Kelapa Sawit

INANG “INOVASI ALAT PENGUTIP”  BERONDOLAN PADA PELEPAH POHON KELAPA SAWIT UNTUK EFESIENSI  PENGUTIPAN BERONDOLAN SAWIT
Abstrak
Kata Kunci :Berondolan, Jaring, Pegas, Tongkat pengutip.
Buah kelapa sawit adalah penghasil CPO (Crude Palm Oil) dan merupakan salah satu komoditas unggul Indonesia. Indonesia memiliki lahan perkebunan kelapa sawit terbesar di dunia. Namun besarnya luas wilayah perkebunan di Indonesia belum diimbangi dengan teknologi yang mumpuni terutama dalam hal pengambilan buah sawit dari areal perkebunan. Salah satu jenis kegiatan pada proses panen buah kelapa sawit yang kurang efisien adalah pengutipan berondolan pada sela-sela pohon kelapa sawit yang berusia 3-15 tahun. Total berondolan yang menempel pada sela – sela pelepah pohon kelapa sawit dapat mencapai sekitar 10% - 20% dari total berondolan yang lepas pada buah matang. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka peningkatan efisiensi pengutipan berondolan yang tersangkut sangat penting guna meningkatkan produksi dan mengurangi kerugian. Pada umumnya pengutipan berondolan yang tersangkut ini dilakukan oleh kaum wanita dengan bantuan tongkat besi yang bengkok pada ujungnya, dengan tongkat tersebut berondolan dijatuhkan ke tanah dengan cara dicungkil kemudian dikumpulkan dengan tangan. Kajian ini berfokus pada inovasi pengutipan berondolan dengan menambah pegas dan jaring pada tongkat pengutip tersebut. Berondolan yang tersangkut di sela – sela pelepah kelapa sawit akan dicungkil dan jatuh pada jaring yang sudah di tambahakan pada alat pengutip. Pegas berfungsi sebagai pengatur gerak dari tongkat pengutip yang akan memudahkan proses pengutipan. Inovasi ini diharapkan dapat mempercepat dan mempermudah pengutipan berondolan yang tersangkut pada sela – sela pohon kelapa sawit dan diharapkan mampu menjadi alternatif bagi peningkatan efisiensi panen buah kelapa sawit.

Kebijakan uni eropa angat diskriminatif terhadap Indonesia, hal ini dikarenakan uni eropa mengklaim bahwa Indonesia melakukan deforestasi secara besar-besaran untuk lahan kelapa sawit namun tidak mengklaim terkait dengan penggunaan lahan untuk minyak nabati (kedelai) yang dilakukan oleh Amerika yang jauh lebih besar. Selain itu, tuduhan Uni Eropa tersebut tentu sangat bertolak belakang dengan substansi dari SDGs yang salah satunya adalah tentang pengurangan angka kemiskinan, dimana sebanyak 19 juta masyarakat indonesia bergantung dengan kelapa sawit. Atas kebijakan tersebut, Indonesia kemudian mengajukan gugatan pada WTO yang bertugas mengawasi perdagagang internasional dan gugatan Indonesia terhadap kebijakan anti-dumping Uni Eropa terhadap ekspor biodiesel Indonesia ke Negara-negara di eropa.

Panen adalah kegiatan utama saat pohon kelapa sawit berada pada masa produktif. Banyak hal yang harus diperhatikan terkait dengan kegiatan ini. Mulai dari persiapan hingga pasca panen. Agar tercipta kelangsungan produksi yang berkelanjutan dan hasil CPO dengan kualitas optimal

Objektif kajian ini adalah mengenalpasti penggunaan teknologi moden dalam penanaman kelapa sawit dan mengkaji kelebihan penggunaan teknologi moden dalam penghasilan sawit  di  Parit Yaani. Lokasi kajian yang dipilih ialah kawasan pekan Parit Yaani kerana majoriti penduduknya menjadikan aktiviti penanaman sawit sebagai sumber pendapatan utama mereka. Kaedah soal selidik dan pemerhatian telah digunakan bagi memperoleh maklumat. 30 orang responden dipilih terdiri daripada pengusaha dan pekerja kebun sawit di lokasi kajian. Data kajian telah dianalisis dan dipaparkan secara kuantitatif dan kualitatif dan dipersembahkan dalam bentuk linear, jadual, graf dan carta. Kajian ini telah mendapati tahap penggunaan teknologi moden masih belum meluas. Pengusaha hanya mengaplikasi teknologi moden  dalam penggunaan baja, racun, teknik mencantas pelepah  dan teknik saliran. Dari segi kelebihan pula didapati penggunaan baja moden lebih memberikan peningkatan hasil buah sawit. Kajian ini diharap boleh dijadikan panduan dalam menjalankan dasar bagi membantu pekebun-pekebun sawit meningkatkan pendapatan mereka.

