Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

KEK Pada Remaja

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 5, Nomor 4, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Hubungan Pengetahuan,Sikap,Tingkat Konsumsi Energi, Protein,


dan Indeks Massa Tubuh/Umur dengan Kekurangan Energi Kronik
pada Remaja Putri
(Studi diSekolah Menengah Kejuruan Islamic Centre Baiturrahman
Semarang pada Puasa Ramadhan Tahun 2017)

Agustin Dwi Arista, Ir. Laksmi Widajanti, M.Si, Drs. Ronny Aruben, M.A
Bagian Gizi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Diponegoro, Semarang,
50275,Indonesia
Email : agustindwi.arista@yahoo.com

ABSTRACT

Chronic Energy Deficiency (CED) is a condition where adolescent girls or women


are having nutritional deficiency (energy and protein) which occurs for a long time
or even years. CED risk is a condition where adolescent girls/women have a
tendency to suffer from CED. Someone is diagnosed having CED risk is when
the mid-upper arm circumference < 23,5 cm. The purpose of this research was to
analyze the correlation of knowledge, attitude, level of energy consumption,
protein and Body Mass Index for Age with CED risk in adolescent girl in Islamic
Centre Baiturrahman Vocational High School Semarang on Ramadhan fasting
2017. This was a quantitative research with cross sectional design study.
Population of this research were 87 adolescent girls in grade XI. Samples of this
research were 46 adolescent girls who meet the inclusion criteria. Sampling
technique was using purposive sampling. Data was analyzed using Rank
Spearman. The results showed that average of respondents’ knowledge about
nutrition 57.5% score. Median score of respondents’ attitude about nutrition
58.5% positive attitude. Median score of respondents’ level of energy
consumption 55.0% RDA. Median score of respondents’ level of protein
consumption 62.17% RDA. The average of respondents’ Body Mass Index for
Age -0.3135. Statistical trial showed that there were no correlation of knowledge
with CED (p=0,631), attitude with CED (p=0,251), level of energy consumption
with CED (p=0,545), and level of protein consumption with CED (0,052). There
was a correlation of Body Mass Index for Age with CED (p=0,000). This research
suggested adolescent girls to increase nutritional intake as needed in order to
prevent CED in the future.

Keywords :Chronic Energy Deficiency, Adolescent Girl, Level of Energy


Consumption, Level of Protein Consumption, Body Mass

PENDAHULUAN energi kronik, anemia, gizi kurang,


Beberapa permasalahan gizi dan gizi lebih. Permasalahan gizi
di Indonesia yang belum teratasi yang ada mayoritas menyerang
antara lain yaitu berat badan bayi kelompok rawan seperti bayi
lahir rendah, obesitas, kekurangan

585
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 4, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

