JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri)
http://journal.ummat.ac.id/index.php/jmm
Vol. 5, No. 3, Juni 2021, Hal. 869-876
e-ISSN 2614-5758 | p-ISSN 2598-8158
:https://doi.org/10.31764/jmm.v5i3.4396
PEMURNIAN MINYAK ATSIRI AKAR WANGI MENGGUNAKAN
DESTILASI TAMBAHAN BAHAN KACA
Muhamad Malik Mutoffar1, Imam Yunianto2, Juliana Mansur3,
Ashif Dzilfiqar Thayyibi4, Ai Nurhayati 5
1Teknik
Informatika, Sekolah Tinggi Teknologi Bandung, Indonesia
Teknik dan Komunikasi, Teknik Informatika, Institut Bisnis Muhammadiyah Bekasi, Indonesia
3,4Fakultas Teknologi Informasi, Magister Ilmu Komputer, Universitas Budi Luhur, Indonesia
5Teknik Industri, Sekolah Tinggi Teknologi Bandung, Indonesia
malik@sttbandung.ac.id1, imam@ibm.ac.id2, julianbisnis@gmail.com3, ashifdzilfiqar@gmail.com4,
ai.nurhayati@sttbandung.ac.id5
2Fakultas
ABSTRAK
Abstrak: Wangi Persada merupakan kelompok tani akar wangi terletak di daerah Kp.
Legok Pulus Ds. Sukakarya Samarang Garut telah menjadi mitra Sekolah Tinggi
Teknologi Bandung dalam melakukan kegiatan pengabdian masyarakat. Analsisi
masalah yang terjadi di lapangan, yaitu penyulingan minyak atsiri dan kejernihannya,
petani masih melakukan penjualan minyak keruh, atau menjaul tumbuhan akar wangi
dikebun pada tengkulak dari pada diolah menjadi minyak atsiri, dikarenakan alat
penyulingan dan harga minyak keruh yang selama masih belum berpihak pada petani
atau dibanderol dengan harga murah. Tim Abdimas bertindak merancang dan
menerapkan metode penyulingan secara fisika dengan redestilasi untuk proses
pemurnian minyak menggunakan bahan kaca, pembakarannya menggunakan heater
dan energi listrik sebagai sumber energinya. Hasil pemurnian yang optimal didapatkan
dari kombinasi minyak keruh dan ditambahkan air (aquades). Minyak atsiri yang
sudah jernih dapat meningkatkan harga jual dari minyak atsiri yang masih
keruh/hitam. Rendemen sisa destilasi dapat dimanfaatkan oleh masyarakat menjadi
produk turunannya melaui home industri, sehingga dapat mempengaruhi dan
meningkatkan perekonomian petani minyak atsiri akar wangi.
Kata Kunci: Pemurnian; Minyak atsiri; Destilasi.
Abstract: Wangi Persada is a vetiver farmer group located in the area Kp. Legok Pulus
Ds. Sukakarya Samarang Garut has become a partner of the Sekolah Tingi Teknologi
Bandung carrying out community service activities. Analysis of the problems that occur
in the field, namely the distillation of essential oils and their clarity, farmers are still
selling turbid oil, or selling vetiver plants in the garden to pirates instead of being
processed into essential oil, due to distillation equipment and the price of turbid oil
which has not been on the side of farmers or at a low price. The Abdimas team designed
and implemented physical refining methods with redistillation for the process of refining
oil using glass, combustion using a heater and electrical energy as the energy source.
The optimal purification results are obtained from a combination of turbid oil and water.
Essential oils that are clear can increase the selling price of essential oils that are still
cloudy/black. The residual yield of distillation can be utilized by the community into
derivative products through the home industry, so that it can affect and improve the
economy of vetiver essential oil farmers.
Keywords: Refining, Essential Oil, Distillation.
