Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Atikah Bab 1 Dan 2

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 54

DAMPAK PROGRAM FULL DAY SCHOOL TERHADAP

KEJENUHAN BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VII


DI SMP GLOBAL SURYA BANDAR LAMPUNG
TAHUN AJARAN 2019/2020

Skripsi
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Dalam Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Oleh:

NUR ATIKAH
NPM 1611080021

Jurusan: Bimbingan dan Konseling Pendidikan Islam

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN
LAMPUNG
1441 H/2020 M
DAMPAK PROGRAM FULL DAY SCHOOL TERHADAP
KEJENUHAN BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VII
DI SMP GLOBAL SURYA BANDAR LAMPUNG
TAHUN AJARAN 2019/2020

Skripsi
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Dalam Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Oleh:

NUR ATIKAH
NPM 1611080021

Jurusan :
Bimbingan dan Konseling Pendidikan Islam

Pembimbing I : Dr. H. Yayha AD, M.Pd


Pembimbing II: Andi Thahir, M.A.,Ed.D

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN
LAMPUNG
1441 H / 2020 M
DAMPAK PROGRAM FULL DAY SCHOOL TERHADAP
KEJENUHAN BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VII
DI SMP GLOBAL SURYA BANDAR LAMPUNG
TAHUN AJARAN 2019/2020

ABSTRAK

Penelitian ini di latar belakangi oleh adanya peserta didik yang


mengalami dampak kejenuhan belajar dari masalah program full day school,
yakni bagaimana penerapan dan pelaksanaan program full day school dan
bagaimana dampak program full day school terhadap kejenuhan belajar
peserta didik di SMP Global Surya Bandar Lampung. Adanya peserta didik
yang paham akan dampak kejenuhan belajar dari program full day school yang
meraskan jenuh saat kegiatan belajar mengajar berlangsung sehingga
membuat peserta didik tidak fokus dalam belajar seperti menganggu teman
saat belajar, sibuk dengan kegiatan sendiri, membuat keributan saat belajar
dengan tujuan menghilangkan rasa jenuh saat belajar, yang membuat prestasi
peserta didik menrurun.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Dampak Program full
Day School Terhadap Kejenuhan Belajar Peserta Didik Kelas VII di SMP
Global Surya Bandar Lampung Tahun Ajaran 2019/2020. Jenis Penelitian ini
menggunakan penelitian lapangan (field reseach) dengan pendekatan
kualitatif. Populasi penelitian adalah peserta didik kelas VII SMP Global
Surya Bandar Lampung. Sampel pada penelitian ini satu peserta didik dengan
populasi yaitu 13 peserta didik.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui dampak program full day school
terhadap kejenuhan belajar peserta didik membuat adanya peserta didik
merasa acuh saat belajar, peserta didik yang tidak fokus saat belajar, peserta
didik yang sibuk dengan dunianya sendiri, peserta didik yang membuat
keributan saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, dan membuat prestasi
peserta didik menurun. Jadi dampak disimpulkan bahwa program full day
school berdampak pada kejenuhan belajar peserta didik kelas VII di SMP
Global Surya Bandar Lampung.

Kata Kunci : Program Full Day School, Kejenuhan Belajar

ii
MOTTO

      

Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kadar


kesanggupannya.1
( Q.S Al Baqarah : 286 )

1
Kementrian Agama RI, Al-qur’an dan Terjemahan, (Bandung: Mikraj Khazanah
Ilmu. 2014), hal. 49

iv
RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Nur Atikah, lahir di Kotabumi, pada tanggal 30

Oktober 1997 . Yang merupakan putri ketiga dari empat bersaudara yang terlahir

dari pasangan suami istri Ayah Faisol dan Ibu Holida Wati.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh oleh penulis antara lain

pendidikan di taman kanak-kanak R.A Muslimin pada tahun 2003. Kemudian

melanjutkan pendidikan di SD Negeri 4 Tanjung Aman, lulus pada tahun 2010.

Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 3 Kotabumi, lulus

pada tahun 2013. Setelah itu penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 3

Kotabumi, dan lulus pada tahun 2016.

Dengan mengucap alhamdulillah dan puji syukur kehadiran Allah SWT

serta berkat dukungan kedua orang dua dan keluarga besar, sehingga penulis dapat

melanjutkan pendidikan keperguruan tinggi yaitu pada tahun 2016 penulis terdafta

rsebagai mahasiswi Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung melalui jalur

SPANPTKIN pada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Bimbingan dan

Konseling Pendidikan Islam.

Pada tanggal 20 Juli sampai dengan 30 Agustus 2019 penulis

melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Sinar Sekampung, Kecamatan

Air Naningan, Kabupaten Tanggamus. Selanjutnya pada tanggal 7 Oktober selesai

dengan 25 November 2019 penulis melaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan

(PPL) di SMK Negeri 3 Bandar Lampung.

v
PERSEMBAHAN

Dengan mengucap rasa syukur kepada Allah SWT yang maha pemberi

segalanyaberupa kebaikan dan dari hati yang terdalam, skripsi ini penulis

persembahkan kepada:

1. Kedua Orang Tuaku tercinta Bapak Faisol dan Ibu Holida Wati yang

sangat menyayangi dan selalu memiliki rasa sayang, selalu mendo’akan

dan memberikan dukungan moril maupun materi yang tiada henti untuk

kesuksesanku. Orang Tua dalah yang paling berharga dalam hidupku do’a-

do’anya yang tiada henti dalamsetiap sujudnya selalu mendo’akanku agar

selalu berada dalam kebaikan. Papa dan Mama semoga Allah selalu

menjaga, melindungi dan semoga keberkahan dalam setiap langkahnya,

panjang umur dan sehat selalu supaya bisa melihat Atik sukses dan

menggapai cita-citaku.

2. Terimakasih untuk Ayukku Indah Nosa Putri, Kakakku Muhammad

Haikal, dan adikku Febri Nauroh yang selalu menyemangatiku, ikut

senang saat saya berhasil, semoga kesuksesan dan kesehatan selalu

bersama kita.

3. Almamaterku tercinta UIN Raden Intan Lampung tempat aku mengais

ilmu-ilmu yang Rabbani semoga semakin jaya, berkualitas dan

semakin didepan dengan nilai-nilai kebaikan.

vi
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam atas rahmat dan hidayah-

Nya, yang telah memberikan kepada kita kemudahan dalam menuntutkan

ilmupengetahuan kesehatan untuk menikmati sesi-sesi kehidupan, tak lupa

limpahan karunia serta petujuk sehingga Skripsi dengan judul “Dampak Program

Full Day School Terhdapa Kejiwaan Peserta Didik kelas VII Di SMP Global

Surya Bandar Lampung Tahun Ajaran 2019/2020” dapat terselesaikan, mudah-

mudahan dapat menambah wawasan sertabekal kita di Dunia maupun di Akhirat.

Shalawat beserta salam semoga selalu tercurahkan, kepada kehadiran junjungan

kita Nabi Agung Muhammad SAW besertaseluruh keluarga para sahabatnya serta

pengikutnya hingga akhir jaman.

Skripsi ini ditulis sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan

studi pada program Strata Satu (SI) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan

Bimbingandan Konseling Pendidikan Islam Universitas Negeri Islam Raden Intan

Lampungguna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd). Atas bantuan semua

pihak dalamperoses penyelesaian skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih

kepada semua pihak yang turut berperan dalam proses penyelesaian skripsi. Untuk

itu, penulismengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. Hj. Nirva Diana selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan

KeguruanUIN Raden Intan Lampung beserta jajarannya;

2. Dr. Rifda El Fiah, M.Pd selaku ketua Jurusan Bimbingan dan

Konseling Pendidikan Islam yang telah mendidik dan memberikan ilmu

vii
pengetahuan selamamenuntut Ilmu di Jurusan Bimbingan dan Konseling

Pendidikan Islam UIN Raden Intan Lampung. Terima kasih atas

Ilmunnya yang sangat bermanfaat;

3. Rahma Diani, M.Pd, selaku sekretaris Jurusan Bimbingan dan

Konseling Pendidikan Islam yang telah mendidik dan memberikan Ilmu

Pengetahuan selama menuntut Ilmu di Jurusan Bimbingan dan

Konseling Pendidikan Islam UIN Raden Intan Lampung. Terima kasih

atas Ilmunya yang sangat bermanfaat;

4. Dr. H. Yayha AD, M.Pd, selaku Pembimbing I yang telah membimbing

dan memberikan arahan dalam penulisan skripsi ini.

5. Andi Thahir, M.A.,Ed.D, selaku Pembimbing II yang telah banyak

memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga terwujud skripsi ini

seperti yang diharapkan;

6. Bapak dan Ibu Dosen serta Karyawan Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan yang telah mendidik dan memberikan Ilmu Pengetahuan

selama menuntut Ilmu di JurusanBimbingan dan Konseling Pendidikan

Islam Raden Intan Lampung. Terima kasih atas Ilmu yang sangat

bermanfaat;

7. M. Adi Gunawan, S.Pd.I, selaku Kepala Sekolah SMP Global Surya

Bandar Lampung yang telah memberikan izin untuk melaksanakan

penelitian disekolah tersebut

8. Sahabat-sahabat dan rekan-rekan di Jurusan Bimbingan dan

Konseling Pendidikan Islam angkatan 2016 khususnya kelas A, yang

viii
selalu salingmendukung dan menguatkan satu sama lain memberikan

informasi dan sudah menjadi seperti keluarga selama ini, telah berjuang

bersama dalam proses perkuliah hingga pada akhir penyusunan skripsi

kita masih berproses dan salingmendukung satu sama lain. Semoga kita

selalu terjaga silahturahminya terimakasih atas do’a dan bantuan serta

motivasi kalian selama ini;

9. Sahabat-sahabatku, yang selalu menemani sepanjang perjuangan susah

senang bersama yang sudah menjadi bagian dalam hidupku my partner in

Arie, Ica, Dinda, Yana, Yuni, Lisa, Cici, Ambar, Nora, Aldi, Sigit,

Chandra, Nazlan, Ryan semoga persaudaraan ini senantiasa terjaga kalian

seperti keluarga yang luarbiasa hebatnya. Semoga kita selalu seperti ini

dan semoga Allah SWT selalu menjaga kita dalam kebaikan.

