Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                
Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

CRITICAL REVIEW

RISK MANAGEMENT IN NEW PRODUCT DEVELOPMENT PROCESS


FOR FASHION INDUSTRY: CASE STUDY IN HIJAB INDUSTRY
(Manajemen Risiko Dalam Proses Pembangunan Produk Baru Untuk Industri
Fashion: Studi Kasus Di Industri Hijab)

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Mata Kuliah Manajemen Risiko Bank


Syariah

Dosen Pengampu: Dr. Anuar Sanusi, SE., M.Si

Oleh:

GUSTARINA ANDINI

NPM. 1986010205

Program Study : Ekonomi Syariah / A

PROGRAM STUDI MAGISTER EKONOMI SYARIAH

PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

RADEN INTAN LAMPUNG

2020 M/1441 H
Table 1. Journal Article Profile

No Profile Information
1 Title Risk management in new product development process
for fashion industry : case study hijab industry
2 Authors Dyah Santhi Dewi, Bambang Syairudin, Eka Nahdliyatun
Nikmah

3 Publication date 2015


4 Journal Procedia Manufacturing

5 Volume 4
6 Issue November 2015
7 Pages 383-391
8 Publisher ELSEVIER
9 DOI 10,1016 / j.promfg.2015.11.054
10 Abstract The fashion industry is part of textile industry where
innovation and creativity becomes essential factors to
success. To satisfy customers, the fashion industry should
always follows the fashion trend which makes the
business very dynamic in nature. Because of this, fashion
product ussualy have a short product life cycle which
increase the challenges of new product development
(NPD) process. Lots of NPD projects have been
conducted by companies, but the success rate of NPD’s
project is still considered very low. This may due to the
increased time and cost, difficulty in scheduling, and
short product life cycle. All these factors could increase
risks to the project, which call for a risk management
practice to deal with this issue. Until now, there is still
limited attetion on risk management in NPD which cover
the whole NPD process in fashion industry especially for
hijab fashion. Hijab fashion is a growing industry in
Indonesia but not all companies in this industry are aware
on their risks and how to mitagate them. Therefore, the
purpose of this study was to apply risk management to
fashion industry especially in hijab fashion by identifying
and analizing risk factors and developing risk mitigation
strategies. The present research involves three different
hijab fashion enterprises.The method used in this research
is Failure Mode Effect and Critically Analysis (FMECA)
and House Of Risk (HOR). The data was collected
through interview process by using a questionnaire. The
research found critical risk events, critical risks agents
and risk mitigation strategies. The contribution of this
research is to provide framework that can be used to assist
managers in implementing risk management and making
effective mitigation strategies to be success in NPD for
hijab industry.
11 Critical review 28 Februari 2020
reviewer Gustarina Andini

