Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                
Hubungan menoragia dan Metroragia dengan dysmenorrhea pada pasien yang berobat di poli kebidanan RSUD Perdarahan Pada Saat Menstruasi (Menorrhagia) 11 Agustus 2011 pukul 21:50 Dalam istilah medis perdarahan yang berlebihan atau masa menstruasi terlalu lama disebut Menorrhagia. Hampir semua wanita pernah mengalami pendarahan berlebih saat menstruasi. Bahkan sebagian wanita harus mengalami hal ini setiap datang bulan. Tiap wanita mempunyai siklus menstruasi yang berlainan, normalnya dalam satu siklus kurang lebih setiap 28 hari, bisa berfluktuasi 5 hari dan total kehilangan darah antara 60 sampai 250 mililiter. Siklus menstruasi baik teratur maupun tidak, sedikit atau banyak, sakit atau tidak, lama atau tidak, semua itu masih dalam batas normal, seperti yang dipublikasikan Mayo Foundation for Medical Education and Research. Sebagian wanita yang mengalami hal ini, seringkali sampai mengganggu aktitas sehari-hari hingga menyita waktu kerja, sekolah atau aktifitas sosial lain tergantung seberapa berat gejala yang timbul.   Indikasi dan gejala Menorrhagia antara lain sebagai berikut:  Masa menstruasi lebih dari 7 hari Aliran menstruasi yang terus-menerus selama beberapa jam. Membutuhkan pelindung wanita secara berlapis Membutuhkan penggantian selama tengah malam Terdapat gumpalan darah dalam jumlah tidak sedikit Pendarahan berat hingga mengganggu aktifitas sehari-hari Nyeri terus menerus perut bagian bawah selama masa menstruasi Masa menstruasi tidak teratur Keletihan, kelelahan dan nafas pendek-pendek (mirip gejala anemia) Walaupun jarang, indikasi dan gejala menorrhagia mirip dengan kondisi kelainan medis lain seperti kanker leher rahim atau kanker saluran kencing. Konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan hasil diagnosa dengan tepat penyebab kondisi yang dirasakan.   Apa penyebab terjadinya perdarahan saat menstruasi?   Semua wanita dalam usia produktif dapat mengalami pendarahan hebat saat menstruasi. Wanita muda yang belum mengalami siklus menstruasi cenderung mengalami menorrhagia pada 12 sampai 18 bulan setelah pertama kali mengalami menstruasi. Wanita dewasa menjelang menopause seringkali mengalami ketidakseimbangan hormon dapat mengarah ke menorrhagia. Beberapa kasus pendarahan hebat saat menstruasi tidak dapat diketahui dengan pasti tapi beberapa kondisi penyebab menorrhagia diantaranya: Hormon tak seimbang. Dalam siklus menstruasi normal, keseimbangan hormon estrogen dan progesteron menyesuaikan kondisi dari dinding uterus (endometrium) untuk mengatur pancaran darah menstruasi. Jika timbul ketidakseimbangan hormon, endometrium menghasilkan aliran darah hebat. Kista ovarium. Timbulnya kantung-kantung cairan di dalam atau diatas ovarium dan terkadang menyebabkan ketidaknormalan menstruasi termasuk menorrhagia. Polip. Timbulnya polip pada dinding uterus menyebabkan pendarahan menstruasi dalam waktu lama. Polip dari uterus biasanya muncul pada wanita usia produktif yang menghasilkan kelebihan hormon, menyebabkan pendarahan yang tidak terkait dengan menstruasi. Disfungsi ovarium. Kegagalan fungsi ovarium, anovulation (proses pelepasan telur) dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon, berujung pada menorrhagia. Adenomyosis. Kondisi yang timbul saat kelenjar dari endometrium melekat pada otot uterus, seringkali menjadi penyebab pendarahan hebat dan nyeri perut. Hal ini sering terjadi pada wanita yang telah mempunyai beberapa anak. Penggunaan IUD. Efek samping alat KB IUD yang sering ditemui adalah pendarahan menstruasi hebat. Kanker. Walaupun jarang ditemui, kanker pada alat reproduksi wanita dapat menyebabkan menorrhagia. Kanker uterus, kanker ovarium dan kanker leher rahim dapat menyebabkan pendarahan berlebih saat menstruasi. Obat-obatan. Obat-obatan tertentu, termasuk obat pencegah penggumpalan darah (anticoagulants) dan pengobatan anti radang/infeksi, dapat menyebkan menstruasi berat atau dalam waktu lama. Apa dampaknya jika terjadi perdarahan saat menstruasi?   