Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Skripsi Maryati Juni 2

Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 116

SKRIPSI

GAMBARAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF


DI PUSKESMAS PEMBANTU DALUNG
KABUPATEN BADUNG
TAHUN 2021

Oleh :

NI MADE MARYATI
NIM. P07124220068

KEMENTERIAN KESEHATAN R.I.


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
JURUSAN KEBIDANAN
DENPASAR
2021
SKRIPSI

GAMBARAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF


DI PUSKESMAS PEMBANTU DALUNG
KABUPATEN BADUNG
TAHUN 2021

Di Ajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Menyelesaikan Mata Kuliah Skripsi
Pada Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan

Oleh :

NI MADE MARYATI
NIM. P07124220068

KEMENTERIAN KESEHATAN R.I.


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
JURUSAN KEBIDANAN
DENPASAR
2021

ii
LEMBAR PERSETUJUAN
SKRIPSI

GAMBARAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF


DI PUSKESMAS PEMBANTU DALUNG
KABUPATEN BADUNG
TAHUN 2021

TELAH MENDAPATKAN PERSETUJUAN

Mengetahui Mengetahui
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Ni Gusti Kompiang Sriasih, SST., M. Kes Juliana Mauliku, S.Pd., M. Pd


NIP. 197001161989032001 NIP.195606201976102001

MENGETAHUI :
KETUA JURUSAN KEBIDANAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES
DENPASAR

Dr. Ni Nyoman Budiani, S. Si. T., M. Biomed


NIP. 197002181989022002

iii
LEMBAR PENGESAHAN
SKRIPSI

GAMBARAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF


DI PUSKESMAS PEMBANTU DALUNG
KABUPATEN BADUNG
TAHUN 2021

TELAH DIUJI DI HADAPAN TIM PENGUJI

PADA HARI : SENIN

TANGGAL : 24 MEI 2021

TIM PENGUJI :

1 Ni Made Dwi Mahayati SST., M. Keb (Ketua) …………..


2 Ni Gusti Kompiang Sriasih, SST., M. Kes (Sekretaris) ………..…
3 Dr. Ni Wayan Ariyani, SST., M. Keb (Anggota) ……..……

MENGETAHUI :
KETUA JURUSAN KEBIDANAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES
DENPASAR

Dr. Ni Nyoman Budiani, S.Si.T., M.Biomed


NIP. 197002181989022002

DESCRIPTION OF EXCLUSIVE BREASTFEEDING IN DALUNG PUBLIC HEALTH


CENTER, AT BADUNG DISTRICT
YEAR 2021

iv
ABSTRACT

Exclusive breastfeeding is very important for babies. Exclusive breastfeeding in


Indonesia is still very low. This study aims to determine the description of
exclusive breastfeeding at the Dalung Public Health Center at Badung Regency.
This study was designed as an observational descriptive study with a cross
sectional method. Interviews were conducted on 37 breastfeeding mothers with
infants aged 6–12 months. The sampling method was simple random sampling.
The study was conducted on April 16 - May 16, 2021. Data analysis used
univariate analysis. The results showed that there were 20 mothers who
breastfed exclusively at the Dalung Public Health Center (54.1%). Mothers who
are supported by their husbands and provide exclusive breastfeeding are as many
as 20 people (54.1%), 12 people (32,4%) have exclusive breastfeeding (10.9%)
and 28 people (75,7%) have exclusive breastfeeding. The two supports are the
lowest and highest support that provides exclusive breastfeeding. The conclusion
from this research is that the husband's support in exclusive breastfeeding still
needs to be improved. Researchers suggest that health workers provide
counseling on the importance of breastfeeding to husbands so that husbands
understand and are more aware of providing support to mothers in exclusive
breastfeeding for 6 months.

Key words: exclusive breastfeeding, husband's support, breastfeeding mothers

v
GAMBARAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS PEMBANTU DALUNG
KABUPATEN BADUNG
TAHUN 2021

ABSTRAK

Pemberian ASI eksklusif sangat penting untuk bayi. Pemberian ASI eksklusif di
Indonesia masih sangat rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
gambaran pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Pembantu Dalung Kabupaten
Badung. Penelitian ini di desain sebagai penelitian deskriptif observasional dengan
metode cross sectional. Wawancara dilakukan pada 37 ibu menyusui dengan bayi
umur 6–12 bulan. Cara pengambilan sampel menggunakan simple random
sampling. Penelitian dilakukan pada tanggal 16 April – 16 Mei 2021. Analisis
data menggunakan analisis univariat. Hasil penelitian menunjukkan, ibu yang
menyusui ASI eksklusif di Puskesmas Pembantu Dalung berjumlah 20 orang
(54.1%). Ibu yang didukung suami dan memberikan ASI eksklusif sebanyak 20
orang (54.1%), dukungan penilaian yang ASI eksklusif 12 orang (32,4%) dan
dukungan instrumental yang ASI eksklusif 28 orang (75,7%). Kedua dukungan
tersebut merupakan dukungan terendah dan tertinggi yang memberikan ASI
eksklusif. Simpulan dari penelitian ini yaitu dukungan suami dalam pemberian
ASI ekslusif masih harus ditingkatkan. Peneliti menyarankan agar para petugas
kesehatan memberikan penyuluhan pentingnya ASI kepada suami sehingga suami
lebih memahami dan sadar untuk memberikan dukungan pada ibu dalam
menyusui secara eksklusif selama 6 bulan.

Kata kunci: ASI eksklusif, dukungan suami, ibu menyusui

vi
RINGKASAN SKRIPSI

Gambaran Pemberian ASI Eksklusif Di Puskesmas Pembantu Dalung


Kabupaten Badung Tahun 2021

Oleh : Ni Made Maryati ( NIM. P07124220068 )

ASI eksklusif merupakan salah satu usaha dunia untuk mempersiapkan


penerus yang sehat sejak usia dini. Puskesmas Pembantu Dalung merupakan
puskesmas pembantu dengan capaian ASI ekslusif terendah di wilayah kerja
Puskesmas Kuta Utara Cakupan ASI Eksklusif di Puskesmas Pembantu Dalung
Tahun 2019 sebesar 1,32%, dimana Provinsi Bali masih belum mencapai target
nasional yaitu sebesar 80%. Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan yang
sempurna dan terbaik bagi bayi karena mengandung unsur gizi yang dibutuhkan
bayi guna pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. ASI merupakan
makanan terbaik bagi bayi serta mempunyai nilai gizi yang paling tinggi
dibandingkan dengan makanan bayi yang dibuat manusia atau susu dari hewan
seperti susu sapi. Salah satu faktor yang mempengaruhi dalam pemberian ASI
eksklusif adalah dukungan suami. Dukungan suami dapat membantu menentukan
kelancaran refleks pengeluaran ASI yang sangat dipengaruhi oleh keadaan emosi
atau perasaan ibu.
Peneliti ingin memberikan gambaran pemberian ASI eksklusif di wilayah
kerja Puskesmas Pembantu Dalung dimana rendahnya cakupan pemberian ASI
eksklusif menjadi dasar rumusan masalah.
Tujuan penelitian ini yaitu untuk Mengetahui gambaran gambaran
pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Pembantu Dalung,
mendapatkan proporsi ibu yang menyusui ASI Ekslusif, mendapatkan gambaran
tentang dukungan suami dalam pemberian ASI Ekslusif, dan mengidentifikasi
distribusi pemberian ASI ekslusif ditinjau dari dukungan informasional, penilaian,
instrumental, dan emosional.

Manfaat dari penelitian ini adalah memberikan informasi kepada pihak


puskesmas tentang gambaran pemberian ASI eksklusif sehingga dapat digunakan
sebagai dasar untuk melakukan upaya preventif terhadap terjadinya penurunan

vii
kembali cakupan ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Pembantu Dalung dan
upaya promotif sehingga diharapkan cakupan ASI eksklusif meningkat.
Jenis penelitian pada penelitian ini adalah studi deskriptif observasional
dimana peneliti hanya melakukan obsevasi, tanpa memberikan intervensi pada
variabel yang telah diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang
mempunyai bayi umur > 6 bulan-12 bulan di Puskesmas Pembantu Dalung pada
bulan Maret - April 2021. Dalam penelitian ini Rumus Slovin digunakan karena
ukuran populasi sudah diketahui dengan pasti, dari perhitungan dengan rumus
diatas didapatkan besar sampel sejumlah 37 responden. pengambilan sampel
menggunakan teknik simple random sampling. Jenis data yang dikumpulkan
adalah data primer dan data sekunder. Data primer didapat dari responden. Data
sekunder didapat dari Kohort bayi, data profil atau laporan Puskesmas Kuta
Utara.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa ibu yang menyusui ASI
eksklusif di Puskesmas Pembantu Dalung terbilang baik. Dukungan suami dalam
pemberian ASI eksklusif cukup baik. Dari hasil identifikasi yang ditinjau dari
dukungan informasional, instrumental, dan emosional terhadap pemberian ASI
eksklusif juga cukup baik namun dari sisi dukungan penilaian masih kurang baik.
Gambaran pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Pembantu Dalung
Kanupaten Badung menunjukkan pemberian ASI eksklusif yang tinggi walaupun
tidak secara signifikan. Dukungan suami baik itu dukungan informasional,
penilaian, instrumental, dan emosianal masing – masing memiliki pengaruh
dalam keberhasilan pemberian ASI eksklusif.
Petugas kesehatan diharapkan lebih meningkatkan konseling atau
penyuluhan dari petugas kesehatan kepada ibu-ibu hamil tentang antenatal care
dan Ibu atau suami lebih bersikap terbuka dan bersedia menerima informasi dari
petugas kesehatan terkait informasi mengenai program ASI eksklusif. Kepada
Poltekkes Kemenkes Denpasar diharapkan menambah kepustakaan khususnya
tentang keberhasilan pemberian ASI eksklusif dan dukungan suami, sebagai
tambahan sumber informasi bagi mahasiswa. Untuk peneliti selanjutnya yang
melakukan penelitian berkaitan dengan keberhasilan pemberian ASI eksklusif
diharapkan lebih mendalam mengenai informasi, kepercayan dan motivasi yang

viii
diberikan suami kepada istri yang menyusui.

ix
KATA PENGANTAR

Segala Puji, Hormat serta Syukur kepada Tuhan atas Cinta, Kasih dan

Penyertaan-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada

waktunya dengan judul “Gambaran pemberian ASI eksklusif di Puskesmas

Pembantu Dalung Kabupaten Badung Tahun 2021”. skripsi ini di buat sebagai

salah satu syarat dalam menempuh mata kuliah Skripsi pada Program Studi

Sarjana Terapan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan

Denpasar.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa keberhasilan dalam

menyelesaikan Skripsi ini bukan semata-mata kemampuan peneliti sendiri.

Namun banyak pihak yang telah turut membantu dalam memberikan dorongan,

bimbingan, saran maupun kritik. Dengan segala ketulusan dan kerendahan hati,

peneliti menyampaikan rasa terima kasih kepada :

1. A.A. Ngurah Kusumajaya, SP.,MPH, selaku Direktur Poltekkes Kemenkes

Denpasar,

2. Dr. Ni Nyoman Budiani, S.Si.T.,M. Biomed, selaku Ketua Jurusan

Kebidanan Poltekkes Kemenkes Denpasar,

3. Ni Wayan Armini, SST.,M.Keb, selaku Ketua Program Studi Sarjana Terapan

Kebidanan,

4. Ni Gusti Kompiang Sriasih, SST.,M.Kes, selaku Pembimbing Utama,

5. Juliana Mauliku, S.Pd., M.Pd, selaku Pembimbing pendamping,

6. Ni Wayan Suarniti, SST.,M.Keb, selaku Penanggung Jawab Mata Kuliah,

x
7. dr. Ni Putu Purlimaningsih, S.Ked.,M.Kes, beserta staf UPTD Puskesmas

Kuta Utara Kabupaten Badung yang telah memberikan data dan informasi yang

diperlukan peneliti dalam penelitian ini,

8. Orang tua dan seluruh keluarga yang telah memberikan dukungan dan

dorongan, dalam bentuk material maupun spiritual yang tak terhingga serta doa

restu kepada peneliti,

9. Teman-teman di Lingkungan Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan yang

membantu memberikan masukan dalam penelitian ini.

Peneliti menyadari dalam menulis Skripsi ini masih jauh dari sempurna.

Untuk itu peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya

membangun. Peneliti berharap semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti

khususnya dan bagi pembaca umumnya.

Denpasar, Mei 2021

Peneliti

xi
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Ni Made Maryati
NIM : P07124220068
Program Studi : Sarjana Terapan Kebidanan
Jurusan : Kebidanan
Tahun Akademik : 2020/2021
Alamat : Jl. A. Yani No. 184 Br. Dakdakan, Peguyangan, Denpasar
Utara
Dengan ini menyatakan bahwa :
1. Skripsi dengan judul Gambaran Pemberian ASI Eksklusif Di Puskesmas
Pembantu Dalung, Kabupaten Badung Tahun 2021 adalah benar karya sendiri
atau bukan plagiat hasil karya orang lain.
2. Apabila dikemudian hari terbukti bahwa Tugas Akhir ini bukan karya
saya sendiri atau plagiat hasil karya orang lain, maka saya sendiri bersedia
menerima sanksi sesuai Peraturan Mendiknas RI No.17 Tahun 2010 dan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Demikian surat pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebagaimana
mestinya.

Denpasar, Mei, 2021


Yang membuat pernyataan

Meterai
10000

Ni Made Maryati
NIM. P07124220068

xii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL....................................................................................... i
HALAMAN JUDUL........................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. iv
ABSTRACT.......................................................................................................... v
ABSTRAK…………………………………………………………………........................... vi
RINGKASAN SKRIPSI…………………………………………................................... vii
KATA PENGANTAR........................................................................................ ix
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT……………………………….............. xi
DAFTAR ISI....................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL............................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian............................................................................................ 6
D. Manfaat Penelitian......................................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. ASI Eksklusif..................................................................................................... 8
B. Konsep Dukungan Suami................................................................................ 17
BAB III KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep............................................................................................. 27
B. Variabel dan Definisi Operasional................................................................... 28
C. Pertanyaan Penelitian..................................................................................... 32
BAB IV METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian................................................................................................ 32

xiii
B. Alur Penelitian................................................................................................. 33
C. Tempat dan Waktu Penelitian........................................................................ 34
D. Populasi dan Sampel....................................................................................... 34
E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data............................................................... 36
F. Pengolahan dan Analisis Data......................................................................... 40
G. Etika Penelitian............................................................................................... 42
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian................................................................................................ 44
B. Pembahasan.................................................................................................... 49
C.Kelemahan Penelitian……………………………………………………....................... 56
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan......................................................................................................... 58
A. Saran............................................................................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 61
LAMPIRAN........................................................................................................... 65

xiv
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Definisi Operasional Variabel................................................................ 27


Tabel 2 Distribusi Frekuensi Umur..................................................................... 43
Tabel 3 Distribusi Proporsi Pemberian ASI Eksklusif........................................ 44
Tabel 4 Distribusi Frekuensi Dukungan Suami.................................................. 44
Tabel 5 Distribusi Identifikasi............................................................................. 44

xv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kerangka Konsep Penelitian.............................................................. 27


Gambar 2 Alur Penelitian.................................................................................... 33

xvi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Pernyataan Menjadi Responden


Lampiran 2 Persetujuan Setelah Penjelasan
Lampiran 3 Kisi-kisi Penyusunan Instrumen Pengumpulan Data
Lampiran 4 Kuesioner Penelitian
Lampiran 5 Tabulasi SPSS 16
Lampiran 6 Dokumentasi Penelitian
Lampiran 7 Surat Ijin
Lampiran 6 Master Tabel Penelitian
Lampiran 8 Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Penelitian
Lampiran 9 Rencana Anggaran Penelitian

xvii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

ASI eksklusif merupakan salah satu usaha dunia untuk mempersiapkan

penerus yang sehat sejak usia dini. World Health Organization (WHO) dan

United Nation Childrens Fund (UNICEF) menyarankan kepada setiap ibu yang

melahirkan untuk dapat memberikan ASI eksklusif kepada bayi yang

dilahirkannya. Pemberian ASI eksklusif kepada setiap bayi dipandang dapat

mencegah terjadinya infeksi dan diare pada anak serta menghemat

pengeluaran pada keluarga miskin. Terbukti bahwa ASI eksklusif mencegah

penyakit seperti diare, pneumonia yang menyebabkan 40% dari kematian balita

di Indonesia.