danbalita, remaja perempuan, dan kebutuhan dapat mencegah risiko


ibu hamil serta menyusui.1 kejadian KEK pada remaja putri
Di Indonesia kasus khususnya. Hal ini sesuai dengan
kekurangan energi kronik utamanya Undang-undang Nomor 36 Tahun
disebabkan karena kurang asupan 2009 tentang Kesehatan di dalam
gizi seperti energi dan protein, Pasal 141 ayat 2 yang menyebutkan
sehingga zat gizi yang dibutuhkan bahwa peningkatan mutu gizi dapat
oleh tubuh tidak tercukupi. dilakukan melalui empat pilar yaitu:
Seseorang yang kekurangan energi (1) perbaikan pola konsumsi
dapat mengalami penurunan berat makanan yang sesuai dengan gizi
badan dan memicu rendahnya seimbang; (2) perbaikan perilaku
simpanan energi dalam tubuh yang sadar gizi, aktivitas fisik, dan
akan menyebabkan kurang energi kesehatan; (3) peningkatan akses
kronik.2 Hal ini sesuai dengan dan mutu pelayanan gizi yang sesuai
penelitian yang dilakukan pada siswa dengan kemajuan ilmu dan teknologi;
putri di Surakarta yang menyebutkan dan (4) peningkatan sistem
bahwa terdapat hubungan tingkat kewaspadaan pangan dan gizi.1
konsumsi energi dan protein dengan Di Indonesia umumnya berat
kejadian kurang energi kronik (KEK).3 badan calon ibu tidak ketahui
Ibu hamil yang mengalami sehingga digunakanlah lingkar
KEK dapat menyebabkan bayi yang lengan atas (LILA) sebagai indikator
dilahirkan mengalami Berat Badan KEK pada ibu hamil.4, 5 Hasil
Lahir Rendah (BBLR).Pencegahan pengukuran LILA ada 2 kemungkinan
agar tidak banyak ibu hamil yang yaitu kurang dari 23,5 cm atau lebih
mengalami KEK dapat dilakukan dari atau sama dengan 23,5 cm.
sejak masih remaja. Apabila hasil pengukuran kurang dari
Memperbaiki pola konsumsi 23,5 cm berarti berisiko melahirkan
makanan yang sesuai yaitu dengan bayi dengan berat lahir rendah
gizi seimbang dan juga sesuai (BBLR) dan jika lebih dari atau sama
dengan 23,5 cm berarti tidak Berdasarkan survei
berisiko melahirkan bayi dengan pendahuluan yang telah dilakukan
berat badan lahir rendah (BBLR).6 dipilihlah SMK Islamic Centre
Secara nasional prevalensi Baiturrahman Semarang sebagai
risiko kejadian KEK wanita usia subur lokasi penelitian. Survei pendahuluan
(WUS) tahun 2013 yaitu 20,8%. Data yang dilakukan yaitu dengan cara
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa pengukuran lingkar lengan atas pada
Tengah tahun 2013 menunjukkan 26 siswi SMK Islamic Centre
prevalensi WUS yang berisiko KEK Baiturrahman Semarang. Hasilnya
sebesar 17,2%.7 terdapat sekitar 50% (13 subyek)
Penelitian dengan lokasi mempunyai risiko kekurangan energi
penelitian institusi pendidikan dapat kronis dengan ukuran LILA <23,5 cm.
dikatakan sudah banyak tetapi untuk Berdasarkan masalah tersebut
penelitian dengan lokasi pada penulis ingin mengetahui hubungan
institusi pendidikan tingkat Sekolah pengetahuan, sikap, tingkat konsumsi
Menengah Kejuruan masih terhitung energi, protein, dan Indeks Massa
sedikit. Sekolah Menengah Kejuruan Tubuh/Umur dengan Kekurangan
merupakan sekolah vokasi yang lebih Energi Kronik pada remaja putri di
banyak pembelajaran praktik SMK Islamic Centre Baiturrahman
dibanding teori, dengan Semarang.
perbandingan 60% : 40%.

586
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 4, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