Article History:
Received: 25-03-2021
Revised : 26-04-2021
Accepted: 26-04-2021
Online : 14-06-2021
This is an open access article under the
CC–BY-SA license
869
870 | JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) | Vol. 5, No. 3, Juni 2021, hal. 869-876
A. LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan salah satu negara pengekspor minyak atsiri,
seperti minyak nilam, sereh wangi (Java citronella oil), akar wangi, pala,
kenanga, daun cengkeh,dan cendana yang memberikan peran penting
dalam pendapatan devisa negara (Rusli et al., 2009). Beberapa daerah
produksi minyak atsiri adalah daerah Jawa Barat (Sereh wangi, akar
wangi, daun cengkeh dan pala), Jawa Tengah (daun cengkeh dan nilam),
Jawa Timur (kenanga dan daun cengkeh), Bengkulu (minyak Nilam), Aceh
(minyak nilam dan pala)(Nurjanah et al., 2016). Tanaman yang
diperuntukan minyak atsiri sebenarnya lebih unggul dibandingkan dengan
tanaman komoditi lain (Saraswathi et al., 2011). Teknik penyulingan
minyak atsiri yang selama ini diusahakan para petani masih dilakukan
secara sederhana dan belum menggunakan teknik penyulingan yang baik
dan benar. Selain itu penanganan hasil setelah produksi belum dilakukan
secara maksimal, seperti pemisahan minyak setelah penyulingan, wadah
minyak yang digunakan, dan penyimpanan minyak yang tidak benar.
Minyak atsiri yang diekstrak dari akar wangi mengandung lebih dari
100 unsur, oleh sebab itu diperlukan pemisahan kandungan unsur-unsur
menjadi komponen paling berharga(Kusuma et al., 2017). Komponen
standar mutu minyak atsiri ditentukan oleh kualitas dari bahan minyak
atsiri dan kemurniannya(Fitri & Mohammad, 2015). Dari penelitian yang
sudah dilakukan sebelumnya bahwa hasil dari penyulingan dapat
menghasilkan produk minyak atsiri, khususnya minyak atsiri akar wangi
yang jernih, dan saat ini masih menjadi keluhan mitra karena hasil
produksi yang didapatnya masih berupa minyak akar wangi yang masih
hitam pekat.
Dari hasil pengabdian sebelumnya, proses destilasi masih berfokus
pada proses pembakaran yang disentuh dengan teknologi listrik, sehingga
tidak lagi menggunakan bahan bakar kayu dan oli bekas dan hasilnya
dapat memangkas biaya produksi(Malik. M et al., 2018). Kemurnian
minyak atsiri dapat diperiksa dengan penetapan kelarutan uji lemak dan
mineral. Selain itu faktor yang menentukan mutu minyak atsiri adalah
sifat fisika-kimia minyak seperti bilangan asam, bilangan ester dan
komponen utama minyak atsiri. Faktor lain yang berperan dalam mutu
minyak atsiri adalah jenis tanaman, umur panen, perlakuan bahan
sebelum penyulingan, jenis dan kondisi peralatan yang digunakan selama
proses penyulingan, perlakuan minyak setelah penyulingan, kemasan dan
penyimpanan.
Pemurnian merupakan suatu proses untuk meningkatkan kualitas
suatu bahan agar mempunyai nilai jual yang lebih tinggi. Beberapa metode
pemurnian yang dikenal secara umum adalah metode yang dilakukan
secara fisika dan kimia. Dalam penelitiannya Ma’mun memungkapkan
bahwa minyak atsiri hasil penyulingan yang masih berwarna gelap dapat
diolah lagi untuk dimurnikan dengan proses penyulingan ulang
(redistilasi)(Ma’mun, 2020). Pemurnian secara fisika memerlukan peralatan
penunjang yang cukup spesifik akan tetapi minyak yang dihasilkan lebih
baik karena warnanya lebih jernih dan konsentrat komponen utamanya
menjadi lebih tinggi. Pemurnian minyak secara kimiawi bisa dilakukan
dengan menggunakan peralatan yang sederhana dan hanya memerlukan
pencampuran dengan absorben atau senyawa kompleks tertentu. Warna
871
Muhamad Malik Mutoffar, Pemurnian Minyak Atsiri...
minyak yang gelap menyebabkan tingkat kejernihan minyak sangat
rendah, dan hal ini disebabkan oleh kandungan besi yang
tinggi(Harunsyah, 2011).