Menyusui merupakan suatu cara dalam memberikan makanan ideal

bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi yang sehat serta mempunyai

pengaruh biologis dan kejiwaan terhadap kesehatan ibu dan bayi. Dalam

Asi,ada tiga zat penting yang berkaitan dengan perkembangan otak dan

kecerdasan anak yaitu asam lemak decosahexaenoic acid (DHA) dan arachinoid

acid (AA),serta laktosa.DHA dan AA telah terbukti dapat membantu

meningkatkan penglihatan dan beberapa respon motorik pada bayi dan

balita.Kandungan laktosa yang merupakan golongan karbohidrat,memproduksi

zat galaktolipid yang berperan penting dalam perkembangan saraf pusat.Zat-

zat anti infeksi yang terkandung dalam ASI membantu melindungi bayi
terhadap berbagai penyakit. Bayi yang mendapat ASI eksklusif 14 kali lebih

mungkin untuk bertahan hidup dalam enam bulan pertama kehidupan

dibandingkan anak yang tidak disusui. Bayi yang mulai menyusui pada hari

pertama setelah lahir dapat mengurangi risiko kematian baru lahir hingga

45%.2,3 Anak yang mendapatkan ASI eksklusif terbukti mempunyai intelligence

quotient (IQ) 12,9 poin lebih tinggi dibandingkan anak yang tidak diberi ASI

eksklusif (Medela, 2011).

Hasil penelitian di Guinea Afrika menunjukkan anak yang mendapat

ASI eksklusif menurunkan risiko morbiditas 70%. Pemberian ASI eksklusif

mampu melindungi anak terkena diare, infeksi pernapasan dan pertumbuhan

lambat. Penelitian di Jambi menyebutkan bayi yang mengkonsumsi susu

formula memiliki risiko 6.25 kali lebih besar untuk terkena diare. Hasil

penelitian di Konawe Sulawesi Tenggara menunjukkan anak usia 6-23 bulan

kejadian ISPA meningkat 1,84 kali lebih besar pada anak yang riwayatnya

pemberian ASI tidak eksklusif. Rendahnya cakupan pemberian ASI eksklusif ini

dapat berdampak pada kualitas hidup generasi penerus bangsa dan juga pada

perekonomian nasional.

Sustainable Development Goals (SDGs) atau tujuan pembangunan

berkelanjutan 2030, menyebutkan bahwa menyusui merupakan salah satu

langkah pertama bagi seorang manusia untuk mendapatkan kehidupan yang

sehat dan sejahtera. Sayangnya, tidak semua orang mengetahui hal ini. Data

World Breastfeeding Trends Initiative (WBTI) tahun 2012 mencatat, hanya

27,5% ibu di Indonesia mampu memberikan ASI eksklusif. Angka ini

2
menempatkan Indonesia di peringkat 49 dari 51 negara pendukung pemberian

ASI eksklusif. Target global Kebehasilan menyusui adalah peningkatan

pemberian ASI eksklusif hingga 50% pada tahun 2025.

Pemerintah Indonesia berupaya untuk mewujudkan keberhasilan

program ASI eksklusif di Indonesia dengan ditebitkannya Undang-Undang 3

Kesehatan No.36 tahun 2009 pasal 128 ayat 1 yang berbunyi “setiap bayi

berhak mendapatkan air susu ibu eksklusif sejak dilahirkan selama 6 bulan,

kecuali atas indikasi medis. Serta terbitnya Peraturan Pemerintah RI No.33

tahun 2012 pada pasal 6 menyatakan bahwa “Setiap ibu yang melahirkan harus

memberikan ASI Eksklusif kepada bayi yang dilahirkannya.Puskesmas telah

melakukan beberapa upaya diantaranya penyuluhan mengenai pemberian ASI

ekslusif,konseling laktasi yg intensif yaitu pada saat pranatal dan postnatal,

penyuluhan mengenai pemberian ASI ekslusif baik secara individu maupun

berkelompok.

Memberikan ASI kepada bayi tidaklah mudah dilakukan oleh ibu. Ibu

memerlukan perhatian, kasih sayang, support, dan informasi-informasi

kesehatan tentang menyusui dari orang terdekatnya.Orang yang dapat

memberikan dukungan adalah orang yang berpengaruh besar dalam

kehidupannya atau yang disegani yaitu suami. Perhatian, kasih sayang, support

adalah sebuah dukungan sosial.

Dukungan yang didapat dari orang lain, bisa dari berbagai sumber

salah satunya adalah pasangan atau orang yang dicintai. Suami adalah salah

3
satu orang yang penting dalam kehidupan seorang ibu. Orang yang mendapat

dukungan sosial akan mengalami hal-hal positif dalam hidupnya, memiliki harga

diri, dan mempunyai pandangan yang lebih optimis. Hasil penelitian

menunjukkan ibu yang didukung baik oleh keluarga termasuk suami berpeluang

4,1 kali lebih besar memberikan ASI eksklusif. Dukungan yang kurang dari suami

dapat menghambat pemberian ASI eksklusif pada bayi. Dukungan suami

merupakan bagian yang vital dalam keberhasilan atau kegagalan menyusui.

Masih banyak suami yang berpendapat salah, para suami ini berpendapat

bahwa menyusui adalah urusan ibu dan bayinya. Mereka menganggap cukup

menjadi pengamat yang pasif saja, sebenarnya suami mempunyai peran yang

sangat menentukan dalam keberhasilan menyusui karena suami akan turut

menentukan kelancaran refleks pengeluaran ASI yang sangat dipengaruhi oleh

keadaan emosi atau perasaan ibu (Roesli,2012). Dukungan suami sangat berarti

dalam menghadapi tekanan ibu dalam menjalani proses menyusui. Dukungan

suami dan keluarga membuat ibu merasa tenang sehingga memperlancar

produksi ASI. Proses menyusui lancar, diperlukan breastfeeding father yaitu

ayah membantu ibu agar bisa menyusui dengan nyaman sehingga ASI yang

dihasilkan maksimal (Nur Khasanah, 2011).

Capaian Dinas Kesehatan Provinsi tahun 2019, cakupan pemberian asi

eksklusif hanyalah 71,1% (Profil Dinkes Prov. Bali, 2019), dimana Provinsi Bali

masih belum mencapai target nasional yaitu sebesar 80%. Menurut

Kabupaten/Kota, hanya terdapat dua Kabupaten yang berhasil mencapai target

yaitu Kabupaten Bangli sebesar 88,4% dan Kabupaten Jembrana sebesar 85,4%.

4
Kabupaten Badung 70,7%, Buleleng 70,4% dan Kabupaten Tabanan 67,7% yang

merupakan tiga Kabupaten dengan capaian terendah (Profil Dinkes Bali, 2019).

Menurut sebaran Puskesmas di wilayah Kabupaten Badung terdapat tiga

Puskesmas sudah mencapai target yaitu Puskesmas Mengwi II

74,37%,Puskesmas Petang I 72,97 % dan Puskesmas Abiansemal IV 72,06% dan

3 Puskesmas dengan capaian terendah yaitu Abiansemal II 39,73%, Mengwi III

31,43%,Kuta Utara 27.04 % dan tahun 2020 pecapaiannya sebesar 22,36%

(Profil Dinkes Badung, 2019).

Cakupan ASI Eksklusif di Puskesmas Pembantu Dalung Tahun 2019

sebesar 1,32%. Puskesmas Pembantu Dalung merupakan puskesmas pembantu

dengan capaian ASI ekslusif terendah di wilayah kerja Puskesmas Kuta Utara.

Hasil studi pendahuluan dari 10 ibu yang mempunyai bayi usia 6 - 12

bulan, sehubungan mengenai menyusui ada 6 ibu (60%) merasa suami tidak

banyak mengatur dalam hal pemilihan pemberian nutrisi pada bayi, yang

terpenting anak tidak rewel dan ibu tidak merasa kelelahan. Hal ini membuat

ibu tidak ragu untuk memberikan makanan atau minuman selain ASI pada bayi

saat usia kurang dari 6 bulan. Berdasarkan hal tersebut, peneliti ingin

mengetahui gambaran pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas

Pembantu Dalung.

Hasil penelitian Mabud, dkk. (2014), menemukan ada hubungan antara

paritas dengan perilaku pemberian ASI Eksklusif. Ibu yang mengalami laktasi

kedua dan seterusnya cenderung lebih baik daripada yang pertama. Ibu

primipara tidak memberikan ASI Eksklusif karena ibu belum berpengalaman

5
dalam memberikan ASI Eksklusif.

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang gambaran pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja

Puskesmas Pembantu Dalung.

B. Rumusan Masalah

Melihat pentingnya pemberian ASI eksklusif rendahnya cakupan

pemberian ASI eksklusif mendorong peneliti untuk merumuskan masalah

penelitian “Bagaimanakah gambaran pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja

Puskesmas Pembantu Dalung?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui gambaran pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja

Puskesmas Pembantu Dalung.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi ibu yang menyusui ASI Ekslusif.

b. Mengidentifikasi dukungan suami dalam pemberian ASI Ekslusif.

6
c. Mengidentifikasi distribusi pemberian ASI Ekslusif ditinjau dari dukungan

informasional, penilaian, instrumental, dan emosional.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya bukti empiris dan

memperluas wawasan pembaca mengenai gambaran pemberian ASI eksklusif.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti
Memberikan informasi kepada pihak puskesmas tentang gambaran

pemberian ASI eksklusif sehingga dapat digunakan sebagai dasar untuk

melakukan upaya preventif terhadap terjadinya penurunan kembali cakupan ASI

eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Pembantu Dalung dan upaya promotif

sehingga diharapkan cakupan ASI eksklusif meningkat.

b. Bagi pasangan suami istri

Memberikan informasi kepada pasangan suami istri mengenai

gambaran pemberian ASI eksklusif, sehingga diharapkan dapat meningkatkan

kesadaran masyarakat dalam melaksanakan praktik pemberian ASI eksklusif.

c. Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk

sumber informasi sebagai bahan penelitian lebih lanjut.

7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. ASI Ekslusif

1. ASI Eksklusif

a. Pengertian

Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan hasil sekresi kelenjar payudara ibu.

Sedangkan, ASI Eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak

dilahirkan selama enam bulan, tanpa menambahkan dan/ atau mengganti dengan

makanan atau minuman lain.ASI eksklusif adalah pemberian hanya ASI saja

selama enam bulan tanpa tambahan cairan apapun, seperti susu formula, jeruk,

madu, air teh, air putih dan tanpa pemberian makanan tambahan lain, seperti

pisang, bubur susu, biskuit, bubur atau nasi tim. Setelah bayi berusia enam

bulan, bayi dapat diberikan makanan pendamping ASI dengan ASI tetap

diberikan sampai usia bayi dua tahun atau lebih.

Menurut World Health Organization (WHO), ASI eksklusif

didefinisikan sebagai suatu praktik memberi makanan pada bayi hanya berupa

ASI saja, tidak ada tambahan makanan cair atau padat yang diberikan, kecuali

larutan oralit, vitamin dalam bentuk sirup, mineral, dan obat-obatan. WHO

menganjurkan bayi diberikan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama, dan

pemberian ASI dilanjutkan dengan didampingi Makanan Pendamping ASI (MP-

ASI) selama dua tahun pertama. Pemerintah Indonesia sendiri telah

mencanangkan anjuran WHO sejak tahun 2004 melalui dikeluarkannya

Kemenkes No. 450/MENKES/IV/2004 tentang pemberian ASI eksklusif pada


bayi di Indonesia dan Undang-Undang (UU) No. 36 pasal 28 tahun 2009

tentang kesehatan.

b. Tujuan

Tujuan pemberian ASI eksklusif selama enam bulan berperan dalam

pencapaian tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) tahun 208. Tujuan

dari SDGs tersebut adalah:

1) Membantu mengurangi kemiskinan

Jika seluruh bayi yang lahir di Indonesia disusui ASI secara eksklusif

maka akan mengurangi pengeluaran biaya akibat pemberian susu formula.

2) Membantu mengurangi kelaparan

Pemberian ASI eksklusif membantu mengurangi angka kejadian kurang

gizi dan pertumbuhan yang terhenti yang umunya terjadi sampai usia 2 tahun.

3) Membantu mengurangi angka kematian anak balita

Berdasarkan WHO (2017) di enam negara berkembang, resiko kematian

bayi antara usia 9-2 bulan meningkat 40% jika bayi tersebut tidak disusui.

c. Manfaat

Menurut Nisman (2011), manfaat ASI yaitu :

1) Manfaat pemberian ASI untuk bayi

a) ASI mudah dicerna dan diserap oleh pencernaan bayi yang belum sempurna.

b) ASI, termasuk kolostrum, mengandung zat kekebalan tubuh, meliputi

imunoglobulin, lactoferin, enzim, macrofag, limfosit, dan bifidus faktor. Semua

faktor ini berperan sebagai antivirus, antiprotozoa, antibakteri, dan antiinflamasi

bagi tubuh bayi sehingga bayi tidak mudah terserang penyakit. Jika

mengonsumsi ASI, bayi juga tidak mudah mengalami alergi.

9
c) ASI menghindari bayi dari diare karena saluran pencernaan bayi yang

mendapatkan ASI mengandung lactobacili dan bifidobacteria (bakteri baik)

yang membantu membentuk feses bayi yang PH-nya rendah sehingga dapat

menghambat pertumbuhan bakteri jahat dan masalah pencernaan lainnya.

d) ASI yang didapat bayi selama proses menyusui akan memenuhi kebutuhan

nutrisi bayi sehingga dapat menunjang perkembangan otak bayi. Berdasarkan

suatu penelitian, anak yang mendapatkan ASI pada masa bayi mempunyai IQ

yang lebih tinggi dibandingkan anak yang tidak mendapatkan ASI.

e) Menghisap ASI membuat bayi mudah mengkoordinasi saraf menelan,

mengisap, dan bernapas menjadi lebih sempurna serta bayi menjadi lebih aktif

dan ceria.

f) Mendapatkan ASI dengan mengisap dari payudara membuat kualitas

hubungan psikologis ibu dan bayi menjadi semakin dekat.

g) Mengisap ASI dari payudara membuat pembentukan rahang dan gigi

menjadi lebih baik dibandingkan dengan mengisap susu formula dengan

menggunakan dot.

h) Bayi yang diberi ASI akan lebih sehat dibandingkan bayi yang diberi susu

formula. Pemberian susu formula pada bayi dapat meningkatkan risiko infeksi

saluran lemih, saluran napas, dan telinga. Bayi juga bisa mengalami diare, sakit

perut (kolik), alergi, asma, diabetes, dan penyakit saluran pencernaan kronis.

2) Manfaat memberikan ASI atau menyusui bagi ibu

a) Menghentikan perdarahan pasca persalinan. Hal ini disebabkan ketika bayi

menyusu, isapan bayi akan merangsang otak untuk memproduksi hormon

prolaktin dan okstosin. Hormon oksitosin, selain mengerutkan otot-otot untuk

10
pengeluaran ASI, juga membuat kontraksi otot-otot rahim sehingga pembuluh

darah di rahim sebagai bekas proses persalinan cepat berhenti. Efek ini akan

berlangsung secara lebih maksimal jika setelah melahirkan ibu langsung

menyusui bayinya. Adanya kontraksi rahim yang baik berhubungan dengan

kembalinya rahim ke bentuk semula (involusi uterus).

b) Psikologi ibu, seperti rasa bangga dan bahagia karena dapat memberikan

sesuatu dari dirinya demi kebaikan bayinya (menyusui bayinya). Selain itu, juga

akan memperkuat hubungan batin antara ibu dan bayi.

c) Mencegah kanker, wanita yang menyusui memiliki angka insidensi terkena

kanker payudara, ovarium, dan rahim lebih rendah.

d) Menyusui dengan frekuensi yang sering dan lama dapat digunakan sebagai

metode kontrasepsi alami yang dapat mencegah terjadinya ovulasi.

e) Mempercepat ibu kembali ke berat badan sebelum hamil. Dengan menyusui,

cadangan lemak dari tubuh ibu yang memang disiapkan sebagi sumber energi

pembentukan ASI. Akibatnya, cadangan lemak tersebut akan menyusut sehingga

penurunan berat badan ibu pun akan berlangsung lebih cepat.

f) ASI lebih murah sehingga ibu tidak perlu menngeluarkan biaya.

g) ASI tersedia setiap saat tanpa harus menunggu waktu menyiapkan dengan

temperatur atau suhu yang sesuai dengan kebutuhan bayi.

h) ASI mudah disajikan dan tanpa kontaminasi bahan berbahaya dari luar serta

steril dari bakteri.

ASI juga memiliki manfaat untuk negara, yaitu menurunkan angka

kesakitan dan kematian anak. Hal ini berhubungan dengan tingginya kejadian

infeksi pada anak yang tidak mendapatkan ASI. Kemudian ASI juga terbukti

11
mempunyai efek perlindungan yang membantu mengurangi risiko sindrom

kematian mendadak (SIDS). Meningkatkan kualitas generasi penerus bangsa.