10. Saudara ku yang tidak pernah henti membantu dan memberikan

semangat untukku Halati Nilam, Biksu Juliah, Ibu Farida, Mba Rita,

Mba Ratu, Ayuk Nita beserta keluarga.

11. Sahabat-sahabatku KKN 244 Desa Sinar Sekampung, Mursyid,

Armedi, Kardi, Eka, Ita, Wydia, Ana, April semoga kalian semua sukses

dan meraih apa yang kalian inginkan.Good Luck guys.

12. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi yang

tidak dapatdisebutkan satu persatu, semoga kita selalu terkait dalam

Ukhuwa Islamiyah

ix
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan, akan tetapi

diharapkan dapat memberikan manfaat keilmuan yang berati dalam bidang

Bimbingan dan Konseling Pendidikan Islam

Bandar Lampung, 15 Juni 2020

Nur Atikah

NPM.1611080021

x
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
ABSTRAK ii
SURAT PERNYATAAN iii
HALAMAN PERSETUJUAN iv
MOTTO iv
PERSEMBAHAN vi
RIWAYAT HIDUP v
KATA PENGANTAR vii
DAFTAR ISI xi
DAFTAR TABEL xiii
DAFTAR GAMBAR xiv
DAFTAR LAMPIRAN xv

BAB I PENDAHULUAN
A. PenegasanJudul 1
B. AlasanMemilihJudul 2
C. LatarBelakangmasalah 3
D. Fokusdan Sub Fokus 12
E. BatasanMasalah 13
F. RumusanMasalah 13
G. TujuanMasalah 13
H. ManfaatMasalah 13
I. RuangLingkupPenelitian 14

BAB II LANDASAN TEORI


A. Program Full Day School 15
1. PengertianFull Day School 15
2. KarakterisitikFull Day School 16
3. KeunggulanFull Day School 20
4. KelemahanFull Day School 21
5. FaktorPenunjangFull Day School 23
B. KejenuhanBelajar 25
1. PengertianKejenuhanBelajar 25
2. FaktorKejenuhanBelajar 26

xi
3. Aspek-AspekKejenuhanBelajar 29
C. Penelitian Yang Relevan 33
D. KerangkanPikir 34

BAB III METODELOGI PENELITIAN


A. JenisPenelitian 36
B. Sumber Data 37
C. Tempatdan Waktu Penelitian 39
D. SubjekPenelitian 39
E. TeknikPengumpulan Data 42
F. MetodeAnalisa Data 47
G. Tringulasi Data 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. GambaranUmumSekolah 51
B. StrukturKurikulumdanMuatanKurikulum 55
C. DeskripsiHasilPenelitian 64
D. Pembahasan 78
E. KeterbatasanPenelitian 81

BAB V SIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan 82
B. Saran 84

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xii
DAFTAR TABEL

1. TabelHasilPraPenelitian 10

2. TabelIdentitasSubjek 40

3. TabelProfil Key Informan 41

4. TabelPedomanObservasi 44

5. TabelPedomanWawancara 45

6. TabelStrukturKurikulum 58

7. TabelAspek-AspekKejenuhanBelajar 77

8. TabelFaktorPenyebabKejenuhanBelajar 77

xiii
DAFTAR GAMBAR

1. KerangkaBerfikirPenelitian 35

2. Triangulasi sumber “Pengumpulan Data Melalui Banyak Sumber” 50

3. Triangulasi teknik “Pengumpulan Data Melalui Banyak Teknik” 50

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran1 : Kisi-Kisi Wawanacara

Lampiran2 :PedomanWawancara

Lampiran4 : Kisi-Kisi Observasi

Lampiran5 :SuratPenelitian

Lampiran6 :SuratBalasanPenelitian

Lampiran7 :SuratKeteranganHasilSimilarity Turnitin

Lampiran8 :KartuKonsultasiBimbinganSkripsi

Lampiran9 :DokumentasiPenelitian

xv
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Penegasan Judul

Penulis mengambil judul “Dampak Program Full Day School Terhadap

Kejenuhan Belajar Peserta Didik Kelas VII SMP Global Surya Bandar

Lampung “, dimana penulis ingin melihat bagaimana dan seperti apa dampak

dari program full day school terhadap kejenuhan belajar peserta didik.

Farida Yusuf Tayibnasbis mengartikan program sebagai segala sesuatu

yang dilakukan seseorang dengan harapan akan mendatangkan hasil atau

pengaruh. Dengan demikian program dapat diartikan sebagai serangkain

kegiatan yang direncanakan dengan seksama dan dalam pelaksanaannya

berlangsung dalam proses yang berkesinambungan, dan terjadi dalam suatu

organisasi yang melibatkan banyak orang.

Menurut Sismanto full day school merupakan model sekolah umum

yang memadukan sistem pengajaran islam maupun umum secara intensif

yaitu dengan memberi tambahan waktu khusus untuk memperdalam

keagaman atau materi peserta didik, biasanya jam tambahan di alokasikan

pada jam setelah sholat dzuhur sampai solat ashar sehingga sekolah model

seperti ini, memiliki jam masuk sekolah pukul 07.00-15.30 WIB.

Sedangkan pada sekolah biasa hanya sampai 07.00-13.00 WIB.

1
2

Kejenuhan belajar ialah rentang waktu tertentu yang digunakan untuk

belajar, tetapi tidak mendatangkan hasil. Seorang peserta didik yang

mengalami kejenuhan belajar merasa seakan-akan pengetahuan dan kecapean

yang diperoleh dari belajar tidak ada kemajuan. Tidak adanya kemajuan hasil

belajar ini pada umumnya tidak berlangsung selamanya, tetapi dalam rentang

waktu tertentu saja, misalnya seminggu. Namun tidak sedikit peserta didik

yang mengalami rentang waktu yang membawa kejenuhan berkali-kali

dalam waktu periode belajar tertentu.1

B. Alasan Memilih Judul

Penulis mengambil judul “Dampak Program Full Day School Terhadap

Kejenuhan Belajar Peserta Didik Kelas VII SMP Global Surya Bandar

Lampung dikarenakan :

1. Sekolah Global Surya sudah melaksanakan program full day school sejak

tahun 2017.

2. Program full day school merupakan program terbaru yang diterapkan

pemerintah, kenyataan dilapangan banyak sekali pro dan contra dalam

penerapan program tersebut sehingga menarik peneliti untuk mengetahui

dampak dari program tersebut.

1
Sulandari Ningsih, Sugiaryo, Hubungan Pelaksanaan Full Day School dan Boarding
School Dengan Pembentukan Karakter Pada Siswa Kelas X MAN 1 Surakarta Tahun 2016/2017
(Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Slamet Riyadi, Februari 2017)
3

C. Latar Belakang

Pendidikan merupakan hal penting bagi setiap perkembangan manusia.

Pada era globalisasi dan moderenisasi dewasa ini mengalami perkembangan

yang sangat pesat. Hal ini harus didukungan dengan adanya sumber daya

manusia (SDM) yang bermutu. Pendidikan sendiri sangat penting bagi setiap

individu karena dengan adanya pendidikan manusia akan memperoleh

kesejahteraan didalam hidupnya. Hal ini juga dikemukakan oleh jean piaget

pendidikan berarti menghasilkan, menciptakan, sekalipun tidak banyak,

sekalipun suatu penciptaan dibatasi oleh pembandingan dengan ciptaan yang

lain.2

Sehubungan dengan itu pendidikan merupakan kegiatan interaksi.

Dalam kegiatan interaksi tersebut pendidik atau guru bertindak mendidik

peserta didik. Tujuannya agar menjadikan perkembangan peserta didik

menjadi mandiri. Dan untuk mendapatkan perkembangan mandiri harus

dilakukan dengan belajar. Hal ini ditegaskan dalam undang-undang sistem

pendidikan nasional No. 20 Tahun 2003 bahwa :

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak


serta perdaban bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan
yang maha esa, berkahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga Negara yang demokratis dan tanggung jawab.3

Menurut UUD 1945 pasal 31 ayat (1) berbunyi “Setiap warga Negara

berhak mendapatkan pendidikan”. Selanjutnya dikuti pasal 31 ayat (2) yang

2
Sagala Syaiful, Konsep Dan Makna Pembelajran (Bandung: Alfabeta Bandung, 2015).
3
Undang-Undang Nomor 20Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasiona, Pasal 3
4

berbunyi “Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan

pemerintah wajib membiayai nya”. Dan selanjutnya diikuti pasal 31 ayat (3)

yang berbunyi “Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu

sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan

serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang

diatur dengan undang-undang.”

Dalam agama islam sendiri tujuan pendidikan ialah membentuk

manusia supaya sehat, cerdas, patuh dan tunduk kepada perintah tuhan serta

menjauhi laranga-larangannya. Sehingga dapat berbahagia hidupnya lahir

batin dunia akhirat.4 Dengan adanya pendidikan, maka akan timbul dalam

setiap diri individu untuk lebih baik dan bertanggung jawab dalam

melaksanakan tugasnya. Tidak hanya itu pendidikan juga mampu merubah

pandangan manusia, agar menjadi lebih baik untuk diri sendiri maupun

untuk lingkungannya.

Adapun firman mengatakan tentang pentingnya ilmu dalam QS. Thaahaa ayat

114 yang berbunyi:

            

      

Artinya :
“Maka Maha Tinggi Allah raja yang sebenar-benarnya, dan
janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al qur'an sebelum
disempurnakan mewahyukannya kepadamu, dan Katakanlah: "Ya
Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan."

4
Abu dan Nur Uhbiyati Ahmadi, Ilmu Pendidikan (jakarta: PT.Rineka Cipta, 2016).
5

Sehubungan ayat yang diatas menjelaskan derajat manusia akan dapat

ditinggikan oleh Allah SWT dengan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan

salah satunya bisa didapat melalui pendidikan pembelajar. Dimana proses

pembelajaran itu sendiri diatur oleh kurikulum. dan pembaruan kurikulum

juga dilakukan oleh pemerintah untuk menunjang mutu pendidikan di

Indonesia, dianataranya Kurikulum 2006 (KTSP), Kurikulum 2013 dan

kurikulum 2013 revisi. Pemerintah melakukan perubahan kurikulum tersebut

guna meningkatkan kualitas pendidikan. Tidak hanya itu, belum lama ini

pemerintah juga mengeluarkan program pendidikan baru yaitu 5 hari sekolah

atau disebut full day school, berdasarkan Peraturan Menteri (Permen) Nomor

23 Tahun 2017 pasal 2 yang berbunyi “Hari Sekolah dilaksanakan 8 jam

dalam 1 hari atau 40 jam selama 5 hari dalam 1 minggu”.

