Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                
Skip to main content
Mustopa Romdhon

    Mustopa Romdhon

    Pembangunan daerah merupakan suatu bagian integral dari Pembangunan Nasional yang mempunyai arti yang strategis di suatu daerah. Sehingga berhasilnya pembangunan suatu daerah akan menyentuh seluruh lapisan masyarakat dan memungkinkan... more
    Pembangunan daerah merupakan suatu bagian integral dari Pembangunan Nasional yang mempunyai arti yang strategis di suatu daerah. Sehingga berhasilnya pembangunan suatu daerah akan menyentuh seluruh lapisan masyarakat dan memungkinkan peningkatan pemerataan pembangunan dan hasilhasilnya menuju tercapainya masyarakat adil dan makmur merata material dan spiritual. Oleh karena itu pemerintah memberikan perhatian terhadap pelaksanaan pembangunan daerah agar dapat memberikan hasil nyata, dalam arti adanya peningkatan taraf hidup masyarakat di suatu pihak dan di pihak lain munculnya semangat atau gairah membangun dari masyarakat yang diwujudkan dalam bentuk partisipasi masyarakat pada suatu daerah tersebut. Mulai tahun 2007 Pemerintah Indonesia mencanangkan Program Penanggulangan Kemiskinanan Perkotaan (P2KP) yang terdiri dari P2KP Perkotaandan P2KP wilayah khusus dan kelurahan tertinggal. P2KP adalah program untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan. Pendekatan P2KP merupakan pengembangan dari Program Pengembangan Kecamatan (PPK), yang selama ini dinilai berhasil. Beberapa keberhasilan PPK adalah berupa penyediaan lapangan kerja dan pendapatan bagi kelompok rakyat miskin, efisiensi dan efektivitas kegiatan, serta berhasil menumbuhkan kebersamaan dan partisipasi masyarakat. Saat ini, program KOTAKU nomenklatur menjadi Program KOTAKU (Kota Tanpa Kumuh). Dalam Program KOTAKU, tujuan dan jangkauan program sama dengan program KOTAKU yang telah berlalu. Tujuan penelitian ini adalah : (1) untuk mendeskripsikan dan menganalisis peran dan bentuk partisipasi masyarakat dalam kegiatan pengelolaan dan pemeliharaan infrastruktur jalan lingkungan di Kota Bengkulu melalui program KOTAKU pada aspek perencanaan dan pelaksanaan; (2) Untuk mendeskripsikan faktor-faktor yang mendukung dan menghambat partisipasi masyarakat dalam kegiatan pengelolaan dan pemeliharaan infrastruktur jalan lingkungan di Kota Bengkulu melalui program KOTAKU; dan (3) Untuk mendeskripsikan dan menganalisis tingkat partisipasi anggota masyarakat terhadap pengelolaan dan pemeliharaan infrastruktur jalan lingkungan di Kota Bengkulu terhadap kelangsungan jalan lingkungan. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Metode analisis data digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis kualitatif. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh hasil bahwa: (1)Partisipasi masyarakat Kelurahan Rawa Makmur Permai dalam bentuk pikiran telah berjalan baik, masyarakat telah memberikan sumbangan pemikiran dalam kegiatan perencanaan pembangunan jalan melalui program KOTAKU; (2) Partisipasi tenaga oleh masyarakat Kelurahan Rawa Makmur Permai dalam pembangunan infrastruktur jalan berjalan dengan baik, di mana masyarakat menyumbangkan tenaganya dalam kegiatan gotong royong dalam pembangunan; (3) Partisipasi masyarakat Kelurahan Rawa Makmur Permai dalam bentuk keahlian berjalan cukup baik, di mana masyarakat yang memiliki keahlian dalam bidang pertukanan dan bangunan terlibat secara intensif dalam pembangunan infrastruktur jalan di Kelurahan Rawa Makmur Permai; (4) Partisipasi masyarakat Kelurahan Rawa Makmur Permai dalam bentuk barang dilakukan secara sukarela dan berjalan baik, seperti menyumbang timbunan tanah yang diperuntukkan perkerasan badan jalan yang dibangun dengan Program KOTAKU; dan (5) Partisipasi uang masyarakat Kelurahan Rawa Makmur Permai pada dasarnya tidak ada, namun lebih diwujudkan dalam bentuk konsumsi, seperti menyediakan air kopi, air teh dan penganan selama kegiatan gotong royong pembangunan jalan infrastruktur melalui Program KOTAKU. Dari hasil penelitian, beberapa saran konstruktif yang dapat diberikan adalah: (1) Perawatan infrastruktur jalan di Kelurahan Rawa Makmur Permai melalui program KOTAKU perlu dilakukan secara rutin dengan melibatkan semua komponen masyarakat yang ada. Hal ini untuk menjaga agar bangunan jalan yang dikerjakan secara bersama-sama memiliki umur ekonomis yang panjang. Upaya tersebut seperti melarang kendaraan berat menggunakan jalan dan melakukan perawatan jalan secara rutin dan swadaya dan (2) Rekomendasi bagi peneliti selanjutnya agar dapat menambahkan faktor-faktor lain yang belum diteliti dalam penelitian ini, sehingga diperoleh hasil kajian yang lebih mendalam.
    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Untuk 1) mengetahui ragam sumber pendapatan rumah tangga petani padi sawah di Desa Linggaraja Kecamatan Sukaraja Kabupaten Tasikmalaya. 2) Untuk Mengetahui besarnya penerimaan rumah tangga petani... more
    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Untuk 1) mengetahui ragam sumber pendapatan rumah tangga petani padi sawah di Desa Linggaraja Kecamatan Sukaraja Kabupaten Tasikmalaya. 2) Untuk Mengetahui besarnya penerimaan rumah tangga petani padi sawah di Desa Linggaraja Kecamatan Sukaraja Kabupaten Tasikmalaya. 3) Untuk mengetahui besarnya distribusi pengeluaran rumah tangga petani padi sawah di Desa Linggaraja Kecamatan Sukaraja Kabupaten Tasikmalaya. 4) Untuk Mengetahui besarnya kontribusi pendapatan usahatani padi sawah terhadap pendapatan rumah tangga petani padi sawah di Desa Linggaraja Kecamatan Sukaraja Kabupaten Tasikmalaya. 4) Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi ragam sumber pendapatan petani padi sawah di Desa Linggaraja Kecamatan Sukaraja Kabupaten Tasikmalaya. Penelitian ini menggunakan responden yang ditentukan secara proportionet stratified random sampling dengan menggunakan rumus slovin yaitu 39 rumah tangga petani padi sawah lahan irigasi dan 43 rumah tangga petani padi lahan tadah hujan. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik. Hasil penelitian menunjukan bahwa sumber pendapatan rumah tangga petani padi sawah yaitu bersumber dari usahatani padi sawah, usahtani non padi sawah dan usaha non pertanian dengan indeks ragam sumber pendapatan sebesar 1,50 atau berada pada kategori sedang. rata-rata penerimaan rumah tangga petani padi sawah adalah sebesar Rp. 3.991.812/bulan. Distribusi pengeluaran rumah tangga petani padi sawah adalah sebesar 3.182.696/bulan. Kontribusi pendapatan usahatani padi sawah adalah sebesar Rp. 524.163/bulan dengan persentase sebesar 21% dari total pendapatan rumah tangga petani padi sawah. Faktor-faktor yang mempengaruhi petani padi sawah dalam melakukan diversifikasi pendapatan atau ragam sumber pendapatan di Desa Linggaraja Kecamatan Sukaraja Kabupaten tasikmalaya adalah umur, jumlah tanggungan dan ratio pendapatan memberikan penagaruh positif terhadap ragam sumber pendapatan rumah tangga petani. Sedangkan faktor-faktor pendidikan, rasio kepemilikan lahan, dan pengalaman berusahatani tidak berpengaruh nyata terhadap ragam sumber pendapatan rumah tangga petani padi sawah. Keywords: Struktur Pendapatan, Distribusi Pengeluaran, Ragam Sumber Pendapatan.
    Pengembangan sektor industri pertanian mempunyai prospek yang cukup besar untuk menjadi kegiatan ekonomi yang tangguh, penting dan strategis. Industri RMU merupakan salah satu industri pertanian yang diharapkan mampu meningkatkan... more
    Pengembangan sektor industri pertanian mempunyai prospek yang cukup besar untuk menjadi kegiatan ekonomi yang tangguh, penting dan strategis. Industri RMU merupakan salah satu industri pertanian yang diharapkan mampu meningkatkan produktifitas serta nilai ekonomis dari tanaman padi. Jumlah produksi padi yang dihasilkan setiap tahun di Kota Bengkulu cenderung untuk mengalami peningkatan. Peningkatan produksi ini bila tidak diiringi dengan peningkatan industri pengolahan yang mampu menyerapnya, maka ketersediaan beras sebagai makanan pokok akan sangat terbatas. Hal ini akan berdampak pada harga beras akan terus meningkat sehingga menimbulkan kesulitan ekonomi bagi masyarakat Indonesia khususnya masyarakat di Kota Bengkulu. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung potensi pengembangan industri- industri RMU di Kota Bengkulu. Disamping itu, bertujuan untuk mengetahui kelayakan industri RMU ditinjau dari aspek finansial di Kota Bengkulu. Penelitian ini dilaksanakan di Kota Bengkulu. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Desember 2007. Penentuan lokasi dalam penelitian ini dilakukan secara sengaja (purposive) yaitu di Kelurahan Surabaya Kecamatan Sungai Serut dan di Kelurahan Dusun Besar Kecamatan Gading Cempaka. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dua unit industri RMU yaitu industri RMU UD. Halmahera di Kelurahan Surabaya Kecamatan Sungai Serut dengan tipe mesin Two Pass dan RMU UD. Harapan Maju di Kelurahan Dusun Besar Kecamatan Gading Cempaka dengan tipe mesin One Pass. Penentuan sampel ini didasarkan pada pertimbangan industri RMU ini merupakan 3 industri dengan produksi tinggi dan proses produksinya kontinu. Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis potensi pengembangan dan analisis aspek finansial. Metode analisis data yang digunakan dalam analisa potensi pengembangan industri ini adalah metode analisa kualitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk mendiskripsikan masalah mengenai seberapa besar kapasitas industri dibandingkan dengan seberapa besar kemampuan produksi gabah pada saat ini dapat memenuhi kebutuhan bahan baku industri-industri RMU di Kota Bengkulu sehingga dapat diketahui seberapa besar kekurangan (defisit) dan kelebihan (surplus) bahan baku gabah. Analisis aspek finansial dengan menggunakan metode Discounted Cash Flow Method (metode arus kas yang didiskonto), yaitu suatu metode untuk melihat perbandingan antara besarnya arus penerimaan (benefit) dan arus biaya (cost) yang didiskonto dengan menggunakan tingkat suku bunga bank (discount rate) sebesar 15 % per tahun (Bank BRI). Analisis aspek finansial dianalisis secara kuantitatif dengan menampilkan angka-angka dengan menggunakan kriteria investasi yang terdiri dari Gross B/C Ratio, Net B/C Ratio, Profitability Ratio, Net Present Value (NPV), Payback Periode (PP), Internal Rate of Return (IRR) dan Analisis Sensitivitas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan hasil analisis potensi pengembangan, dapat diketahui bahwa pengembangan industri-industri RMU di Kota Bengkulu berpotensi untuk dikembangkan berdasarkan kapasitas aktual industri tersebut. Berdasarkan hasil analisis aspek finansial dapat diketahui bahwa usaha industri RMU di Kota Bengkulu layak untuk diusahakan atau dikembangkan, yang berarti bahwa investasi yang dilakukan terhadap industri-industri tersebut dapat memberikan suatu keuntungan. Untuk mengetahui sejauh mana usaha industri ini mampu bertahan dengan adanya perubahan-perubahan yang terjadi akibat pengaruh ketidakstabilan ekonomi dilakukan analisis sensitivitas dengan menggunakan metode Trial and Error pada faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan dan pengeluaran. Hasil analisis sensitivitas menunjukkan jika terjadi kenaikan harga input (bahan baku, BBM) dan 4 penurunan harga output (beras) maka usaha industri ini masih tetap layak untuk diusahakan atau dikembangkan karena dapat memberikan keuntungan atas investasi yang ditanamkan.