Pada saat ini tim pengabdian masyarakat berfokus pada pemurnian
tingkat kejernihan minyak atsiri yang akan dihasilkan. Adanya
peningkatan kualitas dari minyak akar wangi diharapkan dapat
meningkatkan pendapatan kelompok usaha tani dan mengubah pola pikir
serta memperbanyak bentuk usaha olahan dari turunannya di masa
mendatang, melalui pemurnian minyak atsiri menggunakan destilasi
tambahan dari bahan kaca, sehingga hasil akhir penyulingan yang
diharapkan menjadi bening.
B. METODE PELAKSANAAN
1. Lokasi dan Peserta Kegiatan
Wangi Persada merupakan organisasi kegiatan usaha petani yang
berlokasi di Kp. Cidadah Ds. Sukakarya Kec. Samarang Kabupaten Garut
dengan memanfaatkan hasil panen perkebunan untuk disuling menjadi
minyak atsiri, seperti akar wangi (usar), dan tumbuh-tumbuhan lainnya
yang dapat mengeluarkan aroma wangi. Pelaksanaan kegiatan ini adalah
tim yang terdiri terdiri dari tiga dosen dan dibantu oleh 5 orang mahasiswa
dari lintas prodi Sekolah Tinggi Teknologi Bandung.
2. Bahan dan Alat
Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam kegiatan ini adalah
seperangkat alat destilasi tambahan bahan kaca terdiri dari pemanas
eletrik yang terhubung dengan panel listrik, tabung reaktor dengan
kapasitas bejana reaktor 10 liter, kondensor, heater, dropper funnel, vacum
dan water jetpump divider, thermometer dan bahan baku berupa minyak
atsiri keruh yang baru keluar dari proses penyulingan pertama.
3. Metode Pemurnian Minyak Atsiri
Metode yang digunakan untuk pemurnian minyak atsiri adalah dengan
melaksanakan secara fisika atau sering disebut dengan istilah redestilasi
(Yanto et al., 2017). dengan menggunakan alat destilasi dari bahan kaca
yang dilengkapi dengan proses pembakaran secara elektrik menggunakan
heater pada bejana reaktor dengan ukuran 10 L.
Proses pemurnian secara fisika bisa dilakukan dengan mendistilasi
ulang minyak atsiri yang dihasilkan (redestillation), distilasi fraksinasi dan
destilasi molekuler. Destilasi merupakan suatu proses pemisahan dua atau
lebih komponen zat cair berdasarkan pada titik didih. Secara sederhana
destilasi dilakukan dengan memanaskan/menguapkan zat cair lalu uap
tersebut didinginkan kembali supaya jadi cair dengan bantuan kondensor.
Destilasi digunakan untuk memurnikan zat cair, yang didasarkan atas
perbedaan titik didih cairan. Pada proses ini cairan berubah menjadi uap
(Uap ini adalah zat murni). Kemudian uap ini didinginkan pada pendingin
ini, uap mengembun manjadi cairan murni yang disebut destilat. Destilat
dapat digunakan untuk memperoleh pelarut murni dari larutan yang
mengandung zat terlarut misalnya destilasi air laut menjadi air murni.
Menurut Setiawan, destilasi sederhana atau konvensional digunakan
dengan tujuan pemurnian sampel, bukan pemisahan dari sifat kimia yang
sebenarnya (Setiawan, 2018). Sedangkan menurut Sani destilasi ini
872 | JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) | Vol. 5, No. 3, Juni 2021, hal. 869-876
digunakan untuk memisahkan campuran cair, misalnya air- alkohol, airaseton, dan lain-lain (Sani, 2011).
Proses redestilasi merupakan proses penyulingan kembali minyak atsiri
dengan menambahkan air pada perbandingan minyak dan air sekitar 1:5.