bibit durian ,jual bibit durian ,bibit durian musang king ,durian bawor ,durian montong ,durian bhineka bawor ,durian duri hitam ,durian merah ,durian kromo ,durian montong orange ,bibit durian bawor,bibit durian montong,bibit durian bawor banyumas,bibit durian duri hitam,bibit durian unggul,bibit durian merah,bibit durian musang king asli,bibit durian montong magelang jawa tengah,bibit durian kaki 3,bibit durian petruk bibit durian banyumas,bibit durian musang king magelang,bibit durian kebumen,bibit durian bawor alasmalang banyumas kabupaten banyumas jawa tengah,bibit durian master,bibit durian montong super,bibit durian super,bibit durian dataran rendah,bibit durian matahari,jual bibit durian musang king,jual bibit durian montong,jual bibit durian bawor,jual bibit durian musang king di solo,jual bibit durian di semarang,jual bibit durian merah,jual bibit durian di magelang,jual bibit durian mini,jual bibit durian cangkokan,jual bibit durian master,jual bibit durian kura-kura jual bibit durian musang king asli,jual bibit durian cangkok susu,jual bibit durian dalam pot,jual bibit durian dongkelan,jual bibit durian bawor banyumas,jual bibit durian cumasi,jual bibit durian gundul,jual bibit durian petruk,jual bibit durian super,bibit durian musang king kaki 5,bibit durian musang king kaki 3,bibit durian musang king semarang,bibit durian musang king siap buah,bibit durian musang king kaki tiga,bibit durian musang king bersertifikat,bibit durian musang king di medan,bibit durian musang king bogor,bibit durian musang king medan,bibit durian musang king bekasi bekasi city west java,bibit durian musang king magelang jawa tengah 56162 bibit durian musang king di padang,bibit durian musang king di jakarta,bibit durian musang king di jogja,bibit durian musang king trubus,bibit durian musang king super,bibit durian musang king pontianak,bibit durian musang king dongkelan,durian bawor sarno,durian bawor kaki tiga,durian bawor kemranjen,durian bawor adalah,durian bawor kaki 10,durian bawor kaki 4,durian bawor terbesar,durian bawor dalam pot,durian bawor bhineka,durian bawor super,durian bawor musang king,durian bawor di jakarta,durian bawor purwokerto durian bawor tabulampot,durian bawor banyumas,durian bawor alasmalang,durian bawor umur 2 tahun,durian bawor magelang,durian bawor pendek,durian bawor vs duri hitam,durian montong semarang,durian montong bawor,durian montong thailand,durian montong super,durian montong merah,durian montong terbesar,durian montong kupas,durian montong harga,durian montong palu,durian montong hijau,durian montong sulawesi,durian montong lokal,durian montong dari mana durian montong jakarta,durian montong kaki tiga,durian montong vs musang king,durian montong di bogor,durian montong matahari,durian montong dalam pot,durian bhineka bawor sarno kemranjen banyumas regency central java 53194,durian bhineka bawor youtube,durian bhineka bawor malang,harga durian bhineka bawor,kebun durian bhineka bawor,durian duri hitam kaki 3,durian duri hitam vs musang king,durian duri hitam ochee,durian duri hitam youtube,durian duri hitam 2018,durian duri hitam balik pulau,durian duri hitam harga,durian duri hitam penang,durian duri hitam bandar baharu kedah durian duri hitam kedah,durian duri hitam bandar baharu,durian duri hitam trubus,durian duri hitam indonesia,durian duri hitam wikipedia,durian duri hitam upin ipin,durian duri hitam singapore,durian duri hitam benih,gambar durian duri hitam,daun durian duri hitam,kebun durian duri hitam,durian merah banyuwangi,durian merah kalimantan,durian merah papua,durian merah malaysia,durian merah banyuwangi kabupaten banyuwangi jawa timur,durian merah khas kalimantan,durian merah medan,durian merah adalah,durian merah asal kalimantan

Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang menduduki posisi penting dalam sektor pertanian umumnya dan sektor perkebunan khususnya. Menurut Sastrosayono (2003) komoditas perkebunan tanaman kelapa sawit ini cukup penting di Indonesia dan masih memiliki prospek pengembangan yang cukup cerah. Komoditas kelapa sawit, baik berupa bahan mentah maupun hasil olahannya, menduduki peringkat ketiga penyumbang devisa nonmigas terbesar bagi negara setelah karet dan kopi.