Sekolah setiap harinya selalu berusaha untuk memberikan pengalaman-

pengalaman yang terbaik bagi peserta didiknya, sehingga dapat membuat

seluruh peserta didiknya merasa sejahtera, karena kesejahteraan peserta didik

dapat mempengaruhi seluruh aspek yang berkaitan dengan

pengoptimalisasian fungsi peserta didik di sekolah salah satunya yaitu

karakter. Karakter dan moral merupakan aspek yang perlu dikembangkan.

Kemudian moral dan karakter peserta didik tidak hanya dapat di dapatkan di

ruang kelas melainkan di luar ruang kelas juga.5 Kesejahteraan seorang

peserta didik dapat dilihat dari sejauh mana peserta didik merasa baik dalam

5
Andi Taher and others, „PENDIDIKAN MORAL DAN KARAKTER : SEBUAH
PANDUAN Judul : A . Pendahuluan Penting Terkait Dengan Pendidikan Moral Dan Karakter .
Dukungan Nyata Terhadap Pendidikan Moral Dan Karakter Ini Terselimuti Oleh Kontroversi
Yang Cukup Besar Tentang Tindakan Yang Tep‟, 14 (2008), 545–58.
6

emosi dan perasaan mereka ketika berada di lingkungan sekolahnya. Selain

itu juga dapat dilihat dari sejauh mana seorang peserta didik mampu berfungsi

secara efektif dalam komunitas sekolahnya, sehingga dapat dikatakan bahwa

kesejahteraan peserta didik yang dimaksud itu sebagai sikap, suasana hati,

kesehatan, resiliensi dan kepuasan peserta didik terhadap diri sendiri serta

hubungan dengan orang lain dan pengalamannya ketika peserta didik berada

di sekolah.

Sekolah merupakan lingkungan sekunder anak, anak yang

bersekolah sehari penuh (full day) menghabiskan waktu sekitar 8 jam di

sekolah. Hampir sehari penuh anak berada di sekolah. Anak dengan lama

berada di sekolah sehari penuh tidak memiliki waktu yang banyak untuk

dihabiskan di luar sekolah sehingga akan mengalami kesulitan dalam

berinteraksi dengan teman sebaya di luar lingkungan sekolah, orang tua,

saudara, dan masyarakat sekitar. Anak yang kesulitan untuk berinteraksi

dengan lingkungannya dikaitkan dengan resiko depresi, gangguan kejiwaan

seperti mudah cemas, stress, sering marah-marah, gangguan tidur, kurang

nafsu makan sehingga dapat mempengaruhi kesehatan dan tumbuh kembang

anak.6

Dunia pendidikan seolah-olah menggambarkan dua situasi yang saling

bertolak belakang. Di salah satu situasi, sekolah mampu menjadi lingkungan

yang baik dan penuh dukungan positif bagi perkembangan peserta didik,

sehingga peserta didik mampu mengembangkan diri mereka secara optimal,

6
Djaali, Psikologi Pendidikan (jakarta: Bumi Aksara, 2008).
7

namun situasi lain, sekolah juga dapat menjadi lingkungan yang banyak

menimbulkan masalah baik itu masalah yang berkaitan dengan emosi

ataupun dengan perilaku peserta didik. Salah satu masalah yang berkaitan

dengan emosi maupun perilaku adalah jenuh dan bosan.

Menurut Sayyid Muhammad Nuh, jenuh atau future ialah suatu

penyakit hati yang efek minimalnya timbulnya rasa malas, lamban dan sikap

santai dalam melakukan sesuatu amaliyah yang seblumnya pernah dilakukan

dengan penuh semangat dan menggebu-gebu serta efek maksimalnya terputus

sama sekali dari kegiatan amaliyah tersebut.

Kejenuhan belajar ialah rentang waktu tertentu yang digunakan untuk

belajar, tetapi tidak mendatangkan hasil. Seorang peserta didik yang

mengalami kejenuhan belajar merasa seakan-akan pengetahuan dan kecapean

yang diperoleh dari belajar tidak ada kemajuan. Tidak adanya kemajuan hasil

belajar ini pada umumnya tidak berlangsung selamanya, tetapi dalam rentang

waktu tertentu saja, misalnya seminggu. Namun tidak sedikit peserta didik

yang mengalami rentang waktu yang membawa kejenuhan berkali-kali

dalam waktu periode belajar tertentu.7

Kejenuhan peserta didik dalam dipengaruhi oleh beberapa faktor

diantaranya tugas yang berat, kurangnya perhatian dari orang tua dan guru,

hilangnya motivasi peserta didik, faktor yang terakhir itu dari segi kebosanan

dalam hal terlalu padatnya kegiatan pembelajaran akibat penerapan full

day school.

7
Syah Muhibbin, Psikologi Belajar (Jakarta: Rajawali Pers, 2004).
8

Anak usia sekolah menengah pertama (SMP) merupakan kelompok

yang paling berisiko tinggi mengalami masalah-masalah psikososial. Reaksi-

reaksi yang dapat muncul pada anak saat menghadapi sebuah masalah adalah

menarik diri, suka mengganggu atau sulit berkonsentrasi, tingkah laku yang

mundur dari tahapan usianya, mudah tersinggung, menolak masuk sekolah,

marah yang meledak-meledak, dan suka berkelahi. Ada keluhan lain seperti

sakit perut atau mengalami rasa tertekan (depresi). Pada masa ini juga mood

(suasana hati) bisa berubah dengan sangat cepat. Hasil penelitian Chicago

oleh Mihalyi Csikzentmi halyi dan Red Larson sebagai mana dikutip oleh Efri

menemukan bahwa remaja rata-rata memerlukan hanya 45 menit untuk

berbuah dari mood “senang luar biasa” ke “sedih luar biasa”, semesntara

orang dewasa memerlukan beberapa jam untuk hal yang sama. Perubahan

mood yang drastis pada remaja ini seringkali dikarenakan beban pekerjaan

rumah, pekerjaan sekolah, atau kegiatan sehari-hari dirumah, meski mood

remaja mudah berubah-ubah dengan cepat, hal tersebut belum tentu

merupakan gejala atau masalah psikologis.

Belajar yang terus-menerus hanya akan berpusat pada kegiatan

akademis dan membutuhkan mental tinggi yang berkepanjangan. Dampaknya

membuat anak lelah, emosi terganggu, atensi konsentrasi yang kurang, dan

banyak keluhan fisik, seperti sering pusing, badan pegal, sakit perut. Anak

dalam usia sekolah masih dalam tahap tumbuh dan berkembang sehingga

tidak hanya belajar, anak memerlukan bermain dan berinteraksi dengan


9

lingkungan di luar sekolah.8

Dari hasil pra-penelitian yang dilkakukan pada tanggal 16 Januari 2020

pada peserta didik kelas VII di SMP Global Surya Bandar Lampung

didapatkan bahwa disana terdapat satu guru bimbingan dan konseling,

sehingga dalam penanganan peserta didiknya cukup baik dalam pemahaman

tentang dampak apa saja yang menyebabkan peserta bermasalah, atau lebih

khususnya kejenuhan belajar pada peserta didik.

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti yang peneliti lakukan, banyak

dampak kejiwaan yang ditemukan disana, berdasarkan hasil wawancara

dengan guru BK kelas VII SMP Global Surya Bandar Lampung diperoleh

data yang menunjukkan dampak kejenuhan belajar

“Disini kami sudah memakai kurikulum terbaru yaitu Program Full Day
School, dimana program ini berjalan dengan baik disekolah ini, masalah
berdampak pada kejenuhan belajarnya itu pasti ada dikarnakan ada
peserta didik yang dulunya bersekolah diumum, kebanyakan dari
mereka merasa jenuh, bosan, dan lelah karena jadwal kami yang full
bukan hanya yang dari sekolah umum, ada pula peserta didik yang dari
SDnya sudah berada disekolah ini, itu ia masih tetap merasa bosen dan
jenuh. Adapun peserta didik yang merasakan kejenuhan mengakibatkan
kurangnya konsetrasi dalam belajar yang berdampak keprestasinya”9

Aspek-aspek burnout belajar atau kejenuhan belajar menurut

Hakim kejenuhan belajar juga mempunyai tanda-tanda atau gejala-gejala

yang sering dialami yaitu timbulnya rasa enggan, malas, lesu dan tidak

bergairah untuk belajar.

Menurut hakim, kejenuhan belajar juga mempunyai tanda-tanda atau

gejala-gejala yang sering dialami yaitu timbulnya rasa enggan, malas, lesu
8
Ibid, h. 80.
9
Wawancara dengan Nadia ,S.Pd, tanggal 16 Oktober 2020 di SMP Global Surya Bandar
Lampung.
10

dan tidak bergairah untuk belajar. Adapun aspek-aspeknya meliputi:

Kelelahan emosional, dimana kelelahan emosional ditandai dengan perasaan

lelah yang dialami oleh individu baik itu Kelelahan Emosional maupun fisik;

Kelelahan Fisik, individu mulai merasakan anggota badan yang sakit dan

gejala fisik kronis yang disertai dengan sakit kepala, mual, susah tidur, dan

kurangnya nafsu makan; Kelelahan Kognitif, kejenuhan cendrung sedang

mendapat beban yang terlalu berat pada otak; Kehilangan Motivasi,

kehilangan motivasi pada individu ditandai dengan hilangnya semangat.

Dampak tersebut meliputi :

1. Adanya peserta didik yang merasa acuh saat belajar.

2. Adanya peserta didik yang tidak fokus saat belajar.

3. Adanya peserta didik yang sibuk dengan dunianya sendiri.

4. Adanya peserta didik yang membuat keributan saat kegiatan belajar

mengajar berlangsung.