Hasil penyulingan ulang minyak nilam dengan menggunakan metode
redestilasi ternyata dapat meningkatkan nilai transmisi (kejernihan) dari
4% menjadi 83,4 % dan menurunkan kadar Fe dari 509,2 ppm menjadi
19,60 ppm (Purnawati, 2000). Uap juga dapat digunakan untuk proses
destilasi, dimana minyak akan terbawa bersamaan dengan uap yang
mengalir (Sato, 2012). Destilasi uap merupakan suatu proses pemindahan
massa kesuatu media massa yang bergerak (Jayanudin & Hartono, 2011).
Adapun rancangan destilasi seperti gambar 1 berikut.
Gambar 1. Skema dan Rancangan Alat Destilasi
Kegiatan dilakukan kepada masyarakat bersamaan dengan sosialisasi
alat beserta cara penggunakan alat dan dibantu oleh mahasiswa yang
termasuk pada tim, dari muliai persiapan, memulai menyolokan listrik
dengan kebutuhan standar listrik cukup dengan standar 900 Watt, sampai
dengan perawatan seperti gambar 2 berikut.
873
Muhamad Malik Mutoffar, Pemurnian Minyak Atsiri...
Gambar 2. Pengarahan cara menggunakan dan merawat alat pada mitra
Cara merangkai dan memasang alat destilasi sesuai dengan buku
panduan, ialah: (1) Pencampurkan minyak hitam pekat dengan air pada
tabung kapasitas 10 L dengan perbandingan (1 liter minyak 5 liter air).
(2)Pada panel listrik menentukan suhu secara automatis pada 100 0C. (3)
Menyalakan pompa listrik untuk proses sirkulasi pendinginan kondensor.
(4) Menyiapkan wadah untuk air yang akan dikeluarkan pada outlet. (5)
Jangan membuka rangkaian ketika sedang panas, sebelum uap semuanya
habis. (6) Memperhatikan dan menggunakan alat keselamatan dan
kesehatan kerja.
Langkah untuk merawat alat destilasi ialah: (1) Bersihkan alat setiap
selesai produksi jika tidak akan memporuduksi lagi. (2) Buka rangkaian
alat setalah benar-benar dingin dan dicabut dari sumber listrik. (3) Buka
setiap tutup dan jangan biarkan tetap terkunci terlalu lama pada saat
produksi sudah selesai dan tidak digunakan segera bersihkan dengan air.
(4) Barang rawan pecah jangan dibanting.
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
Proses redestilasi diawali dengan menjalankan pendingin dengan
menyalakan pompa air yang berada didalam ember, dimana air masuk
kedalam kondensor lewat pipa pinggir kedua yang berwarna kuning dari
atas kondenser dan keluar lewat pipa teratas. Setelah air keluar dari
kondensor, air disalurkan ke waterjet pump yang berfungsi sebagai
penyedot udara agar uap tertarik atau turun lebih cepat.
Berikutnya adalah gas washing botol digunakan supaya uap yang
mengandung air disaring menjadi kering dan bisa dibuang keluar. Gas
washing botol ini harus diisi air. Pengisian air pada gaswashing botol ini
dilakukan dengan cara membuka keran dibawah, dan dengan selang dan
corong dialirkan air agar masuk. Agar air mengalir, posisi corong harus ada
diatas gaswashing botol. Dari water jet pump air dikembalikan ke
tangki/ember air pendingin. Sirkulasi air pendingin dilakukan dengan
bantuan pompa air didalam tangki.
Bahan baku berupa minyak keruh dimasukan melalui dropping funnel
dan dicampurkan air (aquades) dengan perbandingan antara minyak dan
air adalah 1:5 (1 liter minyak keruh, 5 liter aquades)(Purnawati, 2000).
Untuk memanaskan campuran dalam bejana, hingga air menguap. Panel
ini harus dinyalakan dan disetting pada suhu 100 0C (Ariyani et al., n.d.).
874 | JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) | Vol. 5, No. 3, Juni 2021, hal. 869-876
Uap yang dihasilkan dari pemanasan, disalurkan melalui pipa diatas
bejana dan kemudian didinginkan dengan kondensor sehingga mengembun,
kemudian hasilnya ditampung oleh divider.