    Kecamatan Seginim merupakan salah satu sentra produksi jagung, Hal ini dapat dilihat dari luas lahan, produksi dan produktifitas paling tinggi. Kecamatan Seginim dengan luas lahan 698 Ha, produksi3.628 ton dengan produktifitas mencapai... more
    Kecamatan Seginim merupakan salah satu sentra produksi jagung, Hal ini dapat dilihat dari luas lahan, produksi dan produktifitas paling tinggi. Kecamatan Seginim dengan luas lahan 698 Ha, produksi3.628 ton dengan produktifitas mencapai 5,1 ton per Ha.sehingga pengembangan usahatani tanaman ini perlu terus ditingkatkan, antara lain dengan pemanfaatan sumber daya yang dimiliki agar usahatani menjadi lebih efisien.Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti tentang produksi dan pendapatan usaha tani jagung di Kecamatan Seginim, Kabupaten Bengkulu Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk Menganalisis faktor- faktor yang mempengaruhi produksi jagung di kecamatan seginim kabupaten Bengkulu selatan dan Menghitung Besarnya pendapatan usahatani jagung di Kecamatan Keginim Kabupaten Bengkulu Selatan. Penelitian ini Di Laksanakan Pada Tanggal 29 Mei Sampai dengan 29 Juni 2015 di Kecamatan Seginim. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 100 petani jagung. Alat analisayangdigunakan yaitu analisa faktor produksi Coob-Douglas untuk menganalisa faktor-faktor produksi jagung dan analisis pendapatan untuik menghitung besarnya pendapatan yang diperoleh petani jagung Di seginim. Hasil analisa Faktor produksi Luas Lahan, Benih,tenaga keja,pupuk urea,pestisida, berpengaruh nyata positif terhadap peningkatan produksi usahatani jagung. Sedangkan faktor yang tidak mempengaruhi faktor produksi Usahatani Jagung adalah pupuk TSP,PHONSKA dan Besarnya pendapatan usahatani Jagung Pipil dalam satu kali musim tanam di KecamatanSeginim Kabupaten Bengkulu Selatan dengan rata-rata pendapatan Rp 8.498,694Ut/Mt (Program studi Sosial Ekonomi Pertanian. Univertsitas Bengkulu )
    Penelitian ini bertujuan untuk menilai pelaksanaan pola kemitraan PT.Agricinal dengan petani mitra di Kecamatan Putri Hijau berdasarkan aspek ekonomi, finansial, sosial dan kelembagaan. Mendeskripsikan pelaksanaan pola kemitraan... more
    Penelitian ini bertujuan untuk menilai pelaksanaan pola kemitraan PT.Agricinal dengan petani mitra di Kecamatan Putri Hijau berdasarkan aspek ekonomi, finansial, sosial dan kelembagaan. Mendeskripsikan pelaksanaan pola kemitraan PT.Agricinal dengan petani mitra di Kecamatan Putri Hijau.penelitian ini dilakukan di Kecamatan Putri Hijau yang merupakan plasma dari PT.Agricinal. Responden dalam penelitian ini adala petani mitra kelapa sawit PT.Agricinal yang menjalin kerjasama kemitraan kelapa sawit yang berada di Kecamatan Putri Hijau dengan jumlah responden sebanyak 95 orang petani mitra. Pelaksanaan pola kemitraan petani mitra dengan PT.Agricinal berdasarkan hasil penelitian dinilai dari aspek ekonomi yaitu produksi kelapa sawit milik petani mitra tidak mencapai standar yang ditetapkan oleh perusahaan dengan produksi rata-rata 2.346 kilogram perbulan sedangkan standar perusahaan 3600 kilogram perbulan, pendapatan petani mitra yaitu sebesar Rp 898.830,- perbulan, tenaga kerja yang digunakan oleh petani mitra yaitu 4 jiwa tenaga kerja yang berasal dari luar keluarga dengan luasan 3,31 ha dan 2 jiwa tenaga kerja yang berasal dari dalam keluarga dengan luasan 1 hektar. aspek finansial yaitu petani mitra mengembalikan kredit dalam 1 tahun sebanyak 12 kali sedangkan target perusahaan 24 kali, harga yang diterima oleh petani mitra lahan plasama Rp 903,- lebih tinggi dari lahan swadaya yaitu Rp 825,- dan waktu yang dibutuhkan oleh petani mitra rata-rata 5-7 tahun dengan 11-13 tahun sama sekali belum pernah membayar cicilan kredit , sedangkan dalam aspek sosial konflik yang terjadi antara petani mitra dengan petani yaitu mengenai batas lahan dan konflik petani mitra dengan perusahaan mengenai besaran saldo kredit yang kurang transparan, tingkat tercapainya kewajiban petani mitra dalam mengembalikan kredit yaitu 55,79 persen menyatakan kurang baik, perusahaan membeli hasil kebun kelapa sawit petani mitra tingkat tercapainya yaitu 60 persen menyatakan kurang baik, perusahaan memberikan pembinaan dan penyuluhan 57,89 persen tingakt tercapainya kurang baik dan aspek kelembagaan yaitu hubungan petani mitra dengan PT.Agricinal dengan Koperasi makmur mandiri tingkat tercapainya yaitu 64,2 persen menyatakan baik sedangkan hubungan petani mitra dengan petugas dari perusahaan PT.Agricinal tingkat tercapainya yaitu 76,85 persen menyatakan kurang baik karena petugas dari perusahaan jarang turun ke lapangan untuk membina petani mitra dalam melaksanakan kewajibannya. Berdasarkan hasil penelitian pelaksanaan pola kemitraan petani mitra dengan PT.Agricinal dinilai dari aspek ekonomi, aspek finansial, aspek sosial dan aspek kelembagaan yang terjadi saat ini tidak sesuai dengan kontrak perjanjian kemitraan yang telah disepakati.
    This research was aimed at estimating farm income and efficiency of dry land paddy in three different land strata. Research location was determined purposevely, i.e, subdistrict of Merigi Kelindang, Bengkulu Tengah District. Fourty three... more
    This research was aimed at estimating farm income and efficiency of dry land paddy in three different land strata. Research location was determined purposevely, i.e, subdistrict of Merigi Kelindang, Bengkulu Tengah District. Fourty three farmers are selected using stratified random sampling and allocated into 3 different strata based on their cultivated land. Farm income was measure by substracting farm revenue with total cost of production while revenue cost raion and benefit cost ratio were used to measure farm efficiency, both in term of real and non real estimation. The research found that farm income of farmer in strata 3 was the highest among strata both in term of real and non real. Similar results were also for estimation of R/C and B/C ratio in which the larger area under cultivation the higher their efficiency level.
    Produk-produk perkebunan umumnya bersifat komersial dalam arti berorientasi pasar untuk mendapatkan laba, bukan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Untuk itu peran sektor perkebunan sangat penting dalam upaya peningkatan pendapatan... more
    Produk-produk perkebunan umumnya bersifat komersial dalam arti berorientasi pasar untuk mendapatkan laba, bukan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Untuk itu peran sektor perkebunan sangat penting dalam upaya peningkatan pendapatan petani, PDB (Penadapatan Domestik Bruto) dan penciptaan lapangan kerja. Subsektor perkebunan juga sangat penting dalam upaya perolehan devisa melalui ekspor. Produksi kopi nasional yang cukup melimpah, sementara konsumsi kopi dalam negeri tergolong masih rendah maka sebagian produksi kopi di Indonesia ditujukan untuk kebutuhan ekspor. Salah satu negara terbesar yang dominan tiap tahun menjadi tujuan ekspor kopi Indonesia adalah Amerika Serikat. Fluktuasi harga kopi di pasaran Internasional dan di pasar domestik akan mempengaruhi penawaran ekspor kopi. Kinerja ekspor suatu negara tidak lepas dari kondisi pemasaran. Hal ini dikarenakan perubahan harga di pasar internasional secara cepat atau lambat akan mempengaruhi harga di pasar domestik. Dalam memperbaiki kehidupan produsen di Indonesia agar dapat meningkatkan pendapatan mereka diperlukan hubungan/interaksi pasar yang baik yang terjadi secara timbal balik, sehingga mengarahkan produksinya memenuhi peluang pasar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran dan mengetahui perubahan harga di pasar dunia ditransmisikan secara sempurna ke pasar domestik. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series yaitu data triwulan dari tahun 1990:1 sampai dengan 2004:4 untuk analisis penawaran dilakukan 60 observasi dan 180 untuk transmisi harga yaitu data bulanan berupa harga kopi di pasar dunia dan pasar domestik dari tahun 1990 sampai dengan 2004. Data ini diperoleh dari BPS dan instansi yang terkait. Analisis yang digunakan untuk analisis penawaran adalah linear berganda yang dikembangkan Sahinbeyoglu and Ulasan (1999) dan untuk transmisi harga adalah model yang digunakan Baffes and Garden (2003). Dari hasil penelitian menunjukkan satu variabel yang berpengaruh nyata terhadap penawaran ekspor kopi Indonesia yaitu harga kopi internasional, sedangkan variabel nilai ekspor pada periode sebelumnya harga domestik kopi dan nilai tukar rupiah tidak berpengaruh nyata. Hasil pendugaan transmisi harga menunjukkan bahwa harga di pasar dunia tidak ditransmisikan secara penuh ke pasar domestik, tetapi tertransmisi dalam jangka panjang. Selanjutnya untuk menyesuaikan 5 persen perubahan harga di pasar dunia ke pasar domestik membutuhkan waktu 1,2 bulan.
