Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

9729 33702 1 PB

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 16

Maharaat: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab Volume 2 No.

2 \ April 2020

Nisa Fahmi Huda Eksperimentasi Media Rubik Berbasis


UIN Sunan Kalijaga
Teka-teki Silang dalam Meningkatkan
Yogyakarta Penguasaan Mufradāt Bahasa Arab
Siswa
nisafahmi22@gmail.com

DOI: 10.18196/mht.2220

ABSTRACT

This research emphasizes on the application of learning media in the form of an


educational Arabic game called "crosswords puzzles-based rubik" as a learning medium
that can improve the mastery of Arabic vocabulary. This study aimed to: (1) determine
the process of implementing Arabic language learning through "crosswords puzzles-based
rubik media", (2) determine whether there were differences between the experimental
group and the control group in increasing mufradât mastery or not, (3) find out how
much the crosswords puzzles-based rubik affected the mastery of Arabic vocabulary in
the experimental class. The research used a quantitative approach with a classical
experiment type of research. The sample was the students of X IPS 2 MAN 4 Bantul that
was divided into the experimental group and the control group. The data collection
technique was done by using test techniques, interviews, and documentations. The tests
in this study were divided into the pretest and posttest control group design. The results
showed that: (1) the Arabic language learning process using the crosswords puzzles-
based rubik was very effective, (2) the pretest results of the experimental and control
groups on the independent sample t-test showed that sig. 0.039 <0.05. The posttest
results of the experimental group and the control group on the t-test of the independent
sample test showed that sig 0.00 <0.05. Also, it was supported by the analysis of the
paired sample test between the posttest experimental group and the control group show
a significance level of 0.033 <0.05, so it could be concluded that Ha is accepted and there
was a significant difference, (3) the increasing in the test results of the experimental
group was at 21.94 and the control group was at 6.56 and it showed that there was a
significant difference in the experimental class in mastering Arabic vocabulary.

Keywords: learning media, crosswords puzzles-based rubik, Arabic vocabulary

100
Maharaat: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab Volume 2 No. 2 \ April 2020

ABSTRAK

Penelitian ini adalah tentang penerapan media pembelajaran berupa permainan edukatif
bahasa Arab “Rubik Berbasis Teka-teki Silang” sebagai media pembelajaran yang dapat
meningkatkan penguasaan mufradât bahasa Arab. Penelitian ini bertujuan untuk: (1)
untuk mengetahui proses pelaksanaan pembelajaran bahasa Arab menggunakan media
“media rubik berbasis teka-teki silang”, (2) mengetahui ada dan tidaknya perbedaan
antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dalam meningkatkan penguasaan
mufradāt. (3) mengetahui seberapa besar peningkatan media rubik berbasis teka-teki
silang dalam meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Arab pada kelas eksperimen.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian classical
eksperiment. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas X IPS 2 MAN 4 Bantul yang dibagi
menjadi kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini menggunakan teknik test, wawancara, dan dokumentasi. Test dalam
penelitian ini meliputi pretest dan posttest control group design. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa: (1) proses pembelajaran bahasa Arab menggunakan media rubik
berbasis teka-teki silang sangat efektif, (2) hasil pretest kelompok eksperimen dan kontrol
pada uji-t independent sample test menunjukkan bahwa sig. 0.039 < 0.05. Hasil posttest
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada uji-t independent sample test
menunjukkan bahwa sig 0.00 < 0.05. Demikian juga ditunjang dengan analisis uji-paired
sample test antara posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol menunjukkan
taraf signifikansi 0.033 < 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan
terdapat perbedaan yang signifikan, (3) Peningkatan hasil tes kelompok eksperimen
sebesar 21.94 dan kelompok kontrol 6.56 membuktikan bahwa adanya perbedaan yang
signifikan pada kelas eksperimen dalam penguasaan mufradāt bahasa Arab.

Kata kunci: media pembelajaran, “rubik berbasis teka-teki silang”, mufradāt bahasa
Arab.