Jika dibiarkan dan tidak segera diobati, pendarahan hebat saat menstruasi sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan wanita dan bisa menyebabkan beberapa komplikasi penyakit diantaraya: Anemia. Menorrhagia seringkali menyebabkan anemia pada wanita menjelang menopause. Diperkirakan sekitar 10 persen dari wanita usia produktif dalam resiko tinggi terkena anemia. Walaupun pola diet dapat ikut andil penyebab hal ini, problem makin berat karena pendarahan menstruasi yang berlebih. Mayoritas kasus anemia hanya dalam kondisi ringan, tapi walaupun ringan, anemia dapat menyebabkan kelematah dan keletihan pada tubuh. Anemia stadium lanjut menyebabkan nafas pendek-pendek, detak jantung cepat, nyeri kepala, telinga berdenging dan ketidakseimbangan mental. Anemia yang tidak mendapat tindakan medis dalam jangka panjang mengarah ke masalah jantung. Wanita hamil penderita anemia, khususnya 3 bulan pertama kehamilan, meningkatkan resiko keguguran. Infertilitas. Banyak kondisi terkait ketidaknormalan menstruasi, termasuk pendarahan hebat, ketikdaknormalan ovulasi, endometriosis, adalah mayoritas yang mempunyai kontribusi pada infertilitas pada wanita. Siklus menstruasi yang tidak teratur dapat mempersulit usaha wanita untuk hamil. Nyeri hebat. Pendarahan berlebihan saat menstruasi seringkali disertai dysmenorrhea (kram & nyeri pada perut bagian bawah yang menyertai menstruasi). Bagaimana cara mengobati jika terjadi perdarahan pada saat menstruasi? Sebelumnya, terlebih dahulu melihat beberapa faktor untuk mengambil tindakan pengobatan yang tepat pada penderita menorrhagia diantaranya: Kondisi kesehatan secara menyeluruh dan riwayat kesehatan. Stadium lanjut dari kondisi yang diderita Penyebab dari kondisi Kondisi toleransi tubuh untuk menerima pengobatan, terapi dan prosedur medis. Harapan dari bagaimana kemajuan kondisi yang diderita Efek dari pengobatan Jika sudah ditemukan, maka bisa dilanjutkan dengan terapi pengobatan dan perawatan penderita menorrhagia yang meliputi: Suplemen zat besi. Jika kondisi ini disertai dengan anemia, dokter mungkin merekomendasikan anda untuk mengkonsumsi suplemen zat besi secara teratur. Jika level zat besi didalam tubuh rendah tapi anda belum mengalami anemia, anda juga mungkin disarankan untuk mengkonsumsi untuk mencegah terkena anemia. Kontrasepsi oral. Konstasepsi oral (seperti pil KB) dapat dipilih untuk membantu keteraturan ovulasi dan mengurangi pendarahan hebat dan jangka waktu lama menstruasi. Obat-obatan yang termasuk dalam NSAID (Nonsteroidal anti-imflammatory drugs) seperti ibuprofen (advil dan motrin) membantu mengurangi derasnya aliran darah. Progesteron. Hormon progesterone dapat membantu mengoreksi ketidaknormalan hormon dan mengurangi menorrhagia. Istirahat cukup. Dokter akan merekomendasikan cukup istirahat jika mengalami pendarahan hebat dan ketidakteraturan menstruasi. Catat pelindung yang digunakan. Catat jumlah pelindung wanita yang telah digunakan agar dokter dapat menarik kesimpulan kurang lebih jumlah darah yang keluar. Gantilah secara teratur pelindung yang digunakan paling tidak setiap 4 jam. Hindari aspirin. Karena aspirin akan memperlama pendarahan, hindari penggunaan secara berlebihan. Obat-obatan seperti ibuprofen (advil dan motrin) seringkali lebih efektif dari aspirin untuk meringankan ketidaknyamanan menstruasi. MENORRHAGIA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menorrhagia didefinisikan sebagai menstruasi pada interval siklus teratur tetapi dengan aliran berlebihan dan durasi dan merupakan salah satu