    Sektor perikanan merupakan sektor yang telah banyak dilakukan oleh berbagai kalangan petani, salah satunya usaha pembesaran ikan nila. Usaha ini mampu memberikan kontribusi/ sumbangan dalam berbagai segmen diantaranya menambah pendapatan... more
    Sektor perikanan merupakan sektor yang telah banyak dilakukan oleh berbagai kalangan petani, salah satunya usaha pembesaran ikan nila. Usaha ini mampu memberikan kontribusi/ sumbangan dalam berbagai segmen diantaranya menambah pendapatan petani, meningkatkan ekspor serta menunjang sektor industri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengetahui besarnya pendapatan rata-rata usaha pembesaran ikan nila, mengetahui tingkat efisiensi usaha pembesaran ikan nila, dan mengetahui sistem pemasaran usaha pembesaran ikan nila baik marjin pemasaran, distribusi pemasaran ataupun saluran pemasarannya. Penentuan lokasi dalam penelitian ini ditentukan secara sengaja (purposive) yaitu di Tanjung Harapan kecamatan padang jaya kabupaten Bengkulu Utara. Responden petani ikan nila diambil secara simple random sampling yang terdiri dari 58 responden, sedangkan responden lembaga pemasaran ditentukan secara penelusuran (Snow Ball) yang terdiri dari 5 orang pedagang pengumpul desa dan 3 orang pedagang pengecer. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis pendapatan dan R/C ratio. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa pendapatan rata-rata yang diperoleh petani adalah sebesar Rp. 1.266.053,98/ usaha tani atau Rp.909,52/m 2 dalam siklus produksi selama 4 bulan pemeliharaan dengan R/C Ratio sebesar 1,21. Nilai ini menunjukkan bahwa usaha pembesaran ikan nila di desa tanjung harapan efisien (menguntungkan). Berdasarkan hasil penelitian, analisis pemasaran menunjukkan bahwa lembaga yang terlibat dalam saluran pemasaran adalah di mulai dari tingkat petani, pedagang pengumpul desa, pedagang pengecer, dan diteruskan ke konsumen akhir. Total produksi ikan yang dipasarkan oleh petani kepada pedagang pengumpul sebanyak 243,22 ton (100 %), kemudian pedagang pengumpul menjual kembali kepada pedagang luar daerah sebanyak 28,76 ton (11,82 %), dan sebanyak 0,92 ton (0,38 %) disalurkan ke konsumen akhir oleh pedagang pengecer di pasar Panorama Bengkulu. Hasil analisis margin pemasaran diperoleh total margin pemasaran sebesar Rp.4.243,2/Kg atau 37,44 % terhadap harga konsumen. Sedangkan keuntungan total diperoleh sebesar Rp.2.414,23/Kg atau 20,42 % terhadap harga konsumen dan total biaya pemasaran diperoleh sebesar Rp. 1.828,97/Kg atau 16,14 % terhadap harga konsumen.
    Untuk memenuhi kebutuhan penduduk akan protein hewani, salah satu jenis ternak yang dapat dikembangkan adalah ayam ras petelur sebagai penghasil telur. Telur merupakan bahan pangan yang padat gizi dengan kandungan protein cukup tinggi... more
    Untuk memenuhi kebutuhan penduduk akan protein hewani, salah satu jenis ternak yang dapat dikembangkan adalah ayam ras petelur sebagai penghasil telur. Telur merupakan bahan pangan yang padat gizi dengan kandungan protein cukup tinggi dapat berperan sebagai substitusi daging. Salah satu produsen telur ayam ras di Provinsi Sumatera Barat adalah Gunuang Nago Group yang telah mengusahakan usaha peternakan ayam ras petelur sejak tahun 1988. Untuk mengukur atau melihat keberhasilan usahanya, harus melihat kinerja perencanaan perusahaan dalam memperoleh laba. Ukuran yang sering dipakai untuk menilai berhasil atau tidaknya manajemen suatu usaha adalah laba yang diperoleh. Laba terutama dipengaruhi oleh tiga faktor : volume produk yang dijual, harga jual produk dan biaya. Hubungan antara biaya, volume dan laba memegang peranan yang sangat penting, sehingga dalam pemilihan alternatif tindakan dan perumusan kebijakan untuk masa yang akan datang, manajemen memerlukan informasi untuk menilai berbagai macam kemungkinan yang berkaitan terhadap laba yang akan datang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya volume penjualan minimal agar usaha peternakan ayam ras petelur tidak mengalami kerugian, untuk mengetahui kemampuan dalam memperoleh laba dan untuk mengetahui pengaruh perubahan volume penjualan terhadap laba. Penentuan lokasi penelitian dipilih secara sengaja (purposive) yaitu usaha peternakan ayam ras petelur Gunuang Nago Group yang berlokasi di kelurahan Gunung Sarik kecamatan Kuranji kota Padang provinsi Sumatera Barat yang dilaksanakan pada tanggal 26 Juli sampai dengan 21 Agustus 2004. Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder, metode pengumpulan data yang digunakan adalah studi pustaka dan penelitian lapangan. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari analisis titik impas, analisis kemampuan memperoleh laba dan analisis Degree of Operating Leverage (DOL). Hasil dari penelitian ini diperoleh besarnya volume penjualan minimal usaha peternakan ayam ras petelur Gunuang Nago Group pada penjualan telur ayam ras adalah senilai Rp. 993.245.715,5 atau dapat diperoleh dengan menjual telur ayam ras sebanyak 2.006.356 butir atau 5.118 ekor ayam (layer). Kemampuan memperoleh laba usaha peternakan ayam ras petelur Gunuang Nago Group dalam menjual telur ayam ras yaitu sebesar 13,25 % dari nilai penjualan sekarang/aktual dan dengan batas aman menurunkan penjualan sebesar 47,84 % serta kemampuan pendapatan penjualan menutupi biaya tetap dan memperoleh laba sebesar 27,70 %. Pengaruh perubahan volume penjualan terhadap laba usaha peternakan ayam ras petelur Gunuang Nago Group yaitu sebesar 2,09. ini berarti usaha peternakan ayam ras petelur ini dapat memperoleh laba bersih pada setiap melakukan kenaikan penjualan.
    Indonesia memiliki potensi lestari sumber daya perikanan sebesar 6.167.940 ton per tahun. Melalui Departemen Eksplorasi Kelautan dan Perikanan,diharapkan potensi kelautan Indonesia dapat dimanfaatkan secara optimal. Propinsi Bengkulu... more
    Indonesia memiliki potensi lestari sumber daya perikanan sebesar 6.167.940 ton per tahun. Melalui Departemen Eksplorasi Kelautan dan Perikanan,diharapkan potensi kelautan Indonesia dapat dimanfaatkan secara optimal. Propinsi Bengkulu dengan panjang garis pantai 525 km diperkirakan memiliki luas potensi 126.217 ton untuk perikanan tangkap dan budidaya ( payau dan laut ). Dari berbagai jenis komoditi yang dieksploitasi tersebut masih terdapat beberapa jenis yang belum optimal dimanfaatkan seperti jenis udang karang atau lobster, yang memiliki nilai ekonomis baik. Hasil tangkap lobster dari wilayah perairan Bengkulu umumnya masih dilakukan oleh nelayan tradisional, lalu menjualnya kepada pedagang pengumpul. Salah satu pedagang pengumpul yang ada di kota Bengkulu adalah Usaha Dagang Samudera Koto.Dalam perjalanannya UD Samudera Koto mengalami permasalahan dalam penjualan lobster seperti, memprediksi harga penjualan kepada pedagang mitra di Jakarta. Perkiraan harga yang dipakai oleh UD biasanya hanya berdasarkan nota harga penjualan satu sampai dua minggu yang lalu. UD belum melakukan analisis peramalan terhadap harga agar dapat meramalkan berapa tingkat harga yang ditawarkan oleh perusahaan untuk kurun waktu paling sedikit satu bulan ke depan. Karena hasil analisis ramalan harga diharapkan akan memudahkan untuk membuat perencanaan yang lebih rasional terhadap kegiatan secara keseluruhan. Penelitian ini dilaksanakan di Usaha Dagang Samudra Koto (dahulu CV. Samudera Koto) pada tanggal 25 Januari 2008 sampai 4 Februari 2008 dengan tujuan:(1)Untuk meramalkan harga penjualan lobster Hijau Pasir ukuran 200-300 dan ukuran 300-500 pada bulan Pebruari 2008 ( dua puluh delapan hari ) yang akan datang dan (2) Untuk meramalkan Volume penjualan lobster Hijau ukuran 200-300 dan ukuran 300-500 Pasir pada bulan Pebruari 2008 ( dua puluh delapan hari ) yang akan datang. Lokasi penelitian ditetapkn secara sengaja, dengan pertimbangan bahwa UD Samudera Koto merupakan salah satu pedagang pengumpul lobster yang masih bertahan. Data yang diambil dari penelitian ini adalah Data yang diambil berupa data harian yaitu dari bulan Nopember tahun 2006 sampai dengan Januari tahun 2008, terhadap lobster jenis Hijau Pasir, sebanyak 420 data harga dan volume penjualan. Metode analisis yang digunakan adalah Metode Pemulusan Eksponensial Ganda dengan periode bergerak harian untuk menghitung ramalan harga dan volume penjualan untuk 28 periode harian ke depan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peramalan terhadap harga untuk ukuran 200-300 pada bulan Februari rata-rata Rp 293.440,-/kg sedangkan harga aktual rata-rata Rp 292.320,-/kg dengan rata-rata perbedaan Rp 1.120,-. Sedangkan rata-rata hasil peramalan untuk ukuran 300-500 adalah Rp 301.770,-/kg dan harga aktual Rp 297.500,-/kg dengan ratarata perbedaan Rp 4.270,-. Sedangkan untuk peramalan terhadap volume penjualan ukuran 200-300 pada Februari 2008 yaitu : 1.155,33 kg sementara volume penjualan sesungguhnya 1.119,06 kg, lebih rendah 43.13 kg selama 28 hari. Untuk ukuran 300-500 hasil peramalan terhadap volume penjualan sebesar 590,73 kg dan volume penjualan sesungguhnya adalah 615.95 kg, lebih rendah 25.22 kg selama 28 hari.
    Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting dalam menunjang perekonomian Indonesia. Sampai saat ini, prioritas pembangunan di Indonesia diletakkan pada pembangunan bidang ekonomi dengan titik berat pada sektor... more
    Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting dalam menunjang perekonomian Indonesia. Sampai saat ini, prioritas pembangunan di Indonesia diletakkan pada pembangunan bidang ekonomi dengan titik berat pada sektor pertanian. Pembangunan pertanian diarahkan untuk meningkatkan produksi pertanian guna memenuhi kebutuhan pangan dan kebutuhan industri dalam negeri, meningkatkan ekspor, meningkatkan pendapatan petani, memperluas kesempatan kerja dan mendorong pemerataan kesempatan berusaha tani (Soekartawi 2003). Kebutuhan pangan yang paling besar di Indonesia terdapat pada komoditi padi. Hal tersebut di karenakan makanan pokok utama masyarakat Indonesia pada umumnya adalah padi. Konsumsi padi menjadi tinggi di bandingkan komodi pangan lain seperti jagung dan ubi kayu. Produksi jagung dengan luas panen sebanyak 3.787,367 ha dengan menghasilkan 19.612,435 ton jagung, ubi kayu dengan luas panen 949.916 ha menghasilkan 21.801,415 ton ubi kayu, sedangkan padi sawah memiliki luas panen 14.116,638 ha dengan menghasilkan tanaman pangan terbesar sebanyak 7.539,784 yang rata-rata semua tanaman pangan tersebut dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Tingginya konsumsi padi tersebut berdampak pada tingginya produksi padi yang harus dihasilkan. Pada tahun 2013, rata-rata konsumsi padi nasional sebesar 97,36 kg/kapita (BPS,2017). Angka ini masih tergolong tinggi jika dibanding jenis pangan pokok lainnya. Meskipun begitu, tingginya konsumsi dan rendahnya produksi padi membuat masyarakat Indonesia masih kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pangannya. Ketersediaan pangan sangat tergantung pada budaya makan suatu masyarakat, tentang apa yang biasa dimakan dan yang tidak dimakan. Ketersediaan pangan berkaitan dengan perilaku memproduksi, mendistribusi dan mengkonsumsi makanan itu sendiri yang dipengaruhi oleh budayanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat ketahanan pangan rumah tangga dan menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi ketahanan pangan rumah tangga petani padi sawah di Kecamatan Taba Penanjung. Penelitian ini telah dilaksanakan selama 30 hari, yaitu dari tangga 01 Mei – 30 Mei 2018. Penelitian dilakukan di Desa Datar Lebar, Desa Tanjung Raman, Desa Penum Kecamatan Taba Penanjung Kabupaten Bengkulu Tengah yang dilakukan secara sengaja (purposive). Dengan pertimbangan, bahwa di Kecamatan tersebut merupakan petani padi sawah. Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini dilakukan sesuai dengan pendapat Roscoe (1975) dalam Sukiyono (2012) yang mengatakan bahwa untuk semua jenis penelitian maka jumlah sampel minimal 30 dianggap sudah cukup. Dengan dasar ini, penelitian ini menggunakan jumlah responden rumah tangga petani padi sawah dari 30 rumah tangga petani padi sawah dari setiap desa yang dijadikan lokasi penelitian yaitu 3 desa tertinggal sehingga total responden akhir adalah 90 sampel. Motede dan analisis yang digunakan untuk menganalisis faktor-faktor ketahanan pangan rumah tangga petani padi sawah adalah analisis tingkat ketahanan pangan dan regresi logistik multinomial. Menentukan tingkat ketahanan pangan rumah tangga petani padi sawah di Kecamatan Taba Penanjung ini menggunakan indikator klasifikasi silang dengan mengkombinasikan indikator ragam jenis pangan dengan persentase pengeluaran pangan. Adapun model yang digunakan untuk melihat factor-faktor yang mempengaruhi ketahanan pangan rumah tangga petani padi sawah adalah menggunakan multinomial logistik. Variabel terikat (Y) dalam multinomial logistic adalah empat kriteria ketahanan pangan dengan Y1 (Rawan Pangan) Y2 (Kurang Pangan) Y3 (Rentan Pangan) Y4 (Tahan Pangan). Dengan variabel bebas adalah X1 (Pendapatan) X2 (Jumlah Anggota Keluarga) X3 (Pendidikan Ibu Rumah Tangga) D (Dummy Akses Terhadap Pangan). Hasil Penelitian menunjukkan tingkat ketahanan pangan rumah tangga petani padi sawah di Kecamatan Taba Penanjung berdasarkan indicator silang ada 4 yaitu tahan pangan (28,9%) , rentan pangan (23,3%), kurang pangan (20,0%) dan rawan pangan (27,8%). Variabel yang berpengaruh terhadap ketahanan pangan rumah tangga petani padi sawah ada tiga yaitu, pendapatan, Pendidikan ibu rumah tangga dan dummy akses terhadap pangan, sedangkan jumlah anggota keluarga tidak berpengaruh terhadap ketahanan pangan rumah tangga. Kata Kunci: Ketahanan Pangan Rumah Tangga, Multinomial logistic, Indikator Ketahana
    Kota Pagar Alam merupakan daerah produksi tanaman sayur-sayuran terutama tanaman kubis, sawi dan bawang daun. Hal ini disebabkan oleh luas lahan yang cukup memungkinkan untuk melakukan usahatani sayuran berupa kubis, sawi dan bawang daun.... more
    Kota Pagar Alam merupakan daerah produksi tanaman sayur-sayuran terutama tanaman kubis, sawi dan bawang daun. Hal ini disebabkan oleh luas lahan yang cukup memungkinkan untuk melakukan usahatani sayuran berupa kubis, sawi dan bawang daun. Selain itu, daerah ini merupakan daerah dengan keadaan iklimnya yang sesuai untuk tanaman sayur-sayuran serta tanahnya yang relatif subur menjadikan tempat ini sebagai sentra produksi sayuran terbanyak di Provinsi Sumatera Selatan. Salah satu daerah di Kota Pagar Alam yang menjadi sentra produksi sayuran yaitu Kelurahan Agung Lawangan. Kelurahan Agung Lawangan sebagai salah satu wilayah produksi sayuran memiliki potensi cukup besar dalam pengembangan komoditas sayuran. Jenis komoditas sayuran berupa bawang daun, kubis dan sawi merupakan tanaman sayuran yang paling diminati oleh petani di Kelurahan Agung Lawangan. Tingginya produksi dan produktivitas suatu usahatani tidak selamanya diikuti dengan besarnya pendapatan yang diperoleh oleh petani sayuran. Ketika produksi sayuran berlimpah harga sayuran cenderung menurun (murah) begitupun sebaliknya apabila produksi menurun harga cenderung naik. Sedangkan harga dari input produksi yang tergolong mahal seperti pupuk, pestisida, benih dan upah tenaga kerja yang digunakan dalam proses produksi menjadi permasalahan yang sering dihadapi petani sayuran di Kelurahan Agung Lawangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendapatan dan efisiensi usahatani sayuran di Kelurahan Agung Lawangan Kecamatan Dempo Utara Kota Pagar Alam. Penelitian ini dilakukan di bulan April 2018 di Kelurahan Agung Lawangan. Penentuan lokasi ditentukan dengan sengaja (Purposive) dengan alasan yaitu Kelurahan Agung Lawangan merupakan salah satu wilayah produksi sayuran berupa kubis, sawi, dan bawang daun yang berada pada dataran tinggi Gunung Dempo Kota Pagar Alam Provinsi Sumatera Selatan. Selain itu, banyaknya petani yang berusahatani kubis, sawi dan bawang daun menjadi alasan dalam melakukan penelitian di daerah tersebut. Penentuan responden dalam penelitian ini adalah dengan sampling jenuh atau sensus yaitu semua responden yang berusahatani sayuran berupa kubis, bawang daun, dan sawi baik secara monokultur maupun polikultur. Dalam penelitian ini petani dikelompokkan menjadi 6 kelompok pola tanam. Guna menganalisis data yang di dapat melalui wawancara langsung dengan petani, data diolah dengan menggunakan rumus pendapatan dan efisiensi usahatani. Hasil dari penelitian ini menunjukan besarnya pendapatan dari usahahatani sayuran di Kelurahan Agung Lawangan adalah Rp.28.297.038,88/UT/Th untuk pola tanam monokultur kubis (A), Rp.1.940.995,63/UT/Th untuk pola tanam polikultur kubis dan bawang daun (B), Rp.74.897.266,19/UT/Th untuk pola tanam polikultur kubis, sawi dan bawang daun (C), Rp.12.686.597,88/UT/Th untuk pola tanam monokultur sawi (D), Rp.11.447.755,46/UT/Th untuk pola tanam polikultur sawi dan bawang daun (E), Rp.9.132.974,80/UT/Th untuk pola tanam monokultur bawang daun (F). Pendapatan terbesar untuk pola tanam monokultur terdapat pada pola tanam A (monokultur kubis) dan terkecil pada pola tanam F (monokultur bawang daun). Sedangkan untuk pola tanam polikultur, pendapatan terbesar berada pada pola tanam C (polikultur kubis, sawi, dan bawang daun) dan terkecil pada pola tanam (polikultur kubis dan bawang daun). Usahatani sayuran di Kelurahan Agung Lawangan Kecamatan Dempo Utara Kota Pagar Alam pada pola tanam A (monokultur kubis), pola tanam C (polikultur kubis, sawi, dan bawang daun), pola tanam D (monokultur sawi), pola tanam E (polikultur sawi dan bawang daun), dan pola tanam F (monokultur bawang daun) sudah efisien. Hal ini ditandai dengan nilai B/C dari berbagai pola tanam tersebut lebih besar dari 1, artinya pendapatan yang dihasilkan lebih besar dari biaya yang digunakan. Sedangkan usahatani sayuran untuk pola tanam B (polikultur kubis dan bawang daun) mengalami inefisiensi (rugi). Hal ini ditandai dengan nilai B/C dari pola tanam tersebut lebih kecil dari 1, artinya pendapatan yang dihasilkan lebih kecil dari biaya yang digunakan. Kata Kunci: Pendapatan, Efisiensi.