Pada proses destilasi minyak atsiri, dari bahan akan keluar melalui
jalur bersamaan dengan air, kemudian akan menguap bersama-sama
dengan air tersebut setelah proses pemanasan dilakukan(Yuliarto et al.,
2012). Cairan yang didapat adalah uap air dan minyak bersih. Pada
awalnya jumlah air akan lebih banyak dari minyak, oleh karena itu keran
bawah ditutup, sehingga air mengalir ke pipa pinggir, dan dibuang.
Semakin lama volume minyak akan bertambah, sehingga keran yang
berada di bawah dapat dibuka, dan hanya minyak yang disalurkan
kebawah. Untuk memisahkan antara air dan minyak keran divider diputar
sedemikian rupa, sehingga minyak hasil akhir dari redestilasi dapat
dipisahkan dan hasilnya sudah bening.
Proses yang optimal dalam proses redestilasi adalah 1:5, dimana
tingkat kejernihan minyak lebih efektip dibanding pada awalnya
menerapkan komposisi 1:3 dan 1:4 dengan hasil keluaran minyak agak
sedikit berwarna coklat atau minyak terlalu matang.
Pada gambar 7 merupakan hasil redestilasi dengan komposisi 1:5,
tingkat kejernihan yang optimal. Dari 1 liter keruh mengalami penyusutan
minyak menjadi 0.8 liter dengan selisih 0,2 ml limbah yang dapat
dimanfaatkan kembali menjadi bahan baku campuran produk turunannya.
Harga minyak akar wangi keruh atau hitam berkisar antara Rp. 3-4
juta/liter, sedangkan harga minyak akarwangi jernih antara 7-8 juta/liter
diterima oleh pemasok dengan ketentuan sudah melalui lab riset untuk
menentukan kandungan kimia yang ada didalamnya.
Dari hal ini kejernihan minyak atsiri akar wangi tentu dapat
meningkatkan harga jual yang nilainya dua kali lipat dari harga minyak
yang masih keruh/berwarna hitam. Sehingga pendapatan ekonomi
masyarakat dari Ds. Suka Karya Kabupaten Garut, khususnya petani
minyak atsiri akar wangi dapat meningkat. Potensi lain yang dihasilkan
dari destilasi minyak atsiri selain menjaul minyak jernih, rendemen sisa
redestilasi dapat dimanfatkan untuk pembuatan dan pengolahan bahan
kesehatan atau kecantikan dari minyak atsiri melalui home industri,
seperti pembuatan sabun mandi cair dan padat antiseptik, minyak wangi,
pengolahan lainnya akan menjadikan perekonomian masyarakat tersebut
meningkat.
D. SIMPULAN DAN SARAN
Serangkain kegiatan pengabdian masyarakat melalui diseminasi
redestilasi bahan kaca dalam meningkatkan kualitas minyak atsiri akar
wangi dengan pemurnian minyak atsiri, dapat menjadikan solusi untuk
meningkatkan harga jual minyak atsiri dibanding dengan menjual minyak
keruh yang nilai harganya jauh dibawah minyak yang sudah murni,
sehingga para petani akar wangi dapat merasakan peningkan ekonomi dan
memanfaatkan sisa rendemen redestilasi dengan mengolahnya menjadi
macam-macam produk kesehatan dan kecantikan lainnya yang tentu
dibutuhkan pelatihan dan pendampingan dalam upaya meningkatkan
ekonomi masyarkat dimasa yang akan datang.
875
Muhamad Malik Mutoffar, Pemurnian Minyak Atsiri...
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih disampaikan kepada DRPM Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan, dan P3M Perguruan Tinggi atas dukungan dana melalui
program hibah DPTM tahun 2018, perangkat desa dan masyarakat desa
Sukakarya Kecamatan Samarang, Kelompok Tani Wangi Persada, serta
mahasiswa Sekolah Tinggi Teknologi Bandung.
DAFTAR RUJUKAN
Ariyani, F., Eka Setiawan, L., & Edi Soetaredjo, F. (n.d.). Ekstraksi Minyak Atsiri
Dari Tanaman Sereh Dengan Menggunakan Pelarut Metanol, Aseton, Dan NHeksana.