PENDAHULUAN
Bahasa Arab merupakan sarana atau alat komunikasi untuk mempermudah siswa
dalam memahami Al-Quran dan Hadis, yang tentunya keduanya berbahasa Arab.
Penguasaan terhadap bahasa Arab dapat mempermudah siswa dalam memahami apa
yang terkandung di dalam kedua sumber agama Islam tersebut. Dengan melihat
mayoritas penduduk Indonesia yang beragama Islam, maka bahasa Arab dijadikan
sebagai salah satu mata pelajaran yang wajib dipelajari di instansi pendidikan formal
yang berada di bawah Kementrian Agama, mulai dari tingkat Madrasah Ibtidaiyyah
hingga Perguruan Tinggi Agama Islam.
Bahasa Arab juga ditetapkan sebagai mata pelajaran pilihan di beberapa sekolah
umum, dari tingkat Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi Negeri maupun Swasta.
Masing-masing orang mempunyai kemampuan yang bervariasi dalam memahami bahasa
Arab. Ada yang dapat dengan mudah dan ada yang sulit memahaminya. Hal tersebut
dikarenakan bahasa Arab adalah bahmsa asing dan bukan bahasa ibu di negeri ini. Maka,

101
Maharaat: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab Volume 2 No. 2 \ April 2020

sudah pasti ada perbedaan huruf, pelafalan, dan penulisan yang membuat seseorang
mengalami kesulitan dalam memahami dan mempelajarinya. Oleh karenanya, di sekolah
yang berbasis agama Islam, bahasa Arab umumnya menjadi salah satu mata pelajaran
yang wajib dipelajari siswa.
Tujuan dari diadakannya pembelajaran bahasa Arab di Indonesia adalah supaya
peserta didik memahami bahasa Arab sebagai salah satu bahasa dunia yang penting
untuk dipelajari, dan memperlancar perbendaharaan dalam menguasai mufradāt (Hamid
et al. 2008, 158).
Dari hasil observasi, peneliti menemukan fakta bahwa beberapa siswa kelas X IPS
MAN 4 Bantul Yogyakarta masih ada yang mengalami kesulitan dalam menguasai
kosakata bahasa Arab (mufradāt). Siswa-siswa tersebut masih merasa kesulitan dalam
menulis kosakata yang berhubungan dengan materi dalam pelajaran bahasa Arab karena
sistem pembelajaran yang diajarkan pada siswa masih menggunakan metode langsung
(ṭarīqah mubāsyirah), yaitu siswa langsung menerima makna atau arti dari kosakata
maupun materi bahasa Arab yang diajarkan. Imbasnya, siswa mengalami kesulitan saat
diminta untuk memahami dan menghafal mufradāt ataupun yang sudah berupa kalimat.
Selain itu, media yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Arab di sekolah tersebut
juga hanya berupa buku teks dan papan tulis. Hasilnya, siswa banyak yang belum
memahami materi dan belum hafal mufradāt yang ada di materi karena siswa merasa
bosan dan metode pembelajaran dirasa kurang menarik. Siswa cenderung lebih tertarik
untuk bermain, mengobrol dengan teman, atau tidur saat pembelajaran. Siswa kurang
memperhatikan pelajaran yang sedang berlangsung. Padahal, banyak media
pembelajaran yang dapat dimanfaatkan guru supaya siswa tidak mudah jenuh. Kurang
banyaknya media yang digunakan untuk melakukan latihan soal secara mandiri
mengakibatkan pemahamam mufradāt yang telah diajarkan dengan mudah terlupakan.
Selanjutnya, peneliti mencoba untuk menggunakan media yang dapat
meningkatkan hafalan mufradāt bahasa Arab siswa, yaitu media rubik berbasis teka-teki
silang (TTS). Media ini diharapkan dapat efektif dan efisien untuk dijadikan media dalam
pembelajaran mufradāt bahasa Arab. Dengan bantuan media rubik berbasis teka-teki
silang, siswa juga dapat dengan mudah menguasai makna dari mufradāt bahasa Arab.
Dengan media ini, selain siswa dapat bermain di dalam kelas dan tidak merasa jenuh lagi
dalam belajar, siswa juga dapat berpikir secara aktif untuk menemukan mufradāt baru,
sekaligus mengasah kemampuan mufradāt yang sudah pernah didapatkan. Permainan
teka-teki silang merupakan salah satu kegiatan yang dapat menjadi stimulan untuk
mencegah turunnya fungsi otak.
Dengan permainan teka-teki silang, siswa dapat lebih cepat paham dan tidak
mudah melupakan mufradāt bahasa Arab yang telah dikuasai sehingga akan muncul
pembelajaran yang menarik, efektif, dan efisien sesuai dengan apa yang diharapkan guru
dan siswa dalam proses pembelajaran. Dengan permainan ini, yang didapatkan siswa
tidak hanya belajar saja, namun juga dapat mengasah otak dengan cara bermain TTS
tersebut. Berdasarkan hal tersebut, maka media rubik berbasis teka-teki silang dirasa

102
Maharaat: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab Volume 2 No. 2 \ April 2020

sangat efektif dan efisien untuk digunakan sebagai salah satu media pembelajaran
mufradāt bahasa Arab.