    Salah satu faktor yang perlu diperhatikan agar dapat mencapai sasaran dan tujuan tersebut adalah diperlukannya penyuluh pertanian yang mempunyai kinerja yang baik. Penyuluh pertanian memberikan sumbangan yang besar terhadap perubahan... more
    Salah satu faktor yang perlu diperhatikan agar dapat mencapai sasaran dan tujuan tersebut adalah diperlukannya penyuluh pertanian yang mempunyai kinerja yang baik. Penyuluh pertanian memberikan sumbangan yang besar terhadap perubahan perilaku (pengetahuan, keterampilan dan sikap) petani yang nantinya akan dapat meningkatkan swadaya masyarakat. Kecamatan Lebong Selatan adalah salah satu Kecamatan yang memiliki luas area tanam padi sawah terluas di Kabupaten Lebong dan tentunya dengan jumlah petaninpadi sawah terbanyak. Dengan jumlah penyuluh yang relatif sama untuk setiap wilayah, namun jumlah petani yang berbeda-beda tentunya akan menghasilkan penilaian kinerja penyuluh yang berbeda dan ada beberapa faktor yang berhubungan dengan kinerja penyuluh itu sendiri. Penelitian ini diharapkan memperkuat bangunan teori kinerja dalam konteks penyuluhan pertanian dan diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi rujukan pembuatan kebijakan oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah serta untuk mengetahui penilaian kinerja penyuluh dan apa saja faktor yang berhubungan dengan kinerja penyuluh. Berhubung populasi petani yang sifatnya menyebar di antara lokasi tersebut, maka dilakukan pengambilan sampel secara acak sederhana untuk petani dan secara keseluruhan (sensus) untuk penyuluh. Total samoel penelitian adalah 54 responden. Dengan metode analisis yang digunakan adalah untuk mengukur kinerja penyuluh menggunakan Skala likert dan untuk Korelasi faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja menggunakan Korelasi Produk Moment dan uji t. Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa penilaian kinerja penyuluh pertanian di Kabupaten Lebong secara keseluruhan adalah BAIK / BERHASIL. Dan untuk penilaian pada setiap indikatornya adalah :Tersusunnya program penyuluhan pertanian sesuai dengan kebutuhan petani, Tersusunnya rencana kerja penyuluhan pertanian di wilayah kerja masing-masing, Tumbuh kembangnya keberdayaan dan kemandirian petani, kelompok tani, kelompok usaha/asosiasi dan usaha formal : Sangat Baik. Tersedianya data peta wilayah untuk pengembangan tekhnologi spesifik lokasi sesuai dengan pengwilayahan komoditas unggulan, Terdiseminasinya informasi teknologi pertanian secara merata dan sesuai dengan kebutuhan petani, Terwujudnya akses petani ke lembaga keuangan, informasi sarana produksi pertanian dan pemasaran, Meningkatnya produktifitas agribisnis komoditas unggulan di masing-masing wilayah kerja¸ Meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan petani di masing- masing wilayah kerja : Baik. Terwujudnya kemitraan usaha antara petani dengan pengusaha yang saling menguntungkan : Kurang Baik Faktor yang berhubungan langsung dengan kinerja penyuluh pertanian di Kabupaten Lebong yakni Faktor Internal dan Faktor Eksternal. Faktoryang memiliki hubungan nyata adalah umur , jumlah tanggungan dan pelatihan. Semakin muda umur penyuluh dapat mempengaruhi kinerja penyuluh di Kabupaten Lebong dikarenakan daya ingat dan gaya komunikasi anak muda tentu lebih baik serta mudah menyesuaikan. Faktor yang tidak memiliki hubungan dengan kinerja adalah lama pendidikan, jumlah petani binaan, masa kerja, gaji, jarak tempat tinggal. Kata Kunci : Kinerja, Penyuluh Pertanian, Skala Likert, Korelasi Product Moment, Uji t.
    Upaya pemanfaatan pemeliharaan dan pengembangan sarana dan prasarana pengairan penunjang pertanian dilaksanakan secara terpadu oleh Bidang Sumber Daya Air Dinas PU Provinsi Bengkulu dan masyarakat setempat. Masyarakat Petani Pemakai air... more
    Upaya pemanfaatan pemeliharaan dan pengembangan sarana dan prasarana pengairan penunjang pertanian dilaksanakan secara terpadu oleh Bidang Sumber Daya Air Dinas PU Provinsi Bengkulu dan masyarakat setempat. Masyarakat Petani Pemakai air dilibatkan secara aktif dalam pengelolaan Jaringan Irigasi yang dimulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pengendalian atau pembinaan hingga tahap Operasi dan pemeliharaan serta pengembangan secara utuh dan komprehensif. Singkatnya kebijakan pengaturan kembali tugas dan tanggung jawab lembaga pengelola irigasi bertujuan untuk memberikan peran yang lebih besar kepada masyarakat petani pemakai air sebagai pengambil keputusan didalam pengelolaan jaringan irigasi yang menjadi tanggung jawabnya. Pola ini didasarkan pada upaya pemecahan masalah yang berkembang didalam lingkup sosial masyarakat pedesaan sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan masyarakat itu sendiri. Dengan demikian pembangunan jaringan irigasi benar-benar dibutuhkan oleh masyarakat dan hasilnya dapat dinikmati segenap lapisan masyarakat. Dilaksanakan dengan baik dan tertib, dikelola secara baik serta dipelihara, ditindaklanjuti dan dikembangkan secara mandiri oleh masyarakat petani pemakai air itu sendiri. Tujuan penelitian ini adalah : (1) Untuk mendeskripsikan dan menganalisis partisipasi anggota KP2A dalam kegiatan perencanaan dan pelaksanaan pemeliharaan jaringan irigasi; (2) Untuk mengetahui bentuk partisipasi anggota KP2A dalam kegiatan perencanaan dan pelaksanaan pemeliharaan jaringan irigasi; dan (3) Untuk mendeskripsikan faktor-faktor yang mendukung dan menghambat partisipasi anggota KP2A dalam kegiatan pengelolaan jaringan irigasi pada daerah Irigasi Air Nokan Rama Agung Kabupaten Bengkulu Utara. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Metode analisis data digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis kualitatif. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh hasil bahwa: (1) Partisipasi anggota KP2A dalam perencanaan dan pelaksanaan pemeliharaan jaringan irigasi D.I Air Nokan Rama Agung Kabupaten Bengkulu Utara telah berada pada kategori baik; (2) Bentuk partisipasi anggota KP2A dalam perencanaan pemeliharaan jaringan irigasi D.I Air Nokan Rama Agung didominasi oleh partisipasi tenaga, sedangkan partisipasi dalam pelaksanaan pemeliharaan jaringan irigasi didominasi oleh partisipasi tenaga dan partisipasi uang; dan (3) Faktor pendukung dan penghambat partisipasi masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaan pemeliharaan jaringan irigasi adalah faktor kelembagaan di mana anggota KP2A cenderung tidak taat pada peraturan internal organisasi; faktor sumber daya manusia berkaitan dengan kemampuan dan ketrampilan teknis operasi kurang memadai; faktor jaringan kerja, yang berdampak pada organisasi kelompok kurang memperoleh perhatian dan pembinaan; dan faktor lingkungan yang tidak kondusif yakni sarana dan prasarana pendukung teknis operasional yang masih kurang. Dari hasil penelitian, beberapa saran konstruktif yang dapat diberikan adalah: (1) Aparat pemerintah desa perlu menyusun format aturan pelaksanaan hubungan kerja atau koordinasi antara KP2A dengan Badan Perwakilan Desa (BPD) berdasarkan kondisi dan karakteristik khusus desa setempat. Hal ini akan menjadi solusi terhadap tumpang tindihnya peran pengaturan air yang selama ini terjadi sekaligus menyelaraskan misi KP2A dengan tujuan dan sasaran pemerintah desa yang tertuang dalam Rencana Anggaran Penerimaan dan Pengeluaran Desa (RPPKD); (2) Perlu pembukuan pola mekanisme dan materi pembinaan dan penjelasan kepada pembina, pengurus dan anggota KP2A untuk mengatasi rendahnya tingkat pengetahuan dan pemahaman petani terhadap maksud dan metode akibat beragam proyek atau program pembinaan dapat berdampak pada terhambatnya perkembangan organisasi dan menurunnya motivasi pengurus dan anggota KP2A; dan (3) Hendaknya pertemuan formal anggota dengan petani tidak hanya pada saat rapat anggota tetapi juga pada saat telah disusun oleh pengurus KP2A pertemuan tersebut dapat menjembatani kekurang-pahaman petani terhadap program kerja KP2A, salah satunya mampu membedakan program IPAIR dengan program pengadaan iuran organisasi KP2A
    Studi ini dilatarbelakangi bahwa keberhasilan pembangunan ekonomi daerah ditentukan oleh kebijakan-kebijakan pembangunan yang berlandaskan pada upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi yang mampu menciptakan lapangan kerja secara optimal... more
    Studi ini dilatarbelakangi bahwa keberhasilan pembangunan ekonomi daerah ditentukan oleh kebijakan-kebijakan pembangunan yang berlandaskan pada upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi yang mampu menciptakan lapangan kerja secara optimal dari segi jumlah produktivitas dan efisiensi. Laju pertumbuhan perekonomian Kabupaten Bengkulu Utara tahun 2010 hingga 2015 berfluktuasi dan cenderung menurun setiap tahunnya. Tujuan penelitian adalah untuk menentukan sektor ekonomi basis, untuk mengetahui klasifikasi pertumbuhan ekonomi, untuk menganalisa keunggulan kompetitif dan untuk menentukan strategi memicu pengembangan pembangunan perekonomian di Kabupaten Bengkulu Utara. Metode analisa menggunakan data sekunder dengan metode Location Quotient (LQ) dan metode Shift Share. Data primer sebagai kerangka kerja dan rencana strategis (Framework and strategic Planing) dengan analisa SWOT sebagai strategi memicu pengembangan sektor-sektor unggulan perekonomian di Kabupaten Bengkulu Utara. Penelitian ini menghasilkan sektor-sektor basis yang menopang perekonomian Bengkulu Utara tahun 2010-2015 antara lain 1). Sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan, 2). Sektor pertambangan dan penggalian, 3). Sektor industri pengolahan dan 4). Sektor jasa asuransi dan keuangan. Keunggulan kompetitif sektor perekonomian Kabupaten Bengkulu Utara tahun 2010 hingga 2015 terdapat pada : 1). Sektor pertanian, kehutanan dan perikanan dengan laju pertumbuhan cukup besar dan memiliki keuntungan berspesialisasi, 2). Sektor pertambangan dan penggalian dan 3). Sektor jasa keuangan dan asuransi juga memiliki keunggulan kompetitif rendah namun memiliki keuntungan dari berspesialisasi. Strategi memicu pengembangan sektor-sektor unggulan perekonomian Kabupaten Bengkulu Utara menggunakan strategi interaksi kombinasi StrenghtOpportunity (SO), yaitu “ Strategi yang Menggunakan Kekuatan Untuk Memanfaatkan Peluang” dengan kebijakan ; mengotimalkan pengelolaan sumber daya, memperkuat pusat-pusat perekonomian, membangun dan mengembangkan potensi pariwisata, mempertahankan pemberdayaan kegiatan ekonomi daerah, dan meningkatkan kinerja kelembagaan. Saran kepada Pemerintah Daerah supaya memprioritaskan kegiatan sektor ekonomi basis. Semakin besar pertumbuhan sektor ekonomi basis maka semakin besar pula pendapatan daerah. Strategi pengembangan sektor-sektor unggulan perekonomian sebaiknya menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang pengelolaan sumber daya, memperkuat pusat-pusat perekonomian, membangun industri pariwisata dan meningkatkan kinerja kelembagaan.
    MSMEs are one of several business sectors in Indonesia that have an essential role in increasing economic value and reducing unemployment. Bengkulu City is one of the cities in Indonesia that also takes advantage of the vital role of... more
    MSMEs are one of several business sectors in Indonesia that have an essential role in increasing economic value and reducing unemployment. Bengkulu City is one of the cities in Indonesia that also takes advantage of the vital role of MSMEs. IKOLA Coffee is one of several MSMEs with its address at Jalan Musi No. 3 Padang Harapan Village, Gading Cempaka District, Bengkulu City, which was established on August 1, 2016, or has been established for six years. The purpose of this study was to determine the performance of MSME Kopi IKOLA, located in Gading Cempaka District, Bengkulu City, using the Balanced Scorecard method based on four perspectives, namely financial, customer, internal business processes, and growth and learning perspectives. The respondents in this study were IKOLA Coffee MSME customers who were 16 years old and had shopped at least once employees and business owners of IKOLA Coffee. The results of this study indicate that the business performance of MSME Kopi IKOLA is ...
    ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisa jenis sektor ekonomi unggulan daerah Kabupaten Seluma dan melakukan pemetaan sumber ekonomi unggulan pertanian daerah Kabupaten Seluma. Penelitian ini dilakukan di... more
    ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisa jenis sektor ekonomi unggulan daerah Kabupaten Seluma dan melakukan pemetaan sumber ekonomi unggulan pertanian daerah Kabupaten Seluma. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu. Penelitian ini dilaksanakan bulan Desember 2018 sampai dengan Februari 2019. Analisis data dengan menggunakan metode Location Quetient (LQ), Metode Rasio Pertumbuhan (MRP), Tipologi Klassen dan Overlay . Hasil  penelitian menunjukan bahwa dalam Metode Overlay ( Analis LQ, MRP, analisis Tipologi Klassen ), sektor ekonomi Kabupaten Seluma adalah sektor Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, Sektor Industri Pengolahan, dan sektor Administrasi Pemerintahan, pertahanan dan Jaminan Sosial. Berdasarkan analisis metode LQ didapatkan hasil dari komoditi unggulan masing-masing Kecamatan di Kabupaten Seluma yaitu : Komoditi Pangan adalah Padi Ladang, Kedelai dan Padi Sawah. Untuk Komoditi Peternakan adalah Sapi pedaging dan Kerb...
    The system of integrating rice farming with fish farming and cultivation of egg-laying ducks becomes one of the farmers' ways in Lebong Regency to suppress weeds and pests invasion and at the same time to increase their income. The... more
    The system of integrating rice farming with fish farming and cultivation of egg-laying ducks becomes one of the farmers' ways in Lebong Regency to suppress weeds and pests invasion and at the same time to increase their income. The development of this system of farming does run well due to the accumulation of external factors and internal factors. The objective of this study is to design a strategy of developing the business of cultivating egg-laying ducks. The research method used is a survey method by interviewing the farmers and the experts. The data obtained are processed by using AHP method to determine the priority strategy of the business of cultivating egg-laying ducks. The results of the study show that the individual semi-intensive strategy becomes the priority strategy for the development of the business of cultivating egg-laying ducks. This strategy can be implemented well through strengthening farmer groups, developing productive businesses based on livestock raw ma...
    Penelitian ini dilakukan pada ritel modern Hypermart dan Giant di Kota Bengkulu pada bulan April sampai dengan bulan Mei 2018 dengan jumlah sampel sebanyak 96 orang. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi atribut-atribut dari... more
    Penelitian ini dilakukan pada ritel modern Hypermart dan Giant di Kota Bengkulu pada bulan April sampai dengan bulan Mei 2018 dengan jumlah sampel sebanyak 96 orang. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi atribut-atribut dari jeruk Rimau Gerga Lebong yang dijadikan sebagai dasar pertimbangan konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian jeruk Rimau Gerga Lebong pada ritel modern dan untuk mengetahui faktor-faktor apasaja yang menentukan konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian jeruk Rimau Gerga Lebong pada ritel modern di Kota Bengkulu. Di dalam penelitian ini dianalisis terlebih dahulu menggunakan rata-rata skor dengan penggolongan kategori dan selanjutnya dianalisis menggunakan chi-square. Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh hasil dalam penelitian ini bahwa atributatribut yang menjadi dasar pertimbangan konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian jeruk Rimau Gerga Lebong di ritel modern Hypermart dan Giant di Kota Bengkulu yaitu kualitas pada jeruk RGL, ...
    Empat Lawang adalah salah satu Kabupaten baru di Sumatera Selatan, Kabupaten Empat Lawang juga merupakan derah pemekaran dari Kabupaten lahat.Sejak tahun 2007 setelah resmi menjadi Kabupaten, Kabupaten Empat Lawang termasuk daerah yang... more
    Empat Lawang adalah salah satu Kabupaten baru di Sumatera Selatan, Kabupaten Empat Lawang juga merupakan derah pemekaran dari Kabupaten lahat.Sejak tahun 2007 setelah resmi menjadi Kabupaten, Kabupaten Empat Lawang termasuk daerah yang mandiri secara ekonomi. Setidaknya ada sembilan sektor perekonomian di Kabupaten Empat Lawang yang berkonstribusi pada PDRB Kabupaten Empat Lawang, kesembilan sektor ekonomi tersebut yaitu;pertanian, pertambangan dan pengalian, industri pengolahan, listrik gas dan air bersih,bangunan, perdagangan, hotel, dan restoran, pengangkutan dan komunikasi, keuangan, persewaan dan jasa, dan jasa – jasa. Dari kesembilan sektor ekonomi yang ada di Kabupaten Empat Lawang sektor pertanian merupakan sektor yang paling besar berkontribusi terhadap PDRB Kabupaten Empat Lawang. Menurut Fikri (2010) salah satu komoditas perkebunan rakyat di Kabupaten Empat Lawang yang mengahasilkan produksi paling besar adalah komoditas kopi, hal ini dilihat dari luas lahan perkebunan ko...
    This studi analyze the profit efficiency level of rice farming system in Bengkulu Province. In Bengkulu, the existing productivity of irrigated farm’s has decreased from 4 to 3 tons ha-1; also rain fed farms has decreased from 3 to 2,75... more
    This studi analyze the profit efficiency level of rice farming system in Bengkulu Province. In Bengkulu, the existing productivity of irrigated farm’s has decreased from 4 to 3 tons ha-1; also rain fed farms has decreased from 3 to 2,75 ton ha-1, while the potency of production is 6 to 7 tons ha-1. By this the efficiency to be a way to increase productivity and income. The objective of the paper are : (i) to analyze the profit efficiency level of paddy farming systems; and (ii) to identify the determinants of profit efficiencies. Primary data has been collected across 9 villages in three different irrigation types in Bengkulu. In this study the efficiency and it determinants are measured directly by employing the translog stochastic profit frontier using the computer program Stata ver10.1. These results suggest that mean profit efficiency of rice farming system at Bengkulu is 50,24%. The efficiency differences are explained largely by irrigation infrastructure, education, age, and e...
    The issue of economic inequality is still a major issue in development in the coastal areas of Bengkulu Province. The region's high economic growth (5.3%) was eroded by the high rate of inflation (5%), the economy grew only 0.3 -... more
    The issue of economic inequality is still a major issue in development in the coastal areas of Bengkulu Province. The region's high economic growth (5.3%) was eroded by the high rate of inflation (5%), the economy grew only 0.3 - 0.5%. The question is whether the decreasing of Bengkulu Province's economic growth due to inflation has contributed to regional economic inequality, on the coast of Bengkulu Province specifically ? The data analysis method used to assess the level of economic inequality is the Williamson Index. The results indicated that the economic growth (Gross Regional Domestic Product - GRDP) in coastal areas was lower than in non-coastal areas. Economic disparities between coastal and non-coastal areas in Bengkulu Province for the 2010-2013 period widened, however inequality in coastal areas was smaller than in non-coastal areas.
    OPTIMALISASI PRODUKSI TAHU UNTUK MEMPEROLEH KEUNTUNGAN MAKSIMAL PADA INSUTRI TAHU DI DESA BUKIT PENINJAUAN I KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN SELUMA (Dwiky Riantoni, dibawah bimbingan Dr. Mustopa Romdhon, S.P.,M.Si dan Apri Andani,... more
    OPTIMALISASI PRODUKSI TAHU UNTUK MEMPEROLEH KEUNTUNGAN MAKSIMAL PADA INSUTRI TAHU DI DESA BUKIT PENINJAUAN I KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN SELUMA (Dwiky Riantoni, dibawah bimbingan Dr. Mustopa Romdhon, S.P.,M.Si dan Apri Andani, S.P.,M.Si). Industri pembuatan tahu di Desa Bukit Peninjauan 1 Kec. Sukaraja Kab. Seluma yang merupakan salah satu daerah sentra pembuatan tahu dalam skala kecil. Yang dalam setiap proses produksinya menghasilkan 2 jenis tahu goreng dan tahu putih dengan menggunakan faktor produksi, antara lain kedelai, kayu bakar, mesin, solar, tenaga kerja dan modal. Tujuan dalam penelitian ini adalah menghitung keuntungan optimal produksi tahu yang didapat serta menyusun struktur biaya dan pendapatan industri tahu. Dari hasil penelitian bahwa usaha industri tahu di Desa Bukit Peninjauan I mencapai keuntungan yang optimal untuk produksi tahu goreng. Setelah dianalisis dengan menggunakan linear programming keuntungan optimal industri tahu di Desa Bukit Peninjauan I Kecamatan...
    Penelitian ini bertujuan untuk Menganalisis alokasi sumberdaya yang dimiliki oleh pelaku usaha industri rumah tangga buah salak Pak Daulay untuk mencapai kondisi yang optimal. Dan Menganalisis kombinasi produksi optimal dari berbagai... more
    Penelitian ini bertujuan untuk Menganalisis alokasi sumberdaya yang dimiliki oleh pelaku usaha industri rumah tangga buah salak Pak Daulay untuk mencapai kondisi yang optimal. Dan Menganalisis kombinasi produksi optimal dari berbagai jenis produk salak dipasarkan oleh industri rumah tangga buah Pak Daulay Kecamatan Pondok Kelapa Kabupaten Bengkulu Tengah. Penelitian yang dilakukan di industri rumah tangga buah salak Pak Daulay. Penelitian ini menggunakan metode linear programming dan juga menggunakan metode simpleks. Kombinasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah produk buah salak segar, dodol buah salak, keripik buah salak dan manisan buah salak. Dengan melakukan penelitian selama 1 kali produksi. Dimana dalam 1 kali produksi membutuhkan waktu selama 5 hari. Adapun hasil dari penelitian yang diperoleh adalah Gambaran penggunaan sumberdaya dalam industri rumah tangga buah salak Pak Daulay yaitu sumberdaya bahan baku sebanyak 200 kg digunakan untuk produksi olahan salak maupun ...
    Salah satu hasil komoditi perikanan yang banyak di jadikan sebagai bahan baku utama usaha industri pengolahan adalah ikan bandeng. Ikan bandeng (Chanos chanos) sendiri merupakan salah satu jenis ikan yang cukup banyak dibudidayakan di... more
    Salah satu hasil komoditi perikanan yang banyak di jadikan sebagai bahan baku utama usaha industri pengolahan adalah ikan bandeng. Ikan bandeng (Chanos chanos) sendiri merupakan salah satu jenis ikan yang cukup banyak dibudidayakan di Indonesia. Produk perikanan memiliki sifat umur penggunaan yang pendek serta tingkat kerentanan yang tinggi terhadap cuaca, sehingga diperlukan penanganan khusus dalam proses packaging dan distribusinya, guna mempertahankan kualitas produk dibutuhkan manajemen rantai pasokan yang efektif dan efisien. Salah satu kerangka analisis yang digunakan untuk meningkatkan pendistribusian perikanan adalah dengan prinsip mata rantai pasokan atau supply chain management (SCM). Manajemen rantai pasok adalah mengelola dan menyelaraskan entitas, proses dan untuk memproduksi produk dan jasa bagi pelanggan (Sing, 2004). Supply chain management adalah ide sentral dari manajemen rantai pasok untuk mengelola arus informasi, bahan, dan jasa dari pemasok bahan baku melalui p...