5. Adanya peserta didik yang mengalami prestasi menurun

Tabel 1
Hasil Pra Penelitian Dampak Kejiwaan Peserta Didik Terhadap Program
Full Day School Kelas VII Di SMP Global Surya Bandar Lampung

Indikator
Nama Merasa Tidak Sibuk
Keributan Mengalami
No Peserta Acuh Fokus Dengan
Saat KBM Prestasi
Didik Saat Saat Dunianya
Berlangsung Menurun
Belajar Belajar Sendiri
1 ARS     
2 APJ   
3 KNWP  
Sumber: Hasil Observasi dan Wawancara Peserta Didik Kelas VII SMP
Global Surya Bandar Lampung
11

Berdasarkan tabel 1 hasil wawancara dan observasi tersebut dapat

diketahui bahwa terdapat 3 peserta didik yang memiliki permasalahan pada

setiap indikator tersebut. Yang pertama ARS terindetifikasi semua indikator,

yang kedua APJ hanya terindefikasi tiga point saja yaitu merasa acuh saat

belajar, tidak fokus saat belajar, dan sibuk dengan dunianya sendiri, Yang

ketiga KNWP hanya terindefikasikan dua point saja yaitu tidak fokus belajar

dan mengalami prestasi menurun. Hal ini diperoleh dari hasil observasi dan

wawancara terhadap Guru BK yang mengatakan bahwa peserta didik

memiliki permasalahan pada setiap indikator.

Di temukan banyak peserta didik di SMP tersebut yang kejiwaannya

merasakan kejenuhan tentu bukan sebuah kebetulan belaka, atau terbentuk

dalam waktu yang singkat, banyak faktor penyebab yang akan menyebabkan

dampak kejenuhan belajar, hal ini juga tentu salah satu penyebab perilaku

yang lebih buruk lagi saat peserta didik beranjak dewasa. Melihat dari

kenyata an lapangan bahwa hanya ada satu layanan bimbingan dan konseling

atau konselor professional yang menangani masalah-masalah peserta didik

tersebut, tentu hal ini berdampak pada penyelesaian dari hal itu. Sesorang

guru konseling tentu dalam penyelesainnya tidak melihat berbagai faktor

mengapa, siapa dan apa saja yang menyebabkan prilaku atau sikap tersebut

terbentuk.

Berdasarkan hasil PPL ( Pra Penelitian Lapangan ) yang penulis

lakukan di sekolah SMP Global Surya Bandar Lampung dampak dari

program full day school pada kejeneuhan belajar. Jadi peneliti menyimpulkan
12

bahwa program full day school dapat menyebabkan anak merasa : (1) merasa

lelah, (2) merasa bosan dan, (3) merasa jenuh. Maka sesuai dengan latar

belakang diatas peneliti menemukan dampak dari program full day school

yang ada di sekolah melalui “Dampak Program Full Day School Terhadap

Kejenuhan Belajar Peserta Didik Kelas VII Di SMP Global Surya

Bandar Lampung Tahun Ajaran 2020/2021”.

D. Fokus dan Sub Fokus


1. Fokus

Fokus Penelitian ini adalah dampak program full day school

Terhadap Kejenuahn Belajar Peserta Didik Kelas VII Di SMP Global

Surya Bandar Lampung

2. Sub Fokus

Sub fokus dari penlitian ini, yaitu:

a. Pelaksanaan Program Full Day School Di SMP Global Surya

Bandar Lampung

b. Dampak Program Full Day School

1. Kelelahan Emosional

2. Kelelahan Fisik

3. Kelelahan Kognitif

4. Kehilangan Motivasi
13

E. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalah utama dalam

penelitian ini adalah:

1. Bagaimana penerapan dan pelaksanaan program full day school di SMP

Global Surya Bandar Lampung?

2. Bagaimana dampak program full day school terhadap kejenuhan belajar

peserta didik kelas VII di SMP Global Surya Bandar Lampung?

F. Tujuan Masalah

Berdasarkan permasalahan diatas, maka tujuan yang ingin dicapai

dalam penelitian ini adalah : “Untuk Mengetahui Dampak Program Full Day

School Terhadap Kejenuhan Belajar Peserta Didik Di SMP Global Surya

Bandar Lampung “.

G. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoristis

Hasil ini diharapkan dapat menambah ilmu dan wawasan yang baru bagi

ilmu bimbingan dan konseling, khusunya bagi guru BK disekolah dalam

mengetahui kejiwaan peserta didik dalam program full day school.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Sekolah

Peneliti ini diharapkan memberikan dampak positif terhadap peserta

didik dalam program full day school.


14

b. Bagi Guru

Dapat dijadikan acuan bagi guru, umumnya dalam pembelajaran

dikelas. dalam dampak kejenuhan belajar peserta didik terhadap

program full day school.

c. Bagi Penulis

Dapat menambah ilmu pengetahuan, memberikan pengalaman yang

sangat besar berupa pengalaman yang menjadi bekal untuk menjadi

calon konselor yang professional serta dapat menambah pengalaman.

d. Bagi Peserta Didik

Dapat mengetahui apa saja dampak kejenuahn belajar terhadap

program full day school.

H. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk mempermudah penulisan laporan ini dan agar lebih terarah dan

berjalan dengan baik, maka perlu adanya ruang lingkup penelitian. Adapun

ruang lingkup penelitian yang akan dibahas dalam penulisan laporan

penelitian ini yaitu : Peneliti hanya membahas dampak program Full day

school terhadap kejenuhan belajar peserta didik kelas VII di SMP Global

Surya Bandar Lampung Tahun Ajaran 2019/2020.


15

BAB II

LANDASAN TEORI

1. Program Full Day School

A. Pengertian Full Day School

Full day school adalah pendidikan sepanjang hari atau proses

belajar mengajar yang dilakukan pukul 07.00-16.00 dengan durasi istirahat

setiap dua jam sekali, dan siseuaikan dengan bobot mata pelajaran dan

ditambah dengan pendalaman materi. Sekolah dapat mengatur jadwal

pelajaran dengan leluasa, disesuaikan dengan bobot mata pelajaran dan

ditambah dengan pendalaman materi. Pengaturan jadwal mata pelajaran

dan pendalaman merupakan hal yang diutamakan dalam full day school.10

Sismanto berpendapat Full Day School merupakan model sekolah

umum yang memadukan sistem pengajaran islam maupun umum secara

intensif yaitu dengan memberi tambahan waktu khusus untuk

memperdalam keagaman atau materi peserta didik, biasanya jam tambahan

di alokasikan pada jam setelah sholat dzuhur sampai solat ashar sehingga

sekolah model seperti ini, memiliki jam masuk sekolah pukul 07.00-15.30

WIB. Sedangkan pada sekolah biasa hanya sampai 07.00-13.00 WIB.

10
Baharudin, Pendidikan Dan Psikologi Perkembangan (Jogyakarta: Ar ruzz Media,
2010).
15
16

Menurut Peraturan Menteri No. 23 tahun 2017 pasal 2 yaitu

program full day school merupakan proses belajar yang dilaksanakan 8

jam dalam 1 hari atau 40 jam selama 5 hari dalam 1 minggu, sesuai

dengan Peraturan Menteri No. 23 tahun 2017. Dengan demekian dalam

artikel Sismanto mengatakan :

“Menakar Kapitalisasi Full Day School” juga mengungkapkan


bahwa full day school merupakan sekolah sepanjang hari dengan
proses pembelajaran yang dimulai dari pukul 07.00-16.00 WIB
dengan durasi istirahat setiap 2 jam mata pelajaran. Sulistyaningsih
menyatakan bahwa sekolah bertipe full day ini berlangsung hampir
sehari penuh lamanya, yakni dari pukul 08.00 pagi hingga 15.00
sore.11

Berdasarkan urian diatas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa

yang dimaksut dengan full day school adalah pendidikan sepanjang hari

atau proses belajar mengajar disekolah yang dilakukan mulai pukul 07.00

sampai 16.00 dengan durasi istirahat setiap dua jam sekali dimana jadwal

pelajaran disesuaikan dengan bobot mata pelajaran dan ditambah dengan

pendalaman materi.

B. Karakteristik Full Day School

Muslihin Al-Hafizh menyatakan bahwa full day school jika ditinjau

dari aspek kelembagaan, kepemipinan, dan manajemen mengacu pada

konsep mengedepankan kemulian akhlak dan prestasi akademik.12

Kepemimpinan sekolah diimbangi dengan peningkatan kualitas

kepribadian kemampuan manajerial, dan pegetahuan konsep pendidikan

11
Wiwik Sulistyaningsih, Full Day School Dan Optimalisasi Perkembangan Anak
(Yogyakarta: Paradigma Indonesia, 2013).
12
Muslihin Al Hafizh, Full Day School. http://www.referensimakalah.com/2016/07/01/
Diakses tanggal 14 September 2016 pukul 09.07 WIB.
17

kotemporer yang didukung dengan konsep kegiatan short-cuorse, orientasi

program, dan studi banding yang dilaksanakan secara kontinyu. Kualitas

sumber daya manusia full day school dipilih dari guru-guru bidang studi

yang profesional serta memiliki integritas yang tinggi. Peningkatan

kualitas tenaga pendidikan seperti tenaga ahli pustakawan, laboran, dan

tenaga administrasi juga menjadi prioritas dalam full day school. Komite

sekolah, pengawasan pendidikan, pengurus sekolah, guru juga dilibatkan

dalam musyawarah dalam program. Pemanfaatkan sarana prasarana

pembelajaran menggunakan multimedia. Selain itu juga terdapat berbagai

peralatan dan ruang untuk menunjang pelaksanaan pembelajaran seperti

laboraturium dan ruang komputer.

Dionisios Loukeris menyatakan bahwa holoimero school atau all

day school juga dapat dikatakan sebagai full day school juga dapat

dikatakan sebagai full day school memiliki tujuan pelaksaan pendidikan :

“The basic targets of the operation of the holoimero school are as


follow: a. The reinforcement of knowledge and skills that
stundents are taught in the morning syllabus (study, additional
teaching interventions in Language and Mathematics,
consolidating teaching, individualized programmes by the
schoolteacher of the afternoon classes); and b. The encrichment
of the morning sylabuss with more subject of particular cultural
and social importance (English Language, Sports, Music, Dance,
Theatrical Studies, Arts, New Technologies in Education)
according in the students’ needs and interests, taught by
specialized teachers.”13

Dionisios Loukeris mengungkapkan bahwa tujuan pelaksaan

pendidikan holoimero school adalah untuk menguatkan pengetahuan dan

13
Dionisios Loukeris et al, “Aspect of the Effectiveness of the Greek Holoimero (All
Day) Primary School,” Mediteranean Journal of Educational Studies. Vol. 14 (2), h.161.
18

keterampilan peserta didik (belajar, intervensi mengajar tambahan bahasa

dan matematika, mengajar konsolidasi program individual oleh guru

sekolah dari kelas sore). Selanjutnya, adanya pengayaan materi pokok

dengan mata pelajaran yang dikhususkan pada budaya dan sosial (bahasa

inggris, olahraga, music, tari, studi teater, seni, teknologi baru dalam

pendidikan), sesuai dengan kebutuhan dan minat serta diajarkan oleh guru

khusus.14

Mufidati menyatakan bahwa sistem pembelajaran dalam full day

school menerapkan konsep dasar Integrated-Activity dan Integrade-

Curiculum. Hal inilah yang membedakan dengan sekolah pada umumnya.