Media Rubik Berbasis Teka-teki Silang Sebagai Pendorong Penguasaan


Mufradāt Bahasa Arab
Kata “media” berasal dari bahasa latin yaitu “medius” yang memiliki arti perantara
atau pengantar (Arsyad 2017, 3). Media merupakan sarana dan alat bantu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan sebuah pesan guna mencapai tujuan pembelajaran yang
diinginkan (Zein dan Djamaroh 2002, 137). Oemar Hamalik (1994, 12) mendefinisikan
media sebagai alat, metode, dan teknik yang digunakan untuk menghasilkan keefektifan
dalam berkomunikasi dan interaksi antara guru dan peserta didik dalam proses
pembelajaran di sekolah.
Dari paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa media adalah segala sesuatu yang
digunakan sebagai alat pembelajaran, sumber belajar dalam rangka proses interaksi
antara guru dan siswa, dan penyalur pesan agar tujuan pembelajaran yang diharapkan
dapat terwujud. Seorang guru bukanlah satu-satunya sumber belajar karena sejatinya
siswa juga memerlukan sumber belajar lainnya yang dapat melancarkan proses
pembelajaran. Hal tersebut menunjukkan bahwa penggunaan media sangatlah penting
sebagai alternatif dalam melancarkan proses pembelajaran tersebut.
Penggunaan sebuah media dapat mempercepat proses belajar siswa sehingga
hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Hal ini didasarkan pada beberapa manfaat
media yang di antaranya adalah pembelajaran menjadi lebih disukai siswa sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar, materi pembelajaran akan lebih jelas dipahami, metode
pembelajaran menjadi lebih variatif, dan siswa lebih banyak melakukan kegiatan pada
saat pembelajaran (Khalilullah 2012, 17). Jhon M. Lannon (dalam Arsyad 2003, 53)
menyampaikan bahwa media pembelajaran, khususnya alat-alat pandang, juga dapat
menarik minat belajar siswa, meningkatkan pengertian dan pemahaman siswa, dan tidak
membuat jenuh siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Dilihat dari beberapa hal yang telah dikemukakan di atas, menjadi jelas bahwa
media pembelajaran adalah bagian dari proses komunikasi yang berfungsi melancarkan
jalan menuju terwujudnya tujuan standar kompetensi dari suatu pembelajaran. Peran
media dalam sistem pembelajaran sangatlah penting, selain kegiatan pembelajaran
antara guru dan siswa yang tidak dapat dipisahkan. Pembelajaran merupakan sistem
yang di dalamnya terdapat komponen-komponen yang saling berhubungan satu sama
lainnya. Komponen-komponen tersebut meliputi tujuan, materi, metode, media, dan
evaluasi. Jika salah satu dari komponen-komponen tersebut tidak ditemukan dalam
proses pembelajaran, maka tujuan dari pembelajaran tidak akan terwujud secara
maksimal dan tidak akan sesuai dengan yang diharapkan (Khalilullah 2012, 27). Oleh
karenanya, peneliti menerapkan penggunaan media berbasis TTS sebagai salah satu
media pembelajaran untuk menguasaai perbendaharaan kosakata bahasa Arab.

103
Maharaat: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab Volume 2 No. 2 \ April 2020

Permainan rubik berbasis teka-teki silang merupakan permainan edukatif bahasa


yang salah satunya adalah unsur penguasaan mufradât. Permainan edukatif berbahasa
merupakan cara untuk mempelajari bahasa melalui permainan (Asyrofi 2014, 156).
Permainan bahasa bukanlah permainan untuk bersenang-senang semata, namun
merupakan bagian dalam kegiatan pembelajaran, atau biasa disebut dengan “belajar
sambil bermain.” Tujuannya adalah memberikan peluang dan kesempatan kepada siswa
untuk menyalurkan kemahiran dalam berbahasa yang sudah dipelajari. Permainan
bahasa juga bertujuan memperoleh kesenangan dan melatih kemahiran siswa dalam hal-
hal berikut: menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
Fathul Mujib (dalam Asyrofi 2014, 163) menjelaskan bahwa ada beberapa prinsip
yang ditekankan dalam permainan bahasa yang harus diperhatikan, seperti interaksi,
pertandingan, kerja sama, peraturan permainan, akhir atau atas permainan, dan
pemberian reward atau hadiah ketika salah satu kelompok ada yang berhasil
memenangkan sebuah permainan.

