil yang diperoleh
pada Siklus III ini telah memenuhi kriteria yang ditentukan oleh peneliti,
Rotating Trio Exchange. Hal ini terbukti dari sikap peserta didik yang
100%
80%
Siklus I
60%
Siklus II
40%
Siklus III
20%
0%
Siklus I Siklus II Siklus III
Gambar 2
Diagram Hasil Skor Observasi Aktivitas Belajar Peserta didik
siklus I sebesar 75%, pada siklus ke-II menjadi 83% dan pada akhir
90%
80%
70%
60%
Siklus I
50%
Siklus II
40%
Siklus III
30%
20%
10%
0%
Siklus I Siklus II Siklus III
Gambar 3
Diagram Hasil Skor Ketuntasan Belajar Peserta didik
sebesar 67%. Pada siklus ke-II menjadi 79%. Pada akhir siklus ke-III
A. Kesimpulan
model Rotating Trio Exchange dalam meningkatkan hasil belajar IPA peserta
baik. Jadi, dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan model Rotating Trio
Exchange dapat meningkatkan hasil belajar IPA peserta didik pada kelas V
B. Saran