Anak yang mendapat ASI dapat tubuh dan berkembang secara optimal, sehingga

kualitas generasi penerus bangsa akanterjamin.

d. Tahapan ASI

ASI mengandung banyak nutrisi antara lain albumin, lemak, karbohidrat,

vitamin, mineral, faktor pertumbuhan, hormon, enzim, zat kekebalan, dan sel

darah putih, dengan porsi yang tepat dan seimbang. Komposisi ASI tersebut

bersifat spesifik pada setiap ibu, berubah, dan berbeda dari waktu ke waktu,

disesuaikan dengan kebutuhan bayi saat itu.

Tahapan ASI dari hari ke hari sebagai berikut.

1) Kolostrum

Kolostrum adalah cairan kental dan sering berwarna kuning atau dapat pula

jernih yang kaya zat anti infeksi (0-7 kali lebih banyak dari ASI matur) dan

protein. Kolostrum keluar pada hari pertama sampai hari ke-4/ ke-7. Kolostrum

membersihkan zat sisa dari saluran pencernaan bayi dan mempersiapkannya

untuk makanan yang akan datang. Jika dibandingkan dengan ASI matur,

kolostrum mengandung karbohidrat dan lemak lebih rendah, dan total energi

lebih rendah. Volume kolostrum 50-300 ml/ 24 jam.

2) ASI Transisi/Peralihan

ASI peralihan keluar setelah kolostrum sampai sebelum menjadi ASI yang

matang. Kadar protein semakin rendah, sedangkan kadar karbohidrat dan lemak

semakin tinggi dan volume akan semakin meningkat. ASI ini keluar sejak hari

ke-4/ke-7 sampai hari ke-0/ke-

12
3) ASI Matang (Matur)

ASI matur merupakan ASI yang dikeluarkan pada sekitar hari ke-0/ke-4

dan seterusnya dengan komposisi relatif konstan. ASI matur berupa cairan

berwarna putih kekuning-kuningan yang diakibatkan warna dari garam Ca-

caseinant, ribovlavin, dan karoten yang terdapat di dalamnya. ASI matur

mengandung dua komponen berbeda berdasarkan waktu pemberian yaitu

foremilk dan hindmilk. Foremilk merupakan ASI yang keluar pada awal bayi

menyusu (5 menit pertama), sedangkan hindmilk dihasilkan pada akhir menyusu,

setelah 5-20 menit. Foremilk mengandung vitamin, protein, dan tinggi akan air.

Hindmilk mnegandung lemak lima kali lebih banyak dari foremilk.

e. Indikasi Bayi Tidak Diberi ASI Eksklusif

Ketentuan tentang pemberian ASI eksklusif telah diatur dalam PP Nomor 33

Tahun 202. Pasal 6 dalam peraturan tersebut menyatakan bahwa setiap ibu

yang melahirkan harus memberikan ASI eksklusif kepada bayi yang

dilahirkannya. Kemudian, pada pasal 7 menjelaskan beberapa kondisi yang

memungkinkan bayi tidak diberi ASI eksklusif, yaitu karena indikasi medis, ibu

tidak ada, atau ibu terpisah dari bayi.

Indikasi medis yang dimaksud adalah kondisi medis bayi dan/ atau kondisi

medis ibu yang tidak memungkinkan dilakukannya pemberian ASI eksklusif.

Kondisi medis bayi yang tidak memungkinkan pemberian ASI ekslusif antara

lain:

1) Bayi yang hanya dapat menerima susu dengan formula khusus.

2) Bayi dengan galaktosemia klasik, diperlukan formula khusus bebas

galaktosa.

13
3) Bayi dengan penyakit kemih beraroma sirup maple (maple syrup urine

disease), diperlukan formula khusus bebas leusin, isoleusin, danvalin.

4) Bayi dengan fenilketonuria, dibutuhkan formula khusus bebas fenilalanin,

dan dimungkinkan beberapa kali menyusui di bawah pengawasan.

f. Bayi yang membutuhkan makanan lain selain ASI selama jangka waktu

terbatas, yaitu:

a) Bayi lahir dengan berat badan kurang dari 1500 gram (berat lahir sangat

rendah).

b) Bayi lahir kurang dari 32 minggu dari usia kehamilan yang sangat prematur.

c) Bayi baru lahir yang berisiko hipoglikemia berdasarkan gangguan adaptasi

metabolisme atau peningkatan kebutuhan glukosa seperti pada bayi prematur,

kecil untuk umur kehamilan atau yang mengalami stress iskemik/ intrapartum

hipoksia yang signifikan, bayi yang sakit dan bayi yang memiliki ibu pengidap

diabetes, jika gula darahnya gagal merespon pemberian ASI baik secara

langsung maupun tidak langsung.

Kondisi medis ibu yang tidak dapat memberikan ASI eksklusif karena

harus mendapat pengobatan sesuai dengan standar. Kondisi ibu tersebut antara

lain :

a) Ibu yang dapat dibenarkan alasan tidak menyusui secara permanen karena

terinfeksi Human Immunodeficiency Virus. Dalam kondisi tersebut, pengganti

pemberian ASI harus memenuhi kriteria, yaitu dapat diterima, layak,

terjangkau, berkelanjutan, dan aman (acceptable, feasible, affordable,

sustainable, and safe). Kondisi tersebut bisa berubah jika secara teknologi ASI

eksklusif dari ibu terinfeksi Human Immunodeficiency Virus dinyatakan aman

14
bagi bayi dan demi untuk kepentingan terbaik bayi. Kondisi tersebut juga dapat

diberlakukan bagi penyakit menularlainn ASI Eksklusif.

b) Penyakit parah yang menghalangi seorang ibu merawat bayi, misalnya

sepsis (infeksi demam tinggi hingga tidak sadarkan diri).

c) Infeksi Virus Herpes Simplex tipe 1 (HSV-1) di payudara, kontak langsung

antara luka pada payudara ibu dan mulut bayi sebaiknya dihindari sampai

semua lesi aktif telah diterapi hingga tuntas.

d) Pengobatan ibu, yaitu yang pertama obat–obatan psikoterapi jenis

penenang, obat anti–epilepsi dan opioid dan kombinasinya. Obat ini dapat

menyebabkan efek samping seperti mengantuk dan depresi pernapasan dan

lebih baik dihindari jika alternatif yang lebih aman tersedia. Kedua, radioaktif

iodine–131 lebih baik dihindari mengingat bahwa alternatif yang lebih aman

tersedia, seorang ibu dapat melanjutkan menyusui sekitar dua bulan setelah

menerima zat ini. Ketiga, penggunaan yodium atau yodofor topikal misalnya

povidone–iodine secara berlebihan, terutama pada luka terbuka atau membran

mukosa, dapat menyebabkan penekanan hormon tiroid atau kelainan elektrolit

pada bayi yang mendapat ASI dan harus dihindari. Keempat, sitotoksik

kemoterapi yang mensyaratkan seorang ibu harus berhenti menyusui selama

terapi.Kondisi yang tidak memungkinkan bayi mendapatkan ASI

eksklusif karena ibu tidak ada atau terpisah dari bayi dapat dikarenakan ibu

meninggal dunia, ibu tidak diketahui keberadaaanya, ibu terpisah dari bayi

karena adanya bencana atau kondisi lainnya dimana ibu terpisah dengan

bayinya sehingga ibu tidak dapat memenuhi kewajibannya atau anak tidak

15
memperoleh haknya.

g. Metode Recall ASI

Metode pengumpulan data pemberian ASI eksklusif dapat dilakukan

dengan cara :

a) Metode recall 24 jam

Kategori bayi diberi ASI eksklusif berdasarkan metode recall 24 jam

adalah jika dalam 24 jam terakhir bayi tidak pernah mendapatkan makanan

atau minuman lain selain ASI. Pada survei atau penelitian cross sectional WHO

(2002), pengumpulan data pemberian ASI eksklusif dilakukan dengan metode

recall 24 jam. Rentang waktu yang diisyaratkan dalam metode recall 24 jam

adalah satu hari sebelum survei.

b) Metode recall sejak lahir

Bayi dikategorikan diberi ASI eksklusif hanya jika sejak lahir bayi tidak

pernah mendapat makanan atau minuman lain selain ASI, sebelum ASI keluar

bayi tidak diberi makanan prelakteal berupa makanan atau minuman lain,

termasuk air putih (kecuali obat-obatan dan vitamin atau mineral).

Menurut penelitian Yekti Widodo (2011), data cakupan pemberian ASI

eksklusif yang dikumpulkan dengan metode recall 24 jam selalu lebih tinggi

daripada data aktual di populasi, karena waktu recall yang terlalu singkat dan

selalu ada kemungkinan bayi yang telah diberi makanan selain ASI pada hari-

16
hari sebelum hari recall. Data cakupan pemberian ASI eksklusif yang

dikumpulkan dengan metode recall 24 jam dikombinasi dengan recall sejak lahir

serta dikontrol dengan pemberian makanan prelakteal, lebih akurat daripada

hanya menggunakan metode recall 24 jam.

B. Konsep Dukungan Suami

1. Definisi Dukungan Suami

Dukungan suami adalah komunikasi verbal dan non-verbal, saran, bantuan

yang nyata atau tingkah laku yang diberikan oleh suami terhadap ibu hamil

didalam lingkungan sosialnya (Friedman, 2011). Dukungan suami merupakan

suatu bentuk wujud dari sikap perhatian dan kasih sayang. Dukungan dapat

diberikan baik fisik maupun psikis. Suami memiliki andil yang cukup besar

dalam menentukan status kesehatan ibu. Dukungan suami yang baik dapat

memberikan motivasi yang baik pada ibu untuk memeriksakan kehamilannya

(Eko, 2014).

2. Fungsi Dukungan Suami

Friedman (2011) mengatakan bahwa suami memiliki beberapa fungsi

dukungan yaitu :

a. Dukungan Emosional

Dukungan emosional adalah tingkah laku yang berhubungan dengan rasa

tenang, senang, rasa memiliki, kasih sayang pada anggota keluarga, baik pada

anak maupun orang tua. Dukungan emosional mencakup ungkapan empati,

17
kepedulian, dan perhatian terhadap orang yang bersangkutan. Suami sebagai

tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan pemulihan serta mambantu

pengeuasaan terhadap emosi. Aspek-aspek dari dukungan emosional meliputi

dukungan yang diwujudkan dalam bentuk afeksi, adanya kepercayaan, perhatian,

mendengarkan, dan didengarkan.

b. Dukungan Informasional

Dukungan informasional adalah tingkah laku yang berhubungan dengan

pemberian informasi dan nasehat. Dukungan informasional yaitu memberikan

penjelasan tentang situasi dan gejala sesuatu yang berhubungan dengan masalah

yang sedang dihadapi oleh individu. Dukungan ini mencangkup; pemberian

nasihat, saran, pengetahuan, dan informasi serta petunjuk. Maka suami berfungsi

sebagai sebuah kolektor dan disseminator (penyebar) informasi tentang dunia.

Memberitahu saran dan sugesti, informasi yang dapat digunakan

mengungkapkan suatu masalah. Manfaat dari dukungan ini ialah dapat menekan

munculnya suatu stressor karena informasi yang diberikan dapat

menyumbangkan aksi sugesti yang terkhusus pada individu. Aspek-aspek dalam

dukungan ini ialah nasehat, usulan, kritik, saran, petunjuk dan pemberian

informasi.

c. Dukungan Instrumental

Dukungan instrumental adalah dukungan yang bersifat nyata dan dalam

bentuk materi dan waktu yang bertujuan untuk meringankan beban bagi individu

yang membutuhkan orang lain untuk memenuhinya. Suaminya harus mengetahui

jika istri dapat bergantung padanya jika istri memerlukan bantuan. Bantuan

mencangkup memberikan bantuan yang nyata dan pelayanan yang diberikan

18
secara langsung bisa membantu seseorang yang membutuhkan. Bentuk

dukungan ini juga dapat berupa pemeriksaan kesehatan secara rutin bagi ibu

serta mengurangi atau menghindari perasaan cemas dan stress.

d. Dukungan Penghargaan

Dukungan penghargaan yaitu dukungan yang terjadi lewat ungkapan

hormat atau penghargaan positif untuk orang lain, dorongan maju atau

persetujuan dengan gagasan atau perasaan seseorang, dan perbandingan positif

antara orang tersebut dengan orang lain yang bertujuan meningkatkan

penghargaan diri orang tersebut. Suami bertindak sebagai sebuah bimbingan

umpan balik, membimbing, dan menengahi pemecahan masalah, sebagai sumber

dan validator identitas anggota suami diantaranya memberikan support,

penghargaan, dan perhatian.

3. Sumber Dukungan Suami

Sumber- sumber dukungan banyak didapatkan seseorang dari lingkungan

dan sekitarnya, oleh karena itu perlu diketahui seberapa banyak sumber

dukungan suami ini efektif bagi individu yang membutuhkanya. Sumber

dukungan suami merupakan aspek yang penting untuk meningkatkan kesehatan

reproduksi maka perlu diketahui dan dipahami. Dengan pengetahuan dan

pemahaman itu, individu akan tahu kepada siapa dan seberapa besar ia akan

mendapatkan dukungan suami dengan situasi dan keinginan yang spesifik,

sehingga dukungan tersebut dapat bermakna (Friedman, 2011). Menurut

19
Sarafino (2011) dukungan sosial adalah kenyamanan, perhatian, penghargaan

dan bantuan yang dipersepsi oleh individu yang diterimanya dari orang atau

sekelompok orang. Saat seseorang didukung oleh lingkungan maka segalanya

akan terasa lebih mudah. Dukungan sosial yang diterima dapat membuat

individu merasa tenang, diperhatikan, dicintai, timbul rasa percaya diri dan

kompeten. Dukungan suami mencangkup dua hal yaitu:

a. Jumlah sumber dukungan suami yang tersedia merupakan persepsi individu

terhadap sejumlah orang yang dapat diandalkan saat individu membutuhkan

bantuan (pendekatan berdasarkan kuantitas).

b. Tingkat kepuasan akan dukungan suami yang diterima berkaitan dengan

persepsi seseorang bahwa kebutuhannya akan terpenuhi (pendekatan

berdasarkan kualitas).

4. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Dukungan Suami

Menurut Bobak (2014), faktor-faktor yang dapat mempengaruhi dukungan

suami dapat dijelaskan di bawah ini :

a. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan akan mempengaruhi wawasan dan pengetahuan suami

sebagai kepala rumah tangga semakin rendah pengetahuan suami maka akses

terhadap informasi kesehatan istrinya akan berkurang sehingga suami akan

kesulitan mengambil keputusan secara cepat dan efektif. Akhirnya pandangan

baru yang perlu diperkenalkan dan disosialisasikan kembali untuk

memberdayakan kaum suami berdasarkan pada pengertian bahwa suami

memainkan peranan yang sangat penting, terutama dalam pengambilan

20
keputusan berkenan dengan kesehatan pasanganya.

Pendidikan menurut UU RI no 20 tahun 2003 dalam Puspita (2016)

merupakan suatu usaha yang disadari dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, yang diselenggarakan dalam wilayah Negara Kesatuan

Republik Indonesia. Menurut Hidayat (2011), pendidikan menuntut manusia

untuk berbuat dan mengisi kehidupannya yang dapat digunakan untuk

mendapatkan informasi sehingga meningkatkan kualitas hidup. Semakin tinggi

pendidikan seseorang, maka akan memudahkan seseorang menerima informasi

sehingga dapat meningkatkan kualitas kehidupannya dan menambah

pengetahuannya. Pengetahuan yang baik akan berdampak pada penggunaan

komunikasi secara efektif. Menurut UU No 20 tahun 2003 tentang sistem

pendidikan Nasional, terdapat 3 (tiga) tingkatan yaitu:

1) Tingkat pendidikan dasar yaitu SD, SMP dan sederajat.