Fitri, N., & Mohammad, D. (2015). Pengembangan Model Techno-Industrial
Cluster
Minyak
Atsiri.
Ajie,
4(3),
181–190.
https://doi.org/10.20885/ajie.vol4.iss3.art5
Harunsyah. (2011). Peningkatan Mutu Minyak Nilam Rakyat. Jurnal Tekhnologi,
11, 1–7.
Jayanudin, J., & Hartono, R. (2011). Proses Penyulingan Minyak Atsiri Dengan
Metode Uap Berbahan Baku Daun Nilam. Teknika: Jurnal Sains Dan
Teknologi, 7(1), 67. https://doi.org/10.36055/tjst.v8i1.6706
Kusuma, H. S., Altway, A., & Mahfud, M. (2017). Alternative to conventional
extraction of vetiver oil : Microwave hydrodistillation of essential oil from
vetiver roots ( Vetiveria zizanioides ) Alternative to conventional extraction of
vetiver oil : Microwave hydrodistillation of essential oil from vet. IOP
Conference Series: Earth and Environmental Science PAPER.
https://doi.org/10.1088/1755-1315/
Ma’mun, M. (2020). Pemurnian Minyak Nilam Dan Minyak Daun Cengkeh Secara
Kompleksometri. Jurnal Penelitian Tanaman Industri, 14(1), 36.
https://doi.org/10.21082/jlittri.v14n1.2008.36-42
Malik. M, M., Aprianto, T., & Yunianto, I. (2018). Pembuatan Tungku Elektrik,
Cooler, dan Destilasi Tambahan Bahan Kaca Untuk Meningkatkan Kualitas
SISTEMIK,
6.
Minyak
Atsiri.
https://ejournal.sttbandung.ac.id/Ejournal/JurnalDetail/554
Nurjanah, S., Zain, S., Rosalinda1, S., & Fajri, I. (2016). Study on Effect of Two
Purification Methods on Clarity and Patchouly Alcohol content of Patchouly
Oil from Sumedang. Jurnal Teknotan, 10(1), 24–29.
Purnawati, R. (2000). Pemucatan Minyak Nilam dengan Cara Redestilasi dan Cara
Kimia. Skripsi. Pateta, Institut Pertanian Bogor.
Rusli, M. S., Noor, E., Risfaheri, Mulyon, E., Tutuarim, T., & Suwarda, R. (2009).
Optimasi Kinerja Proses Distilasi Minyak Akar Wangi Dengan Modifikasi
Suhu Dan Kesetimbangan Fasa. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, 14(1), 65–
72.
Sani. (2011). Minyak dari tumbuhan akar wangi. Unesa University Press.
Saraswathi, K. J. T., Jayalakshmi, N. R., Vyshali, P., & Kameshwari, M. N. S.
(2011). Comparitive Study on Essential Oil in Natural and In vitro
Regenerated Plants of Vetiveria zizanioides ( Linn .) Nash. 10(3), 458–463.
Sato, A. (2012). Distilasi uap pada pemisahan minyak atsiri dengan menggunakan
uap superheated. Jurnal IPTEK, 16(2), 104–110.
Setiawan, T. (2018). Rancang bangun alat destilasi uap bioetanol dengan bahan
baku batang pisang. Jurnal Media Teknologi, 04(02), 119–128.
Yanto, E., Agustian, E., & Sulaswatty, A. (2017). Simple Purification of Vetiver Oil
by Multiglass Plate System for Quality Improvement. Jurnal Kimia Terapan
Indonesia, 18(02), 124–131. https://doi.org/10.14203/jkti.v18i02.86
Yuliarto, F. T., Khasanah, L. U., & Anandito, R. B. K. (2012). Pengaruh Ukuran
876 | JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) | Vol. 5, No. 3, Juni 2021, hal. 869-876
Bahan dan Metode Destilasi (Destilasi Airdan Destilasi Uap Air) Terhadap
Kualitas Minyak Atsiri Kulit Kayu Manis (cinnamomum burmannii). Jurnal
Teknosains Pangan, 1(1), 12–23.