METODE Saphiro Wilks.Analisis data bivariat


Penelitian ini menggunakan dilakukan dengan menggunakan ujiRank
metode penelitian Spearman.
kuantitatifdengandesain studicross
sectional dimana pengukuran Hasil
variabel dilakukan pada satu saat A. Kekurangan Energi Kronik,
tertentu. Pengetahuan, Sikap, Tingkat
Populasi pada penelitian ini Konsumsi Energi, Protein,
adalah remaja putri kelas XI SMK Indeks Massa Tubuh/Umur
Islamic Centre Baiturrahman Remaja Putri SMK Islamic
Semarang tahun 2017 sebanyak 87 Centre Semarang
orang.Besar sampel dalam penelitian
ini adalah 46 orang dan teknik Tabel 1 Distribusi Frekuensi
pengambilan sampel menggunakan KEKRemaja Putri
purposive sampling.Kriteria inklusi KEK n % Median SD
yang dibutuhkan yaitu remaja putri KEK 21 45,70
3,9
kelas XI SMK Islamic Centre Tidak 23,55
25 54,30 48
Baiturrahman Semarang, berumur KEK
15-18 tahun, dapat berkomunikasi Total 46 100
dengan baik, dan sedang
berpuasa.Sedangkan kriteria eksklusi Tabel 1 menunjukkan
yaitu tidak bersedia menjadi bahwa dari 46 remaja putri
partisipan dalam penelitian dan terdapat 21 orang (45,70%) yang
sedang menstruasi. KEK dengan nilai tengah ukuran
Data yang dikumpulkan dalam LILA yang yaitu 23,55 cm.
penelitian ini adalah karakteristik
responden, pengetahuan tentang Tabel 2. Distribusi Frekuensi
gizi, sikap tentang gizi, tingkat tentang Gizi Remaja
konsumsi energi, tingkat konsumsi Putri
protein, dan Indeks Massa Pengetahuan Me
n % SD
tentang Gizi an
Tubuh/Umur responden. Variabel
Kurang 23 50 57, 8,8
dalam penelitian ini meliputi variabel Cukup 23 50 50 03
bebas antara lainpengetahuan Total 46 100
tentang gizi, sikap tentang gizi,
tingkat konsumsi energi, tingkat
Tabel 2 menunjukkan
konsumsi protein, dan Indeks Massa
bahwa separuh remaja putri
Tubuh/Umur. Variabel terikat yaitu
memiliki pengetahuan yang
Kekurangan Energi Kronik.
tergolong kurang (50,0%)
Data diperoleh dari hasil
dengan rata-rata skor 57,5%.
wawancara kuesioner pengetahuan,
sikap, recall konsumsi gizi 24 jam
Tabel 3. Distribusi Frekuensi
selama 2 hari tidak berturut-turut
Sikap tentang Gizi
yang mewakili hari kerja dan bukan
Remaja Putri
hari kerja serta pengukuran tinggi
Sikap
badan, berat badan, dan juga lingkar tentang n % Median SD
lengan atas. Gizi
Data yang sudah diperoleh Negatif 17 37,0 6,5
kemudian diolah menggunakan software 58,50
Positif 29 63,0 87
Nutrisurvey dan SPSS.Data tersebut diuji Total 46 100
kenormalan distribusi menggunakan uji

587
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 4, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Tabel 3 menunjukkan Obesitas 4 8,7


bahwa lebih dari separuh remaja Total 46 100
putri memiliki sikap positif
tentang gizi (63,0%) dengan nilai Tabel 6 menunjukkan
tengah skor yaitu 58,50%. bahwa lebih dari separuh IMT/U
remaja putri tergolong normal
Tabel 4.Distribusi Frekuensi (69,6%).
Tingkat Konsumsi
Energi Remaja Putri B. Hubungan Pengetahuan tentang
Tingkat Gizi dengan KEK Remaja Putri
Med
Konsumsi n % SD Hasil analisis bivariat
ian
Energi pengetahuan dengan KEK
Defisit 31 67,4 menggunakan uji korelasi Rank
23,
Kurang 8 17,4 Spearman menunjukkan nilai
55,0 90
Sedang 5 10,9 koefisien korelasi (r) = 0,073 dan
2
Baik 2 4,3 p = 0,631. Berdasarkan hasil
Total 46 100
tersebut dapat disimpulkan
bahwa tidak ada hubungan
Tabel 4 menunjukkan Pengetahuan tentang gizi
bahwa lebih dari separuh remaja dengan KEK karena nilai p >
putri memiliki tingkat konsumsi 0,05.
energi yang tergolong defisit
(67,4%) dari kebutuhan yang C. Hubungan Sikap tentang Gizi
dianjurkan (100%). dengan KEK Remaja Putri
Hasil analisis bivariat
Tabel 5. Distribusi Frekuensi sikap dengan KEK
Tingkat Konsumsi menggunakan uji korelasi Rank
Protein Remaja Putri Spearman menunjukkan nilai
Tingkat
Med koefisien korelasi (r) = -0,173
Konsumsi n % SD
ian dan p = 0,251. Berdasarkan hasil
Protein
Defisit 32 69,6 tersebut dapat disimpulkan
20, bahwa tidak ada hubungan
Kurang 8 17,4 62,1
40 Sikap tentang gizi dengan KEK
Sedang 5 10,9 7
7
Baik 1 2,2 karena nilai p > 0,05.
Total 46 100
D. Hubungan Tingkat Konsumsi
Tabel 5 menunjukkan Energi dengan KEK Remaja
bahwa lebih dari separuh remaja Putri
putri memiliki tingkat konsumsi Hasil analisis bivariat
protein yang tergolong defisit Tingkat Konsumsi Energi
(69,6%) dari kebutuhan yang dengan KEK menggunakan uji
dianjurkan (100%). korelasi Rank Spearman
menunjukkan nilai koefisien
Tabel 6. Distribusi Frekuensi korelasi (r) = -0,091 dan p =
IMT/U Remaja Putri 0,545. Berdasarkan hasil
IMT/U n % Mean SD tersebut dapat disimpulkan
Sangat bahwa tidak ada hubungan
1 2,2
Kurus - Tingkat Konsumsi Energi
1,4
Kurus 5 10,9 0,313 dengan KEK karena nilai p >
40
Normal 32 69,6 5
0,05.
Gemuk 4 8,7