Table 2. Summary of Journal Articles

No Sub discussion Summary


1 Introduction 1. Meningkatnya pertumbuhan industri fashion
memperketat persaingan di antara perusahaan-
perusahaan mode menciptakan lebih banyak
tantangan bagi industri-industri untuk bertahan di
pasar.
2. Tantangan yang dihadapi oleh perusahaan fashion
yaitu permintaan pasar yang tidak menentu,
siklus hidup produk pendek, perubahan yang
cepat dari kebutuhan pelanggan, berbagai produk
yang luas, serta, kompleks dan panjang rantai
pasokan.
3. Perusahaan fashion agar dapat bertahan dalam
melakukan persaingan pasar harus membentuk
suatu pengembangan produk (NPD).
4. Tingkat kegagalan sebelum finish suksesnya
proyek NPD bisa mendekati 80%.
5. Manajemen risiko di NPD umumnya fokus pada
identifikasi risiko dalam desain atau perencanaan
proyek dan risiko dalam proses mitigasi.
6. Risiko apa yang dihadapi oleh industri jilbab dan
bagaimana seharusnya perusahaan mengelola
risiko mereka menjadi pertanyaan yang menarik.
7. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk
mengidentifikasi dan menganalisa risiko faktor
penting pada semua tahap proyek NPD dalam
industri fashion khususnya di industri jilbab dan
untuk menentukan strategi mitigasi risiko yang
tepat.
2 Theory Teori yang digunakan;
1. Risiko dalam pengembangan produk baru (NPD)
3 Methodology 1. Penelitian ini diterapkan untuk tiga perusahaan,
PT X, CV Y dan Z. Penelitian dilakukan di
perusahaan besar, menengah dan kecil dalam
industri jilbab.
2. Kerangka kerja manajemen risiko diadopsi dari
Gray & Larson.
3. Pengolahan data yang digunakan yaitu integrasi
antara FMECA dan HOR.
4 Result and Hasil studi menunjukkan bahwa:
Discussion 1. Perusahaan telah melakukan NPD beberapa kali
untuk mempertahankan posisinya di pasar
mengalami efek negatif ketidakpastian bisnis
karena manajemen risiko terstruktur belum
pernah diterapkan dalam proses bisnis mereka.
2. Agen risiko dimiliki oleh dua perusahaan yaitu
PT X dan CV Y. UD Z tidak memilki agen risiko
karena UD Z memiliki jumlah sumber daya
manusia yang cukup.
3. Strategi mitigasi yang dipilih PT X dan CV Y
untuk menangani kritis agen risiko perencanaan
produk (AD13) adalah menerapkan budaya
perusahaan (MD14).
4. Dalam kategori keuangan, ditemuka dua agen
risiko dalam kategori ini, yaitu, menganggap
mata uang asing (AF3) untuk PT X dan kenaikan
harga bahan baku (AF1) untuk UD Z. Tidak ada
agen risiko penting yang dipilih oleh CV Y,
karena CV Y memiliki strategi keuangan yang
lebih baik termasuk keterlibatan desain, keuangan
dan pemasaran pemilik, menjamin investasi
keselamatan dan kontrol sumber daya keuangan.
5. Dalam kategori manajemen, ditemukan agen
risiko AM4 (kurangnya perhatian perusahaan
dalam menanggapi risiko yang muncul) yang
dipilih oleh dua perusahaan (CV Y dan UD Z).
AM4 tidak didirikan di PT X karena PT X selalu
membuat kontrol periodik untuk manajemen
bisnis. Strategi mitigasi yang dipilih untuk agen
risiko penting AM4 untuk CV Y dan UD Z yaitu
menjaga budaya perusahaan yang aktif (MM1),
dengan meningkatkan komunikasi.
6. Strategi mitigasi perkembangan mode yang cepat
dan tren (AP11) untuk tiga perusahaan (PT X,
CV Y dan UD Z) yaitu membuat komitmen
kepada pelanggan (MP1), membangun
komunikasi yang efektif dengan pelanggan
tentang manfaat dari produk (MP2), menganalisis
lingkungan eksternal / pasar (MP6), secara efektif
pengaturan saluran pemasaran (MP9) ,
menentukan batas produk risiko yang akan
diterima (MP10).
5 Conclution Proyek pengembangan produk adalah proses
berisiko. Penelitian ini menemukan bahwa ada 9
kejadian risiko kritis, 4 umum risiko agen kritis
dan 18 strategi mitigasi risiko dalam tiga
perusahaan yang diteliti. Kerangka kerja
manajemen risiko yang digunakan dalam
penelitian ini dapat diterapkan untuk membantu
manajer dalam melaksanakan manajemen risiko
dan membuat strategi mitigasi yang efektif di
NPD untuk industri jilbab.

Table 3. Critical Jounal

No Sub Discussion
1 Pandangan 1. Peneliti belum memberikan penjelasan mengenai
umum apa itu manajemen risiko dan pentingnya
mananjemen risiko dalam proses pengembangan
produk baru.
2. Peneliti tidak memberikan data statistik berupa
grafik pertumbuhan industri fashion hijab di
Indonesia.
3. Sebagai gambaran awal permasalahan, peneliti
mengangkat fenomena tantangan yang dihadapi
oleh perusahaan fashion hijab dalm membentuk
suatu pengembangan produk (NPD) untuk
bersaing dengan perusahaan-perusahaan mode
hijab.
2 Ketepatan teori 1. Teori manajemen risiko, konsep robust supply
chain dan strategi mitigasi pada supply chain
belum digunakan.

3 Penggunaaan 1. Peneliti tidak menjelaskan jenis metode


metodologi penelitian yang digunakan apakah jenis penelitian
kualitatif atau kuantitatif.
2. Metode yang digunakan sesuai dengan tujuan
penelitian yaitu menggunakan studi kasus karena
dilakukan di tiga perusahaan, PT X, CV Y dan Z.
4 Hasil penelitian 1. Peniliti hanya kritis pada tahap proses NPD tidak
menganalasis strategi yang mencakup semua
agen risiko.
2. Peneliti seharusnya mengelompokkan perusahaan
yang memiliki karakteristik permasalahan lebih
mirip untuk dapat membuat solusi terhadap risiko
pada produk baru hijab.
5 Hasil 1. Peneliti kurang menerapkan berbagai teori dan
kesimpulan penelitian relevan untuk mempermudah dalam
peneliti melakukan penelitian.
2. Peneliti kurang memberikan kesimpulan yang
jelas atas permasalahan dan analisis yang ada dan
belum terlihat solusi yang implementatif pada
kesimpulan.

You might also like