ABSTRAK Penggunaan pulp dan kertas di Indonesia hingga saat ini masih dominan menggunakan kayu alam sebagai bahan baku untuk diambil selulosanya. Dominasi ini beakibat buruk terhadap lingkungan dan berpeluang sangat besar terjadinya deforestasi. Pada makalah ini akan membahas mengenai pengolahan Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) menjadi Pulp/Paper sehingga makalah ini akan menjadi media pembelajaran yang akan membuka peluang potensi dan kerangka berfikir untuk menjadikan Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) sebagai pengganti kayu alam dalam pembuatan kertas. PENDAHULUAN Salah satu komoditas unggulan Indonesia yaitu kelapa sawit sangat memiliki andil yang signifikan bagi perekonomian Indonesia. Indonesia saat ini berada pada posisi pertama sebagai negara penghasil CPO terbesar di dunia. Pertanian dan perkebunan kelapa sawit untuk pembangunan pabrik kelapa sawit masih menjadi peluang bisnis yang sangat menjanjikan karena salah satu faktor pertumbuhan kelapa sawit yaitu faktor iklim atau cuaca yang sesuai dengan iklim tropis di Indonesia sehingga memungkinkan kelapa sawit tumbuh dengan baik di wilayah Indonesia (suandi, 2016). Salah satu tujuan yang menjadi penentu dalam keberhasilan usaha pengolahan dan perkebunan kelapa sawit serta juga merupakan hasil utama yang ingin diperolah ialah minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO), minyak inti sawit atau palm kernel oil (PKO) dan produk sampingnya yang berupa serabut, cangkang, dan tandan kososng kelapa sawit (TKKS) (ekaprasetya, 2006) Banyak contoh yang berkaitan dengan pengolahan kelapa sawit salah satunya yang dilakukan Nazarudin mengenai penelitian tentang pengolahan sawit yang berfokus pada proses pengolahan minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) menjadi bahan bakar bakar nabati atau biofuel dengan proses perengkahan menggunakan katalis Cr-zeolit alam. Terdapat juga penelitian beliau yang merupakan lanjutan dari penelitian sebelumnya mengenai pengaruh penambahan logam alkali (K, Li, Na) dalam katalis Cr-Zeolit Alam terhadap koversi minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) menjadi bensin. Contoh lain dalam pemanfaatan produk kelapa sawit yaitu memanfaatkan produk turunannya berupa Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS). Salah satu penelitian Nazarudin yang berfokus pada pengolahan Tanda Kosong Kelapa Sawit (TKKS) adalah mengkonversinya menjadi Bio-Oil dengan proses pyrolysis. Juga beliau pernah melakukan studi sintesis katalis Cr / SiO2 dari limbah arang pabrik kelapa sawit. Contoh lainnya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Alfernando, penelitian ini berfokus pada pengoptimalan pengolahan minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) menjadi bahan bakar cair dengan memperhatikan pengaruh perubahan suhu terhadap kinerja karbon aktif. Produk turunan kelapa sawit yaitu Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) memiliki pasokan yang sangat melimpah atau hampir sama dengan rendemen minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) (erwinsyah dkk, 2007). Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) adalah salah satu bahan baku untuk material atau bahan baku lainnya. Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) memiliki unsurr yang sama seperti tanaman kayu atau tanaman lain pada umumnya yaitu mengandung unsur kimiawi lemak, selulosa, lignin, dan hemiselulosa. Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) sangat memiliki potensi untuk menjadi bahan baku serat non-kayu untuk pembuatan pulp dan kertas. Serta pengelolaan "limbah" Tandan Kosong Kelapa Sawit dapat memberikan nilai guna bagi perindustrian kelapa sawit. Potensi Tandan Kosong Kelapa Sawit Perkembangan perkebunan dan industry kelapa sawit sangat pesat belakangan ini. Dalam proses pengolahan kelapa sawit, pabrik kelapa sawit menghasilkan produk utama serta juga terdapat hasil produk samping berupa 'limbah'. Limbah tersebut teridir dari limbah cair, padat, dan gas. Limbah cari merupakan limbah yang dihasilkan dari pengukusan dan buangan hidrosiklon. Limbah padat yaitu berupa Tandan Kosong Kelapa Sawit, cangkang, dan sludge.

Tujuan dari penilitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tingkat fraksi kematangan buah kelapa sawit terhadap mutu CPO kelapa sawit berdasarkan rendemen, kadar Asam Lemak Bebas (ALB), kadar air dan kadar zat pengotor yang terkandung dalam Crude Palm Oil (CPO). Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka disimpulkan bahwa: teknik budidaya dan fraksi panen kelapa sawit berpengaruh terhadap rendemen dan mutu CPO. Selisih ratarata rendemen dari tanaman yang mendapat teknik budidaya dan tanaman yang tidak  mendapat teknik budidaya sebesar 5,24%, dimana rendemen  tanaman yang mendapat teknik buidaya lebih tinggi dari tanaman yang tidak mendapat teknik budidaya. Serta selisih ratarata sampel mutu minyak CPO dari tanaman yang mendapat teknik budidaya dan tanaman yang tidak mendapat teknik budidaya yaitu : Kadar air 0,15%,  kadar kotoran 0,72% dan kadar ALB 0,7%, diamana kadar mutu CPO tanaman yang tidak mendapat teknik budidaya lebih tinggi dari tanaman yang mendapat teknik budidaya.Serta pada variabel tingkat kematangan buah kelapa sawit, rendemen tertinggi berada pada sampel P3 dan TP2 yaitu dengan rendemen 25,88% dan 14,81% sedangkan rendemen terendah berada pada sampel P4 dan TP0 yaitu dengan rendemen 14,49% dan 10%. Serta sampel minyak CPO yang memenuhi standar acuan SNI 01-2901-2006 yaitu : Kadar air berada pada sampel P1: 0,23%, P2: 0,19%, P3: 0,20%. Kadar kotoran berada pada sampel P0: 0,09%, P1: 0,19%, P2: 0,20%. Kadar asam lemak bebas (ALB) seluruh sampel memenuhi standar acuan SNI 01-2901-2006.

BAB 4. MEMBUAT PUPUK ORGANIK Pupuk organik bukanlah hal baru dalam dunia pertanian. Namun akhir-akhir ini pupuk organik seakan menjadi hal baru karena banyak digemari masyarakat. Hal ini tidak terlepas karena adanya kesadaran masyarakat akan bahaya penggunaan bahan kimia dalam budidaya pertanian. Kompos merupakan salah satu jenis pupuk organik yang telah lama digunakan dan diandalkan petani di seluruh dunia. Dipercaya bahwa kompos telah digunakan lebih dari 4000 tahun oleh petani di China dan Jepang. Penemuan kompos bermulai dari usaha petani untuk menangani sampah yang banyak ditemukan di lahan pertanian yang kemudian mereka tumpuk di suatu tempat dalam jangka waktu yang cukup lama hingga kemudian mereka menyadari bahwa tumpukan sampah organik mereka telah berubah fisiknya menjadi seperti tanah dan dapat diletakkan diatas guna menyuburkan tanah pertanian.