Dalam Full day school semua program dan kegiatan peserta didik

disekolah, baik belajar, bermain, beribadah dikemas dalam sebuah sistem

pendidikan. Hal yang ditekankan adalah peserta didik selalu berprestasi

dengan pembelajaran yang berkualitas dan diharapkan akan terjadi

perubahan positif dari setiap peserta didik.15

Adapun prestasi belajar yang dimaksut terletak pada tiga ranah

yang bersifat kognitif, afektif, dan psikomotor. Muhibbin Syah

menjelaskan bahwa:

1. Prestasi yang bersifat kognitif. Prestaasi yang bersifat kognitif meliputi

pengamatan, minatan, pemahaman, aplikasi, analisis, dan sintesis.

2. Prestasi yang bersifat afektif. Prestasi yang bersifat akfektif meliputi

penerimaan, sambutan, apresiasi (sikap menghargai), internalisasi


14
Ibid, h.167.
15
Khusnul Mufidati, Full Day School dan Terpadu. (Surabaya: Program Studi
Pendidikan Islam Program Pascasarjana STAIN Tulungagung,2013).
19

(penda-laman), karakterisasi (penghayatan). Misalnya peserta didik

dapat menerima atau menolak suatu pernyataan.

3. Prestasi yang bersifat psikomotorik. Prestasi yang bersifat motorik

meliputi keterampilan bergerak dan bertindak, kecakapan ekspresi

verbal dan non verbal. Misalnya peserta didik menerima pelajaran

tentang sopan santun maka mengaplikasikannya dalam kehidupan

sehari-hari.16

Soetopo dan Soemanto dalam Kuswandi menyatakan bahwa

pengintregasian bahan pelajaran dan berbagai macam pelajaran disebut

sebagai kurikulum terpadu. Integrasi diciptakan dengan memusatkan

pelajaran pada suatu masalah yang memerlukan solusi dengan materi atau

bahan dari berbagai disiplin ilmu. Kurikulum terpadu dikelompokkan

menjadi lima, yakni (a) The child centered curriculum (Kurikulum yang

berpusat pada anak); (b) The social function curriculum (Kurikulum fungsi

sosial); (c) The experience curriculum (Kurikulum pengalaman); (d)

Development activity curriculum (Kurikulum pengembangan kegiatan); (e)

Core curriculum (Kurikulum inti).17

Budi Asyhari Afwan menyatakan bahwa sistem full day school dan

terpadu juga menerapkan metode dialogis-emansipatoris dengan

menghidupkan suasana persaudaraan, adanya kebebasan dalam memilih

tempat belajar, pengaturan belajar sesuai dengan bobotnya, serta

16
Muhibbin Sayh, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Terpadu (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2004), h.154-156.
17
Iwan Kuswandi, Full Day School, http:/iwankuswandi.wordpress.com /2012/07/09/
Diakses tanggal 11 oktober 2016 pukul 09.09 WIB.
20

memeperhatian kegiatan ekstrakulikuler. Baharudin menyatakan bahwa

sekolah yang bersistem full day school tidak hanya berbasis sekolah

formal, namun juga informal. Sistem pengajaran yang diterapkan sangat

menyenangkan (tidak kaku dan monoton). Guru dituntut untuk kreatif dan

inovatif sedangkan peserta didik diberi keluasaan untuk memelih tempat

belajar. Full day school identik dengan permainan, tujuannya agar proses

belajar mengajar penuh dengan suasana kegembiraan. Sekolah yang

menerapkan full day school dapat menciptakan situasu yang sangat

menyenangkan serta mewujudkan keakraban antar peserta didik dan guru

yang nantinya melahirkan generasi cerdas intelektual serta emosional.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa karakterisitik

full day school adalah mengedepankan akhlak dan prestasi akademik,

tenaga pengeajar terdiri dari guru-guru bidang studi yang professional,

menggunakan kurikulum terpadu. Full day school juga memperhatikan

kegiatan ekstrakulikuler, sistem pengajarannya sangat menyenangkan,

serta memberikan pengalaman belajar yang luas pada anak.

C. Keunggulan Program Full Day School

Menurut Nor Hasan menyatakan bahwa sistem full day school

lebih memungkinkan terwujudnya pendidikan utuh meliputi tiga bidang

yakni kognitif, afektif, dan psikomotorik. Full day school lebih

memungkinkan terwujudnya intensifikasi dan efektiivitas proses edukasi.

Peserta didik lebih mudah diarahkan dan di bentuk sesuai dengan visi dan

misi sekolah, sebab aktivitas peserta didik lebih mudah terpantau karena
21

sejak awal sudah diarahkan. Program full day school memiliki keunggulan

diantarnya:

1. Anak memperoleh pendidikan umum, untuk mengantisipasi

perkembangan ilmu pengetahuan saat ini.

2. Anak mendapatkan pendidikan kepribadian yang bersifat antisipatif

terhadap perkembangan sosial budaya yang ditandai dengan derasnya

arus modernisasi dan globalisasi.

3. Potensi anak tersalurkan melalui kegiatan non akademik yang

diadakan sekolah.

4. Perkembangan bakat, minat, dan kecerdasan terantisipasi di sekolah

melalui pantauan program bimbingan konselingdan non akademik.

5. Pengaruh negatif kegiatan anak di luar sekolah dapat dikurangi

seminimal mungkin karena waktu pendidikan anak di sekolah lebih

lama.

6. Peserta didik mendapatkan pelajaran oleh tenaga pengajar yang

profesional di bidang nya masing-masing, dan

7. Peserta didik juga mendapatkan perhatian terutama dalam hal agama

seperti beribadah dengan waktu yang tepat.

D. Kelemahan Program Full Day School

Tidak hanya keunggulan, namun program full day school masih

memiliki kekurangan. Menurut Nor Hasan menyatakan sistem pembelajarn

program full day school tidak terlepas dari kelemahan diantaranya:


22

1. Minimnya sosialisai dan kebebasan. Kelemahan terbesar ada pada

waktu sosialisasi anak dan kebebasan anak yang sangat minim. Dengan

waktu sekolah dari pagi sampai sore, anak kembali ke rumah pada hari

menjelang malam,tentu kondisi tubuh sangat letih karena seharian

berada di sekolah. Hal ini membujat anak malas berinteraksi dengan

lingkungannya. Keadaan seperti ini membuat anak kehilangan

kehidupan sosialnya.

2. Egoisme yang berkaitan dengan problem sosialisasi anak hasil lulusan

full day school perasaan sombong dan tinggi hati rentan terjadi pada

anak yang disekolahkan di full day school. Aroma kompetisi dengan

dunia luar jarang dirasakan oleh anak hasil full day school, program itu

itu akan membentuk generasi yang beringas karena hanya

mengutamakan persaingan dan tidak terlatih secara sosial dan

emosional.

3. Program full day school sering kali menimbulkan rasa bosan pada

peserta didik. Sistem pembelajaran dengan pola full day school

membutuhkan kesiapan baik fisik, psikologis, maupun intelektual yang

bagus. Jadwal kegiatan pembelajaran yang padat dan penerapan sanksi

yang konsisten, dalam batas tertentu akan menyebabkan peserta didik

menjadi jenuh.

4. Program full day school memerlukan perhatian dan kesungguhan

manajemen bagi pengelola. Agar proses pembelajaran pada lembaga


23

pendidikan yang berpola full day school berlangsung optimal.18

E. Faktor Penunjang Program Full Day School

Menurut Baharudin faktor penunjang program full day school

sendiri diantara nya sebagai berikut:

1. Kurikulum. Menurut Brown kurikulum merupakan situasi kelompok

yang tersedia bagi guru dan pengurus sekolah (administrator) untuk

membuat tingkah laku yang berubah di dalam sekolah. Kurikulum

adalah suatu alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Sukses tidaknya

pendidikan dapat dilihat dari kurikulum yang digunakan oleh sekolah.

Kurikulum sangat mendukung untuk meningkatkan mutu.Pendidikan

karena menjadi tolak ukur dalam kegiatan belajar mengajar di

sekolahan .19

2. Sarana dan prasarana. Sarana dan prasarana merupakan penunjang

pembelajaran disekolah, dan merupakan salah satu penunjang

keberhasilan dari program yang dilaksanakan. Sarana dan prasarana

yang dimaksud adalah kebutuhan- kebutuhan yang diperlukan peserta

didik untuk mendukung proses pembelajaran yang dilakukan setiap

hari, baik alat penunjang kebutuhan pendidikan maupun alat penunjang

kebutuhan guru, seperti perlengkapan proyektor, ruang kelas yang

nyaman, sumber bahan ajar yang memadai dan laboratorium penunjang.

3. Sumber daya manusia dalam pendidikan yaitu guru dan pegawai. Guru

dituntut untuk memeiliki pengetahuan dan keterampilan serta harus

18
Nor Hasan, „Full Day School Model Alternative Pembelajaran Bahasa Asing‟, (2006).
19
Abu Ahmadi, Sosiologi Pendidikan (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2016).
24

menguasai metode pembelajaran yang tidak. Begitu juga pegawai

dituntut untuk selalu membantu segala sesuatu yang di butuhkan

peserta didik untuk proses belajar mengajar. Dan guru dituntut untuk

memahami dan menguasai banyak materi untuk mata pelajaran yang

diberikan.

Menurut Nur Hilalah faktor penunjang keberhasilan program full

day school adalah:

1. Lingkungan sekolah yang kondusif. Lingkungan sekolah yang

kondusif dapat terwujud apabila kepala sekolah memiliki kecerdasan

emosi tinggi dan gaya kepemimpinan yang tepat.