keluhan ginekologis yang paling umum di ginekologi kontemporer. Klinis, menorrhagia didefinisikan sebagai kehilangan darah total melebihi 80 ml per siklus atau mens berlangsung lebih lama dari 7 hari. Kesehatan Dunia melaporkan Organisasi bahwa 18 juta wanita usia 30-55 tahun melihat perdarahan haid mereka untuk menjadi selangit. Laporan menunjukkan bahwa hanya 10% dari perempuan mengalami kehilangan darah yang cukup parah menyebabkan anemia atau secara klinis didefinisikan sebagai menorrhagia. Dalam prakteknya, pengukuran kehilangan darah menstruasi sulit. Dengan demikian, diagnosis biasanya berdasarkan riwayat pasien. Siklus haid normal adalah 21-35 hari dalam durasi, dengan perdarahan yang berlangsung rata-rata 7 hari dan ukur arus 25-80 mL 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah “Bagaimana Asuhan Kebidanan Terhadap Ny. Dengan Menorrhagia di Ruang Kebidanan Rumah Sakit Angkatan Laut Tanjungpinang” 1.3 Tujuan Makalah 1.3.1 Tujuan Umum Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui asuhan kebidanan terhadap Ny. dengan Menorrhagia di ruang kebidanan Rumah Sakit Angkatan Laut Tanjungpinang. 1.3.2 Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui pengertian dari Menorrhagia. b. Untuk mengetahui etiologi Menorrhagia c. Untuk mengetahui patofisiologi Menorrhagia d. Untuk mengetahui Frekuensi pada Menorrhagia e. Untuk mengetahui Mortalitas / Morbiditas Menorrhagia BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Menorrhagia harus dibedakan secara klinis dari diagnosa lain ginekologi umum. Ini termasuk metrorrhagia (aliran pada interval yang tidak teratur), menometrorrhagia (sering, arus berlebihan), Polimenorea (perdarahan pada interval < 21 perdarahan uterus disfungsional (abnormal perdarahan uterus tanpa kelainan struktural atau sistemik jelas). Hampir 30% dari semua histerektomi dilakukan di Amerika Serikat dilakukan untuk mengurangi perdarahan menstruasi berat. Historis, koreksi bedah definitif telah andalan pengobatan untuk menorrhagia. Ginekologi modern telah cenderung terus terhadap terapi konservatif baik untuk mengontrol biaya dan keinginan banyak wanita untuk menjaga rahim mereka. Berat perdarahan haid adalah penemuan subyektif, membuat definisi masalah yang tepat sulit. rejimen Pengobatan harus menangani segi spesifik dari siklus haid pasien merasakan menjadi abnormal, (yaitu, panjang siklus, jumlah perdarahan). Akhirnya, keberhasilan pengobatan biasanya dievaluasi secara subyektif oleh setiap pasien, membuat pengukuran hasil yang positif sulit. 2.2 Etiologi Etiologi penyebab banyak dan sering tidak diketahui. Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap menorrhagia dapat diurutkan ke dalam beberapa kategori, termasuk organik, endocrinologic, anatomi, dan iatrogenik. Jika hasil pemeriksaan pendarahan tidak menyediakan petunjuk penyebab menorrhagia, pasien sering diberikan diagnosis dari perdarahan uterus disfungsional (DUB). Kebanyakan kasus yang sekunder DUB anovulasi.. Tanpa ovulasi, korpus luteum gagal untuk membentuk, sehingga tidak ada sekresi progesteron. estrogen dilawan memungkinkan endometrium berkembang biak dan menebal. Endometrium akhirnya outgrows suplai darah dan berdegenerasi. Hasil akhirnya adalah kerusakan asynchronous dari lapisan endometrium pada tingkat yang berbeda. Ini juga sebabnya pendarahan anovulasi lebih berat dibanding aliran menstruasi normal. Hemostasis endometrium secara langsung berkaitan dengan fungsi trombosit dan fibrin.Kekurangan dalam salah satu dari hasil komponen dalam menorrhagia untuk pasien dengan penyakit von Willebrand atau trombositopenia. Trombus terlihat dalam lapisan fungsional namun terbatas pada permukaan penumpahan jaringanTrombi ini dikenal sebagai “plugs” karena darah bisa hanya sebagian mengalir melewati