2) Tingkat pendidikan menengah yaitu SMA dan sederajat

3) Tingkat pendidikan tinggi yaitu perguruan tinggi atau akademi

Namun dalam penelitian ini tingkat pendidikan akan digolongkan

menjadi 2 golongan yaitu tingkatan yaitu tingkat pendidikan rendah (< SMP) dan

tingkat pendidikan tinggi (>SMP) (UU No 20 tahun 2003).

b. Pendapatan

Pada masyarakat kebanyakan 75%-100% penghasilannya digunakan

untuk membiayai keperluan hidupnya bahkan banyak keluarga rendah yang

21
setiap bulan berpendapatan rendah sehingga pada akhirnya ibu hamil tidak

diperiksakan ke pelayanan kesehatan karena tidak mempunyai kemampuan unuk

membiayai. Atas dasar faktor tersebut diatas maka diprioritaskan kegiatan

Gerakan Sayang Ibu (GSI) ditingkat keluarga dalam pemberdayaan suami tidak

hanya terbatas pada kegiatan yang bersifat anjuran saja seperti yang selama ini

akan tetapi akan bersifat holistik. Secara kongkrit dapat dikemukakan bahwa

pemberdayaan suami perlu dikaitkan dengan pemberdayaan ekonomi keluarga

sehingga kepala keluarga tidak mempunyai alasan untuk tidak memperhatikan

kesehatan karena masalah finansial.

c. Budaya

Diberbagai wilayah Indonesia terutama di dalam masyarakat yang

masih tradisional menganggap istri adalah konco wingking, yang artinya bahwa

kaum wanita tidak sederajat dengan kaum pria, dan wanita hanyalah bertugas

untuk melayani kebutuhan dan keinginan suami saja. Anggapan seperti ini

mempengaruhi perlakuan suami terhadap kesehatan reproduksi istri, misalnya

kualitas dan kuantitas makanan suami yang lebih baik, baik dibanding istri

maupun anak karena menganggap suamilah yang mencari nafkah dan sebagai

kepala rumah tangga sehingga asupan zat gizi mikro untuk istri berkurang, suami

tidak empati dan peduli dengan keadaan ibu.

d. Status Perkawinan

Pasangan dengan status perkawinan yang tidak sah akan berkurang

bentuk dukunganya terhadap pasangannya, dibanding dengan pasangan yang

status perkawinan yang sah.

e. Status Sosial Ekonomi

22
Suami yang mempunyai status sosial ekonomi yang baik akan lebih

mampu berperan dalam memberikan dukungan pada istrinya.

Dukungan suami merupakan salah satu faktor yang turut berperan

penting dalam menentukan suatu kesehatan ibu. Dalam hal ini partisipasi laki-

laki atau suami terhadap kesehatan reproduksi dalam dekade terakhir ini sudah

mulai dipromosikan sebagai strategi baru yang menjanjikan dalam meningkatkan

kesehatan ibu. Keluarga, terkhususnya suami, seringkali bertindak sebagai ‘gate

keeper’ bagi upaya pencarian dan penggunaan pelayanan kesehatan bagi istri dan

keluarganya. Sedangkan pemberian dukungan oleh suami dipengaruhi oleh

faktor internal dan eksternal yang keduanya saling berhubungan (Friedman,

2013).

1) Faktor Internal

Faktor internal berasal dari individu itu sendiri meliputi faktor tahap

perkembangan yaitu pemahaman dan respon terhadap perubahan kesehatan yang

berbeda-beda pada setiap rentang usia (bayi-lansia).

a) Faktor pendidikan atau tingkat pengetahuan

Dalam hal ini kemampuan kognitif yang membentuk pola berfikir

individu termasuk kemampuan untuk memahami faktor-faktor yang

berhubungan dengan penyakit dalam upaya menjaga kesehatan dirinya.

b) Faktor emosi

Faktor emosi mempengaruhi keyakinan terhadap adanya dukungan dan

cara melaksanakan sesuatu. Respon emosi yang baik akan memberikan antisipasi

penanganan yang baik terhadap berbagai tanda sakit namun jika respon

emosinya buruk kemungkinan besar akan terjadi penyangkalan terhadap gejala

23
penyakit yang ada.

2) Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar individu itu sendiri

dan terdiri dari tiga hal.

a) Praktik

Praktik di keluarga yaitu cara keluarga memberikan dukungan yang

mempengaruhi penderita dalam melaksankan kesehatanya secara optimal.

Tindakan dapat berupa pencegahan yang dicontohkan keluarga kepada anggota

keluarganya.

b) Faktor sosio ekonomi

Variabel faktor social dapat meningkatkan resiko terjadinya penyakit,

mempengaruhi cara seseorang mengidentifikasi serta bereaksi terhadap

penyakitnya. Sementara itu faktor ekonomi menjelaskan bahwa semakin tinggi

tingkat ekonomi individu biasanya ia akan lebih cepat tanggap terhadap gejala

penyakit yang dirasakan sehingga ia akan segera mencari bantuan ketika merasa

adanya gangguan kesehatan.

c) Faktor latar belakang budaya

Faktor latar belakang budaya akan mempengaruhi keyakinan, nilai, dan

kebiasaan seseorang dalam memberikan dukungannya termasuk cara

pelaksanaan kesehatan pribadi.

24
BAB III
KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan landasan berfikir dalam melakukan

penelitian yang dikembangkan berdasarkan teori. Variabel yang telah diteliti

adalah gambaran pemberian ASI eksklusif sebagai berikut:

Pemberian ASI
Eksklusif

Dukungan suami dalam pemberian ASI


- Pendidikan
- Pendapatan
Eksklusif
- Budaya
- Status
a.Dukungan Emosional Perkawinan
- Status sosial
b.Dukungan Informasi ekonomi

c.Dukungan Fisik

d.Dukungan Penilaian

Keterangan :

= Variabel yang diteliti

= Variabel yang dikendalikan

Gambar 1. Kerangka Konsep Penelitian


B. Variabel dan Definisi Operasional

1. Variabel penelitian

Variabel penelitian ini merupakan merupakan variabel tunggal dimana

obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2017).

Variabel yang diteliti dalam penelitian ini yaitu : dukungan suami dalam

pemberian ASI Ekslusif.

2. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Definisi operasional variabel adalah uraian tentang batasan variabel

yang dimaksud, atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan

sebagai berikut :

Tabel 1
Definisi Operasional Variabel
Variabel penelitian Definisi Operasional Alat Ukur Skala
Data
1 2 3 4
Dukungan adalah Ada bantuan nyata yang Kuesioner Nominal
bantuan yang diberikan kepada ibu
diberikan kepada meliputi:
ibu dalam a. Dukungan suami secara
pemberian ASI informasional
b. Dukungan suami secara
penilaian
c. Dukungan suami secara
instrumental
d. Dukungan suami secara
emosional

26
1 2 3 4

Pernyataan berjumlah 23.


Kategori penilaian:
Menggunakan skala guttman
dimana, nilai median : 11,5
Sehingga Tidak baik (jika
skor jawaban < dari nilai
median) yaitu: skor <11,5 dan
Baik (jika skor jawaban ≥ dari
nilai median) yaitu: skor
≥11,5

Dukungan Dukungan yang diberikan Kuesioner Nominal


Informasional oleh suami kepada istri
Suami dengan indikator seperti:
a. Pemberian nasehat
b. Ide mencarikan informasi
tentang ASI
c. Penyebaran informasi
dalam pemberian ASI
Eksklusif.

Kriteria penilaian:
Ya = 1
Tidak = 0
Pernyataan berjumlah 7.
Kategori penilaian:
Menggunakan skala guttman
dimana, nilai median : 3,5
Sehingga Tidak baik (jika
skor jawaban < dari nilai
median) yaitu: skor <3,5 dan
Baik (jika skor jawaban ≥ dari
nilai median) yaitu: skor ≥3,5

Dukungan Dukungan yang diberikan Kuesioner Nominal


Penilaian Suami oleh suami kepada istri
dengan
indikator seperti:
a. Penghargaan
b. Membimbing dalam
pemberian ASI Eksklusif
(Suami mengantar Ibu
berkonsultasi ke petugas

27
kesehatan mengenai cara
1 2 3 4

menyusui, suami memberikan


pujian kepada Ibu setelah
menyusui bayi.)

Kriteria penilaian:
Ya = 1
Tidak = 0

Pernyataan berjumah 6.
Kategori penilaian:
Menggunakan skala guttman
dimana, nilai median : 3
Sehingga Tidak baik (jika
skor jawaban < dari nilai
median) yaitu: skor < 3 dan
Baik (jika skor jawaban ≥ dari
nilai median) yaitu: skor ≥3

Dukungan Dukungan yang diberikan Kuesioner Nominal


Instrumental oleh suami kepada istri
Suami dengan indikator seperti:
a. Bantuan Nyata
b. Bantuan Ekonomi
dalam pemberian ASI
Eksklusif.

Kriteria penilaian:
Ya = 1
Tidak = 0

Pernyataan berjumah 5.
Kategori penilaian:
Menggunakan skala guttman
dimana, nilai median : 2,5
Sehingga Tidak baik (jika
skor jawaban < dari nilai
median) yaitu: skor <2,5 dan
Baik (jika skor jawaban ≥ dari
nilai median) yaitu: skor ≥2,5

Dukungan Dukungan yang diberikan Kuesioner Nominal


Emosional Suami oleh suami kepada istri

28
dengan indikator seperti:
a. Empati
1 2 3 4

b. Cinta
c. Kepercayaan
dalam pemberian ASI
Eksklusif

Kriteria penilaian:
Ya = 1
Tidak = 0

Pernyataan berjumah 5.
Kategori penilaian:
Menggunakan skala guttman
dimana, nilai median : 2,5
Sehingga Tidak baik (jika
skor jawaban < dari nilai
median) yaitu: skor <2,5 dan
Baik (jika skor jawaban ≥ dari
nilai median) yaitu: skor ≥2,5

Pemberian ASI ASI Eksklusif adalah Pemberian Kuesioner Nominal


Eksklusif ASI saja tanpa memberikan
makanan tambahan apapun
sampai bayi berusia 6 bulan.
Diberikan pertanyaan sebanyak
1 soal.

Ya : Jika bayi tidak diberikan


makanan tambahan sampai
berusia enam bulan
Tidak : Jika bayi diberikan
makanan tambahan sebelum
berusia enam bulan

29
C. Pertanyaan Penelitian

Pertanyaan penelitian ini adalah Bagaimanakah Gambaran Pemberian

ASI Ekslusif di Puskesmas Pembantu Dalung Kabupaten Badung tahun 2021?

30
31
BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian studi deskriptif observasional

dimana peneliti hanya melakukan obsevasi, tanpa memberikan intervensi pada variabel

yang telah diteliti, menggunakan pendekatan cross sectional. Metode cross

sectional adalah rancangan penelitian dengan melakukan pengukuran atau

pengamatan pada saat bersamaan (Hidayat, 2012). dengan tujuan untuk mencari

adanya gambaran pemberian ASI eksklusif.


B. Alur Penelitian

Alur penelitian dijelaskan sebagai berikut :

Perumusan Masalah
Bagaimanakah Gambaran Pemberian ASI Ekslusif
di Puskesmas Pembantu Dalung Kabupaten Badung tahun 2021

Populasi
Seluruh Ibu yang mempunyai bayi usia > 6 bulan-12 bulan di wilayah kerja
Puskesmas Pembantu Dalung pada bulan April-Mei 2021 yang berjumlah 41 ibu

Kriteria Inklusi Kriteria Eksklusi

Sampling
Tehnik sampling dalam penelitian ini menggunakan tehnik probability
Sampling yaitu tehnik Simple Random Sampling

Sampel ibu yang mempunyai bayi usia > 6 bulan-12 bulan sebanyak 37 sampel
dengan menggunakan rumus slovin

Pengumpulan Data

Pengolahan data dan analisis data


engumpu

Penarikan kesimpulan dan penyajian data

Gambar 2. Alur Penelitian

33
C. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas

Pembantu Dalung Kabupaten Badung pada Tanggal 16 April – 16 Mei 2021.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai bayi

umur > 6 bulan-12 bulan di Puskesmas Pembantu Dalung pada bulan April –

Mei 2021.

2. Sampel

Sampel yang diambil adalah sebagian populasi ibu yang mempunyai

bayi umur > 6 bulan-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Pembantu Dalung

bulan April – Mei 2021 dengan kriteria sebagai berikut :

a. Kriteria inklusi

Kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap anggota populasi

yang dapat diambil sebagai sampel. (Notoatmodjo, 2010). Kriteria inklusi dalam

penelitian ini adalah :

1) Ibu yang mempunyai bayi umur > 6 bulan-12 bulan berdomisili di desa

Dalung.

2) Ibu yang mau menjadi responden dan beralamat jelas.

3) Ibu yang bersedia menandatangani informed consent.

b. Kriteria eksklusi

Ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat diambil sebagai sampel

(Notoatmodjo, 2010). Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah ibu yang

34
tidak memungkinkan untuk menyusui (ibu yang mengidap HIV, AIDS,

kanker/tomor payudara) dan ibu yang berpindah alamat.

3. Jumlah dan besaran sampel

Penentuan besar sampel dilakukan dengan menggunakan Rumus Slovin

sebagai berikut :

Keterangan :

n : Ukuran sampel

N : Ukuran populasi

e : Error tolerance  (batas toleransi kesalahan)

Taraf signifikansi atau kesalahan (α) yang digunakan dalam penelitian

ini adalah 5%, karena peneliti mengharapkan keakuratan hasil penelitian

sebesar 95%. Untuk menghindari Drop Out yang mungkin terjadi, maka

peneliti menambahkan 10% dari sampel minimum.

Dalam penelitian ini Rumus Slovin digunakan karena ukuran populasi

sudah diketahui dengan pasti, dari perhitungan dengan rumus diatas

35
didapatkan besar sampel sejumlah 37 responden.

4. Tehnik pengambilan sampel

Pada penelitian ini pengambilan sampel menggunakan teknik simple

random sampling. Adapun definisi simple random sampling yang dikemukakan

oleh Sugiyono tahun 2017 adalah pengambilan anggota sampel dari populasi

yang dilakukan secara acak dengan cara mengundi anggota populasi kemudian

peneliti melihat buku registrasi pasien di Puskesmas Pembantu Dalung untuk

melihat alamatnya lalu berkunjung kerumahnya dan dilakukan wawancara.

Sampel diambil sejumlah 37 responden yaitu ibu menyusui bayi 6 – 12 bulan

dan semua sampel tidak menolak mengisi Informed Consent serta semua

ditemukan alamatnya.

E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

1. Jenis data yang dikumpulkan

Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder.

Data primer didapat dari responden. Data sekunder didapat dari Kohort bayi,

data profil atau laporan Puskesmas Kuta Utara.

2. Cara pengumpulan data

Pengumpulan data dimulai setelah peneliti mendapatkan ijin penelitian.

a. Prosedur administrative

1) Pengurusan ijin tahap pertama dilakukan di Poltekkes Denpasar Program

Studi Sarjana Terapan Kebidanan tertanggal 22 Maret 2021 Nomor:

36
PP.04.03/024/0711 2021, dengan menyerahkan proposal serta judul penelitian.

2) Dilanjutkan dengan pengurusan ijin ethical clearence pada tanggal 22

Maret 2021 nomor: LB.02.03/EA/KEPK/0322/2021

3) Perijinan dilanjutkan ke Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu

Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Bali dengan menyerahkan surat permohonan

dari Poltekkes Denpasar pada tanggal 31 Maret dengan nomor: 070/2015/IZIN-

C/DISPMPT untuk mendapatkan surat rekomendari penelitian.

4) Surat tersebut selanjutnya diserahkan ke Dinas Penanaman Modal dan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Pemerintah Kabupaten Badung pada

tanggal 5 April 2021 dengan nomor: 1640/SKP/DPMPTSP/IV/2021, dan

dilanjutkan ke Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) untuk

mendapat surat pengantar ke tempat penelitian akan dilakukan.

5) Surat pengantar tersebut diserahkan ke tempat penelitian (Puskesmas

Pembantu Dalung wilayah kerja UPTD Puskesmas Kuta Utara) pada tanggal 11

Mei 2021 nomor: 800/146/PKU.

6) Di Puskesmas peneliti dibantu 2 orang enumerator (kader posyandu) dalam

pelaksanaan penelitian, dengan cara peneliti mengumpulkan kader posyandu di

Puskesmas Pembantu Dalung pada rapat rutin Puskesmas untuk menyamakan

persepsi, pengambilan data responden melalui Kohort bayi.

b. Prosedur teknis

1) Melakukan kunjungan rumah pada tanggal 16 April – 16 Mei.

2) Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian, memberikan lembar

persetujuan menjadi responden apabila responden bersedia menjadi sampel

37
dalam penelitian. Apabila responden tidak bersedia menjadi sampel dalam

penelitian, maka peneliti tidak akan memaksa dan menghormati keputusan

responden. Bagi responden yang menyetujui untuk dijadikan sampel dalam

penelitian, selanjutnya peneliti akan melakukan wawancara sesuai dengan isi

kuisioner.

3) Pengambilan data dilakukan setelah ijin penelitian di terbitkan. Proses

pengambilan data dilakukan sesuai jadwal, responden dipilih sesuai dengan

kriteria inklusi dan eksklusi dan selanjutnya diberikan Persetujuan Setelah

Penjelasan (PSP) apabila responden bersedia ikut serta dalam penelitian.