588
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 4, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Firdaus, dan Rafiah yang


E. Hubungan Tingkat Konsumsi menyatakan bahwa ada
Protein dengan KEK Remaja hubungan antara pengetahuan
Putri dengan kejadian KEK (p =
Hasil analisis bivariat 0,002).9
Tingkat Konsumsi Protein Dalam penelitian ini
dengan KEK menggunakan uji diketahui bahwa pengetahuan
korelasi Rank Spearman remaja putri tentang gizi
menunjukkan nilai koefisien tergolong cukup dan kurang.Hal
korelasi (r) = -0,289 dan p = ini dipengaruhi oleh umur dan
0,052. Berdasarkan hasil juga pendidikan remaja putri yang
tersebut dapat disimpulkan saat ini masih menempuh bangku
bahwa tidak ada hubungan sekolah.Perbedaan responden
Tingkat Konsumsi Protein inilah yang memungkinkan
dengan KEK karena nilai p > adanya perbedaan hasil
0,05. penelitian ini dengan penelitian
yang sudah ada.
F. Hubungan Indeks Massa
Tubuh/Umur dengan KEK B. Hubungan Sikap tentang Gizi
Remaja Putri dengan KEK Remaja Putri
Hasil analisis bivariat Hasil penelitian tersebut
Indeks Massa Tubuh/Umur tidak sama dengan penelitian
dengan KEK menggunakan uji yang dilakukan oleh Adriana
korelasi Rank Spearman Palimbo, Syamsul Firdaus, dan
menunjukkan nilai koefisien Rafiah yang menyatakan bahwa
korelasi (r) = 0,923 dan p = ada hubungan antara sikap
0,000. Berdasarkan hasil dengan kejadian KEK (p =
tersebut dapat disimpulkan 0,000).9Penelitian yang dilakukan
bahwa ada hubungan Indeks oleh Adriana Plimbo, Syamsul
Massa Tubuh/Umur dengan KEK Firdaus, dan Rafiah ini
karena nilai p ≤ 0,05. menyebutkan juga nilai koefisien
korelasi yang didapatkan yaitu
PEMBAHASAN 0,867 yang berarti memiliki
A. Hubungan Pengetahuan tentang hubungan yang sangat kuat.
Gizi dengan KEK Remaja Putri Perbedaan karakteristik
Hasil tersebut tidak sesuai responden dari penelitian
dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya yang sudah ada
oleh Lili Angriani, Zulhaida Lubis, memungkinkan terjadinya
dan Enawany Aritonang yang perbedaan hasil.
menyatakan bahwa ada
hubungan yang signifikan C. Hubungan Tingkat Konsumsi
pengetahuan dengan kejadian Energi dengan KEK Remaja Putri
KEK (p = 0,001).8 Dalam Hasil ini tidak sejalan
penelitian tersebut disebutkan dengan penelitian yang dilakukan
bahwa semakin baik oleh Tri Pujiatun yang
pengetahuan maka semakin kecil menyebutkan bahwa ada
risiko untuk mengalami KEK. hubungan antara tingkat
Hasil penelitian juga tidak sesuai konsumsi energi dengan kejadian
dengan penelitian yang dilakukan KEK (p = 0,000).10 Hasil ini juga
oleh Adriana Palimbo, Syamsul tidak sejalan dengan penelitian