mereka.. Fibrinolisis membatasi pada lapisan. Setelah pembentukan trombin steker, vasokonstriksi terjadi dan memberikan kontribusi untuk hemostasis. Cacat anatomi atau pertumbuhan di dalam rahim dapat mengubah salah satu dari jalur tersebut (endocrinologic / hemostatik), menyebabkan perdarahan yang signifikan. Presentasi klinis tergantung pada lokasi dan ukuran lesi ginekologi. Penyakit organik juga berkontribusi terhadap menorrhagia pada pasien wanita. Sebagai contoh, pada pasien dengan gagal ginjal, ketahanan gonad terhadap hormon dan sumbu hipotalamus-hipofisis menghasilkan gangguan dalam ketidakteraturan menstruasi. Kebanyakan wanita dalam keadaan ginjal amenorrheic, tetapi yang lain juga mengembangkan menorrhagia. Jika terjadi kemudian koagulopati uremic, biasanya adalah karena platelet disfungsi dan fungsi faktor VIII normal. Pendarahan yang dihasilkan waktu lama menyebabkan menorrhagia yang bisa sangat lemah untuk mengobati. Karena faktor-faktor luar biasa yang dapat memberikan kontribusi pada disfungsi salah satu jalur endokrin atau hematologi, pengetahuan yang mendalam tentang penyakit organik yang ada adalah sama penting sebagai pemahaman siklus haid itu sendiri. 2.3 Patofisiologi Pengetahuan tentang fungsi haid yang normal adalah sangat penting dalam memahami etiologi dari menorrhagia. Empat fase merupakan siklus menstruasi, follicular, luteal, implantasi, dan menstruasi. Menanggapi gonadotropin-releasing hormone (GnRH) dari hypothalamus, kelenjar hipofisis mensintesis yang mendorong ovarium untuk menghasilkan estrogen dan progesteron. Selama fase folikuler, hasil stimulasi estrogen dalam peningkatan ketebalan endometrium. Ini juga dikenal sebagai fase proliferatif. Fase luteal rumit terlibat dalam proses ovulasi. Selama fase ini, juga dikenal sebagai fase sekretori, progesteron menyebabkan pematangan endometrium. Jika, pembuahan terjadi, fase implantasi dipertahankan. Tanpa pemupukan, estrogen dan progesteron dalam hasil penarikan menstruasi. 2.4 Frekuensi Menorrhagia Sementara menorrhagia tetap menjadi alasan utama untuk kunjungan kantor ginekologi, hanya 10-20% dari seluruh wanita mengalami kehilangan darah menstruasi cukup parah harus didefinisikan secara klinis sebagai menorrhagia. 2.5 Mortalitas / Morbiditas Episode yang jarang dari menorrhagia biasanya tidak membawa risiko yang berat terhadap kesehatan umum perempuan. 1. Pasien yang kehilangan lebih dari 80 ml darah, terutama berulang-ulang, beresiko untuk sekuele medis yang serius. Para wanita ini cenderung mengembangkan anemia kekurangan zat besi sebagai akibat dari kehilangan darah mereka. Menorrhagia adalah penyebab paling umum dari anemia pada wanita premenopause. Hal ini biasanya dapat diperbaiki dengan mengkonsumsi sederhana ferro sulfat untuk menggantikan toko-toko besi. Jika pendarahan cukup parah menyebabkan deplesi volume, pasien dapat mengalami sesak napas, kelelahan, jantung berdebar, dan gejala terkait lainnya. Tingkat anemia memerlukan rawat inap untuk cairan infus dan transfusi mungkin dan atau terapi estrogen intravena. Pasien yang tidak merespon terhadap terapi medis mungkin memerlukan intervensi bedah untuk mengontrol menorrhagia tersebut. 2. Gejala sisa lainnya yang terkait dengan menorrhagia biasanya berkaitan dengan etiologi. Misalnya, dengan hypothyroidism, pasien mungkin mengalami gejala-gejala berhubungan dengan tiroid yang berfungsi rendah (misalnya, intoleransi dingin, rambut rontok, kulit kering, berat badan) selain efek kehilangan darah yang signifikan. 