Permainan rubik berbasis teka-teki silang memiliki tujuan agar siswa mampu
mengingat dan mengasah kembali ingatan dalam bentuk kosakata bahasa Arab dengan
mudah. Teka-teki silang (TTS) adalah permainan dengan cara mengisi kotak-kotak yang
kosong dengan jawaban yang benar sesuai dengan pertanyaan. Manfaat dari permainan
teka-teki silang ini adalah dapat mengasah kemampuan berpikir cepat dan memperluas
perbendaharaan mufradāt bahasa Arab sehingga siswa akan dengan mudah
mengungkapkan bahasa dengan mufradāt yang sudah dimilikinya. Maka, permainan
rubik berbasis teka-teki silang ini dirasa sangat cocok dan bermanfaat untuk mengasah
kemampuan berfikir cepat dan memperluas kosakata yang dikuasai siswa. Strategi dalam
pembelajaran teka-teki silang ini merupakan salah satu strategi pembelajaran aktif (active
learning).
Penggunaan media rubik berbasis teka-teki silang dapat meningkatkan
penguasaan kosakata siswa dan kemahiran membacanya. Semakin sering siswa
memainkan media TTS ini, siswa akan semakin kuat ingatannya terhadap kosakata dan
semakin meningkat karena banyak menghafal kosakata yang terdapat di media rubik
tersebut. Media TTS ini juga tergolong ekonomis dan relatif murah. Media ini sangat
praktis dan fungsional serta dapat digunakan sebagai media pembelajaran guru dan siswa
dengan mudah dan sifatnya sederhana.
Media rubik berbasis teka-teki silang dilakukan melalui permainan yang dapat
menimbulkan pembelajaran yang menarik bagi siswa. Siswa akan sangat merespon ketika
diajak untuk bermain sehingga permainan ini merupakan salah satu selingan bagi
kegiatan pembelajaran apabila siswa mulai bosan dengan kegiatan belajar mengajar.
Permainan media rubik berbasis teka-teki silang tidak hanya dapat membuat siswa
mampu mengingat kosakata yang dihafalkan saja, namun juga dapat memperkenalkan
mufradāt baru kepada siswa, baik melalui teks bacaan ataupun fahm al-masmū’.
Permainan ini melatih siswa untuk dapat menghafalkan mufradāt bahasa Arab dengan
baik dan benar, memahami maknanya saat digunakan dalam konteks kalimat, dan
mampu memfungsikannya dalam bentuk ekspresi lisan maupun tulisan, baik ketika

104
Maharaat: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab Volume 2 No. 2 \ April 2020

menulis dalam buku ataupun ketika sedang bercakap-cakap dengan lawan bicaranya
(Kosim 2016, 63).
Tanggapan positif dari siswa merupakan hal yang wajar karena sebagai imbalan
dari rasa jenuh atau bosan akibat berada terus di ruang lingkup sekolah. Adapun alat
yang digunakan dalam permainan media rubik berbasis TTS adalah tulisan huruf hijaiyyah
yang membentuk sebuah kosakata. Contoh dari rubik ini adalah:

Mendatar:
Gambar 1. Media Rubik Berbasis Teka-teki Silang Mendatar

1. Ruang untuk belajar siswa dan guru


2. Buku tulis
3. Tempat untuk bermain
4. Ruang untuk berkumpul para guru
5. Seseorang yang mengajar di sekolah

Menurun:
Gambar 2. Media Rubik Berbasis Teka-teki Silang Menurun

105
Maharaat: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab Volume 2 No. 2 \ April 2020

1. Fi’il mâdhi dari “mendapatkan”


2. Murid laki-laki
3. Kewajiban seorang siswa adalah belajar. Fi’il mâdhi dari “belajar”
4. Satpam
5. Perpustakaan
6. Papan tulis