589
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 4, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

yang dilakukan oleh Muchlisa, Namun hasil sejalan dengan


Citrakesumasari, dan Rahayu penelitian yang dilakukan oleh
Indriasari yang menyebutkan Widyawati yang menyebutkan
bahwa korelasi antara asupan bahwa tidak ada hubungan yang
energi dengan status gizi bermakna antara tingkat
berdasarkan LILA diperoleh nilai konsumsi protein dengan
p = 0,000 yang berarti korelasi kejadian KEK (p = 0,975).8 Tidak
antara kedua variabel yang diteliti adanya hubungan pada penelitian
bermakna.11 ini disebabkan karena perbedaan
Adanya hubungan pada AKP yang digunakan, di mana
kedua penelitian yang tidak pada penelitian ini AKP setiap
sejalan tersebut dimungkinkan individu berbeda tergantung berat
karena terdapat beberapa faktor badan aktual masing-masing
antara lain dari penyebab individu.
langsung yaitu kurangnya asupan
yang tidak memenuhi AKG dan E. Hubungan Indeks Massa
faktor tidak langsung seperti Tubuh/Umur dengan KEK
aktivitas fisik yang berat serta Remaja Putri
lingkungan.12 Hasil ini sejalan dengan
Dalam penelitian ini, TKE penelitian yang dilakukan oleh
didapat dengan membandingkan Anggriani Nurhasna Furqi yang
asupan gizi yang masuk ke dalam menyatakan bahwa ada
tubuh dengan AKG individu yang hubungan antara status gizi
melihat aktifitas kegiatan sebelum hamil dengan kejadian
sehari.Sehingga nilai AKG yang KEK (p = 0,002).14
didapatkan tiap individu Status gizi didapatkan
berbeda.Asupan dipengaruhi oleh dengan membandingkan antara
ketersediaan pangan. Apabila IMT dan umur remaja putri.Dalam
makanan yang tersedia tidak penelitian ini jika IMT/U remaja
mencukupi kebutuhan akan putri normal atau berlebih (gemuk
mengakibatkan pada konsumsi dan obesitas) maka tidak berisiko
yang kurang. untuk mengalami KEK.
Sebaliknya, jika IMT/U
D. Hubungan Tingkat Konsumsi kurang(kurus dan sangat kurus)
Protein dengan KEK Remaja akan berisiko mengalami KEK.
Putri
Hasil ini tidak sejalan KESIMPULAN
dengan penelitian yang dilakukan Berdasarkan hasil penelitian
oleh Tri Pujiatun yang diketahui bahwa:
menyebutkan bahwa ada 1. Tidak ada hubungan bermakna
hubungan antara tingkat antara pengetahuan tentang gizi,
konsumsi protein dengan sikap tentang gizi, Tingkat
kejadian KEK (p = 0,000).10 Hasil Konsumsi Energi, Tingkat
ini juga tidak sejalan dengan Konsumsi Protein dengan KEK
penelitian yang dilakukan oleh pada remaja putri SMK Islamic
Erfinita Nur Agustian yang Centre Baiturrahman Semarang.
menyebutkan bahwa ada 2. Ada hubungan yang signifikan
pengaruh variabel jumlah asupan dan bermakna antara IMT/U
protein dalam memprediksi dengan KEK pada remaja putri
kejadian KEK (p = 0,001).13