3. Umur Setiap wanita usia subur yang sedang menstruasi dapat mengembangkan menorrhagia. Kebanyakan pasien dengan menorrhagia lebih tua dari 30 tahun. Hal ini karena penyebab paling umum dari mens berat pada populasi yang lebih muda adalah siklus anovulasi, dimana pendarahan tidak terjadi secara berkala PERDARAHAN DILUAR HAID ( METRORAGIA ) Perdarahan diluar haid disebut metroragia, yaitu perdarahan yang terjadi dalam masa antara 2 haid. Perdarahan itu tampak terpisah dan dapat dibedakan dari haid atau 2 jenis perdarahan ini menjadi satu yang pertama dinamakan metroragia, yang kedua menometroragia. Metroragia atau menometroragia dapat disebabkan oleh kelainan organik pada alat genital atau oleh kelainan fungsional, perdarahan ini juga dapat disebabkan oleh keadaan yang bersifat hormonal dan kelainan anatomis. Pada kelainan kelainan hormonal terjadi gangguan proses hipotalamus hipofise, ovarium dan rangsangan estrogen dan progesterone dengan bentuk perdarahan sebagai berikut : terjadi dalam menstruasi, bersifat bercak dan terus menerus dan perdarahan menstruasi berkepanjangan. Sebab – sebab organik Perdarahan dari uterus, tuba dan ovarium disebabkan oleh kelainan pada : a.       serviks uteri, seperti polipus servisis uteri, erosio persionis uteri, ulkus pada portio uteri, karsinoma servisis uteri. b.      Korpus uteri, seperti polip endometrium, abortus iminens, abortus sedang berlangsung, abortus inkomplitus, molahidatidosa, kariokarsinoma, subinvolusio uteri, karsinoma korporis uteri, sarcoma uteri, mioma uteri. c.       Tuba falopi, seperti KET, radang tuba, dan tumor tuba. d.      Ovarium, seperti radang ovarium, tumor ovarium. Sebab – sebab fungsioanal Perdarahan dari uterus yang tidak ada hubungannya dengan sebab organik dinamakan perdarahan fungsional. Perdarahan disfungsional dapat terjadi pada setiap umur antara menarche dan menopause. Tetapi kelainan ini sering dijumpai sewaktu masa permulaan dan masa akhir fungsi ovarium. Pada kelainan anatomis terjadi perdarahan karena adanya gangguan pada alat – alat kelamin diantaranya pada mulut rahim ( keganasan, perlukaan dan polip). Pada badan rahim (mioma uteri atau tumor rahim ), polip pada lapisan dalam rahim, keguguran atau penyakit trofoblas, keganasan ). Sedangkan pada saluran telur atau tumor tuba sampai keganasan tuba. Patologi Setelah penelitian histopatologik pada uterus dan ovarium pada waktu yang sama, menarik kesimpulan bahwa gangguan perdarahan yang dinamakan metropatia hemoragika terjadi karena persistensi folikel yang tidak pecah sehingga tidak terjadi ovulasi dan pembukaan korpus luteum. Akibatnya, terjadilah hyperplasia endometrium karena stimulasi estrogen yang berlebihan dan terus menerus. Penelitian juga menunjukkan bahwa perdarahan disfungsional dapat ditemukan bersamaan dengan berbagai jenis endometrium, yakni endometrium atrofik, hiperplastik, proliferatif, dan sekretosis, dengan endometrium jenis nonsekresi merupakan bagian terbesar. Pembagian endometrium dalam endometrium jenis nonsekresi dan endometrium jenis sekresi penting artinya, karena dengan demikian dapat dibedakan perdarahan yang anovulator dari yang ovulator. Klasifikasi ini mempunyai nilai klinik karena kedua jenis perdarahan disfungsional ini mempunyai dasar etiologi yang berlainan dan memerlukan penanganan yang berbeda. Pada perdarahan disfungsional yang ovulator gangguan dianggap berasal dari factor – factor neuromuskuler, vasomotorik, atau hematologik, yang mekanismenya belum seberapa dimengerti, sedang perdarahan anovulator biasanya dianggap bersumber pada gangguan endokrin. Pengobatan Pengobatan terhadap kelainan ini pada remaja (gadis) dengan pengaturan secara hormonal sedangkan untuk wanita menikah mempunyai anak dengan memeriksa alat kelamin dan bila perlu dilakukan kuretase dan pemeriksaan patologi untuk memastikannya. Untuk menegakkan kepastian dan mengurangi keluhan, sebaiknya dilakukan konsultasi kedokter ahli. Bentuk gambaran klinis gangguan hormonal dengan perdarahan yaitu perdarahan rahim menyimpang, menometroragia (perdarahan diluar menstruasi).