4) Setelah diisi, kuesioner tersebut dikembalikan lagi kepada peneliti. Peneliti

melakukan pengendalian kualitas data dengan memeriksa kembali kuesioner

yang telah diisi oleh responden untuk memastikan apakah pengisisan semua

kuesioner sudah lengkap atau belum.

5) Tahap akhir ini merupakan tahap pengolahan data yang diawali dengan

menghitung hasil skor total kuesioner yang telah diisi oleh responden,

selanjutnya data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan program dari

komputer.

3. Instrumen Pengumpulan data

Penyusun menggunakan kuesioner atau angket dalam

mengumpulkan data yang didalamnya terdapat seperangkat daftar

pertanyaan yang telah disusun sebelumnya. Pengumpulan data dilakukan

38
dengan menggunakan alat ukur berupa lembar kuesioner berskala Guttman,

data yang diperoleh berupa data interval / rasio dikotomi (dua alternatif)

yaitu “Ya” dan “Tidak” sehingga dengan demikian penyusun berharap

mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang

diteliti.

Instrumen penelitian adalah cara atau alat mengumpulkan data dalam

pekerjaan penelitian (Azwar dan Prihartono, 2014). Instrumen penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dan alat tulis, kuesioner

adalah alat pengumpulan data yang dipakai di dalam wawancara yang berisi

daftar pertanyaan. Responden tinggal memberikan jawaban yang sesuai dengan

apa yang responden ketahui. Kuesioner tertutup mempunyai keuntungan mudah

mengarahkan jawaban responden dan mudah digunakan pada penelitian ini

adalah kuesioner yang telah dilakukan uji validitas dan reabilitas oleh peneliti

sebelumnya. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner dukungan suami

dalam keberhasilan pemberian ASI Ekslusif di Puskesmas Turi Sleman

Yogyakarta tahun 2017 yang telah diuji validitas dan reabilitasnya dimana

pertanyaan dinyatakan valid karena r hitung yang diperoleh lebih besar dari r

tabel (0,361).

Menurut Usman Rianse dan Abdi (2011) bahwa “skala Guttman sangat

baik untuk meyakinkan peneliti tentang kesatuan dimensi dan sikap atau sifat

yang diteliti, yang sering disebut dengan atribut universal ” jawaban dari

responden dapat dibuat skor tertinggi “satu” dan skor terendah “nol ”, untuk

alternatif jawaban dalam kuesioner, penyusun menetapkan kategori untuk

setiap pernyataan, yaitu Ya = 1 dan Tidak = 0. Dalam penelitian ini penyusun


39
menggunakan skala Gutman dalam bentuk checklist, dengan demikian

penyusun berharap akan didapatkan jawaban yang tegas mengenai data yang

diperoleh.

F. Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengelolaan Data

Tahapan pengolahan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Editing

Peneliti memeriksa ulang kelengkapan, kejelasan dan kesesuian

pengisian kuesioner dari seluruh pertanyaan yang ada kemudian menghitung

jumlah kuesioner supaya sesuai dengan jumlah yang di perlukan.

b. Coding

Mengklasifikasikan jawaban responden serta melakukan pengkodean

sebelum data di masukkan ke dalam komputer untuk diolah dengan tujuan

untuk mempermudah pengolahan data.

1) Usia

Usia < 20 tahun diberi kode 1

Usia 20 – 35 tahun diberi kode 2

Usia ≥ 36 tahun diberi kode 3

2) Jumlah Anak

1 anak diberi kode 1

2 – 4 anak diberi kode 2

40
≥ 5 anak diberi kode 3

3) Tingkat pendidikan

Pendidikan Dasar diberi kode 1

Pendidikan Menengah diberi kode 2

Pendidikan Tinggi diberi kode 3

4) Pekerjaan

Ibu Rumah Tangga (IRT) diberi kode 1

PNS diberi kode 2

Swasta diberi kode 3

Pegagang diberi kode 4

Penjahit diberi kode 5

c. Entry

Kegiatan memasukan data yang sudah di lakukan editing dan coding

tersebut kedalam komputer.

d. Tabulasi

Mengelompokkan data sesuai dengan tujuan kemudian memasukkan ke

dalam tabel yang telah di siapkan.

e. Cleaning

Kegiatan yang dilakukan untuk memastikan apakah semua data sudah

siap di analisis.

2. Analisis Data

a. Univariat
41
Analisa univariat dilakukan untuk menganalisis tiap – tiap variabel hasil

penelitian (Notoatmodjo, 2010). Analisis Univariat adalah analisis terhadap satu

variabel untuk mengetahui distribusi frekuensi masing-masing variabel

Keterangan:

P = Persentase subjek pada kategori tertentu

f = ∑ sampel dengan karakteristik tertentu

n = ∑ sampel total

G. Etika Penelitian

Kode etik penelitian adalah suatu pedoman etika yang berlaku untuk

setiap kegiatan penelitian yang melibatkan antara pihak peneliti, pihak yang

diteliti dan masyarakat yang memiliki dampak dari penelitian tersebut

(Notoatmodjo, 2012). Etika penelitian adalah :


42
1. Lembar Persetujuan (Informed Consent)

Pada saat melakukan penelitian sangat diperlukan dilakukan informed

consent. Informed consent diberikan sebelum responden mengisi lembar

kuesioner dengan tujuan agar responden mengerti maksud dan tujuan

penelitian serta mengetahui dampak dari penelitian tersebut.

2. Kerahasiaan (Confidentiality)

Kerahasiaan merupakan suatu etika penelitian dengan memberikan

jaminan kerahasiaan hasil penelitian. Peneliti akan menjelaskan kepada

responden bahwa jawaban yang telah diisi oleh responden akan disimpan dengan

baik oleh peneliti dan tidak akan membocorkan data yang telah didapat dari

responden.

3. Perlindungan dan Ketidaknyamanan (Protection from Discomfort)

Melindungi responden dari ketidaknyamanan, baik secara fisik maupun

psikologi. Peneliti telah mendapatkan ijin untuk melakukan penelitian

berdasarkan penjelasan saat persiapan.

4. Beneficience

Beneficience merupakan sebuah prinsip yang mampu memberikan

manfaat bagi orang lain, bukan untuk membahayakan orang lain. Dalam proses

penelitian, sebelum pengisian kuesioner peneliti memberikan penjelasan

tentang manfaat penelitian serta keuntungan bagi responden serta peneliti

dalam lembar informasi. Setelah pengumpulan data responden, kompensasi

terhadap waktu yang diluangkan responden akan digantikan dengan kenang-

43
kenangan dan ucapan terima kasih.

44
BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Kondisi Lokasi Penelitian

Penelitian gambaran pemberian ASI eksklusif dilakukan di Puskesmas

Pembantu Dalung Kabupaten Badung pada tanggal 16 April 2021. Puskesmas

pembantu Dalung merupakan salah satu wilayah kerja Puskesmas Kuta Utara

yang terletak di JL. I Gst Ngurah Gentuh. Desa Dalung Kecamatan Kuta Utara

Kabupaten Badung merupakan bagian integral dari sistem wilayah Kecamatan

Kuta Utara dengan luas wilayah : 675,71 Ha dan batas Desa sebagai berikut :

a. Sebelah Utara : Kelurahan Abianbase

b. Sebelah Timur : Kelurahan Sempidi dan sebagian Desa Padang

Padangsambian Kaja

c. Sebelah Selatan : Kelurahan Kerobokan Kaja dan Desa Tibubeneng

d. Sebelah Barat : Desa Buduk dan sebagian Desa Canggu

Jumlah Penduduk Desa Dalung Kecamatan Kuta Utara Kabupaten

Badung pada tahun 2020 sebesar 22.274 Jiwa yang terbagi kedalam 5.590 KK

dengan kepadatan penduduk kurang lebih 32.96 jiwa per km2. Komposisi

penduduk menurut jenis kelamin, jumlah penduduk laki- laki pada tahun 2019

sebesar 11.476 jiwa, lebih besar dibanding jumlah perempuan sebesar 10.798

jiwa.

Desa Dalung Kecamatan Kuta Utara Kabupaten Badung yang

mewilayahi 23 Banjar Dinas yaitu Banjar Dinas Tegal Jaya, Banjar Dinas Celuk,
Banjar Dinas Pendem, Banjar Dinas Gaji, Banjar Dinas Untal-Untal, Banjar

Dinas Kwanji, Banjar Dinas Kaja, Banjar Dinas Tegeh, Banjar Dinas Cepaka,

Banjar Dinas Lebak, Banjar Dinas Kung, Banjar Dinas Padang Bali, Banjar

Dinas Dukuh, Banjar Dinas Pengilian, Banjar Dinas Pegending, Banjar Dinas

Tuka, Banjar Dinas Lingga Bumi, Banjar Dinas Bhineka Nusa Kauh, Banjar

Dinas Bhineka Nusa Kangin, Banjar Dinas Campuan Asri Kauh, Banjar Dinas

Campuan Asri Kangin, Banjar Dinas Tegal Luwih dan Banjar Dinas Taman

Tirta.

46
2. Karakteristik subyek penelitian

Karakteristik responden merupakan identitas dan ciri ibu dalam

pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 6-12 bulan yang berada di wilayah kerja

Puskesmas Pembantu Dalung, Kabupaten Badung. Karakteristik responden

meliputi umur ibu, jumlah anak, pendidikan, dan pekerjaan.

Tabel 2
Karakteristik Subyek Penelitian

Karakteristik Frekuensi Persentase %


Responden
Umur
< 20 tahun 2 5,9
20-35 tahun 29 79,4
> 35 tahun 6 14,7
Jumlah 37 100

Jumlah anak
1 anak 17 45,9
2-4 anak 16 43,3
≥ 5 anak 4 10,8
Jumlah 37 100

Pendidikan
Pendidikan Dasar 5 13,5
Pendidikan Menengah 22 59,4
Pendidikan Tinggi 10 27.1
Jumlah 37 100

Pekerjaan
Ibu Rumah Tangga (IRT) 13 35,1
PNS 4 10,8
Swasta 10 27,1
Pedagang 7 18,9
Penjahit 3 8,1
Jumlah 37 100

(Sumber data primer tahun 2021)

Berdasarkan tabel 2, responden yang berada di wilayah kerja

47
Puskesmas Pembantu Dalung menunjukkan karakteristik usia terbesar adalah

antara 20-30 tahun, dan responden berusia <20 tahun adalah jumlah responden

terkecil. Rata – rata responden memiliki 1 orang anak, pendidikan menengah,

dan pekerjaan responden sebagai ibu rumah tangga.

3. Variabel Penelitian

Variabel penelitian yang sudah diteliti dapat dijabarkan sebagai berikut.

a. Ibu Yang Menyusui ASI Eksklusif

Pada penelitian ini didapatkan frekuensi pemberian ASI eksklusif pada

bayi usia 6-12 bulan. Hasil ini merupakan jumlah dari seluruh responden yang

mendapatkan dukungan maupun tidak.

Tabel 3
Ibu Yang Menyusui ASI Eksklusif Di Puskesmas Pembantu Dalung Tahun
2021

Kategori Frekuensi %

Ibu Menyusui ASI Eksklusif 20 54.1

Ibu Tidak Menyusui ASI Eksklusif 17 45.9

Jumlah 37 100

(Sumber : Data Primer, 2021)

Tabel 3 menyajikan data tentang frekuensi ibu dalam pemberian ASI

ekslusif. Hasil penelitian pada 37 responden menunjukkan frekuensi


48
pemberian ASI eksklusif sebanyak 20 orang. Data ini menggambarkan

sebagian besar responden di wilayah kerja Puskesmas Pembantu Dalung

memberikan ASI eksklusif.

b. Dukungan Suami Dalam Pemberian ASI Eksklusif

Dengan melakukan pengumpulan data tentang dukungan suami

terhadap pemberian ASI eksklusif, dapat menghasilkan informasi yang

berkaitan dengan keberhasilan pemberian ASI eksklusif itu sendiri. Hasil

pengumpulan data adalah sebagai berikut.

Tabel 4
Pemberian ASI Eksklusif Berdasarkan Dukungan Suami
Di Puskesmas Pembantu Dalung Tahun 2021

Tidak ASI
Dukungan ASI Eksklusif Eksklusif    
Suami Frekuensi % Frekuensi % Jumlah %
Mendukung 20 95,2 1 4,8 21 100

Tidak
Mendukung 0 0 16 100 16 100

(Sumber : Data Primer, 2021)

Tabel 4 menunjukkan dukungan suami dalam pemberian ASI ekslusif

sebanyak 20 orang dan yang tidak mendapatkan dukungan suami dan tidak

memberikan ASI ekslusif sebanyak 17 orang.

c. Pemberian ASI Eksklusif Ditinjau Dari Kategori Dukungan.

Pemberian ASI eksklusif ditinjau dari kategori dukungan


49
informasional, penilaian, instrumental, dan emosional dapat dideskripsikan

sebagai berikut.

Tabel 5
Pemberian ASI Eksklusif Ditinjau Dari Kategori Dukungan.

  ASI Eksklusif
YA TIDAK    
Kategori Dukungan
F % F % Jumlah %
Informasional
Mendukung 14 60,9 9 39,1 23 100
Tidak Mendukung 6 42,9 8 57,1 14 100
Jumlah 20 54,1 17 45,9 37 100

Penilaian
Mendukung 4 33,3 8 66,7 12 100
Tidak Mendukung 16 64 9 36 25 100
Jumlah 20 54,1 17 45.9 37 100

Instrumental
Mendukung 15 53,6 13 46,4 28 100
Tidak Mendukung 5 55,5 4 44,5 9 100
Jumlah 20 54,1 17 45,9 37 100

Emosional
Mendukung 13 50 13 50 26 100
Tidak Mendukung 7 63,6 4 36,4 11 100
Jumlah 20 54,1 17 45,9 37 100

(Sumber : Data Primer, 2021)

Tabel 5 menunjukkan frekuensi dari masing – masing kategori

dukungan, dimana dukungan terbesar adalah dukungan instrumental sebanyak

28 orang, Dukungan penilaian memiliki frekuensi tidak mendapat dukungan

dalam pemberian ASI eksklusif sebesar 9 orang.

50
B. Pembahasan Penelitian

1. Hubungan karakteristik ibu menyusui dengan keberhasilan pemberian ASI

eksklusif di wilayah Puskesmas Pembantu Dalung.

Penelitian tentang gambaran pemberian ASI eksklusif bayi >6 – 12 bulan

telah dilaksanakan di Puskesmas Pembantu Dalung pada bulan April hingga Mei

tahun 2021dan dilakukan pemilihan sesuai dengan kriteria peneliti sehingga

mendapatkan sampel 37 responden. Data tersebut dijadikan tolak ukur dalam

mencari sebagai hasil penelitian. Dalam penelitian ini didapatkan hasil yaitu

sebagian besar ibu memberikan ASI eksklusif di Puskesmas pembantu Dalung.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penellitian yang dilakukan oleh Abdul Hakim

(2020) hubungan karakteristik ibu dengan pemberian ASI Eksklusif.

Karakteristik ibu seperti tingkat pendidikan, pekerjaan, dan usia yang baik atau

ideal memberikan pengaruh positif dalam pemberian ASI eksklusif. Namun hasil

penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian oleh Elmiyasna (2009) yang

menyatakan bahwa tidak ada kaitan antara pendidikan ibu dengan pemberian

ASI eksklusif. Hal itu dikarenakan pendidikan yang diterima seseorang akan

mempengaruhi pengetahuan, karena pendidikan seseorang tidak hanya

dipengaruhi oleh pendidikan formal tetapi juga pendidikan yang dipengaruhi

oleh pendidikan informal yaitu pengalaman dari ibu itu sendiri atau

mendapatkan pengalaman atau cerita dari orang lain.

2. Dukungan Suami dalam Keberhasilan Pemberian ASI Eksklusif di

Puskesmas Pembantu Dalung.

Dukungan suami adalah salah satu bentuk interaksi yang didalamnya

terdapat hubungan yang saling memberi dan menerima bantuan yang bersifat

51
nyata yang dilakukan oleh suami terhadap istrinya (Hidayat, 2011). Berdasarkan

hasil penelitian diketahui bahwa dukungan suami dalam keberhasilan pemberian

ASI eksklusif Puskesmas Pembantu Dalung menunjukan bahwa dukungan

suami dalam pemberian ASI eksklusif cukup baik. Hasil penelitian ini sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Ramadhani dan Hadi (2010) dukungan

suami dengan pemberian ASI eksklusif. Ibu yang mendapat dukungan dari

suami mempunyai kecenderungan untuk memberikan ASI secara eksklusif

dibanding ibu yang kurang mendapatkan dukungan dari suaminya.