RED II adalah suatu aturan yang dibuat oleh Komisi Eropa sebagai bagian dari rencana UE sesuai dengan pasal 194 ayat 1 yang tercantum dalam Treaty on the Functioning of the European Union (TFEU). Isinya adalah mempromosikan bentuk energi terbarukan. UE juga menyoroti masalah deforestasi alias pengrusakan hutan sebagai akibat adanya budidaya kelapa sawit yang masif. Sebanyak 28 negara yang tergabung dalam UE sepakat untuk memasukkan minyak sawit sebagai kategori tidak berkelanjutan sehingga tidak bisa digunakan untuk biodiesel.  Pelarangan ini akan berlaku total mulai tahun 2030 dan pengurangan sudah bisa dimulai tahun 2024.  Penggiat lingkungan UE menyatakan bahwa pembukaan lahan yang terjadi akibat perluasan perkebunan sawit menyebabkan efek gas rumah kaca yang tidak dapat dinetralisir.
Pemerintah Indonesia berharap dapat tercapai kesepakatan penyelesaian secara positif yang bisa diterima oleh kedua belah pihak dalam tahapan konsultasi nanti. Namun, jika kesepakatan penyelesaian sengketa gagal tercapai, Indonesia sebagai negara penggugat dapat meminta Badan Penyelesaian Sengketa (Dispute Settlement Body/DSB) WTO untuk membentuk panel.

Pertumbuhan perkelapasawitan pada tingkatan nasional berada dalam kompleksitas peraturan perundang-undangan dan kebijakan yang tidak harmonis. Terjadi banyak tumpang-tindih dalam berbagai regulasi terkait perkelapasawitan yang menyebabkan pengelolaan kelapa sawit di Indonesia belum optimal. Berbagai langkah terus dilakukan untuk memperbaiki tata kelola yang lebih efektif dari mata rantai usaha perkelapasawitan mulai dari hulu hingga hilir.

Harmonisasi dan unifikasi Peraturan Perundang-undangan diharapkan dapan menjadi alternatif rekomendasi peraturan perundang-undangan dan kebijakan untuk memperkuat penyelesaian permasalahan tumpang tindih peraturan perundang-undangan dan kebijakan dalam perkelapasawitan di Indonesia.

Credit Authors:
Dr. Ermanto Fahamsyah, S.H.,M.H.
Dr. Ima Mayasari, S.H.,M.H.
Muhammad Yazid Ulwan, S.I.A.
Syifa Amania Afra, S.I.A.

Pemangkasan merupakan salah satu pekerjaan kultur jenis yang di perlukan dalam upaya peningkatan produktivitas kelapa sawit. Pekerjaan ini mengandung dua aspek yang saling bertolak belakang, yakni mengusahakan agar pelepah yang masih produktif (daun masih hijau) tetap di pertahankan, tetapi di lain pihak kadang kala harus di potong untuk mempermudah pekerjaan panen, memperkecil losses (brondolan tersangkut di pelepah), memperlancar proses penyerbukan alami, mempermudah pengamatan buah matang pada saat panen dan melukakan sanitasi tanaman sehingga menciptakan lingkungan tidak sesuai bagi hama dan penyakit. Kelapa sawit menghasilkan 2-3 pelepah setiap bulannya, dari setiap pelepah mengeluarkan bunga. Produktivitas yang tinggi akan tercapai jika tidak di lakukan dengan cara yang benar, tetapi jika tidak dilakukan justru akan menurunkan produksi. Sistem Penunasan yang dilakukan pada PTPN III Kebun Ambalutu Afdeling II yaitu system penunasan yang dilakukan oleh pemanen bersama dengan kegiatan pemanenan atau potong buah. Penunasan yang bersamaan dengan potong buah dengan dilakukan membuang pelepah kering dan memotong beberapa songgo pelepah sesuai umur tanaman untuk menurunkan buah. Kegiatan penunasan ini terdapat beberapa kendala yaitu kurangnya pengawasan mandor panen terhadap pekerja pemanen, banyaknya pelepah yang sengkleh, dan pencapaian basis dan premi pemanen terhambat serta kurangnya jumlah tenaga pemanen. Kegiatan penanganan dan pengelolaan tajuk yang tepat merupakan aspek kunci maksimalisasi produksi kelapa sawit (Pahan, 2008).