590
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 4, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

SMK Islamic Centre Baiturrahman Fakultas Kesehatan Masyarakat


Semarang. USU. 2015.
9. Palimbo, Adriana, Syamsul
REFERENSI Firdaus, dan Rafiah. Hubungan
1. Undang-undang Nomor 36 Pengetahuan dan Sikap Ibu
Tahun 2009 tentang Kesehatan. Hamil terhadap Kejadian
2. [FAO]. Gizi dan Makanan. Kekurangan Emergi Kronis
Jakarta: Baharata Karya Aksara. (KEK). Banjarmasin: Dinamika
1988. Kesehatan Vol 14 Poltekkes
3. Pujiatun, Tri. Hubungan Tingkat Banjarbaru. 2014.
Konsumsi Energi dan Protein 10. Pujiatun, Tri. Hubungan Tingkat
dengan Kejadian Kurang Energi Konsumsi Energi dan Protein
Kronis (KEK) pada Siswa Putri di dengan Kejadian Kurang Energi
SMA Muhammadiyah 6 Kronis (KEK) pada Sisiwa Putri
Surakarta. Surakarta: Fakultas di SMA Muhammadiyah 6
Ilmu Kesehatan Universitas Surakarta. Surakarta: Program
Muhammadiyah Surakarta. Studi Gizi Fakultas Ilmu
2014. Kesehatan Universitas
4. [Kemenkes RI]. Penggunaan Muhammadiyah Surakarta.
Alat Ukur Lingkar Lengan Atas 2014.
(LILA) pada Wanita Usia Subur 11. Muchlisa, Citrakesumasari, dan
(WUS). Jakarta: Kementerian Rahayu Indriasari. Hubungan
Kesehatan Republik Indonesia. Asupan Zat Gizi dengan Status
1994. Gizi pada Remaja Putri di
5. Ariyani, Diny Eva, Endang L Fakultas Kesehatan Masyarakat
Achadi, dan Anies Irawati. Universitas Hasanuddin
Validitas Lingkar Lengan Atas Makassar Tahun 2013.
Mendeteksi Risiko Kekurangan Makassar: Universitas
Energi Kronis pada Wanita Hasanuddin. 2013.
Indonesia. Jurnal Kesehatan 12. Paath. Ilmu Gizi untuk
Masyarakat Nasional Vol 7 No 2. Mahasiswa dan Profesi Jilid 1.
2012. Jakarta. 2002.
6. Lubis, Z. Status Gizi Ibu Hamil 13. Agustian, Efrinita Nur. Hubungan
serta Pengaruhnya terhadap antara Asupan Protein dengan
Bayi yang Dilahirkan. Kekurangan Energi Kronik (KEK)
(http://www.JournalUnair.ac.id). pada Ibu Hamil di Kecamatan
2003. Jebres Surakarta. Surakarta:
7. [Balitbangkes Kemenkes RI]. Fakultas kedokteran Universitas
Riset Kesehatan Dasar. 2013. Sebelas Maret. 2010.
8. Lubis, Lili Angriani, Zulhaida 14. Furqi, Anggiani Nurhasna.
Lubis, Evawany Aritonang. Faktor-faktor yang Berhubungan
Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Kekurangan
dengan Kejadian Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada Ibu
Energi Kronik (KEK) pada Ibu Hamil di Puskesmas Halmahera
Hamil di Puskesmas Langsa Semarang. Semarang:
Lama Kota Langsa Tahun 2015. Universitas Dian Nuswantoro.
2016.

591

You might also like