Cara atau prosedur permainannya adalah sebagai berikut:


a. Guru mengelompokkan siswa menjadi beberapa kelompok, dan masing-masing
kelompok terdiri dari lima siswa
b. Masing-masing kelompok mendapatkan satu buah rubik yang sudah berisikan huruf
hijaiyyah
c. Masing-masinng kelompok berkumpul membentuk lingkaran untuk mendiskusikan
kosakata atau mufrodât dari rubik yang bagiannya masih kosong, sehingga tiap
kelompok harus melengkapi dan mengisi bagian kotak rubik yang kosong dengan
huruf hijaiyyah agar menjadi kosakata yang sempurna dalam waktu yang telah
disepakati bersama
d. Setelah proses diskusi dan kerja kelompok selesai, tiap-tiap kelompok menyampaikan
hasil kerjanya secara bergantian
e. Guru mengevaluasi hasil kerja kelompok, sekaligus menentukan kelompok pemenang
f. Jika memungkinkan, guru memberikan reward atau penghargaan kepada kelompok
pemenang.

METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitaif dengan jenis penelitian classical
experimental (satu kelompok kelas eksperimen dan satu kelompok kelas pembanding

106
Maharaat: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab Volume 2 No. 2 \ April 2020

atau kelas kontrol) (Jannah dan Prasetyo 2006, 160). Yang mesti dilakukan adalah
membagi siswa ke dalam dua kelompok, kemudian pada kelompok eksperimen diberi
perlakuan, sedangkan pada kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan. Dengan
demikian, teknik penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai teknik penelitian yang
digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan apakah ada pengaruh atau perbedaan
setelah dilakukannya treatment (Sugiyono 2009, 107).
Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, yaitu: 1) variabel bebas,
yaitu eksperimentasi media rubik berbasis teka-teki silang, dan 2) variabel terikat, yaitu
meningkatnya kemampuan siswa kelas X IPS MAN 4 Bantul Yogyakarta dalam menguasai
mufradāt bahasa Arab.
Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X MAN 4 Bantul Yogyakarta Tahun Ajaran
2018/2019. Jumlah populasi adalah 32 siswa dari kelas IPS I 16 siswa dijadikan sebagai
kelas eksperimen dan 16 siswa sebagai kelas kontrol untuk objek penelitian. Dikarenakan
di Madrasah 4 Bantul hanya memiliki 2 kelas, maka kelas IPS II digunakan sebagai uji
validitas instrumen. Sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling jenuh.
Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretest-posttest
control group design. Dalam desain ini terdapat dua kelompok yaitu eksperimen dan
kontrol, kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan
antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil pretest yang baik adalah
apabila kelompok eksperimen tidak berbeda secara signifikan. Rancangan penelitian
adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Pretest-Posttest Control Group Design

Keterangan:
E : Kelas eksperiman
K : Kelas kontrol
O1 : Skor awal aktivitas belajar kelas eksperimen
O2 : Skor akhir aktivitas belajar kelas eksperimen
O3 : Skor awal aktivitas belajar kelas kontrol
O4 : Skor akhir aktivitas belajar kelas kontrol
X : Perlakuan (treatment) teknik pada kelas eksperimen menggunakan media
permainan rubik berbasis teka-teki silang.