KAJIAN KANDUNGAN BAHAN ORGANIK TANAH DAN PRODUKSI TANDAN BUAH SEGAR PADA BEBERAPA SISTEM PENGELOLAAN KELAPA SAWIT MENGHASILKAN (Ovanny Thalia di bawah bimbingan Ir. Gindo Tampubolon, M.S dan Ir. Suryanto, M.S).
Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang menduduki posisi penting dalam sektor pertanian pada umumnya dan sektor perkebunan khususnya. Pengelolaan atau manajemen yang mengatur dan mengelola pelaksanaan proses maupun suatu kegiatan dengan baik dapat memperoleh keuntungan yang efektif dan efisien. Produksi dapat optimal dengan adanya pengelolaan yang baik, dalam membantu ketersediaan unsur hara didalam tanah. Sistem pengelolaan kelapa sawit yang terdapat pada PT. Berkat Sawit Utama yaitu sistem pengelolaan terasering, aplikasi janjang kosong kelapa sawit, dan aplikasi pupuk anorganik. Terasering dapat berguna sebagai pengawet tanah, sehingga secara tidak langsung juga berpengaruh terhadap pengawetan bahan organik yang ada di dalam tanah. Janjang kosong jumlahnya sekitar 20% dari tandan buah segar yang diolah dan merupakan bahan organik yang kaya akan unsur hara mengandung 42.8% C, 2.90% K2O, 0.80% N, 0.22% P2O5, 0.30% Mg dan unsur-unsur mikro antara lain 10 ppm B, 23 ppm Cu, dan 51 ppm Zn. Pupuk anorganik yang biasa digunakan perusahaan yaitu urea, rock phospate atau SP-36, MOP atau KCl, Dolomit atau Kieserit, dan HGF-Borat.
Penelitian dilaksanakan di Perkebunan Kelapa Sawit BSU 4 (Berkat Sawit Utama) Afdeling II Desa Bungku Kecamatan Bajubang Kabupaten Batanghari. Penelitian ini berlangsung dalam waktu 6 bulan, mulai dari Febuari sampai Juli 2019. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif dengan pengambilan sampel tanah secara purposive sampling (secara sengaja membuat plot) pada areal beberapa sistem pengelolaan kelapa sawit (terasering, janjang kosong kelapa sawit, dan pupuk anorganik) dengan umur tanaman kelapa sawit 17 tahun (tahun tanam 2003) dan dengan (ordo) yang sama yaitu Ultisol.
Hasil penelitian menunjukan bahwa sistem pengelolaan terasering dengan pupuk anorganik dan janjang kosong kelapa sawit dengan pupuk anorganik dapat meningkatkan kandungan bahan organik tanah yang optimal untuk pertumbuhan tanaman kelapa sawit pada kemiringan lereng 8-15%. Nilai pH tanah pada piringan terasering dengan pupuk anorganik (5,24), dan janjang kosong kelapa sawit dengan pupuk anorganik (5,01) lebih tinggi dibandingkan sistem pengelolaan pupuk anorganik dalam piringan (4,08) dan luar piringan (4,41), terasering dengan pupuk anorganik luar piringan (5,00), dan janjang kosong kelapa sawit dengan pupuk anorganik luar piringan (5,12). Sistem pengelolaan terasering dengan pupuk anorganik dan janjang kosong kelapa sawit dengan pupuk anorganik dapat meningkatkan jumlah TBS dan berat TBS dibandingkan dengan sistem pengelolaan pupuk anorganik (tanpa terasering dan aplikasi janjang kosong kelapa sawit).

Populariti pengeluaran minyak sawit adalah sangat luar biasa. Sekitar 10 peratus daripada kegiatan pertanian dan perladangan dunia merupakan kawasan tanaman kelapa sawit global. Malah, 85% pengeluaran minyak sawit dihasilkan di Malaysia dan Indonesia. Minyak sawit juga telah meningkatkan pendapatan penduduk di kedua-dua buah negara, terutama kepada golongan petani. Namun, ada harga yang perlu dibayar akibat kegiatan pertanian kelapa sawit seperti kemusnahan alam sekitar, hak buruh dan hak asasi manusia yang seringkali diabaikan. Objektif kajian ini adalah untuk meneroka kaedah pertanian sawit lestari yang dijalankan oleh pekebun kecil kelapa sawit Orang Asli. Kajian ini dijalankan di salah sebuah kampung Orang Asli yang terletak di bahagian Pantai Timur Semenanjung Malaysia iaitu Kampung Sungai Mai, Jerantut, Pahang. Melalui pendekatan kualitatif, lapan orang petani Orang Asli telah ditemu bual secara berkala melalui persampelan rawak mudah dan bola salji. Hasil kajian menunjukkan bahawa petani Orang Asli mengusahakan pertanian mereka sebagai bentuk pemilikan tanah yang juga merupakan salah satu prasyarat MSPO. Pertanian keluarga merupakan langkah seterusnya untuk mewujudkan pertanian lestari selain menangani penebangan hutan melalui kegiatan penanaman kelapa sawit.

Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis) berasal dari daerah tropis di Afrika Barat. Keberadaan kelapa sawit di Indonesia bermula dari tahun 1848 yaitu dengan dibawanya dua bibit kelapa sawit dari daerah Mauritius dan dua lainnya dari Hortus Botanicus (Belanda) oleh pemerintah Hindia Belanda yang kemudian ditanam sebagai tanaman hias di Kebun Raya Bogor. Perkembangan revolusi industri menimbulkan ledakan permintaan akan minyak nabati.

Elaeis Guineensis telah menjadi spesies tanaman dan komoditas penting di dunia. Sebagai salah satu sumber bahan baku minyak nabati, kelapa sawit adalah jenis tanaman yang paling produktif dalam menghasilkan minyak nabati. Satu individu tanaman kelapa sawit pada usia produktif (di atas 6 tahun) dapat menghasilkan sekitar 200 kg tandan buah segar per tahunnya atau setara dengan 40 kg minyak sawit kasar (CPO).