Dukungan orang terdekat sangat berperan dalam sukses tidaknya

menyusui. Semakin besar dukungan yang didapatkan untuk terus menerus

menyusui maka akan semakin besar pula kemampuan untuk dapat bertahan terus

untuk menyusui. Dukungan suami sangat besar pengaruhnya untuk keberhasilan

ibu menyusui secara eksklusif. Jadi dukungan yang diberikan kepada istri akan

sangat membantu membangkitkan kepercayaan diri ibu demi keberhasilan

menyusui terutama pemberian ASI selama 0-6 bulan atau disebut dengan ASI

eksklusif (Novira Kusumayanti, 2017).

Dukungan orang terdekat dapat berasal dari sumber internal yang

meliputi dukungan dari suami atau istri, atau dukungan dari saudara kandung

dan keluarga besar. Dukungan suami diharapkan mampu memberikan manfaat

atau sebagai pendorong ibu dalam pemberian ASI eksklusif. Dukungan suami

merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi sikap ibu ibu dalam pemberian

ASI eksklusif. Dukungan suami terdiri dari empat jenis yaitu dukungan

informasional, dukungan penilaian, dukungan instrumental, dan dukungan

emosional (Friedman dan House dalam Setiadi, 2013).

52
Menurut Ni Gusti Kompiang Sriasih (2015), untuk keberhasilan

menyusui seorang ibu perlu dukungan dari berbagai pihak, yaitu dari suami,

keluarga, teman, masyarakat dan pemerintah. Adanya dukungan dari berbagai

pihak tersebut diharapkan dapat mengurangi berbagai tantangan yang dihadapi

ibu menyusui, seperti mengatasi kurangnya informasi, bermacam-macam situasi

emergensi, dan yang paling penting mengatasi keraguan akan kemampuannya

untuk dapat menyusui bayinya.

3. Dukungan Informasional Suami Dalam Pemberian ASI Eksklusif Di wilayah

Puskesmas Pembantu Dalung.

Dalam pemberian ASI eksklusif, suami ikut berkontribusi dalam

bentuk dukungan informasional dimana suami akan mencari atau mendapatkan

informasi yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif yang bertujuan

untuk memberikan dorongan kepada ibu untuk menyusui ASI eksklusif.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dukungan informasional suami

dalam pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Pembantu terbilang baik. Dari 37

responden yang yang menjawab pertanyaan tentang dukungan informasional,

sebanyak 23 orang menyatakan telah diberikan dukungan dalam bentuk

informasional dan 20 ibu menyusui ASI eksklusif. Terdapat 6 responden yang

tidak mendapatkan dukungan informasional namun tidak menghentikan

pemberian ASI eksklusif kepada bayinya. Pada hasil tabulasi data tentang

dukungan informasional suami dalam keberhasilan pemberian ASI eksklusif

menunjukkan data suami yang tidak mendukung seperti suami tidak

mengingatkan istri untuk melakukan perawatan payudara dan tidak

mengingatkan istri untuk menyusui bayi.

53
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Wahyuningsih dan Machmuda (2013) data menunjukkan bahwa suami lebih

banyak tidak memberikan dukungan informasional kepada istri, pemberian

dukungan informasional tetap berperan dalam pemberian ASI Eksklusif.

Dukungan informasional didefinisikan sebagai bentuk bantuan dalam

wujud pemberian informasi tertentu. Informasi yang disampaikan tergantung

dari kebutuhan seseorang. Dukungan informasional dapat bermanfaat untuk

menanggulangi persoalan yang dihadapi dalam keluarga, meliputi pemberian

nasehat, ide-ide atau informasi yang dibutuhkan. Dukungan informasional dapat

memberikan penjelasan tentang situasi dan segala sesuatu berhubungan dengan

masalah yang dihadapi oleh individu (Nursalam, 2009). Suami memberikan

dukungan informasional kepada istri dapat dengan cara membantu meyakinkan

dan bekerja sama tentang cara pemberian ASI yang benar, memahami teknik

menyusui yang dapat memberikan dampak positif terhadap keberhasilan ibu

menyusui secara eksklusif (Februhartanty 2010).

4. Dukungan Penilaian Suami dalam Keberhasilan Pemberian ASI Eksklusif di

Puskesmas Pembantu Dalung

Suami perlu memberikan dukungan pada istri dalam pemberian ASI

eksklusif. Ibu menyusui perlu mendapatkan bimbingan suami, pujian, dan suami

dapat memenuhi kebutuhan ibu untuk menunjang keberhasilan pemberian ASI

eksklusif. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dukungan penilaian

suami dalam keberhasilan pemberian ASI eksklusif di Puskesmas pembantu

Dalung menunjukan bahwa dukungan penilaian suami terhadap pemberian ASI

eksklusif terbilang tidak baik. Dari 37 responden, hanya 12 orang saja yang

54
menyatakan telah mendapatkan dukungan penilaian dan 20 ibu memberikan ASI

eksklusif. Terdapat 16 responden yang tidak didukung dan tetap memberikan

ASI eksklusif. Sebagian besar responden tidak mendapat dukungan penilaian

namun tetap memberikan ASI eksklusif. Hasil tabulasi data menunjukkan

bahwa terdapat beberapa dukungan penilaian suami yang tidak mendukung

seperti suami memberikan teguran kepada istri jika tidak memberikan ASI

secara eksklusif dan mendukung istri menyusui bayi secara eksklusif.

Sedangkan pernyataan yang tidak mendukung seperti suami memberikan pujian

kepada istri setelah menyusui, suami merasa senang setelah istri memberikan

ASI eksklusif pada bayi, dan suami senang ketika istri membahas mengenai ASI

eksklusif.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Wahyuningsih dan Machmuda (2013) dengan judul “Gambaran pemberian ASI

eksklusif di Kelurahan Susukan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten

Semarang” yang menyatakan bahwa dukungan penilaian suami tidak ada

hubungan yang bermakna dengan pemberian ASI eksklusif. Hasil tabulasi data

menunjukkan bahwa lebih banyak suami tidak memberikan dukungan penilaian.

Dukungan penilaian merupakan bentuk penghargaan yang diberikan seseorang

kepada orang lain sesuai dengan kondisinya. Bantuan penilaian dapat berupa

penghargan atas pencapaian kondisi keluarga berdasarkan keadaan yang nyata.

Bantuan penilaian ini dapat berupa penilaian positif dan penilaian negatif yang

pengaruhnya sangat berarti bagi seseorang (House dalam Setiadi, 2008). Seorang

ibu mendapatkan dukungan penilaian yang positif maka akan memperkuat

keyakinan ibu bahwa tindakan yang ibu lakukan dalam memberikan ASI

55
eksklusif kepada bayi adalah benar (Novira Kusumayanti, 2017).

Caplan dalam Friedman (2011) menuliskan bahwa dukungan penilaian

berupa memberikan support, pengakuan, penghargaan dan perhatian. Dukungan

penilaian suami berkontribusi terhadap keberhasilan pemberian ASI. Rasa

nyaman dan penghargaan yang diterima ibu menyusui sangat mempengaruhi

dalam pencapaian ASI eksklusif. Wujud dari dukungan penilaian suami dengan

suami menegur istri saat istri memberikan makanan dan minuman selain ASI,

suami menyatakan perasaan bangga dan senang atas keputusan istri yang

menunjukan upaya pemberian ASI (Roesli, 2013). Hasil penelitian tentang

dukungan penilaian suami dalam keberhasilan pemberian ASI eksklusif di

Puskesmas Pembantu Dalung ini tidak sejalan dengan teori diatas, karena hasil

penelitian menunjukkan sebagian besar suami tidak memberikan dukungan

penilaian.

5. Dukungan Instrumental Suami dalam Keberhasilan Pemberian ASI

Eksklusif di Puskesmas Pembantu Dalung.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dukungan instrumental

suami dalam keberhasilan pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Pembantu

Dalung menunjukan nilai yang baik. Dari 37 responden sebanyak 28 orang

mendapat dukungan instrumental dan 20 ibu memberikan Asi eksklusif.

Terdapat 5 responden yang tidak didukung namun tetap memberikan ASI

eksklusif. Hasil tabulasi data menunjukkan bahwa terdapat dukungan

instrumental suami yang tidak mendukung yaitu suami tidak membantu

menyediakan peralatan seperti pompa untuk memerah ASI.

Bentuk dukungan instrumental merupakan penyediaan materi yang dapat

56
memberikan pertolongan langsung seperti pemberian uang, pemberian barang,

makanan serta pelayanan. Bentuk ini dapat mengurangi stress karena individu

dapat langsung memecahkan masalahnya yang behubungan dengan materi.

Dukungan instrumental sangat diperlukan terutama dalam mengatasi masalah

yang dapat dikontrol oleh individu (Februhartanty, 2010).

Dukungan instrumental merupakan dukungan yang bersifat nyata dan

dalam bentuk materi serta waktu. Bentuk lain dari dukungan instrumental

diantaranya berupa bantuan financial yang terus-menerus, berbelanja, merawat

anak, dan melakukan tugas rumah tangga. Dukungan ini diberikan bertujuan

untuk meringankan beban bagi individu yang membutuhkan orang lain untuk

memenuhinya, seperti suami yang memberikan dukungan langsung pada istri

untuk menyusui secara eksklusif. Dukungan instrumental suami kepada ibu

yang menyusui sangat diperlukan terutama dalam mengatasi masalah dengan

lebih mudah. Misalnya: suami menyediakan makanan atau minuman untuk

menunjang kebutuhan nutrisi ibu selama menyusui, menyiapkan uang untuk

memeriksakan istri apabila sakit selama menyusui bayi (Caplan dalam

Friedman, 2011).

6. Dukungan Emosional Suami dalam Keberhasilan Pemberian ASI Eksklusif

di Puskesmas Pembantu Dalung.

Dukungan emosional merupakan dukungan yang dapat membuat

individu memiliki perasaan nyaman, yakin, diperdulikan, dan dicintai oleh

sumber dukungan sosial sehingga individu dapat mengahadapi masalah dengan

lebih baik. Dukungan emosional diungkapkan melalui komunikasi verbal dan

nonverbal. Wujud dari dukungan emosional yaitu suami memberikan pujian

57
kepada ibu setelah menyusui bayi dan mendorong ibu untuk

mengkomunikasikan segala kesulitan pribadi sehingga tidak merasa sendiri

dalam menanggung segala masalah yang dimiliki. (Ahmadi dalam Prasetyono,

2012)

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dukungan emosional suami

dalam keberhasilan pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Pembantu Dalung

terbilang baik. Jumlah responden yang mendapatkan dukungan emosional

sebanyak 26 orang dan 20 ibu memberikan ASI eksklusif. Terdapat 7 responden

yang tidak mendapat dukungan namun tetap memberikan ASI eksklusif. Hasil

tabulasi data menunjukkan dukungan suami yang tidak mendukung seperti

suami mendampingi, membelai dan menyentuh ibu saat menyusui bayi dan

suami membiarkan istri untuk mengurus sendiri bayi saat bayi terbangun pada

malam hari. Hasil penelitian diatas menunjukan bahwa dukungan emmosional

suami sudah mendukung karena suami sudah mampu memberikan rasa kasih

sayang dan perhatian yang baik kepada ibu menyusui.

Hasil penelitian di atas sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Nadfizah dan Kurniati (2012) di wilayah kerja Puskesmas Kota Semarang. Pada

penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa ibu menyusui yang mendapatkan

dukungan emosional yang baik dari suami. Nadfizah dan Kurniati (2012)

mengungkapkan bahwa hasil penelitian ini telah menjelaskan bahwa suami

dapat mengayomi dan melindungi ibu dalam memberikan ASI kepada bayinya.

Hal ini sesuai dengan teori Friedman (2013) bahwa dukungan emosional adalah

individu dalam keluarga meyakini bahwa mereka dicintai dan disayangi.

Sebagai tambahan pengetahuan, sebuah jurnal yang ditulis oleh Novira

58
Kusumayanti (2017) tentang hubungan dukungan suami dengan pemberian asi

eksklusif di daerah perdesaan menyatakan bahwa Tidak terdapat hubungan

signifikan antara dukungan suami dengan pemberian ASI eksklusif, namun

proporsi ibu yang memberikan ASI eksklusif lebih tinggi pada ibu yang

mendapatkan dukungan dari suami dibandingkan yang tidak mendapat

dukungan dari suami. Suami perlu memberikan dukungan pada istri dalam

pemberian ASI eksklusif. Ibu menyusui perlu mendapatkan perhatian, pujian,

ketenangan, kenyamanan, untuk menunjang keberhasilan pemberian ASI

eksklusif.

Adapun penelitian yang dilakukan oleh Vetty Priscilla, Dwi Novrianda,

dan Suratno (2011) tentang “Dukungan Suami Terhadap Pemberian Asi

Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Kilangan Kota Padang”

memberikan gambaran bahwa dukungan informasional, dukungan penilaian,

dukungan, instrumental, dan dukungan emosional tidak berhubungan dengan

pemberian ASI eksklusif. Jumlah masing - masing dukungan yang diberikan

suami dibawah 50%, namun ibu tidak menghentikan pemberian ASI eksklusif

kepada bayi.

Hubungan antara pekerjaan ibu dengan pemberian ASI eksklusif (Elly,

2019). Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang hubungan antara

dukungan suami dalam keberhasilan pemberian ASI Eksklusif pada ibu bekerja

berdasarkan uji statistic menggunakan chi square menunjukkan ada hubungan

antara dukungan suami dalam keberhasilan pemberian ASI Eksklusif pada ibu

bekerja yaitu adanya hubungan yang siginifikan antara paritas dan dukungan

suami yaitu dukungan emosional, dukungan fisik dan dukungan informasi.

59
Pemberian ASI eksklusif yang rendah tidak terpaku pada dukungan

semata namun terdapat penyebab pada karakteristik tertentu seperti, ibu lebih

memilih susu formula dibandingkan ASI (Fikri Ulil Albab, 2013).

Status pekerjaan ibu memilki hubungan negatif yang bermakna terhadap

keberhasilan ibu memberikan ASI eksklusif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

ibu yang bekerja meningkatkan frekuensi kegagalan pemberian ASI eksklusif.

(Anindita Yuliani Putri, 2014)

Karakteristik ibu yang memiliki pendidikan yang rendah dapat

mempengaruhi kegagalan pemberian ASI eksklusif (Abdul Hakim, 2020)

Paritas juga memiliki pengaruh dalam pemberian ASI eksklusif. Pada seorang

ibu yang mengalami laktasi kedua dan seterusnya cenderung untuk lebih baik

daripada pertama. Laktasi yang kedua yang dialami ibu berarti telah memiliki

pengalaman dalam memberikan ASI eksklusif. Sedangkan pada laktasi yang

pertama ibu belum mempunyai pengalaman dalam menyusui (Purwanti, 2012).

C. Kelemahan Penelitian

Kelemahan dalam penelitian ini adalah jumlah responden yang sedikit

diakibatkan masih dalam pandemi menyebabkan mendapatkan responden

terbilang sulit, selain itu dalam pandemi terjadi kesulitan untuk melakukan

kunjungan ke tempat responden sehingga membutuhkan waktu yang lebih

lama. Tanpa penerapan protokol kesehatan yang benar dari pihak peneliti

maupun responden akan menghalangi jalannya penelitian. Responden

membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menjawab pertanyaan yang

diberikan sehingga memperlambar proses penelitian. Keterbatasan jumlah


60
variabel juga menjadi kelemahan penelitian ini. Terlebih lagi penelitian ini

memiliki keterbatasan dalam hal teknis yaitu waktu penelitian dan

pengumpulan data yang singkat

61
BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan di atas maka

kesimpulan yang dapat diambil adalah:

1. Pada proses penelitian di Wilayah Kerja Puskesmas Pembantu Dalung,

memberikan gambaran pemberian ASI eksklusif. Dalam penelitian ini

menunjukkan pemberian ASI Ekslusif dikategorikan baik sebesar 54.1%.

2. Dukungan suami adalah salah satu bentuk interaksi yang didalamnya terdapat

hubungan yang saling memberi dan menerima bantuan yang bersifat nyata yang

dilakukan oleh suami terhadap istrinya (Hidayat, 2011). Dukungan suami

dikategorikan baik dalam keberhasilan pemberian ASI eksklusif di Puskesmas

Pembantu Dalung yaitu sebesar (54.1%) dan sangat berpengaruh terhadap

keberhasilan dalam pemberian ASI eksklusif

3. Dukungan instrumental dan penilaian oleh suami memberikan pengaruh yang

lebih besar seperti rasa percaya diri, kenyamanan, dicintai oleh sumber

dukungan sosial, sehingga mendorong ibu untuk memberikan ASI eksklusif.