107
Maharaat: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab Volume 2 No. 2 \ April 2020

Teknik Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah berupa tes,
wawancara, dan dokumentasi. Tes kosakata dibagi menjadi dua tes penggunaan. Peneliti
menggunakan tes pemahaman kosakata. Indikator kompetensi yang diukur dapat berupa
makna dari mufradāt atau padanannya, pengertian kata, dan kelompok kata. Untuk
wawancara, peneliti melakukan mewawancarai guru mata pelajaran bahasa Arab di MAN
4 Bantul Yogyakarta untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan pembelajaran
bahasa Arab dan program pembelajaran mufradāt, durasi pembelajaran, teknik
pengajaran yang digunakan, dan penilaian atau evaluasi dalam pembelajarannya. Untuk
dokumentasi, peneliti memperoleh data mengenai struktur organisasi, keadaan guru dan
siswa, latar belakang siswa, letak geografis sekolah, sejarang singkat berdirinya sekolah,
dan dokumentasi lainnya yang dapat digunakan untuk kelengkapan data.
Instrumen Penilaian
Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretest
dan posttest. Pretest dilakukan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap mufradāt
bahasa Arab pada kedua kelas sebelum diberi perlakuan atau treatment, sedangkan
posttest dilakukan untuk mengetahui sejauh mana peningkatan pemahaman siswa
terhadap mufradāt bahasa Arab setelah mengikuti pembelajaran dengan perlakuan
berbeda.
Untuk uji validitas, peneliti menggunakan rumus korelasi product moment
(Arikunto 2013, 135) atau metode Pearson. Adapun untuk mempermudah dalam analisis
data dan perhitungan matematis, peneliti menggunakan bantuan perangkat lunak SPSS
Versi 16.
Untuk uji reabilitas instrumen, peneliti menggunakan rumus Alpha Cronbach
dengan pengambilan keputusan sebagai berikut:
a. Jika nilai Alpha Cronbach lebih besar, maka instrumen dinyatakan reliabel
b. Jika nilai Alpha Cronbach lebih kecil, maka instrumen dinyatakan tidak reliabel.
Untuk uji normalitas data, peneliti menggunakan rumus uji normalitas yaitu
“saphiro wilk” yang dirasa lebih tepat untuk sampel yang kurang dari 50 (Tukiran 2002,
135), dengan pengambilan keputusan sebagai berikut:
a. Jika nilai signifikan > 0.05, maka distribusi data normal
b. Jika nilai signifikan < 0.05, maka distribusi data tidak normal.
Adapun untuk uji homogenitas, peneliti menggunakan rumus analisis varians
dengan pedoman pengambilan keputusan sebagai berikut:
a. Jika nilai signifikasi > 0.05, maka variannya homogen
b. Jika nilai signifikan < 0.05, maka variannya tidak homogen.
Untuk uji independen, peneliti menggunakan T-test dengan pengambilan
keputusan sebagai berikut:
a. Ho = tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap penguasaan kosakata bahasa

108
Maharaat: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab Volume 2 No. 2 \ April 2020

Arab antara kelas eksperimen dan kelas kontrol


b. Ha = terdapat perbedaan yang signifikan terhadap penguasaan kosakata bahasa Arab
antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Adapun pengambilan keputusan dalam perhitungan ini adalah jika nilai thitung > ttabel
atau sig. (2 tailed) < 0.05 maka Ho di tolak, jika thitung < ttabel atau sig. (2 tailed) > maka
Ho diterima.
Uji Paired T-Test
Prosedur ini digunakan untuk mengetahui perbedaan dua sampel yang saling
berhubungan yang dilakukan sebelum dan sesudah diberikan perlakuan dari kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol.
Adapun hipotesis pengambilan keputusan dalam uji-t adalah sebagai berikut:
a. Ha = terdapat perbedaan/peningkatan signifikan terhadap penguasaan kosakata
bahasa Arab siswa sebelum dan sesudah treatment.
b. Ho = tidak terdapat perbedaan/peningkatan signifikan terhadap penguasaan kosakata
bahasa Arab siswa sebelum dan sesudah treatment (Furhan 1982, 264).
DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA
Hasil pembahasan eksperimentasi media rubik berbasis teka-teki silang untuk
meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Arab dapat dilihat dari hasil pretest posttest.
Pengukuran hasil belajar siswa yang dilakukan peneliti di kelas eksperimen terbagi
menjadi dua tahap yaitu pretest dan posttest. Adapun pretest dilakukan untuk mengukur
kemampuan awal penguasaan mufradāt bahasa Arab siswa kelompok eksperimen dan
posttest dilakukan untuk mengukur kemampuan akhir penguasaan mufradāt bahasa Arab
siswa setelah pemberian materi dengan media permainan rubik berbasis teka-teki silang.
Adapun pengukuran tahap kedua adalah dengan melakukan posttest. Posttest dilakukan
setelah perlakuan (treatment) berupa pembelajaran mufradāt dengan media rubik
berbasis teka-teki silang. Peneliti berharap bahwa nilai hasil posttest lebih tinggi
dibanding nilai pretest dengan selisih yang cukup signifikan.
Tabel 2. Data Perolehan Nilai Pretest Posttest Kelompok Eksperimen