2. Kompetensi manajerial kepala sekolah. Kompetensi manajerial kepala

sekolah meliputi kemampuan manajemen dan kepemimpinan, yang

dilengkapi keterampilan, konseptual dan teknis.

3. Profesionalisme guru. Adanya guru professional diharapkan mampu

memberikan pengaruh positif terhadap keberhasilan proses belajar

mengajar serta mampu memaksimalkan perkembangan anak didik

dengan sebaik-baiknya.

4. Kelengkapan sarana dan prasarana. Sarana dan prasarana tersebut

berupa buku bacaan, ruang belajar, laboratorium komputer,

laboratorium bahasa, dan lain-lain. Semua itu sangat berguna sebagai

pendukung pelaksanaan full day school bahkan menjadi faktor yang

sangat penting dalam kelancaran proses belajar mengajar.


25

2. Kejenuhan Belajar

A. Pengertian Kejenuhan Belajar

Secara harfiah kejenuhan mempunyai arti padat atau penuh,

sehingga tidak mampu lagi memuat apapun, selain jenuh juga berarti jemu

atau bosan. Seorang siswa yang dalam keadaan jenuh, sistem akalnya tidak

dapat bekerja dengan baik sebagaimana mestinya dalam memproses item-

item informasi atau pengalaman baru.

Kejenuhan juga dapat terjadi karena proses belajar siswa yang

melampaui batas kemampuan jasmaniahnya karena lelah dan bosan.

Namun kejenuhan yang umum terjadi adalah karena keletihan yang

melanda siswa, sehingga mereka bisa berperilaku menyimpang seperti

membolos, melalaikan tugas, dan mogok belajar. Keletihan siswa dapat

dikategorikan menjadi tiga macam keletihan yaitu keletihan indera siswa,

keletihan fisik, dan keletihan mental.

Keletihan fisik dan indera seperti mata, telinga atau indera yang

lainnya. Pada umumnya dapat dikurangi atau dihilangkan lebih mudah

setelah siswa istirahat cukup, terutama tidur nyenyak dan mengonsumsi

makanan dan minuman yang bergizi, dan sebaliknya keletihan pada mental

tidak dapat diatasi dengan cara yang sederhana seperti cara untuk

mengatasi keletihan lainnya.

Kejenuhan belajar ialah rentang waktu tertentu yang digunakan

untuk belajar, tetapi tidak mendatangkan hasil. Seorang peserta didik yang

mengalami kejenuhan belajar merasa seakan-akan pengetahuan dan


26

kecapean yang diperoleh dari belajar tidak ada kemajuan. Tidak adanya

kemajuan hasil belajar ini pada umumnya tidak berlangsung selamanya,

tetapi dalam rentang waktu tertentu saja, misalnya seminggu. Namun tidak

sedikit peserta didik yang mengalami rentang waktu yang membawa

kejenuhan berkali-kali dalam waktu periode belajar tertentu.20

Kejenuhan belejar memiliki ciri-ciri rasa bosan, lesu dan tidak

bergairah melakukan aktivitas belajar. Seorang peserta didik yang sedang

dalam keadaan jenuh sistem akalnya dapat bekerja sebagaimana yang

diharapkan dalam memproses item-item informasi atau pengethuan baru,

sehingga kemajuan belajarnya seakan-akan jalan di tempat.21

B. Faktor-Faktor Kejenuhan Belajar

Kejenuhan belajar dapat melanda peserta didik apabila ia telah

kehilangan motivasi dan kehilangan konsolidasi salah satu tingkat

keterampilan tertentu sebelum sampai pada tingkat keterampilan

berikutnya. Selain itu, kejenuhan juga dapat terjadi karena proses belajar

peserta didik telah sampai pada batas kemampuan jasmaniahnya karena

bosan (boring) dan keletian (fatigue). Namun, penyebab kejenuhan yang

paling umum adalah keletihan yang melanda peserta didik, karena

keletihan dapat menjadi penyebab munculnya perasaan bosan pada

peserta didik yang bersangkutan.

20
Sulandari Ningsih, Sugiaryo, Hubungan Pelaksanaan Full Day School dan Boarding
School Dengan Pembentukan Karakter Pada Siswa Kelas X MAN 1 Surakarta Tahun 2016/2017
(Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Slamet Riyadi, Februari 2017)
21
Syah, Muhibbin. Psikologi Belajar. (Jakarta:Rajawali Pers.2004), h.165.
27

Keletihan peserta didik dapat dikategorikan menjadi tiga macam,

yakni 1). Keletihan indera peserta didik; 2). Keletihan fisik peserta

didik; 3). Keletihan mental peserta didik. Keletihan fisik dan keletihan

indera dalam hal ini mata dan telinga pada umumnya dapat dikurangi

atau dihilangkan lebih mudah setelah peserta didik beristirahat cukup

terutama tidur nyenyak dan mengkomsumsi makanan dan minuman yang

cukup bergizi. Sebaiknya keletihan mental tak dapat diatasi dengan

cara yang sederhana cara mengatasi kelebihan-kelebihan lainnya. Itulah

sebabnya, keletihan mental dipandang sebagai faktor utama penyebab

kejenuhan belajar. Faktor utama munculnya kejenuhan belajar sedikitnya

ada 4 faktor yang menyebabkan keletihan belajar pada siswa.

1. Karena kecemasan siswa terhadap dampak negatif yang ditimbulkan

oleh keletihan itu sendiri.

2. Karena kecemasan siswa terhadap standar atau patokan keberhasilan

bidang studi tertentu yang dianggap terlalu tinggi, terutama ketika siswa

tersebut sedang merasa bosan mempelajari studi tadi.

3. Karena siswa berada di tengah-tengah situasi kompetitif yang ketat dan

menuntut kerja intelek yang berat.

4. Karena siswa mempelajari konsep kinerja akademik yang optimum

sedangkan dia sendiri menilai belajar hanya berdasarkan pada ketentuan

yang ia buat sendiri (self – imposed).22

22
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar,(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003)
28

Menurut Slivar mengemukakan bahwa faktor-faktor yang

menjadi penyebab terjadinya Burnout di sekolah adalah sebagai berikut:

1. Adanya tuntutan sekolah untuk para peserta didik yang

mengharuskan tercapainya hasil yang baik. Dengan adanya hal

tersebut maka peserta didik menjadi terbebani.

2. Tidak adanya ruang gerak yang cukup bagi para peserta didik

sehingga tingkat kreativitas yang ada pada peserta didik menjadi

terbatas, dan mereka enggan untuk berpartisipasi terlalu aktif dalam

proses pembelajaran.

3. Kurangnya penghargaan yang diberikan untuk para peserta didik.

Pemberian dari sekolah untuk prestasi peserta didik, harapan-harapan

dari orangtua penghargaan dan pujian secara berkala akan menjadikan

peserta didik dapat lebih bersemangat kembali untuk berprestasi.

Karena mereka merasa bahwa sekolah mengapresiasi kerja keras

mereka untuk berprestasi.

4. Kurangnya hubungan interpersonal yang terjalin antara peserta didik

dengan peserta didik maupun peserta didik dengan guru. Dengan

adanya hal tersebut maka jika terdapat masalah dari salah seorang

peserta didik maka masalah tersebut sulit untuk dipecahkan karena

kurangnya komunikasi yang terjalin

5. Besarnya harapan orangtua yang diberikan untuk anak-anaknya,

sehingga para peserta didik menjadi takut untuk gagal. Selain

harapan kritik-kritik yang selalu dilontarkan atas kesalahan yang


29

dilakukan oleh peserta didik dan pemberian hukuman yang tidak

menyenangkan atas prestasi yang dimiliki. hal tersebut mengakibatkan

peserta didik akan terus merasa terancam berada di sekolah.

6. Adanya perbedaan pandangan untuk peserta didik dari sekolah,

teman, keluarga dan lingkungan sekitar untuk prestasi belajar yang

telah dicapainya.

C. Aspek-Aspek Kejenuhan Belajar

Aspek-aspek Burnout belajar atau kejenuhan belajar menurut

Hakim kejenuhan belajar juga mempunyai tanda-tanda atau gejala-gejala

yang sering dialami yaitu timbulnya rasa enggan, malas, lesu dan tidak

bergairah untuk belajar. Aspek-aspek kejenuhan belajar menurut Hakim

meliputi:.

1. Kelelahan Emosional

Maslach mengemukakan bahwa kelelahan emosional ditandi dengan

perasaan lelah yang dialami oleh individu entah itu kelelahan

emosional maupun fisik. secara umum peserta didik mengalami

kelelahan secara emosional, sikap atau perasaan yang dirasakan

misalnya kurangnya antusias pada belajarnya dan mereka merasa lelah,

nerves, dan merasa frustasi, serta mereka tidak dapat memfokuskan

perhatiannya pada belajar. Perasaan peserta didik pun berada pada taraf

kelelahan yang amat sangat. Peserta didik yang mengalami kejenuhan

belajar akan ditandakan dengan emotional exhaustion, dimana

lelahnya sisi emosional peserta didik, peserta didik cenderung bosan


30

terhadap belajar.

2. Kelelahan Fisik

Kelelahan fisik merupakan kelelahan yang ditandai oleh adanya

keletihan, kejenuhan, ketegangan otot, perubahan dalam kebiasaan

makan dan tidur serta secara umum tingkat energinya rendah.

Penderita Burnout atau kejenuhan mulai merasakan adanya anggota

badan yang sakit dan gejalanya ditandai dengan sakit kepala, hasus,

nyeri dipunggung, mual, insomnis, bahkan kehilangan selera makan.23

Hal ini sejalan dengan Baron dan Greenberg bahwa kelelahan fisik

ditandai dengan sakit kepala, mual, susah tidur dan kurangnya nafsu

makan.

3. Kelelahan Kognitif

Demerouti menyatakan bahwa kelelahan kognitif ini peserta didik

yang sedang mengalami kejenuhan cenderung sedang mendapat

beban yang terlalu berat pada otak. Hal ini kemudian berdampak

seperti yang diungkapkan kahlil yakni ketidakmampuan untuk

berkonsentrasi, mudah lupa, dan kesulitan dalam membuat keputusan.