    Seginim merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Bengkulu Selatan dengan jumlah produksi beras yang besar serta beras yang memiliki berkualitas baik di pasaranSeginim merupakan Kecamatan di Kabupaten Bengkulu Selatan yang secara... more
    Seginim merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Bengkulu Selatan dengan jumlah produksi beras yang besar serta beras yang memiliki berkualitas baik di pasaranSeginim merupakan Kecamatan di Kabupaten Bengkulu Selatan yang secara keseluruhan memiliki topografis daratan dan seluruh wilayahnya juga merupakan wilayah bukan pesisir, karena keadaan gegrafis yang cocok untuk lahan pertanian terutama tanaman padi menjadikan mayoritas penduduknya berprofesi sebagai petani padi, selain itu padi yang dihasilkan merupakan padi yang memilki kualitas baik dipasaran, Kecamatan Seginim dibagi dalam 21 desa dan 1 kelurahan, setiap desa terdapat area persawahan (BPS Bengkulu Selatan, 2017). Kecamatan Seginim merupakan daerah sentra produksi beras yang cukup berpotensi dalam produksi beras. Usahatani Padi terletak di Desa Sukaraja yang merupakan pusat perekonomian Kecamatan Seginim. Untuk mencapai kinerja rantai pasok yang optimal dengan mengurangi berbagai resiko yang terjadi manajemen pemasaran t...
    Tunda jual merupakan suatu tindakan untuk menstabilkan harga komoditas pertanian dengan cara yaitu tidak menjual langsung komoditas tersebut pada saat panen (harga rendah) melainkan menyimpan terlebih dahulu kemudian menjualnya pada saat... more
    Tunda jual merupakan suatu tindakan untuk menstabilkan harga komoditas pertanian dengan cara yaitu tidak menjual langsung komoditas tersebut pada saat panen (harga rendah) melainkan menyimpan terlebih dahulu kemudian menjualnya pada saat harga sudah stabil. Petani memasarkan hasil usahataninya masih memiliki pertimbangan dalam memutuskan untuk menjual langsung atau melakukan tunda jual setelah panen. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi petani karet rakyat melakukan tunda jual di Desa Argajaya Kecamatan Air Rami Kabupaten Mukomuko. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Penelitian ini menggunakan analisis Regresi logistic untuk menganalisis faktor tunda jual dan analisis usahatani untuk menganalisis pendapatan rumah tangga petani karet rakyat setiap bulan. Faktor-faktor yang mempengaruhi tunda jual dalam penelitian ini adalah 1) Total produksi 2) Harga Karet 3) Jumlah Tanggungan Keluarga 4)Tingkat pendidikan 5...
    (, dibawah bimbingan Dr. M. Mustopa, R, S.P, M.Si dan Apri Andani, SP., M.Si 2018) Salah satu subsektor pertanian yang paling banyak diusahakan oleh rakyat di Indonesia adalah subsektor tanaman pangan, khususnya tanaman padi. Salah satu... more
    (, dibawah bimbingan Dr. M. Mustopa, R, S.P, M.Si dan Apri Andani, SP., M.Si 2018) Salah satu subsektor pertanian yang paling banyak diusahakan oleh rakyat di Indonesia adalah subsektor tanaman pangan, khususnya tanaman padi. Salah satu wilayah di Provinsi Bengkulu yang banyak terdapat usahatani padi berada di Kabupaten Kaur yang secara geografis berada di belahan selatan provinsi ini. Kabupaten ini mempunyai luas wilayah daratan 2.556 km2 yang terdiri atas daerah daratan pesisir pantai dan bukit barisan. Salah satu kecamatan yang menjadi sentra usahatani padi adalah Kecamatan Padang Guci Hulu, khususnya Desa Pagar Gunung. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisisbesarnya pendapatan petani padi sawah di Desa Pagar Gunung Kabupaten Kaur, menganalisis tingkat efisiensi usahatani padi dan faktor-faktor yang mempengaruhi produksinya di Desa Pagar Gunung Kabupaten Kaur . Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan sekunder. Data dianalisis menggunakan analisis statistik kuantitatif dan dalam menganalisis data dengan menggunakan fungsi Cobb Dauglas. Variabel dependen berupa produksi padi, sedangkan variabel independen terdiri dari luas lahan, benih, pupuk, pestisida dan tenaga kerja. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata pendapatan petani untuk usahatani Padi Sawah adalah sebesar Rp. 4,064,046/UT/MT. Kemudian padi sawah di Desa Pagar Gunung adalah menguntungkan dan efisien, terlihat dari R/C ratio > 1 yaitu sebesar 2,45. Ini artinya apabila petani mengeluarkan biaya sebesar Rp. 2,659,867, maka akan mendapatkan penerimaan sebesar Rp. 6,723,913 dan faktor-faktor yang berpengaruh nyata dan positif terhadap produksi padi yaitu luas lahan dan benih.. Untuk faktor-faktor yang berpengaruh tidak nyata dan negatif terhadap produksi padi yaitu pupuk, pestisida dan tenaga kerja. Kata kunci : padi, pendapatan, efisiensi, faktor produksi
    Indonesia memiliki potensi yang sangat kuat untuk pengembangan perikanan dimana luas pantai dan panjang garis pantai yang dimiliki sangat memungkinkan untuk mengembangkan sektor perikanan (Jamal, 2014). Potensi sumberdaya laut Indonesia... more
    Indonesia memiliki potensi yang sangat kuat untuk pengembangan perikanan dimana luas pantai dan panjang garis pantai yang dimiliki sangat memungkinkan untuk mengembangkan sektor perikanan (Jamal, 2014). Potensi sumberdaya laut Indonesia cukup besar dan terus meningkat. Pada tahun 2016, volume produksi perikanan tangkap laut di perairan Indonesia yakni sebesar 6.351.480 ton ikan, hal tersebut meningkat dari hasil tangkap laut ditahun 2015 yang berada pada angka 6.204.668 ton ikan (Direktorat Jenderal Perikanan,2017). Sulawesi Utara merupakan salah satu provinsi yang memiliki potensi perikanan yang cukup besar, dimana miliki letak yang strategis berbatasan langsung dengan Laut Maluku dan Filipina. Direktorat Jenderal Perikanan mengeluarkan angka Produksi Perikanan Tangkap dan budidaya di Sulawesi Utara, pada tahun 2016 Produksi ikan tangkap laut sulawesi utara yakni sebesar 302.798 ton, meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya menghasilkan 285.265 ton ikan. Salah satu contoh pengemb...
    Desa Lubuk Pinang merupakan salah satu Desa dari kecamatan Lubuk Pinang Kabupaten Mukomuko di Provivinsi Bengkulu yang terletak di bagian penghujung Provinsi Bengkulu dan perbatasan langsung dengan Sumatera Barat dan berbatasan langsung... more
    Desa Lubuk Pinang merupakan salah satu Desa dari kecamatan Lubuk Pinang Kabupaten Mukomuko di Provivinsi Bengkulu yang terletak di bagian penghujung Provinsi Bengkulu dan perbatasan langsung dengan Sumatera Barat dan berbatasan langsung dengan samudera Indonesia dengan panjang pantai ± 525 km. Tersedianya irigasi yang baik dan jalan usahatani yang memadai adalah akses utama untuk usahatani padi, jalan usahatani di Desa Lubuk Pinang ini sudah baik dan sangat memadai, sehingga petni di Desa Lubuk Pinang dapat membudidayakan usahatani dengan baik dengan tersedianya fasilitas yang sudah memadai. Di Desa Lubuk Pinang untuk usahatani padi sudah cukup berkembang dengan adanya penyuluhan yang memberikan cara dan langsung mempraktekkan penanaman berpola SRI (Sytem of Rice Intensification) dengan hasil yang di peroleh lebih banyak sehingga penanaman padi berpola SRI sudah kebayakan petani menggunakannya untuk penanaman padi, berpola SRI dengan penanaman satu batang perlobang tanam sehingga da...
    This study is aimed at analyzing the cost structure,and the efficiency level ofcatching fishery industry  in the city of Bengkulu. Research was conducted in Pulau Baai in the subdistrict at Kampung Melayu,Bengkulu City where was... more
    This study is aimed at analyzing the cost structure,and the efficiency level ofcatching fishery industry  in the city of Bengkulu. Research was conducted in Pulau Baai in the subdistrict at Kampung Melayu,Bengkulu City where was determined purposively.  Samples were selected by stratified random sampling. The 60 samples were divided into two strata based on their fishing vessel size, i.e.,  1-5 GT and ≥ 6 GT.  Full costing approach was used to analyse cost structure of catching fishesy businesses while R/C ratio was applied to determine the level of business efficiency. The estimation found that a variable cost amounted to 83.22 % of total cost, While fixed cost consisted of 16.78 %. Efficiency fishery business level way 1.24 which means that by spending 1 rupiah fisherman will benefit by Rp. 1.24, this means the fishery business was efficient because R/C ratio was hingher than 1. In term of revenue distribution, there is “bagi hasil” pattern between the owner and fishing vessel cre...
    Salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai jual tinggi dan menguntungkan adalah cabai. Desa Sumber Bening di Kecamatan Selupu Rejang Kabupaten Rejang Lebong dan Desa Sukasari di Kecamatan Air Periukan Kabupaten Seluma merupakan... more
    Salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai jual tinggi dan menguntungkan adalah cabai. Desa Sumber Bening di Kecamatan Selupu Rejang Kabupaten Rejang Lebong dan Desa Sukasari di Kecamatan Air Periukan Kabupaten Seluma merupakan central produksi cabai dengan keadaan agroklimat yang berbeda. Penyesuaian keadaan agroklimat adalah penting terhadap peningkatan produktivitas tanaman cabai petani. Aktivitas penyesuaian keadaan agroklimat selalu dihadapkan dengan risiko (ketidakpastian). Selain itu, petani juga akan menghadapi risiko harga dalam peningkatan pendapatan petani. Lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) di Desa Sumber Bening dan Desa Sukasari. Tehnik pengambilan sampel di Desa Sumber Bening menggunakan metode simple randam sample dengan 29 sampel sedangkan di Desa Sukasari menggunakan metode sensus dengan 26 sampel. Jenis data digunakan data primer dan sekunder. Analisis data yang digunakan adalah produktivitas lahan, margin kontribusi, dan koefisien variasi serta menggunakan uji t satu arah untuk membandingkan hasil kedua daerah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Produktivitas lahan di Desa Sumber Bening yakni 7.389,28 Kg/ha lebih tinggi daripada produktivitas lahan di Desa Sukasari dengan 6.773,82 Kg/ha. Pendapatan petani cabai di Desa Sumber Bening adalah Rp. 1.580,000/ha lebih rendah daripada pendapatan petani cabai di Desa Sukasari yakni Rp. 1.703,408 /ha. Melalui pendekatan margin kontribusi, Risiko usahatani di Desa Sumber Bening lebih besar daripada Risiko usahatani di Desa Sukasari. Sedangkan melalui pendekatan produksi, risiko usahatani di Desa Sumber Bening lebih kecil daripada risiko usahatani di Desa Sukasari.