Sawit merupakan suatu salah satu komoditi unggulan bagi Indonesia. Beberapa faktor yang menentukan adalah karena kelapa sawit dapat diolah menjadi kebutuhan utama pokok manusia seperti makanan, obat-obatan dan penganti energi fosil seperti bio fuel. Indonesia merupakan daerah potensial untuk tanaman kelapa sawit dalam banyak hal teknologi pengolahannya belum dioptimalkan.

ABSTRAK Upaya masyarakat dalam memetakan wilayahnya, terkendala akan alat dan metode pemetaan. Kejelasan batas wilayah antar desa dan perusahaan belum dapat dipastikan secara spasial. Regulasi hukum di Indonesia menuntut agar adanya kejelasan batas beserta luasan penggunaan lahan. Desa Kerengas sebagai salah satu desa di area konsesi perusahaan sawit, belum memiliki batas desa dan peta-peta tematik yang berkoordinat. Tujuan dari studi ini adalah memaparkan tahapan pemetaan partisipatif dalam upaya menjawab tantangan lahan berkelanjutan di desa. Penelitian ini dilakukan di desa Kerangas, selama kurang lebih dua tahun. Hasil dari penelitian ini adalah, melalui pemetaan partisipatif dapat menjadi jalan pembangunan wilayah secara berkelanjutan di desa. Pemetaan partisipatif dapat menjadi kunci dalam menjawab tantangan regulasi spasial, kawasan bernilai konservasi tinggi dan kajian tenurial. ABSTRACT Community efforts in map the region, hampered will instrument and methods mapping. Clarity the boundaries between village and the company has not been confirmed in terms. Regulations law in Indonesia demanded the clarity and if the land use. Village kerengas as one village in the concession one of the palm, do not have boundary village and thematic maps that have coordinate. The purpose of this study was expose mapping participatory stage in an effort to answer the challenges of sustainable land in the village. This research was conducted in the village Kerangas, for approximately two years.The result of this research is, through participatory mapping can be a path of sustainable regional development in the village. Participatory mapping can be a lock in the challenge spatial regulations, worth conservation area high and tenurial study. PENDAHULUAN Ruang adalah sumberdaya lokal (local resources) yang mempunyai karakteristik spasial dan lokasi tertentu sehingga berpotensi (memungkinkan) menyandang fungsi pemanfaatan ruang tertentu disamping status lainnya. Masalah keruangan adalah kondisi ruang yang tetap, namun aktivitas dan manusia terus bertambah. Menempatkan aktivitas yang tepat sesuai dengan peruntukan lahan, sebagai satu bagian dari perencanana tata ruang. Perencanana sebagai tindakan yang berorentasi pada masa depan, dengan bertitik tolak pada kondisi masa lalu dan masa kini adalah serangkaian proses yang panjang dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada guna mencapai tujuan. Ruang sendiri lebih mengarah pada hal fisik berupa ruang darat, laut dan udara (Undang-Undang Penataan Ruang No. 26 tahun 2007, yang selanjutnya disingkat UUPR). Lebih lanjut dalam UUPR tata ruang merujuk pada struktur dan pola pemanfaatan ruang. Struktur terdiri dari pusat-pusat kegiatan dihubungkan dengan sistem jaringan, sedangkan pola pemanfataan ruang terdiri dari kawasan lindung dan budidaya. Pandangan rencana tata ruang menurut UUPR, lebih difokuskan pada sistem perencanaan teknokratik, menjadi tanggungjawab planner (perencana). Aspek-aspek sosial pembentuk ruang, sering tidak diakomodir dalam setiap produk rencana tata ruang. Rencana tata ruang berpola mekanis, sesungguhnya akan sangat bermanfaat jika berawal dari nilai-nilai sosial pembentuk ruang.

Panen merupakan pekerjaan akhir dari budidaya tanaman tapi awal dari pekerjaan pasca panen, yaitu melakukan persiapan untuk penyimpanan dan pemasaran. Komoditas yang dipanen tersebut selanjutnya akan melalui jalur-jalur tataniaga, sampai berada di tangan konsumen. Panjang pendeknya jalur tataniaga tersebut menentukan tindakan panen dan pasca panen. Indikator/penanda yang dapat digunakan untuk penentuan waktu panen yang tepat: kenampakan visual, indikator fisik, analisis kimiawi, indikator fisiologis, komputasi.