109
Maharaat: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab Volume 2 No. 2 \ April 2020

Hasil belajar kelas kontrol yang dilakukan peneliti di kelompok kontrol terbagi
menjadi dua tahap, yaitu tahap pretest dan tahap posttest. Adapun pretest dilakukan
untuk mengukur kemampuan awal penguasaan mufradāt bahasa Arab siswa kelompok
kontrol dan posttest dilakukan untuk mengukur kemampuan akhir penguasaan mufradāt
bahasa Arab siswa setelah pemberian materi tanpa menggunakan media permainan rubik
berbasis teka-teki silang. Adapun data nilai hasil pretest-posttest dari kelompok kontrol
adalah sebagai berikut:

110
Maharaat: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab Volume 2 No. 2 \ April 2020

Tabel 3. Data Perolehan Nilai Pretest-Posttest Kelompok Kontrol

Tabel di atas menunjukkan bahwa data nilai pretest dan posttest kelompok kontrol
dapat dilihat dari peningkatan rata-rata nilai pretest dan posttest yaitu dari 72.44
menjadi 79. Dari nilai rata-rata tersebut, terlihat adanya peningkatan sebanyak 6.56.
Dari data di atas, nilai hasil belajar mufradāt bahasa Arab siswa kelompok kontrol
memang mengalami peningkatan, meskipun meningkatnya masih lebih kecil jika
dibandingkan dengan kelompok eksperimen.
Berdasarkan data dari nilai pretest dan posttest kelompok eksperimen di atas,
secara perhitungan sederhana, terlihat adanya peningkatan antara rata-rata nilai pretest
dan posttest yaitu 61.69 menjadi 83.62. Dari nilai rata-rata tersebut, terlihat adanya
peningkatan sejumlah 21.94. Adapun untuk perhitungan peningkatan dan signifikansi
perbedaan kedua nilai tersebut secara statistik akan dijelaskan pada poin selanjutnya.
Sebagaimana hasil pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada uji-t
independent sample test menunjukkan bahwa sig. 0.039 < 0.05 dan hasil posttest
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada uji-t independent sample test
menunjukkan bahwa sig 0.00 < 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan
terdapat perbedaan yang signifikan. Hasil uji paired membuktikan bahwa nilai pretest
kelompok eksperimen sebesar 61.69 meningkat menjadi 83.62, dan kelompok kontrol
memiliki nilai pretest semula 72.44 menjadi 79.
Tabel 4. Hasil Uji Paired Pretest Posttest Kelompok Eksperimen

111
Maharaat: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab Volume 2 No. 2 \ April 2020

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa mean posttest setelah diberikan
treatment menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata pretest dengan nilai sig.
(2-tailed) adalah 0.000 < 0.05, dan sesuai pengambilan keputusan dalam uji paired
sample t test bahwa Ha diterima. Artinya, ada perbedaan dan peningkatan yang signifikan
terhadap penguasaan kosakata bahasa Arab sebelum dan sesudah treatment dengan
media rubik berbasis teka-teki silang.
Tabel 5. Hasil Uji Paired Pretest-Posttest Kelompok Kontrol

112
Maharaat: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab Volume 2 No. 2 \ April 2020

Tabel di atas menunjukkan bahwa mean posttest setelah diberikan treatment lebih
tinggi dibandingkan dengan nilai pretest dengan nilai sig. (2-tailed) yaitu 0.002 < 0.05,
dan sesuai dengan keputusan uji paired t test bahwa Ha diterima. Artinya, ada perbedaan
dan peningkatan yang signifikan terhadap penguasaan mufradāt bahasa Arab pada kelas
kontrol antara sebelum dan sesudah pembelajaran tanpa diberikan treatment media rubik
berbasis teka-teki silang.
Tabel 6. Hasil Uji Paired posttest Kelompok Eksperimen dan Posttest
Kelompok Kontrol

Dengan demikian, rata-rata posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol


mempunyai nilai signifikansi sebesar 0.033 < 0.05, dengan rata-rata nilai kelompok
eksperimen 83.62 dan kelompok kontrol 79.00. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa Ha
diterima, yaitu terdapat perbedaan dan peningkatan yang signifikan antara kelompok
yang menggunakan media rubik berbasis teka-teki silang dan kelompok yang tidak
menggunakannya. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat peningkatan penguasaan
mufradāt bahasa Arab pada kelompok eksperimen.
Setelah penelitian dan analisis data dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran di kelas eksperimen yang menerapkan media rubik berbasis teka-teki silang
berhasil meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Arab dibandingkan dengan
pembelajaran kelas kontrol yang tidak menerapkannya. Antusiasme siswa dapat dilihat
ketika siswa mencari kosakata menggunakan media rubik berbasis teka-teki silang
dengan semangat dan sudah selesai sebelum batas waktu yang ditentukan. Siswa juga
aktif dalam bertanya ketika tidak mengetahui arti mufradāt dalam bahasa Indonesia.
113
Maharaat: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab Volume 2 No. 2 \ April 2020