    Perencanaan produksi merupakan faktor utama dalam perusahaan untuk menunjang kelancaran proses produksi.. PT. Sandabi Indah Lestari (SIL) adalah perusahaan perkebunan di Provinsi Bengkulu yang bergerak dalam bidang industri pengolahan TBS... more
    Perencanaan produksi merupakan faktor utama dalam perusahaan untuk menunjang kelancaran proses produksi.. PT. Sandabi Indah Lestari (SIL) adalah perusahaan perkebunan di Provinsi Bengkulu yang bergerak dalam bidang industri pengolahan TBS menjadi CPO. Dalam proses produksi, PT SIL menggunakan bahan baku yang berasal dari perkebunan perusahaan sendiri dan yang berasal dari luar perkebunan perusahaan. PT SIL memiliki beberapa masalah dalam proses produksi diantaranya adalah kesulitan memperoleh bahan baku TBS dari dalam perusahaan dan dari luar perusahaan sehingga PT SIL penting untuk melakukan peramalan dan proyeksi atas bahan baku TBS dan produksi CPO. Oleh karena itu kegiatan peramalan ini dapat membantu manajemen PT SIL untuk mencapai tujuan perusahaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk Mengidentifikasi pola perkembangan bahan baku TBS dan produksi CPO dari Januari 2009 – Mei 2014 dan meramal jumlah bahan baku TBS dan produksi CPO Untuk 2 tahun mendatang (Juni 2014 - Desember 2016) pada PT SIL dengan metode peramalan terbaik. Metode yang digunakan untk melihat pola perkmbangan adalah melali grafis, coleogram dan uji statistik sedangkan metode peramalan yang digunakan adalah Moving Average, Eksponential Smoothing, Trend Linear dan ARIMA. Berdasarakan metode tersebut akan dipilih metode yang terbaik berdasrkan kriteria MSE, MAD dan MAPE. Hasil menunjukkan bahwa pola perkembangan bahan baku TBS dari luar perusahaan memiliki pola yang stasioner tidak dipengaruhi waktu dan musiman, pasoka TBS dari dalam perusahaan memiliki pola musiman yang dikarenakan adanya musim puncak di perusahaan. Sedangkan pola perkembangan produksi CPO memiliki pola yang stasioner tidak dipengaruhi waktu dan musim. Metode peramalan yang dipilih karena memiliki MSE, MAD dan MAPE terkecil adalah metode ARIMA. Peramalan bahan baku TBS dari luar perusahaan dan produksi CPO menunjukkan peningkatan dan kestabilan sedangkan peramalan bahan baku TBS dari dalan perusahaan menunjukkan fluktuasi dan musiman.
    Gula Aren (gula merah) sudah lama dikenal oleh masyarakat Indonesia dan bahkan komoditas ini memiliki prospek yang bagus sebagai komoditi ekspor. Untuk prospek pengembangan komoditi ini di dalam negeri kedepan masih akan memberikan... more
    Gula Aren (gula merah) sudah lama dikenal oleh masyarakat Indonesia dan bahkan komoditas ini memiliki prospek yang bagus sebagai komoditi ekspor. Untuk prospek pengembangan komoditi ini di dalam negeri kedepan masih akan memberikan harapan yang cukup baik karena komoditi ini banyak digunakan oleh industri pengolahan makanan di dalam negeri. Agribisnis berbasis aren di Kabupaten Rejang Lebong sudah mampu mencapai pangsa pasar yang cukup luas. Oleh sebab itu, gula aren menjadi komoditas olahan pertanian yang diunggulkan oleh Kabupaten Rejang Lebong. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan tingkat daya saing industri kecil gula aren di Kabupaten Rejang Lebong dan menentukan pengaruh dari perbedaan skala usaha industri kecil gula aren terhadap daya saingnya. Penelitian ini dilakukan dari tanggal 19 Maret sampai 28 Maret 2009 bertempat di Desa Air Meles Atas, Desa Kampung Baru Kecamatan Selupu Rejang dan Desa Sindang Jaya, Desa Blitar Seberang Kecamatan Sindang Kelingi Kabupaten Rejang Lebong. Responden dalam penelitian ini adalah sebanyak 14 pengolah gula aren industri kecil skala usaha besar dan 69 pengolah gula aren skala usaha kecil. Total keseluruhan responden industri kecil skala usaha besar dan skala usaha kecil adalah sebanyak 83 responden. Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung ke lokasi dan wawancara dengan bantuan pengisian kuisioner. Data sekunder diperoleh dari studi kepustakaan melalui literatur-literatur atau data yang dikeluarkan oleh pihak yang berwenang atau instansi pemerintahan seperti Dinas Perindustrian dan Perdagangan Rejang Lebong dan BPS Propinsi Bengkulu. Metode yang digunakan adalah pendekatan unit biaya untuk mengukur tingkat daya saing usaha yang diajukan oleh Cockburn and Siggel(1998, 1999). Untuk analisis perbedaan daya saing antara skala usaha besar dan kecil digunakan uji t pada taraf kepercayaan 95 %. Dari hasil penelitian, nilai rata-rata rasio unit cost industri kecil gula aren skala usaha kecil dan skala usaha besar lebih kecil dari 1, yaitu 0,50 dan 0,58. Hasil analisis ini menjelaskan bahwa industri kecil gula aren baik skala usaha besar maupun skala usaha kecil memiliki daya saing yang relative tinggi tergambar dari pengunaan biaya yang lebih rendah dari penerimaan pada kedua skala usaha pada industri kecil gula aren. Penggunaan uji t pada taraf kepercayaan 95% dengan uji dua arah, dimana nilai t hitung (3,795) lebih besar dari pada t tabel (1,993), maka Ho ditolak atau Ha diterima. Artinya secara statistik terdapat perbedaan daya saing usaha antara industri kecil gula aren skala usaha besar dengan industri kecil skala usaha kecil. Yang mana skala usaha kecil lebih kompetitif daripada skala usaha besar.
    Kopi Bubuk Cap Jempol merupakan salah satu industri kopi bubuk yang sudah cukup terkenal oleh masyarakat di Kabupaten Rejang Lebong. Industri kopi bubuk Cap Jempol beralamat di Jalan Pramuka RT 3 RW 1, kelurahan Air bang, Curup, Kabupaten... more
    Kopi Bubuk Cap Jempol merupakan salah satu industri kopi bubuk yang sudah cukup terkenal oleh masyarakat di Kabupaten Rejang Lebong. Industri kopi bubuk Cap Jempol beralamat di Jalan Pramuka RT 3 RW 1, kelurahan Air bang, Curup, Kabupaten Rejang Lebong. Dari hasil survey, industri kopi bubuk ini memproduksi kopi sebanyak 500 kg setiap hari, sehingga jumlah kopi bubuk yang didapatkan dapat memenuhi kebutuhan konsumen setiap harinya. Kopi selalu di nikmati oleh konsumen setiap hari. Industri kopi bubuk cap jempol memiliki stok bahan baku yang akan digunakan untuk dua minggu ke depan dengan jumlah kopi beras sebanyak 14 ton. Untuk harga kopi beras saat ini Rp 23.000/kg, sedangkan untuk harga kopi bubuk Rp 38.000/kg. Apabila mereka ada jumlah permintaan yang meningkat, maka kopi beras akan di pesan ke pedang pengumpul terlebih dulu agar tidak mengurangi produksi yang di lakukan setiap hari. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 10 Februari – 10 Maret 2017. Penelitian ini bertujuan untuk...
    Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peran penting dalam pembangunan nasional, Jeruk merupakan salah satu komoditas hortikultura yang berfungsi sebagai sumber gizi, sumber pendapatan dan sumber devisa Negara, Jeruk Siam Gunung... more
    Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peran penting dalam pembangunan nasional, Jeruk merupakan salah satu komoditas hortikultura yang berfungsi sebagai sumber gizi, sumber pendapatan dan sumber devisa Negara, Jeruk Siam Gunung Omeh (Citrus nobillis) merupakan salah satu tanaman hortilkultura andalan Sumatera Barat. Jeruk Siam Gunung Omeh atau yang lebih sering dikenal dengan sebutan JESIGO. Pemasaran JESIGO sudah menyebar ke berbagai kota yang ada di Indonesia seperti tidak hanya dijual di Pulau Sumatera saja namun telah dipasarkan ke Pulau Jawa dan bahkan sudah diekspor ke luar negeri seperti Malaysia. Konsep daya saing merupakan aspek penting dalam perdagangan suatu produk sebagai salah satu strategi untuk memasuki pasar ekspor, karena pada hakekatnya persaingan mencerminkan kesanggupan untuk memenangkan pangsa pasar. Persaingan merupakan wahana setiap perekonomian, makin bersaingnya ekonomi suatu negara makin besar dinamisme negara tersebut. Penulisan ini bertujuan un...
    Kelompok Tani Minyak Serai Wangi Berkat Yakin merupakan kelompok tani penggerak diDesa Balai Batu Sandaran yang mengelola industri penyulingan minyak serai wangi. Pengolahan serai wangi harus memperhatikan aspek efisiensi dan efektifitas... more
    Kelompok Tani Minyak Serai Wangi Berkat Yakin merupakan kelompok tani penggerak diDesa Balai Batu Sandaran yang mengelola industri penyulingan minyak serai wangi. Pengolahan serai wangi harus memperhatikan aspek efisiensi dan efektifitas agar mampu memberikan keuntungan yang maksimal dan meningkatkan nilai tambah pada serai wangi. Tujuan penelitian adalah menentukan nilai tambah dan kelayakan finansial usaha minyak serai wangi pada Industri Minyak Serai Wangi Berkat Yakin Desa Balai Batu Sandaran. Analisis data dilakukan dengan Metode Hayami dan parameter kuantitatif dalam analisis kelayakan finansial ditunjukkan oleh indikator seperti: Benefit Cost Ratio (B/C),Internal Rate of Return (IRR), Net Present Value (NPV) dan Payback Periods (PBP). Hasil analisis nilai tambah yang diperoleh dari hasil pengolahan serai wangi dengan bahan baku 25.000kg menjadi minyak serai wangi sebanyak 400 kg adalah Rp.3.080/kg. Sedangkan rasio nilai tambah produk minyak serai wangi adalah sebesar 84%, art...

    And 45 more