OMDA itu adalah sebuah organisasi yang berisi mahasiswa dengan asal daerah yang sama. Keren gak tuh! Karena mahasiswa IPB beragam, datang dari berbagai pelosok di Indonesia, dari daerah yang berbeda-beda, jadi biasanya tiap daerah punya organisasi atau himpunan mahasiswa daerah yang berbeda-beda. Bisa itu per provinsi, atau per kabupaten, atau bahkan per kota.Bogor (Antara Megapolitan)-Institut Pertanian Bogor (IPB) memiliki ribuan mahasiswa yang berasal dari seluruh penjuru Indonesia. Setiap mahasiswa yang memiliki kesamaan asal daerah berhimpun membentuk Organisasi Mahasiswa Daerah (OMDA). Hingga saat ini ada lebih dari 100 OMDA yang resmi terdata.Ikatan Mahasiswa Tanah Rencong (IMTR) adalah sebuah organisasi komunitas mahasiswa yang berasal dari Aceh yang sedang menempuh pendidikan di salah satu perguruan tinggi negri ternama di Indonesia yaitu Institut Pertanian Bogor(IPB),yang di prakarsai oleh beberapa mahasiswa,sebagai wadah untuk berkumpul,dan menjalin kekompakan sesama mahasiswa yang berasal dari seluruh Aceh. Di zaman globalisasi sekarang ini,banyak timbulnya masalah sosial, ekonomi, dan budaya yang terjadi di masyarakat.dan karena krisis moneter yang berkepanjangan di Indonesia,yang membuat negara indonesia terpuruk dan hal ini yang menyebabkan angka penganguran semangkin tinggi,dan angka mahasiswa yang tidak dapat melanjutkan kuliahnya semangkin tinggi pula.IMTR berusaha untuk membantu dan memberi perhatian kepada mahasiswa/i yang berasal dari provinsi Aceh yang kuliah di Institut Pertanian Bogor agar dapat menyelesaikan kuliah tepat waktu.dan agar terciptanya sumber daya manusia yang cerdas,dan berwawasan luas serta bertanggung jawab yang kemudian akan dapat berguna bagi masyarakat. Ikatan Mahasiswa Tanah Rencong(IMTR) merupakan wadah bagi adik-adik yang baru lulus dari SMA/Sederajat yang ingin melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi(Perguruan Tinggi) yang ada diluar provinsi aceh khususnya yang ingin melanjutkan kuliahnya di Institut Pertanian Bogor. IMTR (Ikatan Mahasiswa Tanah Rencong) merupakan sebuah organisasi yang telah ada sejak tahun 1986 tepat tiga tahun setelah setelah IPB berdiri. Mulanya IMTR sengaja didirikan sebagai wadah perkumpulan mahasiswa maupun pelajar yang berasal dari Aceh, maupun yang tinggal di tempat lain namun bersuku Aceh. Organisasi ini didirikan untuk membawahi anak-anak Aceh yang ada di Bogor, dimana di dalamnya terdiri dari pengurus, anggota, anggota luar biasa, dan alumni.Nama IMTR sengaja dibuat karena Aceh memang dikenal dengan senjata rencongnya sehingga dibuatlah nama tanah rencong. Kini IMTR diketuai oleh Rusdi dan beberapa jajaran lainnya. Berawal dari DPP (Dewan Pimpinan Pusat) kemudian DPC (Dewan Pimpinan Cabang) dan Komisariat. tujuan utama didirikannya IMTR adalah mengumpulkan seluruh mahasiswa asal Aceh, maupun bersuku Aceh yang menempuh studi di Bogor. Organisasi ini juga untuk ajang silaturahmi, kebersamaan dan membangun relasi yang baik.Sementara anggotanya berasal dari berbagai macam suku di Aceh bagian seperti Gayo, Aneuk Jamee, Singkil, Alas, Tamiang dan suku-suku lainnya. Berbagai kegiatan mulai dicanangkan kembali dan setiap anggota pun mulai menggelar beberapa acara berupa hal-hal yang berkenaaan dengan Aceh seperti Peringatan

Pemerintah Kabupaten Simalungun telah menetapkan Administrator KEK Sei Mangkei melalui Surat Keputusan (SK) Bupati Simalungun Nomor 188.45/1507/KPTS/2014 tentang Penetapan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu dan Penanaman Modal Kabupaten Simalungun sebagai Administrator Kawasan Ekonomi Khusus di Sei Mangkei Kabupaten Simalungun tanggal 10 Maret 2014.