Media ini juga mengasah otak siswa untuk cepat menghafal mufradāt sehingga kegiatan
mengfahalnya selalu diterapkan dalam setiap pembelajaran.
Berbeda dengan siswa pada kelas kontrol yang tidak menerapkan pembelajaran
dengan media rubik berbasis teka-teki silang, pembelajaran hanya menggunakan metode
ceramah. Dengan metode tersebut, siswa kurang menguasai kosakata dan materi bahasa
Arab yang diberikan. Siswa cenderung pasif untuk bertanya dan terlihat malas-malasan
ketika berada di dalam kelas.
KESIMPULAN
Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa pada siswa kelas X MAN 4 Bantul
terjadi peningkatan yang siginifikan dari hasil tes yang telah dilakukan. Siswa yang
memainkan media rubik berbasis teka-teki silang terlihat sangat riang-gembira dan
banyak menemukan mufradāt baru. Hasil dari uji validitas menunjukkan bahwa terdapat
peningkatan dalam penguasaan kosakata bahasa Arab pada siswa kelas X MAN 4 Bantul
setelah dilakukan pretest dan posttest, dengan nilai rata-rata pretest kelompok
eksperimen 61.69 meningkat menjadi 83.62 dan nilai rata-rata kelompok kontrol 72.44
meningkat menjadi 79. Nilai rata-rata kelompok eksperimen mengalami peningkatan
sebanyak 21.94 dan kelompok kontrol mengalami peningkatan sebanyak 6.56. Maka,
dapat disimpulkan bahwa penguasaan kosakata bahasa Arab kelompok eksperimen lebih
meningkat dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Dari hasil penelitian ini, disarankan kepada guru untuk mulai mencoba
menggunakan media pembelajaran baru, salah satunya adalah media rubik berbasis teka-
teki silang sebagai permainan edukatif bahasa, terutama bahasa Arab. Kegunaannya
adalah untuk meningkatkan penguasaan mufradât bahasa Arab yang dapat diukur melalui
hasil belajar siswa yang diperkuat dengan cara menghafalkan mufradât agar tidak
monoton dalam pembelajarannya. Meskipun demikian, sebaiknya guru tidak menjadikan
media permainan sebagai tujuan dalam pembelajaran, dan tidak pula menjadikannya
sebagai satu-satunya media yang digunakan. Guru dapat menjadikannya sebagai
alternatif variasi media dalam pembelajaran mufradât bahasa Arab.

Disarankan juga kepada siswa agar lebih aktif bertanya dan memberikan pendapat
yang baik dan membangun dalam hal materi maupun media pembelajaran yang
digunakan oleh guru agar pembelajaran bahasa Arab menjadi lebih kondusif, efektif, dan
sesuai dengan kebutuhan siswa.

REFERENSI
Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.

Arsyad, Azhar. 2003. Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar

__________. 2017. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press.

114
Maharaat: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab Volume 2 No. 2 \ April 2020

Asyrofi, Syamsuddin. 2014. Model Strategi & Permainan Edukatif Dalam Pembelajaran
Bahasa Arab. Yogyakarta: Aura Pustaka.

Furhan, Arief. 1982. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.

Hamalik, Oemar. 1994. Media Pendidikan. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Hamid, Abdul et al. 2008. Pembelajaran Bahasa Arab (Pendekatan. Metode, Strategi, dan
Media). Malang: UIN Maliki Press.

Jannah, Lina Miftahul, dan Bambang Prasetyo. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif, Teori,
dan Aplikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Khalilullah, M. 2012. Media Pembelajaran Bahasa Arab. Sleman: Aswaja Pressindo.

Kosim, Nanang. 2016. Strategi dan Metodologi Pengajaran Bahasa Arab. Bandung: Arvino
Raya

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, R&D).


Bandung: Alfabeta.

Zein, Aswan, dan Syaiful Bahri Djamaroh. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rineka Cipta.

115

You might also like