Masing – masing dukungan memperoleh data sebagai berikut. Dukungan

informasional dikategorikan baik kepada responden sebanyak 23 orang.

Dukungan penilaian dikategorikan kurang sebanyak 12 orang. Dukungan

instrumental dikategorikan baik sebanyak 28 orang. Dukungan emosional

termasuk kategori baik berjumlah 26 orang. Dari semua dukungan tersebut

pemberian ASI ekslusif dikategorikan baik sebanyak 20 ibu dari 37 responden.


B. Saran

1. Kepada Puskesmas Pembantu Dalung

Hasil penelitian ini hendaknya dapat dijadikan gambaran untuk

meningkatkan kinerja terutama dalam mempertahankan dan meningkatkan

cakupan ASI eksklusif di Puskesmas Pembantu Dalung. Petugas kesehatan

diharapkan lebih meningkatkan konseling atau penyuluhan dari petugas

kesehatan kepada ibu-ibu hamil tentang antenatal care, dan juga sebaiknya perlu

dilakukan kunjungan rumah bagi ibu hamil yang tidak melakukan kunjungan

ANC sesuai jadwal.

2. Kepada Ibu Bayi, Suami, Dan Balita Yang Ada Di Wilayah Kerja Puskesmas

Pembantu Dalung.

Diharapkan Ibu dan suami lebih bersikap terbuka dan bersedia menerima

informasi dari petugas kesehatan terkait informasi mengenai program ASI

eksklusif. Anggota keluarga khususnya suami, agar ikut berpartisipasi dalam

pemberian ASI eksklusif dengan cara memberikan dukungan (informasional,

penilaian, instrumental, dan emosional) selama ibu menyusui eksklusif sampai

usia bayi 6 bulan karena dukungan orang terdekat sangat berpengaruh dalam

keberhasilan pemberian ASI eksklusif.

3. Kepada Poltekkes Kemenkes Denpasar

Hasil penelitian ini diharapkan menambah kepustakaan khususnya

tentang keberhasilan pemberian ASI eksklusif dan dukungan suami. sebagai

tambahan sumber informasi bagi mahasiswa sebagai bentuk pengabdian pada

masyarakat dengan memberikan penyuluhan/pendidikan kesehatan.

63
4. Kepada Peneliti Selanjutnya

Kepada peneliti selanjutnya yang melakukan penelitian yang berkaitan

dengan keberhasilan pemberian ASI eksklusif diharapkan lebih mendalam

mengenai informasi, kepercayan dan motivasi yang diberikan suami kepada istri

yang menyusui.

64
DAFTAR PUSTAKA

Anindita Yuliani Putri 2014. Hubungan Pekerjaan Ibu Dengan Keberhasilan


Pemberian Asi Eksklusif Pada Anak Di Posyandu Bina Putra Tirto
TriharjoPandak Bantul Yogyakarata. Diunduh dari
http://digilib.unisayogya.ac.id/883/1/NASKAH%20PUBLIKAS.pdf pada
tanggal 25 mei 2021

Azwar A, Prihartono J. 2014. Metode Penelitian Kedokteran dan Kesehatan


Masyarakat. Makasar: Binarupa Aksara.

Bobak, L. J. (2014). Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4. Jakarta : EGC.

Departemen Kesehatan RI. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor


36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.

Depkes RI. 2012. Peraturan Pemerintah RI Nomor 33 Tahun 2012 tentang


Pemberian AIS Eksklusif. Jakarta : Lembaga Negara RI. 2012.

Depdiknas. (2013). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun


2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005 Standar Nasional Pendidikan. Lembaran Negara RI Tahun 2013.

Dinas Kesehatan Provinsi. 2019. Profil Dinkes Prov. Bali, 2019. 2019[Internet].
Tersedia dari: https: https://www.diskes.baliprov.go.id/

Elly Dwi Wahyuni. 2019. Dukungan Suami Terhadap Keberhasilan Pemberian


Asi Ekslusif Pada Ibu Bekerja. Jakarta, Jurnal Kebidanan Vol 5, No 4

Februhartanty, J. 2010. Рeran Ayah Dalam Oрtimalisai Рraktik Рemberian Asi


Disertasi. Sebuah Studi Di Daerah Urban Jakarta : Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.

Fikri Ulil Albab. 2013. Hubungan Promosi Susu Formula Dengan Pengambilan
Keputusan Keluarga Dalam Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Arjasa Kabupaten Jember. Diunduh dari
http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/3215/Fikri
%20Ulil%20Albab%20-%20092310101007.PDF?sequence=1 pada
tanggal 25 Mei 2021.

Friedman. 2011 Buku Ajar Keperawatan keluarga : Riset, Teori, dan Praktek.
Edisi ke-5. Jakarta: EGC.ECG

. 2013. Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Gosyen Publishing


65
. 2014. Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset, Teori, & Praktik :
ECG

Hakim, Abdul. 2020. Hubungan Karakteristik Ibu Dengan Pemberian Asi


Eksklusif. Banda Aceh. Journal Of Healthcare Technology And
Medicine. VL - 6

Haryono R, Setianingsih, S. 2014. Manfaat Asi Eksklusif Untuk Buah Hati Anda.
Yogyakarta: Gosyen Publising

Hidayat, A. A. 2011 Metode Penelitian dan Teknik Analisis Data. Jakarta:


Salemba Medika

. 2012. Pengantar ilmu keperawatan anak, Edisi 1. Jakarta :


Salemba Medika

Kemenkes RI. Kesehatan dalam Kerangka Sustainable Development Goals


(SDGs). Jakarta 2015.

Kusumayanti, N. 2017. Hubungan Dukungan Suami Dengan Pemberian ASI


Eksklusif Di Daerah Perdesaan. Media Gizi Indonesia, Vol. 12, No. 2
Juli–Desember 2017: hlm. 105. Diakses dari https://e-
journal.unair.ac.id/MGI/article/view/3407 pada tanggal 5 Mei 2021.

Khasanah, Nur. 2011. ASI atau Susu Formula.Yogyakarta: Flashbook

Lestari, D., Zuraida, R., & Larasati, T.2013. Hubungan Tingkat Pengetahuan
Ibu tentang Air Susu Ibu dan Pekerjaan Ibu dengan Pemberian ASI
Eksklusif di Kelurahan Fajar Bulan. Medical Journal of Lampung
University.

Ludha, N., & Maulida, I. 2013. Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Status
Pekerjaan Ibu Menyusui dengan Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi di
Pesantunan. E-Jornal Politeknik Harapan Bersama Tegal.

Medela, 2011. Collection & Storage of Human Milk: Innovating Practice


Through Research & Evidence. Diakses dari www.medela.com pada tanggal
20 Februari 2021.

Mabud, Nurma Hj,2014. Hubungan Pengetahuan, Pendidikan, Paritas denagn


Pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Bahu Kecamatan Malalayang
Kota Manado. Jurnal Ilmiah Bidan.

Nisman, W. A. 2011. Lima menit kenali payudara anda. Yogyakarta: CV. Andi
Offset.

Notoatmodjo, S. 2014. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.


66
Nursalam. (2014). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian &lmu Keper
awatan: Pedoman Skipsi, Tesis dan &Instrumen Penelitian Keperawa
tan, edisi 2. Jakarta. Salemba Medika.

Prabowo, Eko. 2014. Konsep & Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa.


Yogyakarta: Nuha Medika.

Presiden Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor


33 Tahun 2012 Tentang Pemberian Air Susu Ibu Ekslusif. Presiden RI:
Jakarta.2012

Purwanti, Eny. 2012. Asuhan Kebidanan Untuk Ibu Nifas. Yogyakarta : Ilmu
Cakrawala

Ramadhani, Merry dan Hadi, Ella Nurlaella. 2016, Dukungan Suami dalam
Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Air Tawar Kota
Padang, KTI Sumatera Barat, 4, 269-274.

Rianse, Usman dan Abdi. 2011. Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi:
Teori dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta.

Roesli, Utami.2013, Mengenal ASI Eksklusif Jakarta: PT. Pustaka Pembangunan


Swadaya Nusantara

. 2012. Inisiasi Menyusu Dini Plus ASI Eksklusif. Jakarta: Pustaka


Bunda

Sarafino, E. P., Timothy W. Smith. 2011. Health Psychology: Biopsychosocial


Interactions, 7th edition. Amerika Serikat: John Wiley & Sons, Inc.

Satino, & Setyorini, Y.2014. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Pemberian


ASI Eksklusif pada Ibu Primipara Di Kota Surakarta. Jurnal Terpadu
Ilmu Kesehatan.

Setiadi. 2013. Konsep Dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Graha


Ilmu.

Sriasih, K.dkk.2015, Peran Dukungan Suami Dalam Pelaksanaan Inisiasi Menyusui


Dini.Jurnal. Poltekes kesehatan Denpasar.

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B. Bandung:


Alfabeta, CV.

Sustainable Development Goals (SDGs). Target tahun 2030. 2017[Internet].


Available from: https://www.sdg2030indonesia.org/

67
Vetty, Dwi, Suratno. 2011. Dukungan Suami Terhadap Pemberian Asi Eksklusif
Di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Kilangan Kota Padang. Ners
Jurnal Keperawatan Volume 10. No 1,

Wahyuningsih, D., Machmudah., 2013. Dukungan Suami Dalam Pemberian Asi


Eksklusif. Jurnal Keperawatan Maternitas. Vol. 1: 93-101

WHO. 2017. Maternal Mortality. Geneva: World Health Organization. Diunduh


dari https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/329886/WHO-RHR-
19.20-eng.pdf?ua=1_en.pdf tanggal 27 Maret 2021

Widodo, Yekti. 2011. Cakupan Pemberian Asi Eksklusif: Akurasi Dan


Interpretasi Data Survei Dan Laporan Program puslitbang Gizi Dan
Makanan Bogor

68
Lampiran 1

SURAT PERNYATAAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth :
Calon Responden
di
Tempat

Dengan hormat,
Bersama dengan surat ini, peneliti sebagai mahasiswa Jurusan
Kebidanan Poltekkes Denpasar, bermaksud untuk melakukan penelitian tentang
” Gambaran pemberian ASI eksklusif Di Puskesmas Pembantu Dalung
Kabupaten Badung Tahun 2021”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui gambaran pengetahuan dan ketepatan ibu hamil dalam mengikuti
pemeriksaan rapid test 14 hari sebelum tafsiran persalinan di UPTD Puskesmas
1 Dinas Kesehatan Kecamatan Denpasar Utara dimana dalam hal ini penelitian
dilakukan sebagai salah satu syarat menyelesaikan mata kuliah skripsi pada
program studi Sarjana Terapan Kebidanan Politeknik Kesehetan Kemenkes
Denpasar. Berkaitan dengan hal tersebut di atas, peneliti mohon kesediaan
Saudari untuk menjadi responden yang merupakan sumber informasi bagi
peneliti.
Demikianlah permohonan ini peneliti sampaikan, dan atas
partisipasinya peneliti ucapkan terimakasih.

Denpasar, ………………….. 2021


Peneliti

Ni Made Maryati
NIM. P07124220068

69
Lampiran 2

PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN


(INFORMED CONSENT)
SEBAGAI PESERTA PENELITIAN

Yang terhormat Ibu, kami meminta kesediannya untuk berpartisipasi

dalam penelitian ini. Keikutseertaan dari penelitian ini bersifat sukarela/tidak

memaksa. Mohon untuk dibaca penjelasan di bawah dengan seksama dan

disilahkan bertanya bila ada yang belum dimengerti.

Judul Gambaran pemberian ASI eksklusif Di Puskesmas


Pembantu Dalung Kabupaten Badung.

Peneliti Utama Ni Made Maryati


Institusi Jurusan Kebidanan Politehnik kesehatan Kemenkes
Denpasar

Lokasi Penelitian Puskesmas Pembantu Dalung Kabupaten Badung.


Sumber pendanaan Swadana

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pemberian ASI

eksklusif di Puskesmas Pembantu Dalung Kabupaten Badung.Jumlah responden

sebanyak 37 orang dengan syaratnya ibu bersedia menjadi responden dan bersedia

menandatangani lembar persetujuan serta tidak dalam kondisi sakit. Responden

akan wawancara menggunakan instrumen kuesioner tentang dukungan

informasinal, dukungan penilaian, dukungan instrumetal dan dukungan emosional

berdasarkan kondisi yang sebenarnya dialami responden. Perlakuan yang

diberikan kepada responden akan berlangsung 10-15 menit yang dilakukan oleh

peneliti sendiri.

Kepesertaan dalam penelitian ini tidak secara langsung memberikan

manfaat kepada peserta penelitian. Tetapi dapat memberi gambaran informasi

yang lebih banyak tentang dukungan suami. Peneliti menjamin kerahasiaan semua

70
data peserta penelitian ini dengan menyimpannya dengan baik dan hanya

digunakan untuk kepentingan penelitian. Kepesertaan ibu pada penelitian ini

bersifat sukarela. ibu dapat menolak untuk menjawab pertanyaan yang diajukan

pada penelitian atau menghentikan kepesertaan dari penelitian kapan saja tanpa

ada sanksi. Keputusan ibu untuk berhenti sebagai peserta penelitian tidak akan

mempengaruhi mutu dan akses/kelanjutan pelayanan yang akan diberikan.

Jika setuju untuk menjadi peserta peneltian ini, ibu diminta untuk

menandatangani formulir Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed Consent)’

Sebagai Peserta Penelitian setelah Ibu benar-benar memahami tentang penelitian

ini. Ibu akan diberi salinan persetujuan yang sudah ditanda tangani ini.

Bila selama berlangsungnya penelitian terdapat perkembangan baru yang

dapat mempengaruhi keputusan ibu untuk kelanjutan kepesertaan dalam

penelitian, peneliti akan menyampaikan hal ini kepada ibu.

Bila ada pertanyaan yang perlu disampaikan kepada peneliti, silakan

hubungi peneliti: Ni Made Maryati dengan no HP 081359207066.

Tanda tangan ibu di bawah ini menunjukkan bahwa ibu telah membaca,

telah memahami dan telah mendapat kesempatan untuk bertanya kepada peneliti

tentang penelitian ini dan menyetujui untuk menjadi peserta penelitian.

Denpasar,………………..2021

Peserta/ Subjek Penelitian, Peneliti

(…………………………) (Ni Made Maryati)

71
Lampiran 3

KISI-KISI PENYUSUNAN INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA

Variabel Indikator Deskripsi Jumlah Nomor Butir


Penelitian Butir
Dukungan Pemberian Dukungan yang diberikan oleh suami kepada istri dengan memberitahukan istri 5 1, 2, 3, 5, 7
Suami Secara Nasehat apa yang sebaiknya istri lakukan.
Informasional Ide Menarik Dukungan yang diberikan oleh suami kapada istri dengan memberikan gagasan 4 1
atau rancangan yang telah dipikirkan
Penyebaran Dukungan yang diberikan oleh suami kepada istri agar istri menerima pesan 6 1
Informasi yang ingin disampaikan oleh suami
Dukungan Penghargaan Dukungan yang diberikan oleh suami kepada istri dengan cara memberikan istri 3 1, 4, 5
Suami Secara kebutuhan yang dibutuhkan
Penilaian Pembimbing Dukungan yang diberikan oleh suami kepada istri dengan menuntun, 3 2,3,6
membimbing, memimpin istri.
Dukungan Bantuan Nyata Dukungan yang diberikan oleh suami kepada istri dengan tenaga suami 3 1,2,3
Suami Secara membantu menyiapkan keperluan istri
Instrumental Bantuan Dukungan yang diberikan oleh suami kepada istri dengan membelikan 2 4,5
Ekonomi keperluan yang dibutuhkan istri
Dukungan Empati Dukungan yang diberikan oleh suami kepada istri dengan memahami apa yang 2 2,4
Suami Secara dirasakan oleh istri
Emosional Cinta Dukungan yang diberikan oleh suami kepada istri dengan memberikan istri 2 1,3
kasih sayang untuk mendukung istri
Kepercayaan Dukungan yang diberikan oleh suami kepada istri dengan menunjukkan sikap 1 5
percaya kepada istri
Pemberian ASI Pemberian ASI Pemberian ASI saja tanpa memberikan makanan tambahan apapun sampai bayi 1 1
Eksklusif tanpa tambahan berusia 6 bulan
makanan

72
Lampiran 4

Kuesioner Penelitian
Gambaran pemberian ASI eksklusif Di
Puskesmas Pembantu Dalung Kabupaten Badung
Tahun 2021

KARAKTERISTIK RESPONDEN
Pilihlah dan isi sesuai keadaan saudara/saudari dengan cara mengisi langsung
atau melingkari (O) pada setiap jawaban.
1. Nama Ibu :
2. Umur Ibu :
3. Alamat :
4. Jumlah Anak :
5. Umur Bayi :
6. Tingkat Pendidikan :
a. Tidak sekolah
b. SD
c. SMP
d. SMA
e. Perguruan Tinggi
8. Pekerjaan Ibu :
a. Ibu Rumah Tangga Tanpa Bekerja Sambilan
b. Ibu Rumah Tangga dengan Bekerja Sambilan
c. PNS
d. Pedagang
e. Petani
f. Lain-lain

No Pernyataan Ya Tidak
1 Apakah ibu memberikan bayi
ASI sejak lahir sampai umur 6
bulan tanpa memberikan
tambahan makanan apapun?