Not only is it useful in making charcoal, but another benefit of palm oil is also a raw material for making organic fertilizers. This compost consists of high macronutrients (N, P, K, Mg, Ca), thus could be used for organic fertilizer. This organic fertilizer was utilized to optimize the land of oil palm plantations. In this research, organic fertilizer was made from OPEFB and analyzed its nitrogen and phosphorus levels. To see the nitrogen and phosphorus content in empty oil palm bunches, Spectro Direct can use the sampling method and laboratory tests. From the laboratory test results, the nitrogen content was 2.033% and phosphorus was 0.107%. The availability of water content is also 47.53% and the rest is 36.66%. From the results obtained, the empty bunches of oil palm heads (TKKS) can be used as raw material for making organic fertilizers according to SNI standards. Keyword: oil palm empty fruit bunches ,Waste TKKS, nitrogen,phosphorus ABSTRAK Tidak hanya berguna dalam pembuatan arang, manfaat lain dari tanda kosong kelapa sawit adalah sebagai bahan baku pembuatan pupuk organik. Kandungan unsur hara makro (N, P, K, Mg, Ca) pada limbah tandan kosong sawit cukup tinggi dan dapat digunakan sebagai pupuk organik. Pupuk organik ini dapat dimanfaatkan untuk optimalisasi lahan perkebunan kelapa sawit.Dalam penelitian ini,dilakukan pembuatan pupuk organic dari TKKS serta dianalisis kadar nitrogen dan fosfornya. Guna mengetahui kandungan nitrogen dan fosfor pada tandan kosong kelapa sawit, dapat digunakan Spectro Direct yaitu metode pengambilan sampel dan uji laboratorium. Dari hasil uji laboratorium, didapatkan hasil kandungan nitrogen sebesar 2,033% dan fosfor sebesar 0,107%. Terdapat pula kandungan air sebesar 47,53% dan sisanya adalah abu sebanyak 36,66%. Dari hasil yang didapatkan, maka tandan kosong kepala sawit (TKKS) dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan pupuk organic sesuai dengan standar SNI. Kata Kunci: TKKS, pupuk, nitrogen, fosfor PENDAHULUAN Ada banyak negara yang merupakan penghasil minyak kelapa sawit di dunia, salah satunya adalah Indonesia. Dari data yang ada, Indonesia memiliki luas perkebunan kepala sawit yang tercatat pada tahun 2013 mencapat 10.956.231.000 hektar. Provinsi yang memiliki perkebunan kelapa sawit terbesar adalah Sulawesi Tengah yang mana mencapai 147.757.000 hektar (Joko, dkk, 2016). Pada umumnya, limbah padat dari hasil pabrik kelapa sawit atau yang sering disebut tandan kosong kelapa sawit (TKKS) masih belum optimal dalam segi pemanfaatannya. Kebanyakan, limbah tersebut hanya digunakan dalam proses pembuatan arang atau abu, bahkan limbah arangnya pun masih belum dimanfaatkan secara optimal (Nazarudin, dkk, 2017). Dalam industry-Industri pengolahan CPO yang terdapat memiliki kemampuan menciptakan produk turunannya ataupun sampingan berbentuk pupuk organik dari hasil pengolahan limbah padat ataupun limbah cair. Limbah padat tersebut antara lain berbentuk tandan kosong kelapa sawit(Tankos) yang banyak memiliki senyawa lignosellulotik (Baharuddin et al., 2013).Jadi dilakukanlah lah suatu upaya penelitian ini dengan tujuan untuk memanfaatkan tandan kosong kelapa sawit (TKKS) sebagai bahan baku pembuatan pupuk organic. Setiap pengolahan tandan buah segar sebanyak 1 ton, dapat dihasilkan sebanyak 220-230kg tandan kosong kelapa sawit (TKKS) (Rahmadi, dkk, 2014). Dalam suatu industry kelapa sawit, pencemaran yang ditimbulkan serta potensi bahan organic yang terdapat dalam limbah kelapa sawit harus diolah (Hannum, dkk, 2014). Kandungan yang terdapat dalam tanda

Gambut adalah salah satu ekosistem unik yang sangat rentan rusak (fragile) di Indonesia. Salah satunya pembukaan gambut menjadi lahan perkebunan kelapa sawit dengan sistem kanal. Di Indonesia, banyak peraturan yang membahas mengenai perlindungan dan pengelolaan gambut, serta ada lembaga khusus yang menanganinya (Badan Restorasi Gambut). Gambut secara umum membantu masyarakat sekitar hutan dalam menjaga ketersediaan air, pangan, perikanan dan budaya bagi masyarakat.

Alexander Mering ist Dayak des Stammes Iban. Er hat Journalistik studiert und schreibt für diverse Online-Zeitschriften wie auch Blogs und Printausgaben. Der engagierte Reporter ist ein wahres Energiebündel, der diverse Projekte gleichzeitig zu betreuen scheint. Das größte Anliegen des 40-Jährigen aber ist es, mittels seines Jobs auf Missstände und Ungerechtigkeiten in seinem Land hinzuweisen. Als Dayak setzt er sich insbesondere für die Menschenrechte der indigenen Völker Borneos ein, die von der indonesischen Regierung im Stich gelassen werden. Eines der Hauptprobleme: Landraub aufgrund der stetig wachsenden Palmölplantagen. „Die Dayak haben einfach keine Lobby auf Borneo. Überall wird den Indigenen das Land genommen und in Monokulturen umgewandelt. Doch wir Dayak brauchen den Regenwald, das ist unser Leben und die Wiege unserer Kultur. Desto mehr wir unsere Heimat – den Tropenwald – verlieren, desto mehr verlieren wir auch uns selber. Das können wir doch nicht zulassen!“ Der unbequeme Journalist, der unter den Dayak Kalimantan Barats ein hohes Ansehen genießt, ist der Obrigkeit der Provinz ein Dorn im Auge. Doch Einschüchterungsversuche und sogar Morddrohungen können Mering nicht davon abhalten, sich auch weiter für die Rechte der Urbevölkerung zu engagieren. „Es gibt da ein ganz spannendes Projekt, das ich dir gerne zeigen möchte. Ein Dorf, das dagegen kämpft, von der angrenzenden Palmölplantage verschluckt zu werden. Die Idee ist super. Das solltest du mit eigenen Augen sehen!“ Dass lasse ich mir nicht zweimal sagen. Wir verabreden uns für den nächsten Tag und ich bin schon gespannt, was mich in dem abgelegenen Dorf der Dayak erwarten wird.

Tanaman industri dibedakan menjadi tanaman industri semusim dan tanaman industry tahunan. Tanaman industri semusim adalah tanaman yang bisa hidup selama semusim pada tahun tersebut, atau tanaman tahunan yang dapat dipanen sebelum tahun berakhir. Varietas tanaman industri semusim tidaklah sebanyak tanaman industri tahunan. Sementara tanaman industri tahunan adalah tanaman yang mampu tumbuh lebih dari dua tahun. Tanaman industri tahunan membutuhkan waktu yang lebih dari dua tahun untuk berproduksi, bahkan baru dapat menghasilkan setelah puluhan tahun.