4. Kehilangan Motivasi

Bahrer Kohler menyatakan bahwa kehilangan motivasi pada peserta

didik ditandai dengan hilangnya idealisme, peserta didik sadar dari

impian mereka yang tidak realistis, dan kehilangan semangat. Dari

gejala di atas maka peserta didik sudah dianggap kehilangan motivasi.

23
& Kartika N. Fathiyah Muh Nurwangid, Isti Yuni Purwanti., Penerapan Bimbingan
Kelompok (Grub Activity) Dalam Mengatasi Burnout (Yogyakarta, 2010).
31

Bentuk lain dari kehilangan motivasi adalah penarikan diri secara

psikologis sebagai respon dari stres yang berlebihan dan rasa

ketidakpuasan.

Kejenuhan belajar terjadi karena beberapa faktor seperti kurangnya

penghargaan, kurangnya pengawasan, beban tugas akademis yang

berlebihan, konflik, kurangnya keadilan, kurangnya persamaan dapat

membuat seseorang mengalami kejenuhan. Secara umum, faktor-faktor

yang menyebabkan kejenuhan belajar adalah:

1. Karakteristik Pribadi

Faktor pertama, yakni karakteristik pribadi dapat mempengaruhi

terjadinya kejenuhan belajar. Kepribadian adalah kualitas total sikap,

kebiasaan, karakter dan perilaku manusia. Karakteristik kepribadian

yang rentan mengalami kejenuhan adalah individu yang idealis,

perfeksionis dan ekstrovert. Mempengaruhi sikap seseorang dalam

mengahadapi masalah sampai dengan menanganis kejenuhan yang

dialaminya.

2. Dukungan Sosial

Selain berkaitan dengan karakteristik pribadi, kejenuhan belajar dapat

terjadi karena faktor lingkungan belajar, seperti tugas yang berat, jam

belajar yang padat, tanggung jawab yang harus dipikul, pekerjaan

rutin dan yang bukan rutin dan pekerjaan administrasi lainnya yang

melampui kapasitas dan kemampuan dirinya. Hubungan yang kurang

baik dengan teman belajar, atau dengan guru menjadi pemicu


32

munculnya kejenuhan pada peserta didik. Hal ini terjadi karena

adanya perbedaan nilai pribadi, perbedaan pendekatan dalam

melihat permasalahan, dan mengutamakan kepentingan pribadi

dalam kompetisi belajar. Individu yang memiliki dukungan sosial

yang tinggi memiliki kemampuan untuk mengelola stress dengan baik.

Lingkungan belajar yang menyenangkan, saling menghargai dan

beban belajar yang tidak berlebihan merupakan hal yang positif dalam

meningkatkan kualitas pembelajaran.

3. Beban Akademik atau Course Load

Dalam mengikuti kegiatan belajar, individu memerlukan waktu dan

tenaga untuk memahami orang lain dalam berinteraksi di kelas. Selain

itu, pemberian tugas rumah yang banyak dan standar nilai tinggi

menyebabkan peserta didik stress dalam belajar. Beban akademis yang

berlebihan cenderung menghabiskan waktu dan tenaga sehingga

menyebabkan kejenuhan. Selain itu, harapan yang tinggi dari

lingkungan sekolah terhadap peserta didik memberikan kontribusi besar

untuk terjadinya kejenuhan belajar. Beban akademis yang berlebihan

memiliki hubungan yang positif dengan kejenuhan belajar yang

dialami oleh peserta didik. Faktor lain yang memberikan kontribusi

terhadap kejenuhan belajar adalah persepsi peserta didik terhadap

beban kerja akademis. Ketika peserta didik mempersepsikan beban

tugas menjadi beban berlebih bagi mereka, maka itu akan menyebabkan

lemahnya motivasi, menurunnya prestasi dan merasa gagal.


33

D. Penelitian Relevan

1. Skripsi yang ditulis oleh Ghulamul Mustofa, mahapeserta didik

Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah UIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta pada tahun 2014 dengan judul “Implementasi

Full day school Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta didik

Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Rengel Tuban Jawa Timur”. Hasil

dari penelitian ini adalah prestasi belajar peserta didik meningkat

dengan diterapkannya sistem full day school. Tetapi dalam

penerapannya masih ditemukan faktor penghambat full day school di

MAN Rengel yaitu, peserta didik atau peserta didik, guru atau

pendidik, sarana dan prasarana, dan kurikulum. Untuk itu, harus ada

beberapa upaya yang dilakukan dalam menghadapi hambatan tersebut.

2. Skripsi yang ditulis oleh Nur Asni Afiana Afiah, mahapeserta didik

Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah UIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta pada tahun 2014 dengan judul “Pengaruh

Implementasi Full day school Terhadap Tingkat Kecerdasan

Emosional dan Penyesuaian Sosial di MI Sultan Agung Sleman”.

Hasil dari penelitian ini adalah penerapan sistem full day school di MI

Sultan Agung Sleman memberikan dampak yang positif bagi tingkat

kecerdasan emosional dan penyesuaian sosial peserta didik. Mayoritas

peserta didik mengalami peningkatan dalam tingkat kecerdasan

emosional dan tingkat penyesuaian sosialnya juga meningkat.


34

E. Kerangka Pikir

Menurut Sugiyono kerangka pemikiran merupakan sintesa tentang

hubungan antara variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah

dideskripsikan.24 Kerangka penelitian ini adalah dampak program full day

school terhadap kejenuhan belajar peserta didik, karena dampak kejenuhan

belajar pada peserta didik tidak muncul dengan sendirinya banyak faktor

penentu yang menyebabkan hal tersebut terjadi. Terdapat banyak sekali

faktor intern dan ekstern nya apabila orang di sekitar baik orang tua

maupun tenaga pendidik dan kependidikan dapat paham apa faktor-faktor

yang menyebabkan perilaku tersebut dapat terjadi. Maka Lingkungan

tersebut dapat meminimalisir hal yang menyebabkan hal tersebut terjadi

karena kurangnya pengetahuan tentang apa yang dihadapi.

Jika dampak program full day school terhadap kejenuhan belajar

peserta didik dapat diketahui dan dipahami oleh guru BK itu sendiri, maka

dampak tersebut dapat di minialisir dan di tangani dengan tepat , lebih

khususunya apabila di sekolah tersebut terdapat guru bimbingan konseling.

Berikut dibawah ini adalah kerangka berfikir di dalam penelitian yang

penulis lakukan :

24
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabet 2017)
35

Gambar 1

Kerangka Berfikir Penelitian Dampak Program Full Day School

Terhadap Kejenuhan Belajar Peserta Didik

Program Full Day Dampak Kejenuahan


School Belajar Peserta didik

Kelelahan Emosional,
Kelelahan Fisik,
Kelelahan Kognitif dan,
Kehilangan Motivasi
DAFTAR PUSTAKA

A. Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantatif, Kualitatif, Dan Penelitian


Gabungan (Jakarta: Kencana, 2014)

Ahmadi, Abu, Sosiologi Pendidikan (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2016)

Ahmadi, Abu dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan (jakarta: PT.Rineka Cipta,
2016)

Baharudin, Pendidikan Dan Psikologi Perkembangan (Jogyakarta: Ar ruzz Media,


2010)

Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahannya, (Bandung: PT Syamil


Cipta Media.

Djaali, Psikologi Pendidikan (jakarta: Bumi Aksara, 2008)

Dionisios Loukeris et al, “Aspect of the Effectiveness of the Greek Holoimero


(All Day) Primary School,” Mediteranean Journal of Educational
Studies. Vol. 14 (2).

Drs. Agus Sujanto, Psikologi Umum (Jakarta: Bumi Aksara, 2002)

Hadiwijono, Harun, Sari Filsafat Barat 1 (Yigyakarta: Kansius, 2008)

Hasan, Nor, „Full Day School Model Alternative Pembelajaran Bahasa Asing‟,
Tadris, 1 (2006)

Jalaluddin, Psikologi Agama (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010)

Khodijah, Nyayu, Psikologi Belajar (Palembang: Rafah Press, 2006)

Lexy J. Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitattif (Bandung: Remaja Rosda


Karya, 2002)

Muh Nurwangid, Isti Yuni Purwanti., & Kartika N. Fathiyah, Penerapan


Bimbingan Kelompok (Grub Activity) Dalam Mengatasi Burnout
(Yogyakarta, 2010)

Muhibbin, Syah, Psikologi Belajar (Jakarta: Rajawali Pers, 2004)

Roni Kuntoro, Metode Penelitian (Jakarta: PPM, 2005)


Sagala Syaiful, Konsep Dan Makna Pembelajran (Bandung: Alfabeta Bandung,
2015)

Sarlito Wirawan Sarwono, Berkenalan Dengan Aliran-Aliran dan Tokoh-Tokoh


Psikologi (Jakarta: Bulan Bintang, 2015)

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan


R&D (Jakarta: Alfabeta, 2010)

Sulandari Ningsih, Sugiaryo, Hubungan Pelaksanaan Full Day School dan


Boarding School Dengan Pembentukan Karakter Pada Siswa Kelas X
MAN 1 Surakarta Tahun 2016/2017 (Surakarta: Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Slamet Riyadi, Februari 2017)

Sulistyaningsih, Wiwik, Full Day School Dan Optimalisasi Perkembangan Anak


(Yogyakarta: Paradigma Indonesia, 2013)

Taher, Andi, Jurusan Bimbingan, Fakultas Tarbiyah, Penulis Larry, P Nucci, and
Darcia Narvaez, „PENDIDIKAN MORAL DAN KARAKTER : SEBUAH
PANDUAN Judul : A . Pendahuluan Penting Terkait Dengan Pendidikan
Moral Dan Karakter . Dukungan Nyata Terhadap Pendidikan Moral Dan
Karakter Ini Terselimuti Oleh Kontroversi Yang Cukup Besar Tentang
Tindakan Yang Tep‟, 14 (2008), 545–58

Walgito, Pengantar Psikologi Umum, Cet Kelima (Yogyakarta: Edisi Refisi,


2007)

Wati Soemanto, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2010)

Wawancara dengan Nadia ,S.Pd, tanggal 16 Januari 2020 di SMP Global Surya
Bandar Lampung.