69
PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR

1. Bacalah dengan teliti setiap pertanyaan, kemudian jawablah sesuai dengan


keadaan anda yang sesungguhnya. Apabila terdapat pertanyaan yang tidak
dimengerti dapat ditanyakannya kepada pihak peneliti.
2. Pilihlah salah satu dari dua jawaban yang tersedia dengan memberi tanda
centang (√) pada kolom di bawah.
Contoh :
No Pernyataan Ya Tidak
1 Ibu memberikan ASI √
selama 6 bulan pertama
kelahiran bayi
3. Dalam kuesioner ini tidak terdapat penilaian benar atau salah, sehingga
tidak terdapat jawaban yang dianggap salah. Semua jawaban dianggap
benar jika anda memberikan jawaban sesuai dengan keadaan anda
sebenarnya.

LEMBAR KUESIONER

70
No Pernyataan Ya Tidak
Dukungan Informasional
1 Suami mengingatkan ibu untuk
memberika ASI yang pertama kali
keluar setelah melahirkan (kolostrum)
2 Suami mengingatkan ibu untuk
memberikn ASI kepada bayi.
3 Ibu mendapat teguran dari suami jika
tidak diberikan ASI
4 Suami membantu mencarikan
informasi tentang pentingnya
pemberian ASI Ekslusif dan cara
menyusui yang benar.
5 Suami mengingatkan Ibu untuk
melakukan perawatan payudara dan
jadwal menyusui.
6 Suami memberikan ibu bacaan tentang
ASI dan menyusui sepert buku,
majalah maupun informasi di media
sosial.
7 Ibu meminta pendapat dari suami
tentang pentingya pemberian ASI
Ekslusif.
Dukungan Penilaian/Penghargaan
1 Suami memberikan pujian kepada Ibu
setelah menyusui bayi
2 Saat ibu menyusui bayi tengah malam
suami hanya tidur saja.
3 Suami mengantar Ibu berkonsultasi ke
petugas kesehatan mengenai cara
menyusui.
4 Suami membelikan makanan,susu
ataupun suplemen untuk
memperlancar ASI .
5 Suami selalu memperhatikan asupan
gizi ibu selama menyusui.
6 Suami memberikan suasana tenang
saat ibu menyusui bayinya seperti
tidak berisik.
Dukungan Instrumental
1 Suami membantu menyiapkan
peralatan untuk memerah ASI untuk
seperti pompa
2 Suami membantu menyiapkan tempat
menyusui yang nyaman untuk ibu.
3 Suami membantu ibu melakukan
pekerjaan rumah saat ibu menyusui.
4 Suami menyiapkan dana tambahan
untuk keperluan ibu selama menyusui.
5 Suami membelikan ibu pakaian yang
nyaman untuk menyusui.
Dukungan Emosional
1 Suami memdampingi ibu saat
menyusui.
2 Suami memotivasi ibu saat merasa
lelah menyusui.
3 Suami memberikan ucapan terima
71
kasih pada ibu karena sudah
memberikan nutrisi terbaik untuk
banyinya.
Lampiran 5

MASTER TABEL PENELITIAN

No total
KARAKTERISTIK ASI EKS TOTAL koding DUKUNGAN INFORM ASIONAL koding
Res skor
Umur kod didik kod Kerja kod paritas kod T OT AL SKOR 1 2 3 4 5 6 7
1 19 1 SM P 2 IRT 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 5 1
2 36 3 SD 1 IRT 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 7 1
3 18 1 SM P 2 IRT 4 5 3 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 5 1
4 SM P 2 IRT 1 5 3 1 1 2 1 1 1 0 1 1 1 6 1
5 38 3 SM A 2 IRT 1 2 2 2 2 1 1 1 1 0 1 1 1 6 1
6 36 3 SM P 2 PNS 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 7 1
7 22 2 SM P 2 IRT 1 5 3 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 6 1
8 26 2 SM P 2 PNS 2 5 3 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 3 2
9 31 2 SM P 2 IRT 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 6 1
10 28 2 Sarjana 3 Swasta 3 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 7 1
11 29 2 SM P 32 pedagang 4 2 2 1 1 2 1 1 0 1 1 1 1 6 1
12 21 2 SM P 2 pedagang 4 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 6 1
13 20 2 SD 1 Swasta 3 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 7 1
14 21 2 SD 1 Pedagang 1 2 2 1 1 2 0 1 0 1 0 10 1 3 2
15 30 2 SM P 2 Swasta 3 2 2 2 2 1 1 0 1 1 1 1 1 6 1
16 30 2 SM P 2 penjahit 5 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 6 1
17 37 2 SD 1 PNS 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 0 6 1
18 30 2 SD 1 Swasta 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 6 1
19 36 2 Sarjana 3 PNS 2 1 1 1 1 2 0 0 0 1 1 1 1 4 1
20 30 2 SM P 2 pedagang 4 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 6 1
21 30 2 Sarjana 3 Swasta 3 2 2 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 3 2
22 36 3 SM P 2 penjahit 5 1 1 1 1 2 0 1 1 1 0 0 1 3 2
23 30 2 SM P 2 pedagang 4 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 3 2
24 37 2 SM P 2 Swasta 3 1 1 1 1 2 0 1 1 0 1 0 0 3 2
25 31 2 SM P 2 penjahit 5 1 1 2 2 1 0 1 1 0 1 1 1 5 1
26 32 2 SM P 2 IRT 1 2 2 2 2 1 1 1 0 1 1 1 0 5 1
27 32 2 Sarjana 3 pedagang 4 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 4 2
28 31 2 Sarjana 3 pedagang 4 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 5 2
29 30 2 Sarjana 3 Swasta 3 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 3 2
30 30 2 SM P 2 Swasta 3 2 2 1 1 2 0 0 1 0 1 0 1 3 2
31 30 2 SM P 2 IRT 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 0 0 0 4 1
32 28 2 Sarjana 3 IRT 1 1 1 1 1 2 1 0 1 0 1 1 1 5 1
33 27 2 Sarjana 3 Swasta 3 2 2 1 1 2 1 1 0 0 1 1 0 4 1
34 28 2 SM P 2 IRT 1 1 1 1 1 2 0 1 1 0 1 0 0 3 2
35 24 2 SM P 2 IRT 1 2 2 1 1 2 1 1 0 1 1 0 0 3 2
36 22 2 Sarjana 3 IRT 1 1 1 1 1 2 0 0 0 1 1 0 1 3 2
37 22 2 Sarjana 3 Swasta 3 1 1 1 1 2 0 0 1 0 1 0 1 3 2

72
total
PENILAIAN koding INSTRUM ENTAL total EM OSI0NAL total
skor koding koding
skor skor
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
0 1 1 0 0 0 2 2 1 1 0 1 0 5 1 3 3 2 2 2 5 1
0 0 1 0 1 0 2 2 1 1 0 1 1 5 1 3 3 3 3 4 7 1
1 0 0 0 1 0 2 2 1 1 1 1 0 5 1 3 3 3 3 3 5 1
1 1 0 1 0 1 3 1 1 0 0 1 0 5 1 2 2 2 2 2 6 1
1 0 1 0 1 1 4 1 0 0 0 1 0 5 1 3 3 3 3 3 6 1
1 0 1 0 0 0 2 2 1 1 0 1 0 2 2 2 2 2 2 2 7 1
0 0 1 0 1 0 2 2 1 1 0 1 1 5 1 3 2 2 3 3 6 1
1 0 1 0 0 0 2 2 1 1 1 1 0 3 1 3 3 3 3 4 3 2
0 1 1 0 0 0 2 2 1 1 0 1 0 4 1 3 3 4 4 4 6 2
0 0 1 1 0 0 2 2 1 1 1 1 1 2 2 3 2 2 3 3 7 2
1 0 0 0 0 1 2 2 1 1 1 1 1 2 2 2 3 3 2 3 6 1
0 0 0 1 0 1 2 2 1 1 1 1 0 2 2 3 2 2 2 2 6 1
1 0 1 0 0 0 2 2 1 1 0 1 1 5 1 3 3 3 3 4 7 1
0 1 1 0 0 0 2 2 1 1 0 1 1 4 1 4 4 3 3 4 3 1
1 0 1 0 1 1 4 1 1 1 0 1 0 2 2 3 4 4 4 4 6 2
0 0 1 0 1 0 2 2 1 1 0 1 1 5 1 2 2 2 2 2 6 2
1 0 0 0 1 0 2 2 1 1 1 1 0 5 1 2 2 2 2 2 6 1
0 1 1 0 0 0 2 2 1 1 0 1 1 4 1 3 3 3 3 3 6 2
0 0 1 1 1 1 4 1 1 1 0 1 1 4 1 2 2 2 2 2 4 2
1 1 1 1 1 1 6 1 1 1 0 1 1 2 2 2 3 3 1 2 6 1
0 1 1 0 0 0 2 2 1 1 0 1 0 5 1 3 2 2 1 2 3 1
0 0 1 0 1 0 2 2 1 1 0 1 1 5 1 2 3 2 3 2 3 1
1 0 0 0 1 0 2 2 1 1 1 1 0 5 1 3 2 2 3 3 3 1
1 1 1 1 1 1 6 1 1 0 0 1 0 5 1 3 4 4 3 3 3 2
0 0 1 0 0 1 2 2 0 0 0 1 0 5 1 3 2 2 2 2 5 2
0 0 0 0 1 1 2 2 0 1 0 1 0 4 1 3 2 2 4 4 5 1
1 0 0 0 1 0 2 2 1 1 1 1 0 2 2 2 2 2 2 2 4 1
0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 4 1 2 3 2 3 2 5 1
0 0 1 0 1 0 2 2 1 1 1 1 0 4 1 3 3 2 2 2 3 1
1 1 1 1 1 1 6 1 1 1 1 1 1 2 2 2 3 2 2 2 3 1
0 1 1 0 0 0 2 2 1 1 0 1 0 5 1 2 2 2 2 2 4 1
0 1 1 1 1 0 4 1 1 1 1 1 1 2 2 3 3 3 3 3 5 2
0 1 1 0 0 0 2 2 1 1 1 1 0 5 1 2 2 2 2 2 4 1
1 0 0 0 1 0 2 2 1 1 1 1 1 5 1 2 2 2 2 2 3 1
1 1 1 1 1 0 4 1 1 1 1 1 1 5 1 2 2 2 2 2 3 2
1 1 1 1 1 0 5 1 1 1 1 1 1 5 1 2 2 2 2 2 3 1
1 1 1 1 1 0 5 1 1 1 1 1 1 5 1 2 2 2 2 2 3 1

73
Tabulasi SPSS 16

74
KODE RESPONDEN

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 1 2.7 2.7 2.7

2 1 2.7 2.7 5.4

3 1 2.7 2.7 8.1

4 1 2.7 2.7 10.8

5 1 2.7 2.7 13.5

6 1 2.7 2.7 16.2

7 1 2.7 2.7 18.9

8 1 2.7 2.7 21.6

9 1 2.7 2.7 24.3

10 1 2.7 2.7 27.0

11 1 2.7 2.7 29.7

12 1 2.7 2.7 32.4

13 1 2.7 2.7 35.1

14 1 2.7 2.7 37.8

15 1 2.7 2.7 40.5

16 1 2.7 2.7 43.2

17 1 2.7 2.7 45.9

18 1 2.7 2.7 48.6

19 1 2.7 2.7 51.4

20 1 2.7 2.7 54.1

21 1 2.7 2.7 56.8

22 1 2.7 2.7 59.5

23 1 2.7 2.7 62.2

24 1 2.7 2.7 64.9

25 1 2.7 2.7 67.6

26 1 2.7 2.7 70.3

27 1 2.7 2.7 73.0

28 1 2.7 2.7 75.7

29 1 2.7 2.7 78.4

30 1 2.7 2.7 81.1

75
UMUR RESPONDE

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid <20 TAHUN 2 5.4 5.6 5.6

20-35 TH 30 81.1 83.3 88.9

>35 TH 4 10.8 11.1 100.0

Total 36 97.3 100.0

Missing System 1 2.7

Total 37 100.0

PENDIDIKAN RESP

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid SD 5 13.5 13.5 13.5

SMP 22 59.5 59.5 73.0

SMA 10 27.0 27.0 100.0

Total 37 100.0 100.0

PEKERJAAN RESPONDEN

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid IRT TANPA SAMBILAN 13 35.1 35.1 35.1

IRT DENGAN SAMBILA 4 10.8 10.8 45.9

PNS 10 27.0 27.0 73.0

SWASTA 7 18.9 18.9 91.9

PEDAGANG 3 8.1 8.1 100.0

Total 37 100.0 100.0

76
JUMLAH ANAK

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 ANAK 17 45.9 45.9 45.9

2-4 ANAK 16 43.2 43.2 89.2

?5 ANAK 4 10.8 10.8 100.0

Total 37 100.0 100.0

ASI EKSLUSIF

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid IYA 20 54.1 54.1 54.1

TIDAK 17 45.9 45.9 100.0

Total 37 100.0 100.0

DUKUNGAN SUAMI * ASI EKSLUSIF Crosstabulation

Count

ASI EKSLUSIF

IYA TIDAK Total

DUKUNGAN SUAMI MENDUKUNG 20 1 21

TIDAK MENDUKUNG 0 16 16

Total 20 17 37

DUKUNGAN INFORMASIONAL

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid MENDUKUNG 23 62.2 62.2 62.2

TIDAK MENDUKUNG 14 37.8 37.8 100.0

Total 37 100.0 100.0

77
DUKUNGAN PENILAIAN

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid MENDUKUNG 12 32.4 32.4 32.4

TIDAK MENDUKUNG 25 67.6 67.6 100.0

Total 37 100.0 100.0

DUKUNGAN INSTRUMENTAL

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid MENDUKUNG 28 75.7 75.7 75.7

TIDAK MENDUKUNG 9 24.3 24.3 100.0

Total 37 100.0 100.0

DUKUNGAN EMOSIONAL

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid MENDUKUNG 26 70.3 70.3 70.3

TIDAK MENDUKUNG 11 29.7 29.7 100.0

Total 37 100.0 100.0

78
79
80
81
82
83
84
Lampiran 6

Doukumentasi Penelitian

85
86
Lampiran 7

SURAT IJIN

87
88
89
90
91
92
Lampiran 8
N
KEGIATAN JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI
O
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Tahap Persiapan                                                
  a. Pengajuan Judul                                                
  b. Study Pendahuluan                                                
  c. Penyusunan Proposal                                                
  d. Konsultasi Proposal                                                
  e. Seminar Proposal                                                
  f. Perbaikan Proposal                                                
2. Tahap Pelaksanaan                                                
a. Pengurusan Izin
                                                 
Penelitian
b. Pengadaan Instrumen
                                                 
Pengumpulan Data
  c. Pengumpulan Data                                                
  d. Pengolahan Data                                                
  e. Analisis Data                                                
3. Tahap Pengakhiran                                                
  a. Penyusunan Laporan                                                
b. Seminar Hasil
                                                 
Penelitian
  c. Perbaikan                                                
  d. Publikasi Hasil                                                

92
Penelitian
JADWAL KEGIATAN PELAKSANAAN PENELITIAN

93
No. Kegiatan Proposal dan Penelitian Biaya (Rp)
1. Tahap Persiapan
Pengajuan judul dan studi pendahuluan 50.000
Menyusun proposal, pengetikan, 200.000
penggandaan
Seminar proposal 100.000
Perbaikan proposal 200.000
2. Tahap Pelaksanaan
Pengurusan ijin penelitian 100.000
Penggunaan data internet saat pengumpulan 100.000
data
Pengolahan data 200.000
Analisis data 50.000
3. Tahap Pengakhiran Data
Penyusunan skripsi 300.000
Seminar hasil penelitian 50.000
Perbaikan 100.000
Perbaikan hasil penelitian 200.000
Jumlah 1.650.000
Lampiran 9

RENCANA ANGGARAN PENELITIAN

93

You might also like