Anda mungkin juga menyukai

  • Perpus Pusat Bab 1 Dan 2
    Perpus Pusat Bab 1 Dan 2
    Dokumen73 halaman
    Perpus Pusat Bab 1 Dan 2
    Muhamad risal
    Belum ada peringkat
  • Skripsi
    Skripsi
    Dokumen94 halaman
    Skripsi
    Akun Trading
    Belum ada peringkat
  • Skripsi 1-2
    Skripsi 1-2
    Dokumen49 halaman
    Skripsi 1-2
    Siti Asiah
    Belum ada peringkat
  • Skripsi Full
    Skripsi Full
    Dokumen136 halaman
    Skripsi Full
    Nurdana Naina
    Belum ada peringkat
  • Skripsi 2
    Skripsi 2
    Dokumen60 halaman
    Skripsi 2
    mimiftahululumwonojatiii
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen114 halaman
    Bab I
    El-hameed Mukhaeer Yudha Suhendar
    Belum ada peringkat
  • Depan 1-2 Dapus
    Depan 1-2 Dapus
    Dokumen72 halaman
    Depan 1-2 Dapus
    Dilafitriyani
    Belum ada peringkat
  • Rotating
    Rotating
    Dokumen101 halaman
    Rotating
    retno efendi
    Belum ada peringkat
  • Skrip Si
    Skrip Si
    Dokumen155 halaman
    Skrip Si
    Moh Sbrdn Ndala
    Belum ada peringkat
  • SKRIPSI
    SKRIPSI
    Dokumen92 halaman
    SKRIPSI
    Frendy Surya
    Belum ada peringkat
  • Skripsi 2
    Skripsi 2
    Dokumen53 halaman
    Skripsi 2
    Mita lalylabrkh
    Belum ada peringkat
  • Skripsi Ulfa Yunida
    Skripsi Ulfa Yunida
    Dokumen125 halaman
    Skripsi Ulfa Yunida
    sitiramlah
    Belum ada peringkat
  • External - Volume - File PERPUS PUSAT 1.2 DAPUS
    External - Volume - File PERPUS PUSAT 1.2 DAPUS
    Dokumen57 halaman
    External - Volume - File PERPUS PUSAT 1.2 DAPUS
    Abdillah Muhaimin
    Belum ada peringkat
  • Skrip Si
    Skrip Si
    Dokumen100 halaman
    Skrip Si
    Hanni
    Belum ada peringkat
  • 5 Me Ipa 7
    5 Me Ipa 7
    Dokumen52 halaman
    5 Me Ipa 7
    Dewi Sartika Siregar
    Belum ada peringkat
  • Implementasi Metode Imla
    Implementasi Metode Imla
    Dokumen53 halaman
    Implementasi Metode Imla
    waodearumaini
    Belum ada peringkat
  • Skrip Si
    Skrip Si
    Dokumen254 halaman
    Skrip Si
    Srie Wahyuni
    Belum ada peringkat
  • Skripsi 2
    Skripsi 2
    Dokumen62 halaman
    Skripsi 2
    warsawarsa592
    Belum ada peringkat
  • Skripsi Meli
    Skripsi Meli
    Dokumen116 halaman
    Skripsi Meli
    Lila
    Belum ada peringkat
  • Pengaruh Tes Objektif Terhadap Mental Siswa PDF
    Pengaruh Tes Objektif Terhadap Mental Siswa PDF
    Dokumen53 halaman
    Pengaruh Tes Objektif Terhadap Mental Siswa PDF
    Sukemining Rahayu
    Belum ada peringkat
  • Skripsi Full
    Skripsi Full
    Dokumen107 halaman
    Skripsi Full
    rastinyoman795
    Belum ada peringkat
  • Skripsi PDF Dilla
    Skripsi PDF Dilla
    Dokumen97 halaman
    Skripsi PDF Dilla
    sdn009 pulauingu
    Belum ada peringkat
  • Bab I-II
    Bab I-II
    Dokumen76 halaman
    Bab I-II
    Ndia
    Belum ada peringkat
  • 1
    1
    Dokumen53 halaman
    1
    atriteleiealaxa22
    Belum ada peringkat
  • Skripsi Elvina Bastari
    Skripsi Elvina Bastari
    Dokumen174 halaman
    Skripsi Elvina Bastari
    Farhan Syahrul
    Belum ada peringkat
  • Skripsi Full(1)
    Skripsi Full(1)
    Dokumen128 halaman
    Skripsi Full(1)
    Mutia roza fortuna
    Belum ada peringkat
  • Skripsi Full
    Skripsi Full
    Dokumen102 halaman
    Skripsi Full
    aliabdullah2337
    Belum ada peringkat
  • Skripsi Full
    Skripsi Full
    Dokumen102 halaman
    Skripsi Full
    aliabdullah2337
    Belum ada peringkat
  • Pusat Bab 1 Dan 2
    Pusat Bab 1 Dan 2
    Dokumen75 halaman
    Pusat Bab 1 Dan 2
    yuli
    Belum ada peringkat
  • Skripsi 2
    Skripsi 2
    Dokumen79 halaman
    Skripsi 2
    Angga Agung Saputra
    Belum ada peringkat
  • Skripsi Bab 1 & Bab 5
    Skripsi Bab 1 & Bab 5
    Dokumen39 halaman
    Skripsi Bab 1 & Bab 5
    Firdaus Miftakhul
    Belum ada peringkat
  • Bab1 Bab2
    Bab1 Bab2
    Dokumen93 halaman
    Bab1 Bab2
    wayu170501
    Belum ada peringkat
  • Skripsi PDF
    Skripsi PDF
    Dokumen101 halaman
    Skripsi PDF
    HatimAbds23
    Belum ada peringkat
  • Skripsi Bab 1 Dan 2
    Skripsi Bab 1 Dan 2
    Dokumen40 halaman
    Skripsi Bab 1 Dan 2
    Daniel Citio
    Belum ada peringkat
  • Skripsi Bab 1&5
    Skripsi Bab 1&5
    Dokumen43 halaman
    Skripsi Bab 1&5
    Muhammad Luthfi
    Belum ada peringkat
  • Skripsi 2
    Skripsi 2
    Dokumen63 halaman
    Skripsi 2
    Irrene Roro
    Belum ada peringkat
  • Bab 1 Dan 2
    Bab 1 Dan 2
    Dokumen67 halaman
    Bab 1 Dan 2
    Trisha Fauziah Zahra
    Belum ada peringkat
  • Sripsi Nanda
    Sripsi Nanda
    Dokumen160 halaman
    Sripsi Nanda
    Asem Syahreva
    Belum ada peringkat
  • SKRIPSI
    SKRIPSI
    Dokumen97 halaman
    SKRIPSI
    my family
    Belum ada peringkat
  • Skripsi Karsani - Perencanaan Karir
    Skripsi Karsani - Perencanaan Karir
    Dokumen118 halaman
    Skripsi Karsani - Perencanaan Karir
    William Sebastian
    Belum ada peringkat
  • Skripsi modelling
    Skripsi modelling
    Dokumen129 halaman
    Skripsi modelling
    Zull Karnain
    Belum ada peringkat
  • Skripsi Bab 1&5
    Skripsi Bab 1&5
    Dokumen44 halaman
    Skripsi Bab 1&5
    Park Hye Mun
    Belum ada peringkat
  • SKRIPSI Lilik Widiarti
    SKRIPSI Lilik Widiarti
    Dokumen96 halaman
    SKRIPSI Lilik Widiarti
    Nur Fadilah
    Belum ada peringkat
  • Bab I-II-dapus
    Bab I-II-dapus
    Dokumen104 halaman
    Bab I-II-dapus
    Nur Azizah
    Belum ada peringkat
  • Kompetensi Guru Dalam Mengelola Pembelajaran Pai
    Kompetensi Guru Dalam Mengelola Pembelajaran Pai
    Dokumen13 halaman
    Kompetensi Guru Dalam Mengelola Pembelajaran Pai
    FINA SHOFIANA
    Belum ada peringkat
  • Skripsi 2
    Skripsi 2
    Dokumen66 halaman
    Skripsi 2
    sriyuliana24062
    Belum ada peringkat
  • Tinjaun Pustaka
    Tinjaun Pustaka
    Dokumen88 halaman
    Tinjaun Pustaka
    Yeziee Dunhen
    Belum ada peringkat
  • BAB I - BAB II
    BAB I - BAB II
    Dokumen88 halaman
    BAB I - BAB II
    Riko
    Belum ada peringkat
  • Untitled
    Untitled
    Dokumen93 halaman
    Untitled
    Java Yoga
    Belum ada peringkat
  • Skripsi 2
    Skripsi 2
    Dokumen88 halaman
    Skripsi 2
    Iyal Efriyal
    Belum ada peringkat
  • Skripsi Mar'ah PDF
    Skripsi Mar'ah PDF
    Dokumen127 halaman
    Skripsi Mar'ah PDF
    Annisa Sabrina
    Belum ada peringkat
  • Choirun Nisa PDF
    Choirun Nisa PDF
    Dokumen134 halaman
    Choirun Nisa PDF
    Julia Oppo
    Belum ada peringkat
  • Up To Hipostasis
    Up To Hipostasis
    Dokumen57 halaman
    Up To Hipostasis
    Yuan Setiawan
    Belum ada peringkat
  • Perpus Pusat
    Perpus Pusat
    Dokumen71 halaman
    Perpus Pusat
    Kumpulan Story
    Belum ada peringkat
  • Untitled
    Untitled
    Dokumen14 halaman
    Untitled
    Shrlyna GL
    Belum ada peringkat
  • Skripsi Yeni Septiani PDF
    Skripsi Yeni Septiani PDF
    Dokumen217 halaman
    Skripsi Yeni Septiani PDF
    Lyne Vina Sartua Pardede 1705111056
    Belum ada peringkat
  • Skrip Si
    Skrip Si
    Dokumen121 halaman
    Skrip Si
    leonardodwihartono29
    Belum ada peringkat
  • Kisi Angket
    Kisi Angket
    Dokumen56 halaman
    Kisi Angket
    Sitti Nur Rahma
    Belum ada peringkat
  • Skripsi Tri Wahyuni
    Skripsi Tri Wahyuni
    Dokumen142 halaman
    Skripsi Tri Wahyuni
    Perangkat PemiluRifki alfi fauzan
    Belum ada peringkat
  • The Chronicles of Raden: Lima Pusaka Tanah Jawa
    The Chronicles of Raden: Lima Pusaka Tanah Jawa
    Dari Everand
    The Chronicles of Raden: Lima Pusaka Tanah Jawa
    Belum ada peringkat